Sunyi, senyap, perasaan yang dirasakan oleh Clara, ia tidak tahu harus berbuat apa. Dimas dan Sarah sudah berangkat ke kantor masing-masing, jadi ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.
"Apa yang harus aku lakukan?" Batinnya penuh resah, rumah baru besar dan megah dihuni hanya 3 orang, dan kini hanya tinggal ia seorang, membuatnya merasa kesepian.
Clara pun berjalan mengelilingi seluruh rumah, saat ia melihat rumah yang berantakan, ia pun memutuskan untuk membersihkan.
Clara merupakan wanita yang memiliki tubuh ideal, posturnya bak seperti gital Spanyol, andai ia memakai pakaian yang bermerek seperti Sarah, ia pasti bisa mengalahkan kecantikan Sarah.
Setelah semua selesai, Clara pun merasa lapar, ia langsung bergegas menuju dapur, namun ia sama sekali tidak menemukan bahan makanan untuk di masak. Sarah sama sekali tidak memperdulikannya, karena selama ini, mereka dilayani oleh asisten rumah tangga.
Clara pun memutuskan untuk keluar, uang pemberian Sarah masih cukup untuk ia gunakan, bukannya untuk membeli makanan sendiri, Clara justru memilih belanja ke pasar, dan menyiapkan bahan makanan di dapur.
Saat Sarah dan Dimas makan siang bersama, Sarah pun langsung teringat kepada Clara, ia tahu, rumahnya tidak ada menyediakan bahan makanan.
"Ya ampun, Clara makan apa di rumah, Mas?" Ucap Sarah, Dimas sama sekali tidak memberikan reaksi apapun, ia bahkan tidak mengingat Sarah ada di rumahnya.
Sarah pun langsung memanggil Raka, dan menyuruh Raka untuk membawa makanan pulang ke rumah.
Setibanya di rumah, Raka sama sekali tidak bisa menemukan Clara, dengan cepat Raka langsung menghubungi Sarah, membuat Sarah sangat merasa panik, Sarah mengira Clara pergi kabur lalu menghianatinya.
"Kenapa, sayang?" Tanya Dimas kwatir.
"Clara tidak ada di rumah, Mas. Ayo, Mas, kita harus mencari Clara!" Ajak Sarah, dan mereka pun langsung memutuskan pulang ke rumah.
Sepanjang perjalanan, Sarah terlihat sangat kwatir, bagaimana tidak, ia sama sekali tidak mengetahui apa-apa tentang Clara.
"Kenapa aku bisa ceroboh begini?" Ucapnya penuh kekesalan.
"Sabar sayang, kalau dia pergi tidak ada yang dirugikan juga, kan," Ucap Dimas, Dimas justru sangat merasa bahagia, jika Clara benar-benar pergi.
Sarah hanya bisa mendengus kesal, ia tidak ingin berdebat dengan Dimas, bagaimanapun keinginannya dan Dimas masih belum bisa menjadi satu.
Setibanya di rumah, Sarah langsung berlari menuju kamar Clara, dan benar saja ia tidak melihat keberadaan Clara di sana. Sarah pun mulai memeriksa setiap sudut kamar dan ia masih melihat semua barang milik Clara.
Sarah pun langsung menyusul Dimas dan Raka di ruang keluarga, dengan asiknya, Dimas malah fokus dengan ponselnya, memantau pekerjaan yang ia tinggalkan.
"Barang-barangnya masih di kamar, Mas, itu artinya dia tidak kabur." Ucap Sarah, Dimas pun langsung mengalihkan pandangannya, ia merasa kecewa atas kabar yang dibawa oleh Sarah.
"Sial!" Batinnya mengumpat.
Tidak lama setelah itu, Clara pun datang dengan sebuah ojek, serta barang belanjaan yang penuh di tangannya.
Melihat Sarah, Dimas dan Raka yang sedang berkumpul, membuatnya penasaran apa hal yang sedang terjadi.
"Assalamualaikum!" Ucapnya santai.
Tanpa menjawab salam, Sarah pun langsung menghampirinya dengan raut wajah yang ingin menikam.
"Clara, kamu dari mana?" Tanya Sarah menyerang.
"Saya baru belanja, Kak. Tidak ada bahan makanan di dapur." Jawabnya polos, Sarah pun hanya bisa menghela nafas, ia sama sekali tidak bisa marah, karena apa yang dikatakan Clara benar.
"Oh, ya sudah, bawa bahan makanan kamu ke dapur." Sambung Sarah, tanpa merasa apapun, Clara pun membawa barang belanjaannya ke dapur.
Sarah benar-benar sangat gelisah, jika begini terus, lama-lama Clara akan bisa kabur.
"Ini tidak bisa dibiarkan, Mas. Mas harus melakukan tugas, Mas. Buat Clara segera mengandung, aku tidak mau seperti ini terus, Mas." Ucapnya, dan kini Dimas harus terkena imbasnya.
"Kamu sabar dong sayang, kita tidak bisa buru-buru begitu." Jawab Dimas yang selalu berusaha untuk mengelak.
"Tidak bisa, Mas, kita tidak bisa menunggu waktu lebih lama lagi. Malam ini, Mas harus melakukan tugas, Mas. Dan aku tidak mau tahu." Ketus Sarah mengancam. Dimas benar-benar sudah tidak bisa mengelak, demi menenangkan hati Sarah, Dimas pun terpaksa menyetujui untuk mencoba melakukan tugasnya bersama Clara.
Malam ini Dimas sungguh sangat merasa resah, ia sudah tidak ada alasan, hal yang sama juga dirasakan oleh Clara, Sarah sudah memberitahunya agar menunggu Dimas di kamarnya. Perasaan Clara kini campur aduk, ia tidak bisa duduk tenang menunggu sang suami, sedari tadi ia jalan mondar-mandir, namun tidak juga berhasil membuat ia merasa tenang. Kalau benar akan terjadi, itu artinya, ia akan memberikan keperawanannya, untuk suaminya yang sama sekali tidak ia cintai. Clara sama sekali belum pernah jatuh cinta, dan ia juga belum pernah pacaran, kepolosan dan keluguannya tidak bisa untuk ia sembunyikan. Jantung Clara semakin berdegup dengan kencang, saat ia mendengar suara pintu, saat ia mengalihkan pandangan, ia pun melihat Dimas yang sudah berdiri tepat di depan pintu kamarnya. Matanya seakan terbelalak, bukan karena merasa pangling, tapi karena merasa takut, tatapan Dimas sungguh sangat berbeda dengan tatapannya kepada Sarah. Dimas pun memba
Tanpa meminta persetujuan Clara, Dimas pun langsung menyusun bantal dan membaringkan tubuhnya di sana.Sembari menatap langit-langit, ia terlihat tersipu saat membayangkan apa yang barusan ia lakukan."Kenapa aku bisa melakukan itu?" Batinya kebingungan, padahal jelas-jelas ia menolak Clara mentah-mentah. Tapi kenapa bisa ia menyerang Clara dengan sangat buas.Sembari menahan rasa malu, Clara pun hanya bisa duduk terpaku sambil menutup tubuhnya dengan kimono rapat-rapat. Dimas adalah laki-laki pertama yang menciumnya, rasanya bagai mimpi, hingga terlihat jelas wajahnya memerah karena merasa malu."Tidurlah, aku tidak akan menganggu kamu!" Ucap Dimas, Clara pun langsung menatap wajah Dimas, hingga membuatnya semakin merasa malu, bayangan saat Dimas meminta lidahnya untuk dikeluarkan masih terbesit jelas di ingatan, sehingga ia tidak berani menatap lama-lama suami tampannya itu.Clara pun langsung membaringkan tubuhnya dan memilih untung memalingkan
Tidak tahan menahan penasaran, Sarah pun memutuskan untuk membuka pintu kamar Clara, saat ia melihat Dimas dan Clara tergulung dalam selimut yang sama, membuat hatinya terasa sakit, ia mengira Dimas dan Sarah sudah melakukan hubungan suami-istri."Tahan Sarah, ini hanya sementara, setelah Clara hamil dan melahirkan, maka tidak akan ada yang berani menyentuh apapun milikmu." Gumamnya dalam hati.Sarah pun memutuskan untuk kembali ke kamar, dan berusaha membuang pikiran dan perasaannya yang kini bercampur jadi satu.Semakin pagi, membuat suhu AC di kamar Clara semakin terasa dingin, sebagai lelaki normal, membuat Dimas harus menanggung sesuatu yang terbangun dari balik celananya.Dimas berfikir ia tidur dengan Sarah, spontan tangannya langsung memeluk Clara dan langsung memainkan tangannya di daerah sensitif Clara.Mendapat serangan dari Dimas, Clara pun langsung bangun dan menyingkirkan tangan Dimas."Kenapa, sayang?" Rengek Dimas manja.
Setelah selesai berhubungan badan, Dimas pun langsung beranjak pergi. Ia pergi meninggalkan kamar Clara menuju kamar Sarah. Saat ia melihat Sarah yang masih tertidur, membuatnya merasa bersalah, ingin rasanya ia menyentuh istrinya itu, namun Dimas masih merasa kotor dan memilih untuk langsung membersihkan badan.Sadar akan kedatangan Dimas, membuat Sarah kembali menangis, hatinya bagai tersayat, ia tidak menyangka sakitnya akan seperti ini, saat menyaksikan suami yang paling ia cintai harus memadu kasih dengan wanita lain.Saat seperti ini, Dimas baru sadar, kenapa ia bisa melakukan itu. Padahal niat hatinya sama sekali tidak ingin menyentuh Clara, namun kenapa? Kenapa hal itu harus terjadi, kenapa imannya harus runtuh dan masih mengingat kenikmatan yang jelas ia rasakan dengan Clara.Dimas pun langsung mengguyur seluruh tubuhnya, dan mencoba untuk menerima semua kenyataan.Setelah selesai mandi, Dimas kembali menuju kamar untuk melihat Sarah. Sarah yang
Setelah selesai sarapan, Dimas pun langsung berangkat ke kantor dengan Raka. Hari ini, Sarah memutuskan untuk tidak kerja, dan menghabiskan waktu di rumah dengan Clara.Saat melihat Clara, membuat hati Sarah terasa sakit, namun sebisa mungkin Sarah pun membuang perasaan itu, bagaimanapun ia yang menginginkan hal ini terjadi, tidak sewajarnya ia menyimpan rasa sakit hatinya lama-lama. Dan akhirnya Sarah pun kembali ramah, dan memperlakukan Clara dengan sebaik mungkin.Sebulan sudah Clara tinggal bersama mereka, namun Clara tidak juga hamil, sejak malam itu, Dimas sama sekali tidak pernah tidur dengannya, Dimas masih merasa bersalah dengan Sarah, walaupun terkadang rasa kenikmatan itu masih melekat jelas di dalam ingatannya.Hubungan Clara dan Dimas masih terlihat biasa saja, mereka bicara hanya seperlunya, bahkan Sarah dan Dimas tidak sungkan-sungkan untuk selalu memamerkan kemesraan di hadapan Clara.Lusa, perusahaan Dimas akan mengadakan party, party rut
Saat mereka sudah tiba di Mall, Dimas dan Sarah jalan bergandengan di depan, sedangkan Raka dan Clara jalan di belakang mengikuti mereka.Kapan dan di mana pun, Sarah dan Dimas selalu terlihat mesra, melihat itu membuat Raka merasa tidak tega saat melihat Clara.Sarah pun membawa Dimas singgah disebuah butik yang cukup terkenal di mall itu, pelayan butik itu langsung melayani mereka dengan sangat baik, sebab Sarah merupakan salah satu customer mereka di sana.Sarah hanya duduk manis, para pelayan membawakan koleksi baru ke hadapannya, sedangkan Clara berjalan mengelilingi butik, sambil memilih pakaian mana yang menarik perhatiannya.Tiba-tiba mata Clara langsung terpana ke sebuah gaun merah, gaun ini merupakan gaun limited edition, harganya juga sangat menggiurkan, saat Clara melihat harganya, membuat Clara menjauh, sebab ia tidak akan mampu membeli gaun itu, dan ia juga sangat merasa sungkan meminta gaun itu kepada Dimas dan Sarah.Melihat Sarah y
Malam ini pesta pun sudah berlangsung dengan meriah.Gedung hotel sudah dipenuhi oleh rekan-rekan bisnis Dimas beserta seluruh karyawannya. Pesta ini adalah bentuk apresiasi Dimas kepada seluruh karyawan dan rekan-rekan kerjanya, sebagai bentuk kerja keras mereka.Setiap tahun, Sarah selalu memberikan penampilan terbaik, begitu juga dengan Dimas, itu sebabnya pasangan ini selalu menjadi sorotan, bukan hanya kaya, mereka juga terlihat tampan dan cantik.Namun, kali ini Dimas dan Sarah tidak berdua, mereka datang dengan Clara. Malam ini Clara terlihat sangat anggun dengan gaun yang Dimas pilihkan, semua mata pun tertuju kepada Clara, dan membuat hati para pria bertanya-tanya, siapa wanita cantik yang ada dengan Dimas dan Sarah.Dimas pun langsung membuka pesta, dan membiarkan semua menikmati musik, serta minuman yang sudah tersedia.Terus terang, ini kali pertama untuk Clara. Clara sungguh sangat merasa risih, mendengar suara musik dan juga aroma alk
"kamu minum teh ini dulu, biar perut kamu hangat." Ucap Dimas, dan Clara pun langsung meneguknya.Clara menatap Dimas dengan dalam. Tatapan Dimas sungguh sangat berbeda dengan tatapannya sebulan yang lalu."Aku minta maaf, Kak." Ucap Clara merasa bersalah."Kenapa kamu minta maaf?" Tanya Dimas kebingungan."Seharusnya Kakak menikmati pesta, tapi aku justru menyulitkan Kakak di sini."Dimas pun langsung meraih tangan Clara yang sangat terasa dingin."Bukan hanya aku, bahkan siapapun yang bersama kamu juga akan melakukan ini." Jawab Dimas, lalu pintu kamar pun terbuka dan nampak Raka dan seorang dokter yang sudah datang bersamanya.Dimas pun langsung bangkit, dan membiarkan Dokter untuk memeriksa Clara.Ditengah kecemasan Dimas, tiba-tiba ponselnya pun berdering dan terlihat nama Sarah di layar ponselnya. Dimas pun mengangkat telfon dan menjelaskan semua yang terjadi, Sarah yang juga merasa panik, langsung berlari menyusul
Sejak mengetahui kehamilan Clara, Sarah dan Dimas memberikan perhatian penuh untuknya, mulai dari makanan serta pemberian gizi, mereka juga selalu meluangkan waktu untuk Clara.Jam dinding sudah menunjukkan pukul 01:00 Malam, namun Clara sama sekali belum memejamkan mata. Rasanya ia sangat merindukan Dimas, dan ingin tidur di pangkuan Dimas.Keinginannya sejak hamil selalu menyangkut dengan Dimas, ia sama sekali tidak mengidam makanan, atau hal lainnya, melainkan ngidam untuk selalu dekat dengan Dimas suaminya.Bukan ia yang meminta, semua datang dari bawaan bayinya. Clara juga tahu diri, ia masih mengingat jelas surat perjanjian yang sudah ia tanda tangani, bahwa ia diharamkan untuk jatuh cinta dengan Dimas."Jangan siksa mama begini, nak. Mama tidak bisa menemui Papa kamu." Kata Clara sambil mengelus perutnya.Dimas yang sudah terlelap tidur seperti mendapat sebuah tanda, tiba-tiba saja ia terbangun dari tidurnya. Dimas menatap jam dinding di kam
"kamu minum teh ini dulu, biar perut kamu hangat." Ucap Dimas, dan Clara pun langsung meneguknya.Clara menatap Dimas dengan dalam. Tatapan Dimas sungguh sangat berbeda dengan tatapannya sebulan yang lalu."Aku minta maaf, Kak." Ucap Clara merasa bersalah."Kenapa kamu minta maaf?" Tanya Dimas kebingungan."Seharusnya Kakak menikmati pesta, tapi aku justru menyulitkan Kakak di sini."Dimas pun langsung meraih tangan Clara yang sangat terasa dingin."Bukan hanya aku, bahkan siapapun yang bersama kamu juga akan melakukan ini." Jawab Dimas, lalu pintu kamar pun terbuka dan nampak Raka dan seorang dokter yang sudah datang bersamanya.Dimas pun langsung bangkit, dan membiarkan Dokter untuk memeriksa Clara.Ditengah kecemasan Dimas, tiba-tiba ponselnya pun berdering dan terlihat nama Sarah di layar ponselnya. Dimas pun mengangkat telfon dan menjelaskan semua yang terjadi, Sarah yang juga merasa panik, langsung berlari menyusul
Malam ini pesta pun sudah berlangsung dengan meriah.Gedung hotel sudah dipenuhi oleh rekan-rekan bisnis Dimas beserta seluruh karyawannya. Pesta ini adalah bentuk apresiasi Dimas kepada seluruh karyawan dan rekan-rekan kerjanya, sebagai bentuk kerja keras mereka.Setiap tahun, Sarah selalu memberikan penampilan terbaik, begitu juga dengan Dimas, itu sebabnya pasangan ini selalu menjadi sorotan, bukan hanya kaya, mereka juga terlihat tampan dan cantik.Namun, kali ini Dimas dan Sarah tidak berdua, mereka datang dengan Clara. Malam ini Clara terlihat sangat anggun dengan gaun yang Dimas pilihkan, semua mata pun tertuju kepada Clara, dan membuat hati para pria bertanya-tanya, siapa wanita cantik yang ada dengan Dimas dan Sarah.Dimas pun langsung membuka pesta, dan membiarkan semua menikmati musik, serta minuman yang sudah tersedia.Terus terang, ini kali pertama untuk Clara. Clara sungguh sangat merasa risih, mendengar suara musik dan juga aroma alk
Saat mereka sudah tiba di Mall, Dimas dan Sarah jalan bergandengan di depan, sedangkan Raka dan Clara jalan di belakang mengikuti mereka.Kapan dan di mana pun, Sarah dan Dimas selalu terlihat mesra, melihat itu membuat Raka merasa tidak tega saat melihat Clara.Sarah pun membawa Dimas singgah disebuah butik yang cukup terkenal di mall itu, pelayan butik itu langsung melayani mereka dengan sangat baik, sebab Sarah merupakan salah satu customer mereka di sana.Sarah hanya duduk manis, para pelayan membawakan koleksi baru ke hadapannya, sedangkan Clara berjalan mengelilingi butik, sambil memilih pakaian mana yang menarik perhatiannya.Tiba-tiba mata Clara langsung terpana ke sebuah gaun merah, gaun ini merupakan gaun limited edition, harganya juga sangat menggiurkan, saat Clara melihat harganya, membuat Clara menjauh, sebab ia tidak akan mampu membeli gaun itu, dan ia juga sangat merasa sungkan meminta gaun itu kepada Dimas dan Sarah.Melihat Sarah y
Setelah selesai sarapan, Dimas pun langsung berangkat ke kantor dengan Raka. Hari ini, Sarah memutuskan untuk tidak kerja, dan menghabiskan waktu di rumah dengan Clara.Saat melihat Clara, membuat hati Sarah terasa sakit, namun sebisa mungkin Sarah pun membuang perasaan itu, bagaimanapun ia yang menginginkan hal ini terjadi, tidak sewajarnya ia menyimpan rasa sakit hatinya lama-lama. Dan akhirnya Sarah pun kembali ramah, dan memperlakukan Clara dengan sebaik mungkin.Sebulan sudah Clara tinggal bersama mereka, namun Clara tidak juga hamil, sejak malam itu, Dimas sama sekali tidak pernah tidur dengannya, Dimas masih merasa bersalah dengan Sarah, walaupun terkadang rasa kenikmatan itu masih melekat jelas di dalam ingatannya.Hubungan Clara dan Dimas masih terlihat biasa saja, mereka bicara hanya seperlunya, bahkan Sarah dan Dimas tidak sungkan-sungkan untuk selalu memamerkan kemesraan di hadapan Clara.Lusa, perusahaan Dimas akan mengadakan party, party rut
Setelah selesai berhubungan badan, Dimas pun langsung beranjak pergi. Ia pergi meninggalkan kamar Clara menuju kamar Sarah. Saat ia melihat Sarah yang masih tertidur, membuatnya merasa bersalah, ingin rasanya ia menyentuh istrinya itu, namun Dimas masih merasa kotor dan memilih untuk langsung membersihkan badan.Sadar akan kedatangan Dimas, membuat Sarah kembali menangis, hatinya bagai tersayat, ia tidak menyangka sakitnya akan seperti ini, saat menyaksikan suami yang paling ia cintai harus memadu kasih dengan wanita lain.Saat seperti ini, Dimas baru sadar, kenapa ia bisa melakukan itu. Padahal niat hatinya sama sekali tidak ingin menyentuh Clara, namun kenapa? Kenapa hal itu harus terjadi, kenapa imannya harus runtuh dan masih mengingat kenikmatan yang jelas ia rasakan dengan Clara.Dimas pun langsung mengguyur seluruh tubuhnya, dan mencoba untuk menerima semua kenyataan.Setelah selesai mandi, Dimas kembali menuju kamar untuk melihat Sarah. Sarah yang
Tidak tahan menahan penasaran, Sarah pun memutuskan untuk membuka pintu kamar Clara, saat ia melihat Dimas dan Clara tergulung dalam selimut yang sama, membuat hatinya terasa sakit, ia mengira Dimas dan Sarah sudah melakukan hubungan suami-istri."Tahan Sarah, ini hanya sementara, setelah Clara hamil dan melahirkan, maka tidak akan ada yang berani menyentuh apapun milikmu." Gumamnya dalam hati.Sarah pun memutuskan untuk kembali ke kamar, dan berusaha membuang pikiran dan perasaannya yang kini bercampur jadi satu.Semakin pagi, membuat suhu AC di kamar Clara semakin terasa dingin, sebagai lelaki normal, membuat Dimas harus menanggung sesuatu yang terbangun dari balik celananya.Dimas berfikir ia tidur dengan Sarah, spontan tangannya langsung memeluk Clara dan langsung memainkan tangannya di daerah sensitif Clara.Mendapat serangan dari Dimas, Clara pun langsung bangun dan menyingkirkan tangan Dimas."Kenapa, sayang?" Rengek Dimas manja.
Tanpa meminta persetujuan Clara, Dimas pun langsung menyusun bantal dan membaringkan tubuhnya di sana.Sembari menatap langit-langit, ia terlihat tersipu saat membayangkan apa yang barusan ia lakukan."Kenapa aku bisa melakukan itu?" Batinya kebingungan, padahal jelas-jelas ia menolak Clara mentah-mentah. Tapi kenapa bisa ia menyerang Clara dengan sangat buas.Sembari menahan rasa malu, Clara pun hanya bisa duduk terpaku sambil menutup tubuhnya dengan kimono rapat-rapat. Dimas adalah laki-laki pertama yang menciumnya, rasanya bagai mimpi, hingga terlihat jelas wajahnya memerah karena merasa malu."Tidurlah, aku tidak akan menganggu kamu!" Ucap Dimas, Clara pun langsung menatap wajah Dimas, hingga membuatnya semakin merasa malu, bayangan saat Dimas meminta lidahnya untuk dikeluarkan masih terbesit jelas di ingatan, sehingga ia tidak berani menatap lama-lama suami tampannya itu.Clara pun langsung membaringkan tubuhnya dan memilih untung memalingkan
Malam ini Dimas sungguh sangat merasa resah, ia sudah tidak ada alasan, hal yang sama juga dirasakan oleh Clara, Sarah sudah memberitahunya agar menunggu Dimas di kamarnya. Perasaan Clara kini campur aduk, ia tidak bisa duduk tenang menunggu sang suami, sedari tadi ia jalan mondar-mandir, namun tidak juga berhasil membuat ia merasa tenang. Kalau benar akan terjadi, itu artinya, ia akan memberikan keperawanannya, untuk suaminya yang sama sekali tidak ia cintai. Clara sama sekali belum pernah jatuh cinta, dan ia juga belum pernah pacaran, kepolosan dan keluguannya tidak bisa untuk ia sembunyikan. Jantung Clara semakin berdegup dengan kencang, saat ia mendengar suara pintu, saat ia mengalihkan pandangan, ia pun melihat Dimas yang sudah berdiri tepat di depan pintu kamarnya. Matanya seakan terbelalak, bukan karena merasa pangling, tapi karena merasa takut, tatapan Dimas sungguh sangat berbeda dengan tatapannya kepada Sarah. Dimas pun memba