"Ada apa?" Louis segera berteriak dan ekspresinya menjadi sangat buruk.Semua anggota Keluarga Chaw yang ada di ruangan itu langsung memandang ke arah pelayan itu dengan murung."Terjadi sesuatu dengan Tuan Muda!" jawab pelayan itu dengan nada suara yang terisak-isak. "Tuan Muda tadi sedang mandi, entah bagaimana dia terjatuh di kamar mandi dan sudah tidak bernapas ....""Kenapa bisa begitu?" Mata Larry membelalak dan hampir tidak bisa bernapas. "Cepat suruh orang pergi lihat apa yang terjadi!""Putraku!" Louis meratap dan bergegas ke lantai dua. Dia membuka pintu kamar mandi dan melihat putranya terjatuh di bak mandi."Putraku!"Louis berteriak dengan keras, lalu segera mendekati dan meraih putranya. Namun, putranya saat itu sudah meninggal."Kenapa bisa begitu ....""Ini pasti perbuatan Nicholas!" Louis sangat terkejut dan pucat. Dia buru-buru berlari ke ruang tamu. Namun, begitu turun ke lantai bawah, dia mendengar suara gaduh dari kejauhan."Nyonya! Terjadi sesuatu pada Nyonya!""A
Stefano duduk di ruang tamu dengan wajah serius dan ekspresinya menjadi sangat buruk saat melihat 5 jenazah di depannya.Kelima jenazah ini semuanya adalah anggota Keluarga Sabir yang terdiri dari 2 bibi, 1 paman, dan 2 sepupunya Stefano.Keadaan kelima jenazah itu sangat mengerikan.Boom ....Saat itu, terdengar suara ledakan yang keras.Stefano terkejut dan buru-buru melompat ke belakang sofa untuk melindungi dirinya sendiri.Krak ....Terdengar suara retakan yang keras dari dinding-dinding di dalam ruangan.Pada saat itu, Stefano baru menyadari ada truk besar yang telah menabrak masuk ke ruang tamu kediamannya. Tidak ada orang di dalam truk, hanya bagian depan truk yang hancur dan tersangkut di dalam ruang tamu.Stefano melihat truk yang tidak ada pengemudinya ini dan amarahnya meledak. "Nicholas, dasar bajingan! Keluar kalau berani!"Boom ....Pada saat itu, terdengar suara ledakan yang keras lagi. Dinding ruang tamu Keluarga Sabir langsung runtuh dan ada truk lainnya yang menerobo
"Kak Yashila!" Stefano berteriak sambil memeluk orang yang ada di pangkuannya.Gelombang api melanda sekitar puluhan meter dari Vila Keluarga Sabir. Bak obor yang menyala, kobaran tersebut terlihat sangat menakutkan."Kak Yashila!" Stefano berteriak histeris.Kepala Yashila bersimbah darah, wajahnya sudah terluka parah akibat terbakar. Rambutnya yang indah juga terbakar, kondisinya terlihat sangat lemah. Pada saat ini, ekspresi ketakutan melintas di mata Yashila.Dia tidak mungkin bisa menghadapi ledakan dahsyat seperti ini.Stefano memeluk Yashila dengan mata berkaca-kaca. Lidah api berkobar di sekitarnya dengan dahsyat. Bagaimanapun, dia tidak bisa membayangkan bahwa truk-truk yang masuk ke Vila Keluarga Sabir ini berisi bom dan bahan bakar."Cepat pergi!" kata Yashila dengan gigi terkatup.Stefano buru-buru menggendong Yashila dan masuk ke mobil terdekat, lalu segera pergi menjauh dari sana.Brum ....Puluhan mobil muncul dari segala arah dan mengejar Stefano.Stefano menggertakkan
Kini, hanya tersisa Larry dan Louis di Keluarga Chaw, serta Jesslyn yang sedang terikat di lantai.Louis seakan-akan hampir gila. Sambil setengah berlutut di lantai, dia menangis dengan sedih, "Tamat sudah Keluarga Chaw ...."Dengan tatapan nanar, Larry menggenggam erat tinjunya dan tetap diam.Tubuh Jesslyn gemetaran. Dia merasakan ketakutan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dia sama sekali tidak tahu siapa yang akan mati selanjutnya. Sebab, saat ini hanya tersisa tiga orang di Keluarga Chaw.Tak ada seorang pun yang tahu kapan pisau akan menghunjam dada mereka selanjutnya.Drap drap drap!Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang jelas dari luar pintu.Jesslyn membelalakkan matanya, seolah-olah merasakan bahwa malaikat maut akan datang menghampirinya. Tubuhnya mulai bergetar ketika berkata, "Jangan ... jangan ...."Krak ....Gerbang kediaman Keluarga Chaw terbuka, muncul seorang pemuda berpakaian jas berdiri di pintu masuk."Tidak!" Jesslyn memejamkan matanya dengan ketaku
"Benar!" Bella mengangguk pelan. "Keluarga Chaw dan Keluarga Sabir sedang menghadapi krisis saat ini. Kalau Direktur Zara bisa menjalankan misi dengan baik malam ini, Megawan Group bisa mendapatkan banyak keuntungan!""Kenapa Tuan Muda tidak melakukannya sendiri?" tanya Zara."Karena tidak punya energi!" Bella menjawab, "Aku tidak tahu niat Nicholas yang sebenarnya, tetapi dia tidak menunjukkan keinginan untuk mengambil alih kedua perusahaan ini!""Baik, aku mengerti!" Zara mengangguk, lalu kembali ke meja kerjanya. Selanjutnya, dia mengambil telepon dan menekan sebuah nomor. "Semua orang bekerja lembur malam ini. Selain itu, minta orang untuk mencari pemegang saham Keluarga Chaw dan Keluarga Sabir ...."Terdengar suara yang lembut dari seberang telepon, "Baik!"Zara menutup telepon dan pandangannya beralih ke Bella, "Apa instruksi Tuan Muda kepadaku?""Nicholas tidak mengatakannya kepadaku, tetapi aku pikir, dia tidak akan menyulitkan Anda!" Bella tersenyum membalas ucapannya.Zara me
Ken kembali tersenyum. "Tentu saja tidak akan kulupakan! Aku tahu tentang penderitaan yang dialami oleh Keluarga Chaw dan aku pasti akan membela Anda! Bahkan kalau masalah ini sampai diketahui oleh kakekku, aku tetap akan membela kalian!""Bagus! Bagus!" Larry sangat terharu, dia menengadah sambil menggertakkan giginya, "Aku mungkin sudah tua dan lemah, tetapi menjadi bagian dari Keluarga Winata adalah suatu kehormatan besar bagiku! Mulai hari ini, aku adalah orang dari Tuan Muda, hidup maupun mati!""Waktu itu, aku membantu Tuan Tua merebut Keluarga Winata, sekarang aku bisa membantu Tuan Muda merebut kembali kekuasaan .... Siapa memangnya Nicholas itu? Dibandingkan dengan statusmu sebagai keturunan langsung Tuan Muda, dia bahkan tidak layak diungkit! Meskipun si anak haram itu cukup hebat, aku pasti bisa membuatnya tidak bisa pergi dari Kota Modu hidup-hidup! Pengorbanan Keluarga Chaw tidak akan sia-sia!""Bagus!" Ken tertawa terbahak-bahak.Di sisi lain, Louis mendengarkan semua itu
Ken menarik rambut Jesslyn, tidak memberinya ruang untuk melawan. Kemudian, dia mendorong Jesslyn ke atas meja teh dengan keras.Jesslyn menahan meja dengan kedua tangannya, tubuhnya agak kaku. Ken sudah melepas ikat pinggangnya dan senyumnya menjadi semakin jahat.Jesslyn sama sekali tidak mengira Ken memiliki kecenderungan seperti ini. Jika Ken hanya ingin melecehkannya, Jesslyn merasa masih bisa menerima hal tersebut. Di dalam hatinya, dia merendahkan semua pria. Namun, Ken adalah anggota Keluarga Winata. Dari segala sisi, pria itu masih termasuk orang yang hebat.Hanya saja, mengingat akan melakukan hal ini di depan Stefano, hati Jesslyn bergidik.Bagaimanapun, Stefano adalah tunangannya. Ditambah lagi dengan hubungannya dengan Stefano sebelumnya, mana mungkin Jesslyn bisa menerima bahwa kini dia sedang dilecehkan oleh pria lain? Egonya yang tinggi sedari kecil, kini hancur semuanya dalam sekejap.Begitu pintu ruang tamu terbuka, terlihat Stefano yang masuk dengan kepala terbalut p
Setelah membuka pintu ruang tamu, Jesslyn berjalan keluar dengan terhuyung-huyung. Tidak ada seorang pun yang mengetahui betapa lelahnya dia saat ini.Pada saat itu, tiba-tiba muncul sebuah tangan yang menariknya. Stefano memegang leher Jesslyn dengan satu tangan dan menabrakkannya ke dinding.Jesslyn kesakitan, dia menatap Stefano dengan marah. "Apa yang kamu lakukan?""Berani-beraninya kamu mengkhianatiku dan berselingkuh dengan orang lain di belakangku?" marah Stefano.Mendengar perkataan ini, Jesslyn malah tersenyum sinis. Dia mendorong Stefano dan membuka jubah mandinya. "Berselingkuh di belakangmu? Bukannya aku melakukannya di hadapanmu?""Kamu ...." Stefano marah besar.Jesslyn tersenyum sinis. "Kamu nggak lihat sekarang ini aku bersama siapa?""Jesslyn!""Berani nggak? Kalau nggak berani, pergi sana!" Jesslyn mendorong Stefano dan berbalik pergi.Stefano menggenggam erat tinjunya sambil memandang punggung Jesslyn. Kekesalan tak berujung meluap di dalam benaknya, membuat napasny
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,