Kevin sudah tiba di hotel tempat Shera menginap. Setelah Dahlia menelepon, Kevin langsung tancap gas menuju hotel. Rasa bimbang sempat menguasai hati Kevin, namun untungnya pria tampan itu masih memiliki pikiran yang waras sehingga ia masih bisa membedakan mana yang harus menjadi prioritas dan mana yang bukan. Setelah menghampiri meja resepsionis dan bertanya tentang nomor kamar istrinya, Kevin pun segera bergegas mencari kamar yang ditempati oleh Shera dilantai lima. Waktu kini sudah menunjukkan pukul dua siang dan istrinya sudah melewatkan jam makan siangnya, tentu saja Kevin merasa sangat cemas bukan kepalang. Dikehamilan pertama ini Kevin tentu saja sangat menjaga dan memperhatikan istrinya sesuai anjuran dr. Shavira, bahkan omongan orang-orang dulu selalu Kevin dengar dan terapkan supaya kehamilan istrinya baik-baik saja. Untungnya Shera selalu mendengarkannya dan menurutinya, itu karena Kevin selalu memperlakukan istrinya dengan penuh kelembutan dan juga kasih sayang. Setelah
Dua hari berlalu dan Kevin tak kunjung menjenguk Selena yang tengah dirawat di rumah sakit. Padahal Selena sangat mengharapkan kehadiran mantan suaminya itu disaat ia terpuruk seperti ini. Ia sangat butuh maaf dan ampunan dari Kevin karena selama ini Selena sudah begitu jahat pada pria itu. Selena sungguh menyesali perbuatannya selama ini, apalagi setelah mengetahui jika ia mengidap Endometriosis. Hati Selena langsung hancur berkeping-keping. Selama ini ia selalu menyalahkan Kevin karena tidak mampu memberikannya keturunan, Selena selalu menghina Kevin dengan mengatainya pria berpenyakitan. Padahal yang berpenyakitan adalah Selena. Selena yang tak mampu memberikan keturunan alias mandul akibat penyakit yang ia derita yaitu Endometriosis. Selena benar-benar tak menyangka sama sekali jika ia akan mengidap penyakit berbahaya itu. Selama ini ia memang jarang melakukan pemeriksaan organ intimnya, Selena selalu berpikir jika dirinya sehat dan tak mungkin mengidap penyakit, apalagi penyaki
Kevin tengah membersihkan tubuhnya. Sore hari ini begitu panas sehingga membuat pria itu berkeringat begitu banyak. Shera kini tengah menunggu suaminya keluar dari kamar mandi dengan perasaan campur aduk. Bagaimana tidak, ia merasa gugup sekali menghadapi Kevin yang sedang marah padanya, karena baru kali ini suaminya itu marah pada Shera. "Bantu mama. Buat papa kamu mau maafin mama dan bersikap kayak biasa lagi. Meskipun dia nggak bentak-bentak, tapi cara marah dia dengan mendiamkan mama rasanya lebih menyeramkan. Dia nggak mau ngomong sama sekali dari tadi. Mama jadi kepikiran terus." Gumam Shera sambil mengusap-usap perut buncitnya. Sejak tadi Shera terlihat murung karena Kevin tak mau bicara dengannya. Shera juga takut mengawali pembicaraan, entahlah bibirnya seolah membisu ketika berhadapan dengan Kevin. Shera jadi tak bisa secomel biasanya.CklekSuara pintu yang terbuka membuat Shera tiba-tiba terdengar kaget, mungkin karena sejak tadi ia melamun, makanya ia sampai terkejut m
Lama Shera menangis sampai sesenggukan sekitar sepuluh menit, sampai ia lupa jika sekarang ia harus menyusul Kevin dan menggagalkan rencananya. Namun sayang sekali saat masuk ke dalam kamar rawat Selena, Shera malah disuguhi dengan pemandangan yang begitu menyayat hati. Saat ini Kevin sedang menyuapi mantan istrinya didepan istrinya sendiri. Hati istri mana yang tidak sakit saat melihatnya, namun bukankah ini memang kemauan Shera, lantas kenapa Shera malah tidak terima?"Makasih ya Kev kamu masih peduli sama aku. Kamu masih baik banget sama aku padahal selama ini aku udah jahat banget sama kamu." Ungkap Selena pada Kevin yang hanya meresponnya dengan senyuman paksa. Pria itu sebenarnya sangat malas melakukan semua ini, namun karena ia merasa sangat kesal dengan sang istri makanya ia mencoba untuk memanas-manasi Shera. "Semoga kamu lekas sembuh, setelah ini ikutilah sejumlah perawatan supaya kamu lekas pulih. Jangan bersikap egois, pikirkan juga mama, mama masih sangat sayang sama k
Setelah kejadian di rumah sakit, Kevin kini semakin memperketat penjagaannya pada sang istri. Pria itu begitu posesif dan overprotektif kepada Shera. Shera sendiri bukannya terganggu akan sikap berlebihan Kevin, tapi ia suka sekali melihat Kevin yang seperti ini, seperti biasanya, Kevin yang perhatian dan sangat mencintainya.Pria itu bahkan tak pergi ke restoran esok harinya, Kevin memilih untuk tetap di rumah sampai kondisi istrinya lebih stabil. Kevin ingin benar-benar menjaga kandungan Shera, keselamatan keduanya adalah prioritas Kevin, dan Kevin tak ingin kejadian kemarin sampai terulang kembali. Pria itu sungguh menyesal dan merasa bersalah atas sikapnya."Pa!" Panggil Shera yang baru saja keluar dari kamar mandi. "Sudah selesai sayang, ayo kemari!" Cepat-cepat Kevin segera mengangkat tubuh istrinya membawanya kembali ke sofa yang ada di ruang tengah. Shera pikir Kevin hanya akan menuntunnya, namun ketika suaminya itu membopong tubuhnya, Shera sedikit terkejut karena tidak sia
Hari ini Kevin mengajak Shera ke Dufan untuk menyenangkan hati istrinya. Meski hanya menaiki bianglala dan komedi putar hal itu sudah cukup menyenangkan bagi Shera. Karena suaminya sendiri melarangnya keras untuk menaiki wahana yang cukup ekstrim. Kevin sendiri merasa sangat senang dan bahagia melihat senyuman serta antusias Shera, karena ia sendiri tidak pernah jalan-jalan seperti ini dengan pasangannya. Baru kali ini Kevin bisa merasakannya bersama dengan Shera. Luapan kebahagiaan yang ia rasakan dalam hatinya bahkan tak mampu diungkapkan dengan kata-kata. Ini semua masih seperti mimpi, mimpi yang sangat indah, dan Kevin seolah enggan untuk bangun dari mimpinya. "Papa!" Panggilan Shera langsung membuyarkan lamunan Kevin, pria itu pun segera mendekat kearah istrinya. "Ada apa sayang? Apa yang ingin kamu beli?" Tanya Kevin. "Pah aku mau ini ya... Satu aja..." Pinta Shera seraya menunjuk gula kapas berbentuk hati yang ada didepannya. Kevin sendiri merasa heran, kenapa istrinya suk
Shera mengusap-usap perutnya dengan penuh cinta, merasa sangat lega karena kandungannya kini telah berusia tujuh bulan dan besok ia akan mengadakan acara tujuh bulanan serta baby shower. Rencananya acara tersebut akan diadakan di restoran berbintang milik suaminya, dan Shera sudah tak sabar menunggu besok pagi tiba. Melihat Kevin yang semakin semangat dan begitu ceria akhir-akhir ini membuat Shera begitu terharu. Saat bertemu Bayu beberapa hari yang lalu, sepupu Kevin itu menceritakan banyak sekali hal tentang Kevin dimasa lalu. Bayu bilang jika baru sekarang ia bisa melihat kakak sepupunya sesenang ini, dan semua ini karena Shera, Shera tentu saja merasa sangat bangga dan tersentuh. "Kok senyum-senyum sendiri? Lagi mikirin apa? Ini manisannya." Tanya Farah sembari mengangsurkan manisan kepada Shera. Farah datang tiga hari yang lalu bersama dengan suami dan kedua putranya. Melihat Shera yang begitu bahagia dan antusias dengan kehamilannya, membuat Farah pun ikut merasa bahagia. "L
Hari ini adalah hari yang sangat Shera nanti-nantikan. Acara baby shower untuk merayakan tujuh bulan kehamilannya telah dimulai. Acara yang cukup meriah dan dihadiri oleh keluarga dekat saja. Shera terlihat sangat cantik dan anggun dengan balutan gaun berwarna pink yang membalut tubuh hamilnya. Aura keibuannya pun semakin terpancar membuat Kevin semakin jatuh cinta. Kevin bahkan masih tak menyangka jika seorang wanita yang telah resmi menjadi istrinya kini adalah Shera, keponakannya, gadis yang dulunya sering sekali memanggilnya dengan sebutan 'om'. Orang yang bahkan sangat asing bagi Kevin karena mereka jarang sekali bertemu. "Papa kok diem terus dari tadi? Papa nggak enak badan? Pasti kecapekan ya karena sibuk nyiapin ini semua? Papa sih dibilangin ja-" kata-kata Shera langsung terpotong karena Kevin tiba-tiba menyentuh bibirnya dengan jadi telunjuk. "Mau jadi ibu, mulutnya makin bawel." Ujar Kevin membuat Shera langsung mengerucutkan bibirnya."Biarin aja." Ungkap Shera, Kevin
Sembilan bulan sudah Shera berjuang mengandung sang buah hati dengan segala cobaan dan rintangan yang menghadang diawal kehidupan pernikahannya bersama dengan Kevin. Kini ia telah resmi menjadi seorang ibu setelah berhasil melahirkan buah hatinya bersama Kevin secara normal di rumah sakit Atma Medika. Bahagia tak terkira Kevin rasakan, hal yang ia impi-impikan selama ini akhirnya terwujud setelah ia mendengar tangisan keras dari bayinya yang baru saja lahir ke dunia. Selama empat puluh delapan jam, Kevin terus berada disamping Shera yang tengah mengalami kontraksi. Pria itu bahkan tak sedetikpun meninggalkan sang istri kecuali hanya ke kamar mandi. Kevin tentu saja tak ingin kehilangan momen-momen penting proses persalinan sang istri. Kevin ingin menjadi penguat Shera, ia tak mau Shera merasa sendirian dan sakit sendirian, meskipun Kevin tahu jika ia pun tak mampu menggantikan posisi Shera, tapi setidaknya dengan kehadirannya ia mampu membuat istrinya tak merasa sendirian dan kesep
Kevin sudah sembuh dan kini ia sudah kembali ke rumah. Masalah pekerjaan ia bisa memantau dari jauh, yang penting sekarang adalah kesehatannya dan juga kesehatan istrinya. Meskipun sudah sembuh namun lukanya masih terasa sakit jika ia terlalu banyak bergerak ataupun melakukan aktivitas yang berat. Kevin pun kini harus membatasi kegiatannya supaya cepat pulih seperti sedia kala. Mengenai kedua orangtua Shera, mereka seharusnya dijadwalkan kembali ke Rusia hari ini juga, namun karena kondisi Shera yang kurang fit, akibatnya Farah membatalkan kepulangannya dan menyuruh sang suami untuk pulang duluan. Karena kelelahan mengurus Kevin dan memang kondisi fisiknya yang lemah sejak Kevin berada dirumah sakit, akhirnya sekarang Shera tumbang karena terserang demam dan juga flu yang cukup berat. Selama Kevin tak bisa membuatkan makanan untuknya, Shera memang selalu memaksa memakan makanan apapun selain masakan Kevin. Ia memang bisa melakukannya, namun setelah itu Shera harus memakan es krim
Dua Minggu kemudian...Shera kini tengah menangis didepan makam Dahlia, wanita hamil itu tampak menatap makam sang nenek dengan wajah sendu. Setelah insiden penembakan yang Selena lakukan pada Kevin dua Minggu yang lalu, Dahlia langsung terkena serangan jantung. Kevin dan Dahlia pun segera dilarikan ke rumah sakit, dan keduanya pun sama-sama mengalami koma. Kevin mendapatkan tembakan tepat mengenai perut dan harus melakukan operasi untuk pengangkatan peluru. Saat itu Selena menembakan dua peluru, namun peluru yang satunya meleset mengenai vas bunga. Jika kedua peluru tersebut tembus ke jantung Kevin, mungkin Kevin kini sudah tidak tertolong lagi.Beruntung sekali Tuhan masih menyayanginya sehingga nyawanya masih bisa diselamatkan. Akan tetapi sampai saat ini Kevin masih koma meskipun sudah melewati masa kritisnya. Sedangkan Dahlia akhirnya harus menyerah setelah melawan penyakit jantung dan hipertensi yang ia derita.Seluruh keluarga pun sepakat mengirim Selena ke rumah sakit jiwa k
Hari ini adalah hari yang sangat Shera nanti-nantikan. Acara baby shower untuk merayakan tujuh bulan kehamilannya telah dimulai. Acara yang cukup meriah dan dihadiri oleh keluarga dekat saja. Shera terlihat sangat cantik dan anggun dengan balutan gaun berwarna pink yang membalut tubuh hamilnya. Aura keibuannya pun semakin terpancar membuat Kevin semakin jatuh cinta. Kevin bahkan masih tak menyangka jika seorang wanita yang telah resmi menjadi istrinya kini adalah Shera, keponakannya, gadis yang dulunya sering sekali memanggilnya dengan sebutan 'om'. Orang yang bahkan sangat asing bagi Kevin karena mereka jarang sekali bertemu. "Papa kok diem terus dari tadi? Papa nggak enak badan? Pasti kecapekan ya karena sibuk nyiapin ini semua? Papa sih dibilangin ja-" kata-kata Shera langsung terpotong karena Kevin tiba-tiba menyentuh bibirnya dengan jadi telunjuk. "Mau jadi ibu, mulutnya makin bawel." Ujar Kevin membuat Shera langsung mengerucutkan bibirnya."Biarin aja." Ungkap Shera, Kevin
Shera mengusap-usap perutnya dengan penuh cinta, merasa sangat lega karena kandungannya kini telah berusia tujuh bulan dan besok ia akan mengadakan acara tujuh bulanan serta baby shower. Rencananya acara tersebut akan diadakan di restoran berbintang milik suaminya, dan Shera sudah tak sabar menunggu besok pagi tiba. Melihat Kevin yang semakin semangat dan begitu ceria akhir-akhir ini membuat Shera begitu terharu. Saat bertemu Bayu beberapa hari yang lalu, sepupu Kevin itu menceritakan banyak sekali hal tentang Kevin dimasa lalu. Bayu bilang jika baru sekarang ia bisa melihat kakak sepupunya sesenang ini, dan semua ini karena Shera, Shera tentu saja merasa sangat bangga dan tersentuh. "Kok senyum-senyum sendiri? Lagi mikirin apa? Ini manisannya." Tanya Farah sembari mengangsurkan manisan kepada Shera. Farah datang tiga hari yang lalu bersama dengan suami dan kedua putranya. Melihat Shera yang begitu bahagia dan antusias dengan kehamilannya, membuat Farah pun ikut merasa bahagia. "L
Hari ini Kevin mengajak Shera ke Dufan untuk menyenangkan hati istrinya. Meski hanya menaiki bianglala dan komedi putar hal itu sudah cukup menyenangkan bagi Shera. Karena suaminya sendiri melarangnya keras untuk menaiki wahana yang cukup ekstrim. Kevin sendiri merasa sangat senang dan bahagia melihat senyuman serta antusias Shera, karena ia sendiri tidak pernah jalan-jalan seperti ini dengan pasangannya. Baru kali ini Kevin bisa merasakannya bersama dengan Shera. Luapan kebahagiaan yang ia rasakan dalam hatinya bahkan tak mampu diungkapkan dengan kata-kata. Ini semua masih seperti mimpi, mimpi yang sangat indah, dan Kevin seolah enggan untuk bangun dari mimpinya. "Papa!" Panggilan Shera langsung membuyarkan lamunan Kevin, pria itu pun segera mendekat kearah istrinya. "Ada apa sayang? Apa yang ingin kamu beli?" Tanya Kevin. "Pah aku mau ini ya... Satu aja..." Pinta Shera seraya menunjuk gula kapas berbentuk hati yang ada didepannya. Kevin sendiri merasa heran, kenapa istrinya suk
Setelah kejadian di rumah sakit, Kevin kini semakin memperketat penjagaannya pada sang istri. Pria itu begitu posesif dan overprotektif kepada Shera. Shera sendiri bukannya terganggu akan sikap berlebihan Kevin, tapi ia suka sekali melihat Kevin yang seperti ini, seperti biasanya, Kevin yang perhatian dan sangat mencintainya.Pria itu bahkan tak pergi ke restoran esok harinya, Kevin memilih untuk tetap di rumah sampai kondisi istrinya lebih stabil. Kevin ingin benar-benar menjaga kandungan Shera, keselamatan keduanya adalah prioritas Kevin, dan Kevin tak ingin kejadian kemarin sampai terulang kembali. Pria itu sungguh menyesal dan merasa bersalah atas sikapnya."Pa!" Panggil Shera yang baru saja keluar dari kamar mandi. "Sudah selesai sayang, ayo kemari!" Cepat-cepat Kevin segera mengangkat tubuh istrinya membawanya kembali ke sofa yang ada di ruang tengah. Shera pikir Kevin hanya akan menuntunnya, namun ketika suaminya itu membopong tubuhnya, Shera sedikit terkejut karena tidak sia
Lama Shera menangis sampai sesenggukan sekitar sepuluh menit, sampai ia lupa jika sekarang ia harus menyusul Kevin dan menggagalkan rencananya. Namun sayang sekali saat masuk ke dalam kamar rawat Selena, Shera malah disuguhi dengan pemandangan yang begitu menyayat hati. Saat ini Kevin sedang menyuapi mantan istrinya didepan istrinya sendiri. Hati istri mana yang tidak sakit saat melihatnya, namun bukankah ini memang kemauan Shera, lantas kenapa Shera malah tidak terima?"Makasih ya Kev kamu masih peduli sama aku. Kamu masih baik banget sama aku padahal selama ini aku udah jahat banget sama kamu." Ungkap Selena pada Kevin yang hanya meresponnya dengan senyuman paksa. Pria itu sebenarnya sangat malas melakukan semua ini, namun karena ia merasa sangat kesal dengan sang istri makanya ia mencoba untuk memanas-manasi Shera. "Semoga kamu lekas sembuh, setelah ini ikutilah sejumlah perawatan supaya kamu lekas pulih. Jangan bersikap egois, pikirkan juga mama, mama masih sangat sayang sama k
Kevin tengah membersihkan tubuhnya. Sore hari ini begitu panas sehingga membuat pria itu berkeringat begitu banyak. Shera kini tengah menunggu suaminya keluar dari kamar mandi dengan perasaan campur aduk. Bagaimana tidak, ia merasa gugup sekali menghadapi Kevin yang sedang marah padanya, karena baru kali ini suaminya itu marah pada Shera. "Bantu mama. Buat papa kamu mau maafin mama dan bersikap kayak biasa lagi. Meskipun dia nggak bentak-bentak, tapi cara marah dia dengan mendiamkan mama rasanya lebih menyeramkan. Dia nggak mau ngomong sama sekali dari tadi. Mama jadi kepikiran terus." Gumam Shera sambil mengusap-usap perut buncitnya. Sejak tadi Shera terlihat murung karena Kevin tak mau bicara dengannya. Shera juga takut mengawali pembicaraan, entahlah bibirnya seolah membisu ketika berhadapan dengan Kevin. Shera jadi tak bisa secomel biasanya.CklekSuara pintu yang terbuka membuat Shera tiba-tiba terdengar kaget, mungkin karena sejak tadi ia melamun, makanya ia sampai terkejut m