Hal yang paling sulit dalam mencintai, adalah memulainya. Terutama membuka hati, setelah hal menyakitkan pernah terjadi dalam hidupnya. Harus melawan trauma dan rasa canggung yang ada. (Aida - Dicintai Kakak ipar)***Setelah acara lamaran minggu malam. Aida kembali beraktivitas seperti biasa. Dirinya tidak tahu kalau dirinya dan Erland menjadi viral di berbagai media. Aida memang tak hobi menonton televisi apalagi acara gosip, sejak semalam ia juga belum mengaktifkan ponselnya yang ia matikan sejak makan malam. Setelah diantar Erland pulang dirinya juga langsung bersih-bersih dan tidur.Seperti biasanya setelah sarapan dan mengurus keperluan baby Rendra ia pamit pada Bik Wawa dan Arumi untuk berangkat bekerja.Ia berjalan kaki seperti biasanya, tapi ada yang membuat ia bingung. Beber
Ketika amarah memuncak, bersabar adalah pilihan terbaik. Marah tidak akan menyelesaikan masalah dan mengalah bukan berarti kalah. Karena mereka yang berbahagia adalah yang mampu mengubah masalah menjadi hikmah. (Aida- Erland ~ Dicintai Kakak ipar)Satu minggu sudah Erland kembali ke Jakarta. Setiap hari laki-laki itu selalu melakukan panggilan video call dengan sang mama. Arumi masih kerasan tinggal di rumah Aida, karena Aida yang menyuruhnya juga. Kemarin Byan juga sudah bergabung kembali di rumah sakit pusat yang ada di Jakarta.Erland selalu ingin video call dengan Rendra. Bayi berusia satu tahunan itu pun terlihat senang setiap kali Erland menyapanya. Aida mendengar dan melihat sendiri interaksi ketiganya. Ia juga selalu mendengar Erland menanyakan kabarnya setiap kali menelepon. Hal itu membuatnya senang. Namun, dirinya tetap membatasi dirinya berusaha menyembunyikan perasaannya. Jujur dirinya masih berusaha untu
Erland menggendong Rendra. Hatinya menghangat bersama sang putra dirinya merasa bahagia sekali."Nak, kamu tinggal di rumah Om, ya," ujar Bagas saat mereka ada di depan mobil.Erland masih sibuk dengan sang putra yang berada di pangkuannya. Sedangkan Bagas yang mengemudikan mobil. Dirinya duduk di samping sang papa."Mohon maaf, Om. Saya tidak bisa tinggal di rumah, Om. Kalau boleh tolong antar saya sekalian mencari hotel untuk malam ini," tolak Aida lembut.Jujur untuk tinggal seatap dengan Erland membuat dirinya kembali mengingat malam itu. Dirinya ingin mencoba melupakan hal itu, tapi masih sulit."Kalau kamu tidak mau tinggal di rumah kami, kamu tinggal di apartemen kami saja," tawar Bagas."Saya sudah menyuruh jasa cleaning servis untuk membersihkan apartemenku. Bahkan aku sudah menyiapkan kamar khusus untuk baby boyku ini," ujar Erland ikut menimpali.
Cinta merupakan sebuah anugerah terindah yang dimiliki oleh manusia. Karena dengan cinta membuat kehidupan ini berjalan lebih indah dan bermakna.(Aida - Erland ~ Dicintai Kakak ipar)***Aida lega, karena sudah bertemu dan berbicara langsung dengan kakaknya.Setelah keluar dari rumah Aruna. Ia menyetop taksi. Ia tidak langsung pulang ke apartemennya. Ia berbelanja dulu keperluan Rendra ke supermarket. Ia tidak menyadari sejak tadi ada yang mengikuti taksi yang ditinya tumpangi.Setelah semua keperluan Rendra di rasa sudah terpenuhi, ia segera pulang. Namun, ia terkejut saat keluar Erland sudah ada di depan supermarket menunggunya sambil berdiri di depan mobil sportnya.Laki-laki tampan itu tersenyum pada Aida dan menghampirinya. Rendra yang melihatnya tersenyum riang, seolah mengerti.Erland langsung membuka kaca mata hitam yang bertengger di hidung kan
Aida masih terdiam dengan masihmenatap mata Erland. Cukup lama mereka saling pandang dengan jarak yang begitu dekat. Hingga suara tangis Rendra terdengar membuat keduanya tersadar. Aida langsung masuk ke dalam kamar baby boy itu dengan diikuti Erland.Sebenarnya Bik Wawa mau mengantar minum untuk Erland. Namun, ia urungkan saat melihat adegan itu. Ia juga mendengarkan ungkapan Erland pada Aida. Dan ia tersenyum mendengarnya. Bik Wawa hanya berharap Aida menemukan kebahagiaannya. Kasihan dengan nona mudanya yang selama ini selalu tersisihkan, bahkan sejak kecil kasih sayang orang tuanya selalu diambil oleh Aruna seorang. Aruna sama sekali tidak mau berbagi pada sang adik, baik itu kadih sayang orang tuanya, mainan, makanan maupun pakaian. Namun, Aida kecil selalu mengalah pada sang kakak. Ia juga tidak pernah dendam pada sang kakak."Sayang ... kok sudah bangun? Sini ikut bunda, ya."Erland melihat Aida mencari sesuatu. W
"Jangan pergi! Kamu salah paham! Aku akan jelaskan semuanya," tahan Erland sambil menahan tangan Aida yang akan membuka pintu taksi. Aida terkejut dengan kedatangan pria itu tiba-tiba."Maaf, aku terburu-buru. Permisi," jawabnya sambil menepis tangan Erland yang memegang tangannya."Aku yang akan antar, kamu mau ke mana?" tanyanya sambil sedikit menarik tangan itu supaya tidak sampai masuk ke taksi itu."Maaf, aku bisa pergi sendiri, " tolaknya kekeh."Tidak ... kamu pasti marah padaku karena apa yang kamu lihat tadi. Yang kamu lihat tadi tidak benar aku akan menjelaskannya.""Aku tidak peduli. Itu bukan urusanku, aku juga tidak punya hak untuk marah. Permisi," ujarnya sambil meninggalkan Erland menuju taksi."Pak silakan pergi! Maaf, tidak jadi naik. Ini uang ganti ruginya karena sudah menunggu," ujar Erland sambil memberikan uang pada sopir taksi itu.Aida terlihat kesal dengan apa yang
Setelah memandikan baby Rendra dan mengganti pakaiannya. Aida segera membereskan barang-barangnya yang ada di kamar tamu rumah orang tua Erland.Semua sudah siap, barang-barang Rendra juga sudah di masukkan ke dalam koper."Sudah siap?" tanya Erland lembut sambil memasukkan koper-koper itu ke dalam bagasi mobil.Aida mengangguk sambil tersenyum.Erland mencium sang putra yang berada di gendongan Bik Wawa. Setelah pamit pada Arumi dan Bagas, Aida masuk ke dalam mobil itu.Erland melajukan mobilnya menuju rumahnya.Saat ini mobil itu sudah masuk ke dalam halaman rumah yang luas itu. Anton menyambut mereka.Ada perasaan canggung di hati Aida. Mengingat pertemuan pertamanya dengan Erland dulu di depan gerbang rumah itu.Erland dan Anton sibuk dengan koper-koper yang ada di bagasi
Aida menjalankan aktivitasnya seperti biasanya. Sudah 4 hari dirinya bergabung di rumah sakit pusat. Pasien yang dirinya tangani semakin bertambah. Mereka banyak yang meminta ditangani dokter cantik dan baik hati itu secara langsung. Mayoritas mereka adalah lansia, meskipun ada beberapa pasien paruh baya dan muda seumurannya.Waktunya untuk Rendra pun terpaksa harus berkurang. Niatnya makan siang di rumah sambil melihat sang putra tidak pernah bisa ia lakukan. Beruntung Bik Wawa tidak sendirian. Arumi selalu ke sana setelah mengunjungi butiknya.Wanita itu sangat menyayangi cucunya. Ia selalu meluangkan waktunya untuk sang cucu. Mengajaknya bermain, bahkan Arumi tidak pernah mengeluh capek bila menemani Rendra berjalan di taman rumah Erland.Saat ini Erland ikut ke sana bersama Arumi, kebetulan in hari Sabtu, kantornya memang libur Sabtu minggu. Kecuali ada meeting di hari Sabtu baru ia berang