Seiring waktu berlalu, panti asuhan yang tadinya untuk menampung anak-anak korban kebakaran itu, berubah menjadi panti asuhan seperti biasanya.Banyak para orang tua yang kurang mampu secara finansial dan lebih baik menitipkan anaknya di sini. Maka tak heran, jika ketemu anak yang baru berumur tiga tahun atau lima tahun.Tahun ini, panti asuhan As-Salam sudah menerima setidaknya empat anak kecil yang terlantar. Semoga menjadi ladang pahala bagi para pengasuh, terutama untuk suamiku."Sekarang kamu paham kan Ay, kenapa saya tidak cerita selama ini? Karena saya mau memiliki amal jariyah secara diam-diam, tanpa banyak yang tahu. Firman Allah SWT, dalam surah Al-Baqarah ayat 271 sampai 275 yang artinya, “Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu ke
Merasa ucapan Akang masih sekedar bercanda deh, soalnya di luar nalar banget.Mana ada suami yang semengerti itu sama istrinya, kecuali dia?Memang benar berarti, terjadi sesuatu dengan rahimku, dan sesuai dengan dugaanku.Jadi kalau aku sampai hamil di luar kandungan untuk kedua kalinya, maka rahimku akan diangkat.Akang fikir aku tidak paham sama sekali? Aku searching dan aku pelajari semua tentang ibu-ibu yang pernah hamil ektopik, dan hasilnya mereka rata-rata belum memiliki anak setelah operasi pengangkatan janin."Aku masih butuh alasan lain, kenapa Akang memilih jalan tengah seperti itu. Akang bukan lagi mau menjurus ke poligami kan?"Keningnya langsung mengernyit mengiringi kebingungan atas ucapanku barusan."Bisa-bisanya Ay, kamu berfikir sampai ke sana? Ingat yang pernah kita ucapkan dulu apa? Permintaan kamu, kalau seandainya kamu tidak bisa hamil Rey?"Iya, aku akan selalu ingat jawabanmu itu. Tapi, aku pikir itu cuma sekedar basa basi doang, dan sekalinya ucapannya memang
Gak nyangka banget anak-anak ternyata seantusias itu makan bersama bareng Akang, seperti ketemu lagi dengan anggota keluarga tercintanya yang selama ini terpisah dalam waktu lama.Saling berebut untuk bisa duduk dan bercengkrama dengan Akang, sampai saling memohon untuk ganti-gantian. Lucu deh!Aku yakin suatu saat nanti mereka akan menjadi orang sukses, yang bisa membahagiakan diri mereka bersama orang-orang tercintanya. Kelak, jika bersungguh-sungguh, mereka akan menjadi ahli surga karena telah berbakti kepada orang tua yang melahirkan, maupun yang merawat mereka sampai seperti ini.Adzan Dzuhur pun terdengar oleh salah satu anak yang mengumandangkannya secara terjadwal, maka setelah selesai makan siang bersama, semua yang ada di panti kecuali aku, menyegerakan untuk mengambil wudhu lalu melaksanakan sholat Dzuhur secara berjamaah yang diimami oleh Husein Alfarizi.Untuk pendidikan umum di sini, namanya Pendidikan Terbuka, setiap hari kamis hingga sabtu, ada beberapa guru yang datan
Back to laptop. Alias kembali lagi ke kehidupan biasa aku sekarang, melupakan semua yang terjadi dua minggu terakhir ini, tentunya terkecuali panti asuhan yang meski harus dirahasiakan ke semua orang, tapi gak boleh dilupakan.Seperti biasa, aku mengurus keperluan Akang yang mau mengisi ceramah di salah satu tempat pengajian ibu-ibu, tapi kali ini lokasinya agak jauh.Akang diundang oleh salah satu artis ternama ibu kota, yaitu YouTubers Sheila Nathalia, untuk acara pengajian tasmiyah anak pertamanya.Katanya, youtubers itu sudah lama kenal sama Akang saat beberapa kali menonton konten dakwahnya yang di upload oleh salah satu jamaah, akhirnya konten itu viral dan banyak telepon masuk yang meminta Akang buat mengisi acara pengajian, di mana-mana. Dan yang dipilih Akang, pengajian saat ini."Ay, yakin gak mau ikut? Ayok, temani saya. Saya kalau lama, bagaimana?"Hari ini, Clara dan Nadine mau mendaftarkan dirinya ke pondok, untuk jadi santri pulang pergi, jadi aku lebih memilih di rumah
Makan bersama empat orang begini jadi ingat kenangan tahun lalu, musim panas pas Nadine sama Clara sering nginap di rumah aku, buat ngerjain skripsi bareng-bareng.Dimasakin sama ibu, layaknya tiga anak kembar, sampai-sampai kalau ketemu orang gak dikenal, disangkanya kita adik kakak, dan aku berada di posisi anak tengah.Clara si sulung yang paling bijaksana, bawel, pemberani dan tangguh, sedangkan Nadine tipikal jadi si bontot yang cengeng, tapi loyalitas banget.Pokoknya, mereka berdua paling seneng kalau udah makan masakan ibu.Maklum kali, dua sahabatku itu rada ada masalah sama sosok ibu dalam hidupnya. Nadine, ibunya meninggal ketika masuk sekolah dasar, makanya Om Suryo menjomblo akut sampai umurnya tua.Kalau Clara, ayahnya menikah lagi dan dia gak cocok dengan ibu tirinya, itulah sebab dia melampiaskan kekesalannya dengan memvideokan konten-konten horor. Katanya ibu tirinya melebihi setan, jadi liat setan udah kayak biasa aja.Maka dari itu, alasan mereka suka banget ngeleng
Di dunia ini gak ada yang mustahil bagi Allah, selagi Allah berkehendak, maka apapun itu bisa terjadi. Semisal orang Afganistan nikah sama orang Bandung, itu bisa kok!Atau orang Korea, nikah sama orang Batak, gak ada yang mustahil.Tapi kok rasa-rasanya yang satu ini agak gimana gitu ya?Bisa-bisanya di hari pertama bocah ini daftar di pondoknya Akang, matanya udah jelalatan melihat cowok, seorang Tahfidz Quran lagi yang dia taksir. Bisa agak direndahin dikit gak, seleranya Ra?Enggak, bukan aku merendahkan Clara, cuma aku tahu, sifatnya dia susah banget untuk dirubah. Sekali begitu ya akan tetap begitu.."Pokoknya kenalin ya, bilangin sama suami lo, kalau gue naksir berat!" Enak banget mulutnya main asal ceplos aja. Memangnya kita biro jodoh apa?"Gue gak janji ya, cuma kalo lo mau kenal sama cowok penghafal Quran begitu, minimal.....??" ucapan aku menggantung, karena takut gak enak didengar sama Clara."Minimal apa? Gue nya lebih alim gitu?""Nah lo tahu jawabannya Ra! Kemungkinan
Aku segera berjalan ke arah perkelahian dua perempuan itu dan mengambil posisi untuk melerai keduanya, soalnya gak pantas aja di depan umum begitu mereka saling berteriak dan jadi pusat perhatian banyak orang."Ada apa ini? Kalau ada masalah jangan diumbar di depan orang-orang dong. Kalau merasa gak bisa diselesaikan berdua, bisa minta tolong ustadz atau ustadzah nya," kataku setengah emosi. Salah satu dari santriwati itu masih menunjukkan wajahnya yang penuh amarah, menatap tajam temannya yang menunduk ketakutan."Ayok kita ke ruangan ustadz Husein, saya akan mendengarkan masalah kalian dan mencari jalan keluarnya.""Dia menipu saya, uang saya dicuri Bu," ucap perempuan yang sedang diselimuti amarah itu. Namun dari yang aku perhatikan, lawannya itu tidak menunjukkan seperti orang yang sudah mencuri uang. Dia justru menunduk ketakutan, dan hanya terdiam seribu bahasa.Daripada orang-orang semakin berpikir yang macam-macam, lebih baik aku segera membawa mereka pergi. "Bantu gue Ra, N
Aku gak pandai menyelesaikan masalah orang, karena aku sendiri pembuat masalah. Aku juga tidak berhak mencampuri urusan santri dan santriwati di sini karena aku bukan pengurus sah. Tapi karena kebetulan mereka bertengkar tepat di depan mataku, apa boleh buat? Aku harus mencoba cari jalan tengah buat mereka.Dari cerita Rani tadi, dia bilang uangnya untuk bayar SPP dipinjam sama Novi dan akan dikembalikan dalam waktu satu minggu, tapi nyatanya uang itu belum kembali. Si Rani marah, dan menggertak Novi di depan umum yang akhirnya kita semua jadi tahu problem salah satu anak didik Al-Aqso.Berarti ini bukan perkara simpel, ada yang harus dipecahkan sama-sama oleh pihak pondok."Uang itu diambil Om saya," ucap Novi memandangku penuh ketakutan. Air matanya menggenang sampai tak sanggup menetes, hanya membasahi mata dan memerah di sana."Kok bisa sampai diambil Om kamu, awalnya bagaimana?"Dia terdiam dan hanya menunduk untuk beberapa saat, aku masih sabar menunggu dia menjelaskan keadaann
POV: USTADZ HUSEINAlhamdulillah, jazakumullah ya Allah, tidak lelah lidah hamba mengucapkan kata syukur atas nikmat yang Allah berikan pada saya.Di usia yang menginjak 31 tahun ini, saya hanya ingin menghabiskan sisa waktu yang ada bersama istri, anak-anak, juga ibunda saya.Mereka lah penguat, penyemangat, penyembuh segala kerisauan yang selama ini saya rasakan.Terutama untuk istri saya, dia adalah wanita yang sangat hebat, wanita yang selalu membuat saya jatuh cinta ketika memandangnya. Wanita yang hanya akan saya cintai hingga akhir menutup mata. Apa yang terjadi pada kita terakhir kali di Korea sana, menjadikan saya banyak berpikir untuk lebih bijak dalam mengambil keputusan. Pertama, urusan apapun itu sebelum saya berkata iya atau tidak sebaiknya didiskusikan dan cari jalan keluarnya.Karena sejatinya, subhanallah wanita adalah mahluk yang harus kita sebagai laki-laki duluan lah yang mengertinya.Semakin kita egois, seorang wanita akan semakin kuat dengan pendiriannya.Saya
Aku membanting pintu taksi dengan kuat, setelah sebelumnya memberikan ongkos taksi sesuai tarif.Aku berlari menuju loket informasi, karena 30 menit lagi pukul empat sore."Excuse me, i wanna ask about the plane to Jakarta-Indonesia with Zhara Airline, already departed?"Dia memeriksa komputernya, dan menatap aku lagi. "No yet, now is waiting to boarding pass.""Oh, thank you." Informasi itu cukup meyakinkan aku bahwa aku tidak terlambat, lantas aku langsung saja berlari menuju gate 3 sesuai yang tertera di layar informasi.Aku gak mau kehilangan Akang, aku harus pulang bersama dia. Walau kakiku lelah, tapi aku berusaha mencarinya.Sampai akhirnya aku menemukan seorang laki-laki yang pakaiannya sangat aku kenal. Jas itu, adalah kado ulang tahun dariku, yang katanya jas favorit dan selalu dia pakai dalam momen penting. Dia berdiri menghadap ke jendela sambil memperhatikan prepare pesawat yang siap terbang.Lalu, perlahan-lahan aku berjalan mendekatinya dan dari arah belakang, aku mel
Aku heran, hatiku sepertinya mati sampai gak merasakan kesedihan sama sekali, bahkan sampai Akang lah yang mengantar aku sampai memesankan taksinya.Aku malah justru merasa bangga pada diri sendiri, karena aku berhasil menang dalam pertempuran kali ini.Biarlah, Akang merasakan rasanya harus mengalah dalam satu situasi.Ingat tidak? Dalam keadaan hamil, aku harus merelakan dia kuliah di luar negeri? Tiga tahun lamanya.Masa kali ini, untuk beberapa bulan aja dia gak sanggup? Gantian dong!Aku menatap ke luar jendela dan memperlihatkan bangunan yang tinggi dan megah itu. Kapan aku bisa setenar itu di sini?Tapi kok lama-lama, mataku ngantuk ya? Rasanya, aku pengen tidur sekejap saja untuk menghilangkan rasa kantuknya. Akhirnya, perlahan-lahan, kelopak mataku mulai sayu, dan pandanganku sedikit kabur. Sepertinya aku tertidur!!***"Jeogiyo Agashi, ulineun dochaghaeshi-imida." ( Permisi Mba, kita udah sampai)"Jeogiyo Agashi? Jhaisso-yeo?" (Apa kamu tidur?)Hah, Akang!!!!Gak sengaja aku
Satu Jam Yang Lalu~~~~Aku membuka pintu kamar hotel, karena keputusan aku sudah bulat, untuk sekali ini aja, izinkan aku menggapai impianku, biarkan suamiku mengalah, karena gak melulu harus aku yang kalah.Tapi setibanya aku diluar kamar hotelku, Akang kembali menghentikan langkahku dengan rasa panik yang luar biasa."Ya Allah Ay, tidak bisa kah berikan saya kesempatan untuk bicara sama kamu?"Ku jawab dengan menggelengkan kepala.Ada orang yang lewat, baik itu sesama tamu hotel, atau pegawai yang melihat keributan dari kita berdua. Tapi sesudahnya, mereka langsung saja acuh, karena rata-rata orang di sini, sangat tidak peduli dengan urusan orang lain."Oke sayang, oke! Ayo kita masuk dulu ke dalam dan biarkan saya sholat sunah dua rakaat dulu."Masuk ke dalam? Tidak mau lah, tentu! Sama saja menyuruh aku untuk berubah pikiran lagi, seandainya aku masuk ke dalam. "Aku mau pergi sekarang!" "Oke, Ay oke! Tunggu 10 menit di luar sini saja, ya. Kamu mau pergi dengan ridho saya atau t
Aku ingat, aku ingat laki-laki itu siapa.Aku ingat semua yang aku alami bersamaan laki-laki itu, dia adalah suamiku. Dia adalah laki-laki yang aku cintai, laki-laki yang cuma menjaga pandangan matanya untukku. Laki-laki yang mencintai aku lebih dari dirinya sendiri.Ya Allah, ini apa? Kenapa aku kembali pada tubuhku di lima tahun yang lalu?Kenapa dia tidak mengenali aku, kenapa dia berkata aku bukan muhrimnya.Sial! Aku mengumpat berkali-kali, tapi rasanya kata-kata itu tidak bisa dikeluarkan dari dalam mulutku. Aku hanya mengatupkan bibir, sambil terus mengeluarkan air mata yang semakin deras ini.Aku gak mau kehilangan dia!Aku gak mau dia tidak mengenali aku!Ya Allah, ingin rasanya aku teriak dan berkata dia suami aku! Mataku melihat dia yang sedang duduk bersila itu, sambil memegang mikrofon dan membaca sholawat pembuka.Bagaimana cara aku mengingatkan laki-laki itu, supaya dia juga ingat bahwa kita suami istri?"Ay, kenapa kamu nangis?" Seorang laki-laki bernama Reza itu tiba
Sepertinya tubuh aku dipaksa untuk melewati detik demi detik yang lagi berjalan ini, walaupun serasa seperti melayang, karena kaki aku tidak terasa menapak di bumi. Dari aku selesai mandi, pakai baju gamis yang udah disediakan, memakai riasan, aku seperti gak hidup.Menatap wajah aku di cermin, semua begitu abu-abu. Apa aku berada dalam dimensi lain? Apa aku sedang traveler ke lain waktu?Semua ambigu sekali.Tapi ya sudahlah, mungkin badan aku lagi gak sehat, jadinya pikiran aku kacau. Aku pun segera memakai jilbab, yang sebelumnya benda itu sangat jarang aku sentuh.Potongan sebuah momen pun tiba-tiba terlintas dalam benakku, ketika aku memasang jarum pada jilbab ini."Demi Allah, saya janji tidak akan pernah menyentuh tubuh Mba jika bukan Mba yang mengizinkannya. Saya janji tidak akan mengekang hidup Mba jika mba tidak melewati batas. Silakan hidup seperti biasanya, jika hijab masih berat silakan lakukan pelan-pelan. Cukup berbusana yang menutup tangan dan kakinya, ingsyallah saya
Hoaaammm... Alarm ini, kalau gak dimatikan rasanya bakal terus berdering sampai kiamat. Dengan malas aku meraih ponselku dan meski tanpa melihatnya, aku udah berhasil mendiamkan bunyi-bunyian yang melengking itu.Setelah menggeliat ke kiri dan ke kanan, aku menguatkan diri untuk bangun meski medan magnet antara tubuhku dam kasur ini kuat sekali."Jadwal gue, apa aja hari ini?"Tanggal 28 Januari, jadwal Reynata adalah pemotretan produk air mineral, dan icon ekspedisi yang terbaru. Syukurlah, mereka memakai aku untuk menjadi brand ambassador-nya, mereka gak salah pilih artis.Setelah dirasa tubuhku siap berdiri, aku langsung turun ke lantai bawah menemui menegerku."Morning Rey Kim, nyenyak tidurnya?"Aku sedikit terpaku melihat rumahku yang tertata lebih rapi, dan digelar karpet juga banyak hidangan di sana."Apa ini Om?" (panggilan Reynata untuk Pak Danu.)"Loh gimana sih, lupa ya? Hari ini kan selamatan rumah lo Rey, sekarang berkat kerja keras lo memilih peran itu, lo udah menghas
"Akang, aku dapat tawaran ini. Main di sebuah drama, jadi pemeran figuran. Untuk jilbab, nanti akan diganti rambut palsu, dan jangan khawatir sama baju. Aku akan dikenakan baju panjang setiap scene-nya"Setelah berdiri sekian lama, bertatapan dengan sangat serius sama Akang, aku pun berhasil mengatakan hal tersebut. Bahwa aku mendapat tawaran.Dia terdiam sambil melakukan aktivitasnya lagi mengemas baju ke dalam koper."Siap-siap, sebentar lagi kita berangkat ke Bandara," ujarnya tanpa melihat aku dan dapat dipastikan dia tidak mengizinkan aku mengambil peran ini."Kenapa? Aku bilang aku dapat tawaran, dan aku harus tinggal selama beberapa bulan untuk menyelesaikan proses syuting." Rasanya aku gak mau kalah, kali ini."Apa sih? Kamu itu sudah menikah, ada anak kamu di rumah, nunggu uma nya.""Apa artinya aku gak dibolehkan?""Buat apa kamu bertanya jika kamu sudah tau jawabannya?"Siap banget aku kalau disuruh bertengkar hari ini, sudah lama kita gak beradu otot. Selama ini aku seperti
"Maaf ya, Rey selama ini gak pernah jadi istri yang neko-neko sama Akang. Untuk sekali aja."Aku cuma berkata itu pada Akang, sebelum akhirnya aku memutuskan untuk turun ke lantai lobi dan bertemu pak Danu di sana. Dia menunggu aku di kursi khusus tamu dengan dua cup kopi di atas meja."Hai, lama ya nunggu?" sapa aku setelah duduk di hadapannya."Rey, Rey Reynata Adizti anak gue hellooo?? Bisa-bisanya lo nikah sama laki kek gitu? Apa hidup lo sama sekali gak tersiksa?"Sebelumnya, aku gak pernah terima kalau ada satu pun orang yang menghina Akang dengan contoh perkataannya apapun. Tapi aneh banget, aku seakan setuju sama Pak Danu dan baru saja berpikir "selama ini, aku bahagia karena memang bahagia atau karena terpaksa?" Aku berjuang mati-matian, mengurus anak aku saat berpisah dengan Husein, berjuang mati-matian mencari bukti untuk membela namanya. Tapi, untuk aku sendiri mana?"Dengerin Rey, lo gue ambil dari agensi menyebalkan itu, gue rawat lo, gue naikin nama elo sampai tenar G