Satu minggu berikutnya di kediaman mewah Saskia kini Handoko yang merupakan Papanya Saskia sedang bersiap-siap menuju ke bandara. Sebab sebagai orang Indonesia yang berhasil mendirikan perusahaan besar di London tentu membuatnya sangat sibuk."Ma, Papa berangkat ya," pamit Handoko."Iya Pa. Hati-hati di jalan ya, jangan lupa Papa hubungi Mama kalau sudah sampai di UK," sahutnya. "Iya Ma, pastinya dong."Pria tersebut jarang sekali ada di rumah, dia lebih sering melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri sehingga segala urusan rumah tangga diserahkan pada sang istri tercinta yang bernama Jenita.Usia keduanya terpaut sangat jauh, Handoko yang merupakan duda tanpa anak menikahi gadis muda yang juga berasal dari Indonesia saat usia gadis tersebut 17 tahun sedangkan Handoko saat itu sudah berusia 40 tahun.Tentu saja Jenita mau, karena baginya uang lebih dibutuhkan daripada pasangan tampan dan muda.Sebab dengan memiliki banyak uang wanita itu bisa melakukan apapun yang dia mau termasuk
[Bos target sebentar lagi masuk jebakan!]Salah satu anak buah Bram yang disewa Jenita menghubungi Bram untuk memberikan informasi sekecil apapun terkait dengan Raja.Mereka berkomunikasi melalui telepon genggam.[Bagus! Ini yang saya suka dari kalian. Apapun yang saya mau kalian bisa melakukannya dengan cepat. Lanjutkan tugas kalian, dan berikan kabar baik untuk kami.][Baik Bos.]Sambungan telepon pun terputus. Mereka pasti akan mendapatkan bonus besar dar Bos Bram, pikirnya.Orang suruhan Bram pun mulai bergerak, dia sudah membuntuti Raja ketika pulang dari rumah sakit.Para preman itu juga tahu kalau Raja sering memilih jalan pintas untuk pulang ke asrama, sebab pria itu memang pemberani dan jago bela diri.Ternyata selain tampan dan juga pintar masih banyak kelebihan Raja yang lain, tapi sayangnya dia bukanlah golongan dari orang kaya sehingga membuat Jenita harus menyewa jasa para preman itu untuk memberi pelajaran pada sang dokter tampan"Dokter, bisa minta waktunya sebentar? A
Suara tawa terdengar menggema ketika mereka sudah berhasil membawa Raja ke markas. "Bawa dia masuk!" seru pimpinan komplotan itu."Baik Bos," jawab yang lain kompak.Mereka masuk ke dalam markas untuk menyelesaikan tugasnya."Kalian langsung ikat tubuhnya dengan kuat pada tiang itu!" perintah seseorang kepada bawahannya, untuk segera mengikat Raja, pada sebuah tiang. Mereka tinggal menunggu Raja untuk bangun dari pengaruh obat bius.Dengan sigap, para anak buah dari Bram tersebut langsung mulai mengikat tubuh Raja di sebuah tiang. Mereka melakukan perintah bosnya dengan sangat baik."Bagus! Sebentar lagi kita akan mendapatkan bonus yang besar," ucap pimpinan dari komplotan preman tersebut. Lalu mereka semua bertepuk tangan, menyambut gembira ucapan dari pimpinan preman-preman itu."Bagaimana kalau kita rayakan dulu sebentar di luar, yang penting dikunci pintu ruangan ini, dia tidak akan kabur kemana-mana," ujar orang itu lagi."Baik, Bos! Mari, silakan!" kata salah satu dari anak b
"Sssssstttttt!"Raja meringis, merasakan sakit disekujur tubuhnya. Pria itu mulai membuka mata untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi, dan betapa kagetnya Raja, setelah melihat dirinya berada disebut ruangan yang tampak kosong dan dalam keadaan terikat.'Apa yang terjadi denganku, di mana ini? Kenapa aku diikat?' tanyanya di dalam hati. Raja berusaha untuk membuka rantai tersebut namun tidak bisa.'Bukankah tadi aku sedang menuju ke asrama sepulang dari rumah sakit? Lalu ada orang yang menghentikan aku. Apa ini artinya orang tersebut adalah penjahat yang sengaja ingin membekapku di tempat ini?' kembali Raja bergumam di dalam hatinya.Tiba-tiba, dia teringat pada kedua orang tuanya yang pasti dalam keadaan panik kalau mengetahui bila Raja belum pulang ke asrama setelah praktek di rumah sakit."Ma, Pa, jangan khawatir ya, Raja pasti baik-baik saja," gumamnya lagi.Ia takut kalau saat ini di asrama pasti situasinya panik dan mereka pasti memberitahu kedua orang tuanya.Raja menco
"Buka bajunya!" titah pimpinan preman itu pada anak buahnya."Baik Bos," ucapnya menuruti permintaan Bosnya.Dua pria berbadan besar menghampiri Raja, lalu membuka paksa baju yang Raja gunakan. Setelah selesai melakukan tugasnya mereka pun menjauh. Kini giliran pimpinan preman itu yang berdiri dan menatap hina ke arah Raja."Kalau sedang terhimpit seperti ini, seharusnya kau tak perlu sombong menantang kemarahanku! Sebelum aku mencambuk tubuhmu, aku punya penawaran bagus," ucapnya pada Raja. "Kau akan lepas dari hukum cambuk, bila mencium kakiku dan siap menjadi budakku. Aku tak peduli meski kau mahasiswa terbaik di kampus, meski begitu tak akan merubahmu untuk menjadi orang kaya!" desisnya penuh hinaan.Bukannya takut, Raja malah meludah hingga membuat permen itu tak bisa lagi menahan amarahnya."Dasar brengsek!" serunya tak terima.Pria itu mulai mencambuk tubuh telanjang Raja sebanyak enam kali sampai mengeluarkan darah. Plak plak Tubuh bagian kanan dan kiri Raja seketika ada be
Baron sedang bersiap untuk membantu Raja, segera keluar dari tempat tersebut. Raja yang sudah melepaskan diri dari ikatan rantai itu pun diberi kode oleh Baron untuk segera keluar melalui jendela samping."Cepatlah dokter, keluar dari sana ayo pergi, sebelum mereka masuk ke sini. Cept dok!""Tapi nanti kau yang disalahkan Baron," kata Raja merasa bersalah kalau sampai Baron kenapa-napa."Tidak apa-apa, dok. Itu sudah resiko saya. Silahkan anda keluar, pasien Anda pasti banyak yang menunggu di rumah di rumah sakit. Cepat jangan buang-buang waktu lagi. Mereka sudah akan menemui Anda dan membunuh Anda dan kawanan korban lainnya, karena empat pimpinan preman mereka sudah dibekuk oleh polisi saat meminta uang tebusan. Yang lain sudah saya suruh kabur juga. Tinggal dokter, jangan hiraukan saya, cepat!" seru Baron mengungkapkan alasannya.Tadi Baron mendengar dengan jelas preman yang kini ada di tempat penyekapan Raja sudah bersiap akan mengeksekusi Raja dan korban lainnya, mereka akan memb
“Tidak sayang, sampai kapanpun aku tidak mau kamu meninggalkanku untuk tinggal di London,” tolak Arga.“Tapi Mama mau menemani Raja Pa, Mama tidak tenang kalau Raja susah dihubungi,” ucapnya sendu.“Apa Mama tidak khawatir bila Papa ada yang menggoda?” Arga sengaja menakut-nakuti istrinya, berharap Maria tetap tinggal di Jakarta bersamanya. Tidak mungkin dirinya juga ikut tinggal di London, sedang perusahaan masih sangat membutuhkannya.“Memang ada yang mau sama Papa?” tanya Maria.“Apa mama lupa kalau ketampanan papa tak lekang oleh waktu tak pernah lekang oleh waktu?”Dengan rasa penuh percaya diri dia bertanya demikian, berharap maria cemburu dan membatalkan niatnya untuk terbang ke London menemui Raja.“Mama tidak peduli,” jawab maria. Maria sangat merindukan sang anak dan dia seolah tahu kalau Raja sedang membutuhkannya.Di saat sepasang suami istri bucin itu sendang berdebat ponsel maria berdering. Dia tahu itu pasti Raja-nya yang menghubunginya.Senyumnya mengembang tatkala pre
"Jadi ini yang kau lakukan di belakang anakku huh? Kau sengaja membuat anakku percaya denganmu dan sekarang aku akan membongkar semua aibmu agar mata Saskia terbuka kalau Kau bukanlah pria yang terbaik untuknya! Kau tak lebih dari lelaki yang hanya mengandalkan menjual diri agar bisa melanjutkan kuliahmu di kedokteran! Sejak awal feelingku tidak pernah salah kau gembel yang memaksakan diri untuk menjadi dokter dan sekarang kau menempuh jalan kotor untuk biaya kuliahmu!"Kalimat tajam yang diucapkan oleh Jenita seketika membuat Maria mendekat ke ambang pintu untuk bisa melihat langsung seperti apa wajah wanita yang selama ini selalu menghina Raja.Dan saat Maria sudah berdiri di samping sang anak, tiba-tiba Raja meminta sang Mama untuk diam melalui kode agar tidak meladeni wanita laknat di depan mereka.Raja melipat tangan di depan dada, "ya berhubung sekarang Tante sudah mengetahui saya yang sebenarnya, jadi tak ada yang perlu saya tutup-tutupi lagi kan? Saya tidak peduli kalau Tante
Dua puluh menit berikutnya, mereka tiba di depan hotel terbaik di kota Cappadocia. Cessa mematung melihat kedua orang tua Leo, ada Mama dan Papa, juga Arjuna dan adik sepupu Cessa serta Grandpa Arga dan Grandma Maria sedang tersenyum ke arahnya.Kenapa bisa begini? Sejak kapan mereka di sini? Lalu kenapa sang Mama dan Mamanya Leo juga Grandma Maria tampak akrab? Siapa yang membuat kejutan ini untuknya? Untuk apa?Air mata mulai membasahi wajah cantik Cessa."Papaaaaaaaaaaaa …..!" teriak si kembar kompak, lalu berhamburan berlari ke arah Arjuna. Mereka sangat merindukan Arjuna yang selalu dipanggil Papa.Meskipun sudah ada Leonard mengambil alih tugas Arjuna selama ini, tapi posisi Arjuna di hatinya tidak akan pernah berubah. Arjuna, masih menjadi pria yang terbaik yang ada untuk hidup Ratu dan Rani."Honeyyyyyy ……!" balas Arjuna.Pria itu berjongkok, lalu merentangkan kedua tangannya memeluk si kembar yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri."Kami benar-benar tak dianggap
Si sulung bersungut-sungut kesal karena perdebatan kedua orang tuanya tidak akan pernah berakhir.Setiap kali Cessa menatap tajam ke arah Leonard, si kembar tahu kalau sang Mommy sedang marah, dan mereka diminta untuk mengerti keadaan yang ada. Tapi nyatanya tak bisa."Iya benar, kalau Mommy gara-garanya kita ketinggalan pesawat, kita seruduk Mommy," Rani menimpali. Rani ikut menghentak-hentakkan kakinya berjalan mendekati pintu keluar."Kalian ya, mulai nggak nurut sama Mommy," kata Cessa kesal."Kabuuuuurrrrrrrrr!" teriak si kembar kompak lalu berlari ke arah mobil."Tunggu kalian," teriak Cessa, ikut mengejar kedua anak nya ke dalam mobil. Hati Leo menghangat melihat tingkah anak kembarnya dan Cessa, 'aku akan memperjuangkan kalian,' batin Leo berujar demikian.Tak bisa Leonard bayangkan bagaimana dulu ketika Cessa hamil si kembar tanpa ada dirinya mendampingi sebagai suami.Apa mungkin Arjuna selalu siap siaga ketika Cessa muntah? Apa mungkin Arjuna yang menjaga Cessa sepenuhnya?
Hari ini hari pertama si kembar libur sekolah sejak keduanya merengek minta liburan hanya bersama kedua orang tuanya saja. Mereka libur sekolah selama 1 bulan dan sudah berkali-kali berbicara pada Leo untuk mengajak mereka liburan.Sang Daddy sangat setuju, kemanapun si kembar mau akan dikabulkan olehnya, dan soal pekerjaan ia bisa serahkan pada Jeki.Akan tetapi, seperti biasa yang masih menolak mengabulkan permintaan si kembar adalah Cessa, wanita itu masih sangat membenci Leonard, dan rasanya begitu mudah pria itu mendapatkan hati kedua anaknya.Cessa juga menyesali, kenapa mereka harus ke Dubai, sehingga membuat Leo bertemu dengan kedua putrinya tersebut.Tapi, kembali lagi kedua orang tuanya selalu mengingatkan Cessa, agar tidak terlalu berlebihan menanggapi masalah ini.Inilah takdir yang memang harus Cessa alami, bahkan hingga detik ini wanita itu masih sering merasakan sakit kepala yang luar biasa, yang biasanya hanya ia tahan sendiri dengan mengkonsumsi obat. Jujur saja Ces
****Flash Back"Ayo sayang! Loh mana Rani?" tanya Cessa, yang tiba-tiba Rani tak ada di dekatnya."Mom Rani Huaaaaa huaaaaa," Ratu menangis menunjuk ke arah adik kembarnya. Cessa membelalak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ratu."Rani jangaaaaaaaaan," Cessa berteriak sambil menangis histeris.Bruggghhhh "Raniiiiiiiiiiiiiiii," teriak Cessa sambil berlari bangunan tembok di tempat Rani berdiri roboh. Cessa yakin salah satu anak kembarnya ada di bawah reruntuhan itu. Ratu tak kalah histeris melihat sang Mommy menangis kencang, padahal Ratu tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi. Arjuna yang melihat dari lantai enam berhamburan berlari sekencang mungkin.Bahkan ia sempat terjungkal dari lantai atas. Keningnya mengeluarkan darah dan ia abaikan. Demi apapun Arjuna tak sanggup menerima kemungkinan terburuk yang keponakannya itu. Nenek dan Kaka dari Ratu dan Rani kakinya tiba-tiba melemas, hatinya mencelos bagai agar-agar, jantungnya seperti terperosok ke dasar perut, tanpa disadar
Setelah menempuh perjalanan selama 32 jam, mereka tiba di kediaman Dewantara.Petugas keamanan di kediaman keluarga Dewantara masih mengenali Leo sebagai pria yang pernah menghancurkan Cessa. Tapi mereka masih bersikap ramah terhadap Leo dan juga sang papa."Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas keamanan tersebut, saat sudah mendekati mobil yang ditumpangi Leo dan sang papa."Selamat sore juga, Pak. Kami ingin menemui Tuan Dewantara," ucap Leo. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa ramai sekali ya Pak?" imbuh Leo lagi, dengan rasa penasaran karena melihat banyaknya mobil yang berjajar di halaman depan rumah keluarga Dewantara."Oh ini keluarga besar sedang berkumpul. Tapi, hanya keluarga Dewantara dan keluarga Askara saja. Mereka merayakan hari ulang tahun Nona Ratu dan Nona Rani," ungkapnya "Apaaaaaa ja–jadi mereka ada di Jakarta?" tanya Leo terbata."Iya benar, Tuan. Beliau baru tiba dua hari yang lalu di Jakarta. Saya coba tanyakan dulu pada Tuan Besar ya, Tuan.
"Papa, Leo mau bicara," ucap Leo pada sang papa. Hubungannya dengan pria paruh baya tersebut tidak terlalu baik-baik saja, semenjak Arjuna memutuskan secara sepihak untuk membatalkan pernikahan Cessa dan Leo."Apa yang ingin kau bicarakan sama Papa, dan untuk apa jauh-jauh pulang ke Amerika? Apakah hal itu sangat penting sekali?" Tidak hanya satu, tapi tiga pertanyaan sekaligus diucapkan oleh sang papa kepada Leo.Leo menghembuskan nafas kasar, merasa Papanya selalu menyalahkan Leo atas batalnya pernikahannya dengan Cessa."Ternyata Cessa membohongi kita. Dia sudah melahirkan anak kembar dan anak itu adalah anak kandung Leo.""Apaaaa?" sang papa tersentak."Cessa melahirkan anak kami Pa, mereka kembar," ulang Leo."Apa kau bilang? Kau sedang tidak bercanda kan?" tanya sang papa, tak percaya akan pendengarannya.Leo menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaan Papanya tersebut."Leo sungguh-sungguh, Pa. Ternyata kami tak sengaja bertemu di Dubai. Ada dua anak yang persis wajahnya sepe
Dua hari berikutnya, keluarganya dari Jakarta tiba di Dubai. Lagi dan lagi ketika mereka makan siang malah bertemu dengan Leo.Leo yang hendak kembali menyentuh Ratu dan Rani, terhalang oleh Cessa. Cessa melayangkan tendangan maut ke bagian inti Leo hingga pria itu merasa sakit luar biasa di bagian intinya. Tapi Leo tidak akan pernah melawan Cessa."Ingat sampai mati pun tak ku biarkan-mu berani menyentuh anakku!" Bugh Satu kali tendangan lagi di bagian inti milik Leo, hingga pria itu tersungkur di atas lantai.Leo merasa tubuhnya terbelah, sakit dan wajah sudah sangat mengenaskan. Jeki hanya diam mematung saat melihat bos nya teraniaya."Auwwwwwwww!" Leo kembali berteriak, ketika Cessa berhasil menginjak kakinya, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Leo yang kesakitan."Tu–Tuan, Ayo kita masuk ke dalam mobil," ucap Jeki terbata.Demi apapun Jeki, sangat kasihan melihat bosnya kesakitan seperti itu. Ternyata wanita mungil yang disangkanya lemah, memiliki kekuatan yang dahsyat.B
lSelama ini Cessa memiliki butik yang cukup besar tapi karena dirinya memiliki dua anak yang tidak bisa ditinggalkan, Cessa mempercayakan butik yang tersebut pada Veronica. Cessa memang bukan perancang busana terkenal, akan tetapi banyak orang penting yang datang ke butiknya untuk memesan gaun pada Cessa. Cessa memang sudah berencana di Dubai akan membeli beberapa bahan untuk rancangan terbarunya.Tiba-tiba ponsel Cessa berdering menampilkan nama Veronica wanita yang dipercaya mengelola butiknya. Kening Cessa berkerut, sebab tak biasanya sang asisten menghubunginya seperti ini. "Siapa yang nelp?" Tanya Arjuna sebab sang adik kembar tak mengangkat panggilan di ponselnya."Veronica, ada apa ya dia nelp Cessa, Arjuna?" Cessa tiba-tiba menjadi bodoh. Otak cerdasnya tak berfungsi baik, sudah nyata yang nelp sang tangan kanan eh dia malah nanya pada Arjuna yang jelas-jelas ada di sampingnya. Arjuna tergelak melihat wajah polos adiknya, terlebih saat Cessa malah bertanya ada apa se
****Flash Back On"Alma, aku minta uang lagi dong," ucap Juwita."Cessa sudah pergi, aku tak membutuhkan bantuanmu lagi!" kata Alma ketus."Tidak bisa begitu dong, Kau kan sudah janji untuk tetap membiayai kuliah aku di sini," Juwita mulai menuntut. Wanita itu tidak terima Alma mengingkari janjinya."Kau mau memerasku ya!" sentak Alma."Ada apa ini, kenapa kalian ribut di rumah Leo? Nanti suamiku mendengarnya, habis kalian! Apa sih yang kalian perdebatkan?" tanya Mamanya Leo. "Juwita mau memerasku Tan," adunya pada Mamanya Leo. Alma begitu disayangi oleh Rosiana sehingga apapun yang wanita itu katakan. Mama dari Leo pasti akan mendukung dan membenarkannya."Benar begitu?" tanya Mamanya Leo kepada Juwita."Tentu saja benar nyonya, karena memang Alma sudah berjanji pada saya untuk membiayai kuliah saya hingga tamat di Perancis, lalu sekarang ketika SPP saya belum dibayar olehnya, apa saya salah datang ke sini untuk meminta uang lelah saya?" adunya pada Rosiana."Kita sudah tidak membu