*****PerancisDua bulan Berikutnya"Masukan obat perangsang itu ke dalam minuman Cessa!"Juwita adalah teman satu angkatan dengan Cessa yang sejak SMA Juwita selalu kalah dengan popularitas yang dimiliki Cessa dan Arjuna.Yang lebih menyakitkan lagi pria yang Juwita sukai pun lebih tertarik pada Cessa, meskipun gadis itu tidak menerima cinta dari pria yang disukai oleh Juwita tapi tetap saja Juwita sangat membenci Cessa.Awalnya Juwita ingin kuliah di Inggris, tapi setelah mendengar kalau orang yang ia benci yang dianggap saingannya akan melanjutkan kuliah di Perancis seketika gadis yang merupakan anak konglomerat juga di negerinya memilih untuk ikut kuliah di Prancis.Iri hati yang teramat luar biasa membuat Juwita tumbuh menjadi gadis yang berperilaku kurang baik.Jika dalam sebuah sinetron Cessa merupakan peran utamanya sedangkan Juwita adalah tokoh antagonis yang siap membuat Cessa hancur dalam segala hal.Juwita selalu dikalahkan oleh Cessa bahkan sifat Cessa yang barbar dan ke
“Siapa dia?” tanya pada diri sendiri, “kenapa dia tidak meminta pertanggungjawaban dariku?” pertanyaan itu tentu saja tidak akan mendapat jawabannya.Dia mendesahkan nafas panjang, lalu terbesit ide untuk segera menyusulnya.“Aku harus mengejarnya, setidaknya aku tahu siapa wanita itu,” gumamnya.Dia pun masuk ke dalam kamar mandi, hanya sebentar saja lalu memakai pakaiannya dan menuju ke lobby hotel. Leonard menginap di hotel milik tempat hiburan malam itu, hotel bintang lima yang disediakan oleh pemilik acara.Sebab rencananya siang nanti dirinya dan beberapa rekan bisnisnya akan makan siang bersama.“Kemana gadis itu?” tanyanya lagi dalam kebingungan.Dia sudah mencari hingga ke depan tapi tak jua melihat gadis itu. Leonard pun memutuskan untuk mencari tahu lewat rekaman CCTV.Dengan mengandalkan kekuasaannya, dia meminta rekaman CCTV hanya untuk melihat wanita yang kesuciannya telah direnggut.“Ini Tuan yang keluar dari dalam kamar anda,” ucap salah satu petugas di dalam ruangan k
"Waktu begitu cepat berlalu, ternyata aku sudah semester lima," gumam Cessa pada dirinya sendiri sambil berjalan menuju ke parkir."Tungguuuuu!" teriak seseorang menghentikan langkah Cessa.Kegiatan yang dilakukan di aula baru saja selesai setelah selama 2 jam mereka berkomunikasi di sana.Banyak ilmu yang diberikan oleh Leonard juga suka dan duka yang Leonard alami ia bagi secara blak-blakan di aula tersebut, membuat para mahasiswa yang hadir saat itu sangat kagum atas prestasi yang dimiliki sang CEO. Terlebih pria itu berhasil mendirikan sebuah perusahaan besar di Perancis dan perusahaan tersebut dibangun semenjak Leonard masih ada di bangku kuliah, tanpa bantuan sepeserpun dari harta kekayaan keluarganya, Leonard berhasil membuktikan diri menjadi seorang konglomerat sejati.Bukan berarti orang tuanya tidak peduli pada Leonard, tapi dirinya sendirilah ingin membuktikan kepada kedua orang tuanya kalau Leonard bisa kaya dan sukses tanpa sentuhan warisan keluarganya."Aku mau bicara
Dua bulan berikutnya"Kepalaku sakit sekali," Cessa membatin.Akhir-akhir Cessa lebih sering merasakan demam di tengah malam, lalu pusing yang luar biasa hebatnya.Padahal obat penghilang rasa sakit sudah diminum, tapi tetap saja tidak mempengaruhi apa-apa terhadap kondisi sang gadis cantik.Seperti saat ini dirinya sedang mempersiapkan sebuah proyek yang dikerjakan oleh timnya, tapi kondisinya melemah membuat Cessa berkali-kali harus menghentikan aktivitasnya karena kondisinya yang terus-terusan kian menurun."Cessa apa kau sakit? Sebaiknya istirahat dulu Cessa," salah satu tim begitu khawatir akan kondisi Cessa saat ini.Bahkan satu minggu belakangan Cessa nampak tidak seperti biasanya, semangat wanita cantik itu tak terlihat lagi, berubah menjadi Cessa yang tak banyak bicara."Aku hanya pusing saja," jawab Cessa bohong dan berusaha menutupi rasa yang ia rasakan saat ini."Ya sudah kalau begitu kau duduk dulu, jangan paksakan kondisimu untuk mengerjakan semua. Utamakan kesehatanmu,
"Nona apa anda ada masalah?" tanya suster panik ketika melihat Cessa kembali menangis, setahu suster itu, orang yang sedang hamil pasti akan sangat bahagia, tapi tidak dengan pasiennya ini yang sejak tadi tak pernah berhenti menangis.Cessa tak membalas pertanyaan suster hanya dengan gelengan saja, lalu suster tersebut terlihat memegang secarik kertas untuk diberikan kepada Cessa."Ini nomor rekening Rumah Sakit Non, sekaligus jumlah yang harus dibayarkan," ucap suster kepada Cessa."Terima kasih suster, sebentar ya," jawab Cessa lagi.Lalu gadis cantik itu pun mengambil ponsel pintar dan menekan angka-angka sesuai dengan jumlah yang harus dibayarkan olehnya, setelah selesai dia pun memperlihatkan bukti pembayaran tersebut kepada suster."Terima kasih Non, saya mau ke depan lagi untuk memberitahu kasir kalau anda sudah melunasi biaya rumah sakit." pamitnya pada Cessa, tapi belum sempat ia melangkah pergi dari ruangan itu.Cessa kembali memanggilnya dan membuat suster tersebut harus
Dengan wajahnya yang pucat pasi dan kaki yang gemetar ketika hendak membuka pintu taksi tersebut, seluruh keluarganya menatap ke arah taxi online yang Cessa tumpangi.Mereka seketika bersorak saat melihat Cessa lah yang turun dari taksi itu tanpa mencari tahu kenapa Cessa yang sudah disediakan 3 mobil sekaligus oleh sang grandpa malah menggunakan taksi online untuk gadis itu kendarai.Raja yang memiliki ikatan batin dan juga Saskia yang begitu dekat dengan Cessa seolah bisa merasakan apa yang Cessa alami sekarang.Dan kini di saat yang lain sedang bersorak menyambut kedatangan Cessa, sepasang suami istri itu malah berpikir buruk tentang sang anak saat melihat wajah Cessa yang pucat pasi, dan benar saja.BughTubuh Cessa kembali tersungkur di lantai, gadis cantik yang sedang berbadan dua tersebut pingsan ketika hendak melangkahkan kakinya setelah berhasil menutup pintu taksi online yang ia gunakan tadi, disusul dengan teriakan kencang dari kedua orang tuanya sembari berlari untuk bisa
*****Ruang rawat inapDua jam berlalu kini Cessa sudah berada di ruang rawat inap untuk pasien VVIP di rumah sakit terbaik yang ada di Perancis. Cessa menatap seluruh orang yang kini ada di ruangan rawat inapnya, suasananya menjadi sedikit horor membuat Cessa bergidik ngeri, ini belum pernah Cessa rasakan sebelumnya, tapi entah kenapa hari ini sungguh Cessa seperti melihat hantu yang bergentayangan.Sorot mata tajam para pria berbadan kekar menatap Cessa penuh selidik tapi belum ada satu kata pun yang keluar dari mulut mereka.Sang Mama yang menyadari sang anak gadis yang sudah bangun dari tidurnya kini mendekati Cessa untuk bisa menyuapi sang anak dengan menu yang sudah disediakan di rumah sakit itu.Biar bagaimanapun Cessa tetaplah anak Saskia, apapun yang dilakukan oleh sang anak seburuk apapun dia, Cessa tetap gadis cantiknya. Cessa tetap darah daging Saskia dan dirinya akan selalu memaafkan semua kesalahan yang dilakukan sang anak baik yang sengaja maupun tidak sengaja dilaku
Dua minggu berikutnya, Leonard meminta kedua orang tuanya untuk datang ke Perancis. Leonard meminta waktu tiga minggu dari keluarga Cessa guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.Sosok pria yang jauh lebih tua dari sang mama menandakan kalau pasangan itu terpaut usia yang sangat jauh.Mereka sudah pernah bicara melalui panggilan telepon tapi saat itu Rosiana sedang bepergian ke luar negeri bersama temannya. Dan setelah datang ke Perancis dan bicara langsung dengan Cessa dan Leo mereka akan segera terbang ke Indonesia untuk melamar Cessa. Setidaknya itu rencana awal yang sudah tersusun.Awalnya keduanya datang dengan senyum riang, tapi setelah Leo menceritakan latar belakang wanita itu sang mama murka.“Sampai matipun Mama tidak akan pernah merestui hubunganmu dengan wanita dari keluarga Dewantara!” seru Rosiana murka.Rosiana adalah salah satu supermodel yang dulu membintangi produk skincare milik Dewantara Corp. Dia jatuh cinta pada Arga hingga menghalalkan segala cara termasuk me
Dua puluh menit berikutnya, mereka tiba di depan hotel terbaik di kota Cappadocia. Cessa mematung melihat kedua orang tua Leo, ada Mama dan Papa, juga Arjuna dan adik sepupu Cessa serta Grandpa Arga dan Grandma Maria sedang tersenyum ke arahnya.Kenapa bisa begini? Sejak kapan mereka di sini? Lalu kenapa sang Mama dan Mamanya Leo juga Grandma Maria tampak akrab? Siapa yang membuat kejutan ini untuknya? Untuk apa?Air mata mulai membasahi wajah cantik Cessa."Papaaaaaaaaaaaa …..!" teriak si kembar kompak, lalu berhamburan berlari ke arah Arjuna. Mereka sangat merindukan Arjuna yang selalu dipanggil Papa.Meskipun sudah ada Leonard mengambil alih tugas Arjuna selama ini, tapi posisi Arjuna di hatinya tidak akan pernah berubah. Arjuna, masih menjadi pria yang terbaik yang ada untuk hidup Ratu dan Rani."Honeyyyyyy ……!" balas Arjuna.Pria itu berjongkok, lalu merentangkan kedua tangannya memeluk si kembar yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri."Kami benar-benar tak dianggap
Si sulung bersungut-sungut kesal karena perdebatan kedua orang tuanya tidak akan pernah berakhir.Setiap kali Cessa menatap tajam ke arah Leonard, si kembar tahu kalau sang Mommy sedang marah, dan mereka diminta untuk mengerti keadaan yang ada. Tapi nyatanya tak bisa."Iya benar, kalau Mommy gara-garanya kita ketinggalan pesawat, kita seruduk Mommy," Rani menimpali. Rani ikut menghentak-hentakkan kakinya berjalan mendekati pintu keluar."Kalian ya, mulai nggak nurut sama Mommy," kata Cessa kesal."Kabuuuuurrrrrrrrr!" teriak si kembar kompak lalu berlari ke arah mobil."Tunggu kalian," teriak Cessa, ikut mengejar kedua anak nya ke dalam mobil. Hati Leo menghangat melihat tingkah anak kembarnya dan Cessa, 'aku akan memperjuangkan kalian,' batin Leo berujar demikian.Tak bisa Leonard bayangkan bagaimana dulu ketika Cessa hamil si kembar tanpa ada dirinya mendampingi sebagai suami.Apa mungkin Arjuna selalu siap siaga ketika Cessa muntah? Apa mungkin Arjuna yang menjaga Cessa sepenuhnya?
Hari ini hari pertama si kembar libur sekolah sejak keduanya merengek minta liburan hanya bersama kedua orang tuanya saja. Mereka libur sekolah selama 1 bulan dan sudah berkali-kali berbicara pada Leo untuk mengajak mereka liburan.Sang Daddy sangat setuju, kemanapun si kembar mau akan dikabulkan olehnya, dan soal pekerjaan ia bisa serahkan pada Jeki.Akan tetapi, seperti biasa yang masih menolak mengabulkan permintaan si kembar adalah Cessa, wanita itu masih sangat membenci Leonard, dan rasanya begitu mudah pria itu mendapatkan hati kedua anaknya.Cessa juga menyesali, kenapa mereka harus ke Dubai, sehingga membuat Leo bertemu dengan kedua putrinya tersebut.Tapi, kembali lagi kedua orang tuanya selalu mengingatkan Cessa, agar tidak terlalu berlebihan menanggapi masalah ini.Inilah takdir yang memang harus Cessa alami, bahkan hingga detik ini wanita itu masih sering merasakan sakit kepala yang luar biasa, yang biasanya hanya ia tahan sendiri dengan mengkonsumsi obat. Jujur saja Ces
****Flash Back"Ayo sayang! Loh mana Rani?" tanya Cessa, yang tiba-tiba Rani tak ada di dekatnya."Mom Rani Huaaaaa huaaaaa," Ratu menangis menunjuk ke arah adik kembarnya. Cessa membelalak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ratu."Rani jangaaaaaaaaan," Cessa berteriak sambil menangis histeris.Bruggghhhh "Raniiiiiiiiiiiiiiii," teriak Cessa sambil berlari bangunan tembok di tempat Rani berdiri roboh. Cessa yakin salah satu anak kembarnya ada di bawah reruntuhan itu. Ratu tak kalah histeris melihat sang Mommy menangis kencang, padahal Ratu tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi. Arjuna yang melihat dari lantai enam berhamburan berlari sekencang mungkin.Bahkan ia sempat terjungkal dari lantai atas. Keningnya mengeluarkan darah dan ia abaikan. Demi apapun Arjuna tak sanggup menerima kemungkinan terburuk yang keponakannya itu. Nenek dan Kaka dari Ratu dan Rani kakinya tiba-tiba melemas, hatinya mencelos bagai agar-agar, jantungnya seperti terperosok ke dasar perut, tanpa disadar
Setelah menempuh perjalanan selama 32 jam, mereka tiba di kediaman Dewantara.Petugas keamanan di kediaman keluarga Dewantara masih mengenali Leo sebagai pria yang pernah menghancurkan Cessa. Tapi mereka masih bersikap ramah terhadap Leo dan juga sang papa."Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas keamanan tersebut, saat sudah mendekati mobil yang ditumpangi Leo dan sang papa."Selamat sore juga, Pak. Kami ingin menemui Tuan Dewantara," ucap Leo. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa ramai sekali ya Pak?" imbuh Leo lagi, dengan rasa penasaran karena melihat banyaknya mobil yang berjajar di halaman depan rumah keluarga Dewantara."Oh ini keluarga besar sedang berkumpul. Tapi, hanya keluarga Dewantara dan keluarga Askara saja. Mereka merayakan hari ulang tahun Nona Ratu dan Nona Rani," ungkapnya "Apaaaaaa ja–jadi mereka ada di Jakarta?" tanya Leo terbata."Iya benar, Tuan. Beliau baru tiba dua hari yang lalu di Jakarta. Saya coba tanyakan dulu pada Tuan Besar ya, Tuan.
"Papa, Leo mau bicara," ucap Leo pada sang papa. Hubungannya dengan pria paruh baya tersebut tidak terlalu baik-baik saja, semenjak Arjuna memutuskan secara sepihak untuk membatalkan pernikahan Cessa dan Leo."Apa yang ingin kau bicarakan sama Papa, dan untuk apa jauh-jauh pulang ke Amerika? Apakah hal itu sangat penting sekali?" Tidak hanya satu, tapi tiga pertanyaan sekaligus diucapkan oleh sang papa kepada Leo.Leo menghembuskan nafas kasar, merasa Papanya selalu menyalahkan Leo atas batalnya pernikahannya dengan Cessa."Ternyata Cessa membohongi kita. Dia sudah melahirkan anak kembar dan anak itu adalah anak kandung Leo.""Apaaaa?" sang papa tersentak."Cessa melahirkan anak kami Pa, mereka kembar," ulang Leo."Apa kau bilang? Kau sedang tidak bercanda kan?" tanya sang papa, tak percaya akan pendengarannya.Leo menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaan Papanya tersebut."Leo sungguh-sungguh, Pa. Ternyata kami tak sengaja bertemu di Dubai. Ada dua anak yang persis wajahnya sepe
Dua hari berikutnya, keluarganya dari Jakarta tiba di Dubai. Lagi dan lagi ketika mereka makan siang malah bertemu dengan Leo.Leo yang hendak kembali menyentuh Ratu dan Rani, terhalang oleh Cessa. Cessa melayangkan tendangan maut ke bagian inti Leo hingga pria itu merasa sakit luar biasa di bagian intinya. Tapi Leo tidak akan pernah melawan Cessa."Ingat sampai mati pun tak ku biarkan-mu berani menyentuh anakku!" Bugh Satu kali tendangan lagi di bagian inti milik Leo, hingga pria itu tersungkur di atas lantai.Leo merasa tubuhnya terbelah, sakit dan wajah sudah sangat mengenaskan. Jeki hanya diam mematung saat melihat bos nya teraniaya."Auwwwwwwww!" Leo kembali berteriak, ketika Cessa berhasil menginjak kakinya, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Leo yang kesakitan."Tu–Tuan, Ayo kita masuk ke dalam mobil," ucap Jeki terbata.Demi apapun Jeki, sangat kasihan melihat bosnya kesakitan seperti itu. Ternyata wanita mungil yang disangkanya lemah, memiliki kekuatan yang dahsyat.B
lSelama ini Cessa memiliki butik yang cukup besar tapi karena dirinya memiliki dua anak yang tidak bisa ditinggalkan, Cessa mempercayakan butik yang tersebut pada Veronica. Cessa memang bukan perancang busana terkenal, akan tetapi banyak orang penting yang datang ke butiknya untuk memesan gaun pada Cessa. Cessa memang sudah berencana di Dubai akan membeli beberapa bahan untuk rancangan terbarunya.Tiba-tiba ponsel Cessa berdering menampilkan nama Veronica wanita yang dipercaya mengelola butiknya. Kening Cessa berkerut, sebab tak biasanya sang asisten menghubunginya seperti ini. "Siapa yang nelp?" Tanya Arjuna sebab sang adik kembar tak mengangkat panggilan di ponselnya."Veronica, ada apa ya dia nelp Cessa, Arjuna?" Cessa tiba-tiba menjadi bodoh. Otak cerdasnya tak berfungsi baik, sudah nyata yang nelp sang tangan kanan eh dia malah nanya pada Arjuna yang jelas-jelas ada di sampingnya. Arjuna tergelak melihat wajah polos adiknya, terlebih saat Cessa malah bertanya ada apa se
****Flash Back On"Alma, aku minta uang lagi dong," ucap Juwita."Cessa sudah pergi, aku tak membutuhkan bantuanmu lagi!" kata Alma ketus."Tidak bisa begitu dong, Kau kan sudah janji untuk tetap membiayai kuliah aku di sini," Juwita mulai menuntut. Wanita itu tidak terima Alma mengingkari janjinya."Kau mau memerasku ya!" sentak Alma."Ada apa ini, kenapa kalian ribut di rumah Leo? Nanti suamiku mendengarnya, habis kalian! Apa sih yang kalian perdebatkan?" tanya Mamanya Leo. "Juwita mau memerasku Tan," adunya pada Mamanya Leo. Alma begitu disayangi oleh Rosiana sehingga apapun yang wanita itu katakan. Mama dari Leo pasti akan mendukung dan membenarkannya."Benar begitu?" tanya Mamanya Leo kepada Juwita."Tentu saja benar nyonya, karena memang Alma sudah berjanji pada saya untuk membiayai kuliah saya hingga tamat di Perancis, lalu sekarang ketika SPP saya belum dibayar olehnya, apa saya salah datang ke sini untuk meminta uang lelah saya?" adunya pada Rosiana."Kita sudah tidak membu