Nicholas membalikkan badan sambil mengepalkan kedua tangannya.Bella muncul di tengah kerumunan. Dengan ekspresi dingin, dia berjalan ke depan panggung sambil berkata, "Nicholas, jangan membuat onar di Kota Mano. Meskipun Pelelangan Anoka tidak sekaya keluargamu, kami masih sanggup mendanai beberapa miliar."Pelelangan Anoka ikut mendanai? Semua orang terkejut.Selama ini Pelelangan Anoka tidak pernah berkecimpung secara langsung di dunia investasi. Ini adalah pertama kalinya orang-orang mendengar bahwa Pelelangan Anoka ingin berinvestasi?Apakah Pelelangan Anoka mendirikan perusahaan baru?Bella berdiri di hadapan Nicholas, kedua matanya tampak memerah. "Aku tertarik menjadi investor Pak Sani.""Baik!" Emosi Nicholas sudah tak terbendung, api kemarahan berkobar di dalam hatinya."Tuan Muda, kamu mau apa lagi? Kamu boleh melawanku, kamu juga boleh melaporkan aku. Kamu mau cari siapa? Pak Yona? Orang tuamu? Kalau kamu sudah bosan di sini, sebaiknya kembali ke sekolah dan belajar yang be
Enam triliun? Nicholas tidak mau mempertimbangkannya dulu?Sesaat melihat tindakan Nicholas, Sadewa pun marah besar.Enam triliun! Dari mana Nicholas punya uang sebanyak itu? Mustahil!Proyek Roland adalah proyek incaran utama Sadewa. Sadewa sudah mempersiapkan semuanya untuk mendapatkan hak investasi atas proyek energi terbarukan yang akan dikembangkan.Proyek ini adalah proyek yang akan membantu Joan agar bisa berdiri tegap di Kota Mano. Sadewa tidak bisa merelakan proyek sepenting ini kepada Nicholas."Jean?" teriak Sadewa.Jean yang berkeringat dingin pun langsung berlari ke arah Sadewa."Sudah ketemu, belum?" bentak Sadewa."Be-belum ketemu, tapi dilihat dari arus kas Lasmine Group, beberapa hari lalu ada dana misterius yang masuk ke rekening mereka," jawab Jean."Dana misterius?" Sadewa menarik kerah Jean sambil berkata, "Kamu ngapain saja? Kenapa mereka bisa mendapatkan dana? Dari mana uangnya? Kok kamu bisa nggak tahu?""A-aku juga nggak tahu." Jean tampak ketakutan."Nggak ber
"Sialan ...." Kemarahan Nicholas mulai berkobar."Tuan Muda, biarkan uang yang bicara. Jangan mempermalukan diri sendiri lagi." Sadewa tidak memedulikan kemarahan Nicholas. Bagaimanapun dia sudah menentukan pilihan untuk mendukung Joan.Kemudian Sadewa kembali menatap Roland dan berkata, "Aku akan menyiapkan kontrak senilai 20 triliun yang akan dibayarkan secara bertahap. Tahap pertama aku akan memberikan 10 triliun yang bisa kamu terima 2 hari lagi. Oh iya, kami cuma minta saham 15%.""Sadewa!" bentak Nicholas.Roland terlihat sangat senang. "Astaga, aku benar-benar terharu ....""Aku senang bisa membantu," jawab Sadewa, lalu kembali menatap Nicholas. "Tuan Muda, kamu memang membuatku kagum, tapi kayaknya pengalamanmu masih kurang. Di dunia bisnis, kalau hebat tidak perlu banyak bicara, cukup dibuktikan saja."Nicholas tak bisa berbuat apa-apa, dia harus mengakui kekalahan ini. Sembari berusaha menahan amarah, dia pun menganggukkan kepala."Tuan Muda, aku ingatkan sekali lagi ... kala
Jika dilihat dari samping, Yasmine seperti seorang ratu yang memancarkan pesona keagungan.Yasmine benar-benar sangat cantik, kecantikan yang jarang dimiliki orang-orang pada umumnya. Bahkan Fendi yang berjalan menghampirinya pun iri melihat pesona Yasmine."Yasmine?" panggil Fendi. "Ini aku kenalin ...."Sesaat menoleh, Yasmine melihat Fendi dan Roland yang berjalan ke arahnya."Yasmine, ini Roland. Roland, ini Yasmine, temanku. Dia nggak cuma cantik, tapi juga pintar," kata Fendi sambil tersenyum.Yasmine tidak menyukai kehadiran Fendi dan Roland."Yasmine, kamu masih marah gara-gara masalah tadi? Aku rasa kamu nggak perlu marah, Sadewa lebih berpengalaman dan kaya, sedangkan perusahaan kalian baru didirikan beberapa hari lalu. Sudah, jangan marah-marah. Aku kenalin Roland ...."Yasmine menoleh, raut wajahnya terlihat dingin. "Jangan dekat-dekat!""Yasmine, kamu kenapa sih?" Fendi meninggikan suaranya. "Roland adalah tamu terhormat, acara ini bahkan diselenggarakan khusus untuk perus
"Lepaskan aku, lepaskan!" Yasmine berusaha mengempaskan tangan Fendi."Melepaskan kamu?" Fendi mengangkat kedua alisnya."Yasmine, aku dan Roland berbaik hati menawarkanmu minum. Beraninya kamu menolak? Cepat, minum!" Fendi mengambil gelas arak, lalu memaksa Yasmine untuk meneguknya.Yasmine berusaha mendorong Fendi. "Fendi, kamu cari mati?""Kamu nggak tahu siapa Roland? Dia adalah konglomerat, harusnya kamu senang karena dia menyukaimu," kata Fendi sambil menjambak rambut Yasmine. "Apa hebatnya pacarmu? Pacarmu nggak ada apa-apanya dibanding Roland. Tenang saja, hidupmu pasti sejahtera bersama Roland."Roland tersenyum melihat perseteruan di antara Fendi dan Yasmine."Hentikan!" Yasmine terus memberontak.Fendi tak mau berlama-lama, dia segera memaksa Yasmine untuk meminum arak yang telah dicampur dengan obat bius."Tolong ...." Yasmine ingin berteriak, tetapi Fendi langsung menutup mulutnya dan membawanya ke pojokan aula. Lagi pula suasana di sini sangat ribut, tidak akan ada yang m
"Tuan, jangan salah paham, aku juga pemain baru. Belum begitu memahami pemikiran investor," kata Ana sambil tersenyum."Em, pelajari saja dulu. Aku masih ada urusan, aku pergi dulu." Nicholas langsung pergi meninggalkan Ana."Tuan Nicholas ...." Tanpa pikir panjang, Ana langsung menarik tangan Nicholas."Lepaskan!" Ekspresi Nicholas terlihat dingin."Tuan, aku sangat mengagumi kamu ...." Ana berusaha mengulur waktu.Zzz, zzz. Ponsel Nicholas bergetar.Nicholas mengeluarkan ponselnya dan membaca sebuah pesan. Seketika, raut wajah Nicholas pun berubah menjadi ganas.Nicholas mengangkat kepala, dia tidak melihat keberadaan Yasmine."Tuan, aku ingin menceritakan sesuatu." Ana terus berusaha menahan Nicholas.Nicholas menarik rambut Ana, lalu berkata dengan serius, "Kamu mau cari mati?"Ana tersentak, wajahnya pun langsung memerah. "Tuan, apa maksudmu?"Nicholas menjambak Ana dan membenturkan kepalanya ke meja kaca. "Prang!"Selang beberapa detik, Ana mengangkat kepalanya sambil merintih ke
Yasmine tersungkur sambil menangis. Dia tidak menyangka akan jatuh ke dalam jebakan Fendi."Yasmine, nikmati malam ini. Kamu pasti suka." Sebelum pergi, Fendi berjongkok dan berbisik di telinga Yasmine."Sialan ...." Yasmine hanya bisa menggerakkan bibir. Tenggorokannya terasa seperti dicekik, dia tak sanggup mengeluarkan suara."Sialan? Sejak kecil aku selalu menjadi nomor dua, sedangkan kamu selalu menjadi yang pertama. Kamu hanyalah seorang anak yatim piatu, kenapa hidupmu lebih beruntung daripada aku? Kenapa kamu bisa mendapatkan pacar yang lebih kaya dan tampan? Apa bagusnya dirimu?""Aku sangat membencimu! Aku sudah membencimu sejak lama! Yasmine, aku akan menghancurkan hidupmu! Tenang saja, nggak akan ada yang bisa menolongmu. Terima saja nasibmu!" Suara Fendi terdengar terengah-engah, matanya memerah dan memelotot seperti seorang iblis.Yasmine tidak berkutik, air mata mengalir membasahi pipinya."Ckckck, nangis? Kamu juga bisa nangis? Menangislah sepuasnya, aku tidak melarangm
Setelah bicara, Roland mengangkat tangan dan melayangkan tinjuan ke arah Nicholas.Nicholas menahan serangan Roland dengan mudah. Dia menangkis tinjuan Roland, lalu mengangkat kaki dan menendang perut Roland.Tendangan Nicholas menyebabkan Roland mundur beberapa langkah dan membentur tembok di belakang.Selagi Roland lengah, Nicholas meninju dan menghajarnya sampai babak belur."Uhuk ...." Roland memuntahkan seteguk darah."Kamu, kamu berani melukai Roland? Nicholas, tamatlah riwayatmu!" Fendi tidak menyangka Nicholas senekat ini."Bajingan, kamu nggak tahu aku siapa? Kamu berani menyinggung aku?" Roland meraung sambil mengepalkan kedua tangannya."Plak!" Nicholas memukul kepala Roland. "Kamu siapa? Beri tahu aku, kamu siapa?""Dia adalah investor luar, beraninya kamu memperlakukan aku seperti ini. Tamat riwayatmu!" Fendi cuma bisa berteriak dan mengancam."Kamu, kamu ...." Sekujur tubuh Roland terasa sakit."Ayo, beri tahu aku! Kamu siapa?" tanya Nicholas sambil menendang perut Roland
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,