"Nggak ada yang mati, tapi kondisinya agak mengkhawatirkan.""Ada apa?" Nicholas pun ikut cemas.Berdasarkan karakter ibunya, Nicholas tidak akan heran kalaupun menewaskan banyak orang."Nyonya Besar melempar granat dan menghancurkan beberapa pesawat mereka. Nyonya Besar juga mengadang Gloria di bandara. Katanya kalau mereka masih berani menyentuhmu, Nyonya Besar akan menghabisi seluruh anggota Keluarga Tansil dan hanya menyisakan Nona Samantha. Nyonya Besar akan memaksa Nona Samantha untuk melahirkan anak yang banyak ...."Nicholas tak bisa berkata-kata, ibunya memang kejam. Nicholas yakin, ibunya tak main-main, dia tega menghabisi seluruh anggota Keluarga Tansil.Meskipun Keluarga Tansil adalah keluarga terhormat, ibunya Nicholas memiliki 1001 cara untuk menghancurkan mereka.Selama ini ibunya Nicholas yang turun tangan untuk mengatasi serangan Keluarga Tansil. Ibunya bahkan beberapa kali mempermalukan Gloria, tetapi Keluarga Tansil tak dapat berbuat apa-apa."Aku mengerti," jawab Ni
"Orang Pelelangan Anoka nggak jadi datang, mereka cuma mengirimkan hadiah sebagai permintaan maaf. Bella mau diapain?" tanya Yasmine."Mau dikirim ke luar negeri?""Sebentar, aku ke sana!" Sebuah ide terbesit di benak Nicholas.Nicholas bergegas masuk ke dalam mobil dan pergi menemui Yasmine.Sesampainya di sebuah vila tua, Nicholas keluar dari mobil dan beranjak masuk.Bella sangat pucat, dia menangis tersedu-sedu saat melihat kedatangan Nicholas.Sebenarnya Nicholas hanya menyekap Bella, dia sama sekali tidak disiksa. Namun selama ini Bella selalu dihormati, dia tidak menyangka ada yang berani merendahkannya seperti ini.Rasanya Bella mau gila ....Selama beberapa hari ini Bella hanya diberikan makanan seadanya. Yang penting dia tidak mati.Nicholas menutup hidung, dia tidak tahan mencium aroma busuk yang ada di ruangan Bella dan Julia. Bella dan Julia makan serta buang air di sini, berbagai aroma bercampur aduk di dalam ruangan."Nic, lepaskan aku, aku mohon. Aku nggak akan mengulan
Meskipun sedang dilanda banyak masalah, Nicholas berusaha bersikap tenang."Setelah aku pergi, nggak nyangka terjadi masalah kayak gini." Master Howard menghela napas sambil menggelengkan kepala."Nasi sudah jadi bubur, jalani saja." Nicholas tersenyum."Em." Howard mengacungkan kedua jempolnya."Oh iya, aku sudah mengecek giok ini. Energinya sangat bagus, kamu boleh pakai," kata Howard sambil mengembalikan giok yang diambil dari Sherina.Nicholas mengangguk. Dia merasa tentram saat memegang giok ini."Nic, apakah kamu mau belajar ilmu seni bela diri?" tanya Howard.Nicholas mengangguk pelan."Baik." Howard mengangkat kepalanya dan berkata, "Aku belum bisa mengajarimu, tapi aku angkat jadi murid dulu. Setelah kamu mencapai standar yang aku inginkan, aku baru mewarisi ilmuku kepadamu.""Oke!" Nicholas tertawa kecil."Ilmu pengobatan tradisional agak rumit, takutnya kamu pusing. Ini, pelajari dulu buku panduan Tsing I Tsuan. Di dalamnya ada beberapa cara untuk melatih energi internal," k
"Baiklah, nanti aku jemput," jawab Nicholas."Oke!" Jenny terdengar sangat senang.Setelah menutup ponsel, Nicholas mengusap dahinya, lalu mengambil ancang-ancang dan kembali melatih energi internal.Howard memantai dari jauh. Dia mengerutkan alis, tatapannya terlihat kebingungan.....Hari sudah sore, Nicholas selesai berlatih dan segera bersiap-siap untuk menjemput Jenny.Jenny mengenakan gaun berwarna kuning, dia tampak ceria dan lebih muda."Wah, Nona, apakah aku boleh mengajak Anda berdansa?" tanya Nicholas sambil mengulurkan tangannya.Jenny tertawa sambil menggandeng Nicholas. "Tentu saja ...."Nicholas membuka pintu mobil, lalu mempersilakan Jenny duduk di kursi pengemudi. Mereka pergi ke sebuah restoran barat yang cukup terkenal di Kota Mano.Tanpa disadari, sebuah mobil Toyota Iveco putih mengikuti Nicholas dan Jenny dari belakang."Wanita jalan!" Frank berteriak di dalam mobil."Tuan Muda, aku sudah mengatur semuanya. Pemuda itu nggak akan bisa melihat matahari terbit.""Bag
"Katanya Yasmine dia datang sebentar lagi.""Justin, seingat aku kamu sempat mendekati Yasmine waktu SMA. Gimana sekarang? Sudah ada perkembangan?" Fendi bertanya kepada Justin.Justin tersipu malu. "Aku nggak pantas buat Yasmine. Aku dan Yasmine cuma teman biasa, kok ....""Cih ...." Bastian meliriknya dengan sinis.Tatapan Bastian sontak membuat harga diri Justin sedikit terluka. Justin pun berdeham dan menjelaskan, "Aku memang sempat mengagumi Yasmine, tapi semenjak kuliah perasaanku sudah biasa saja. Oh iya, jangan bahas aku saja. Fendi, bukannya hidup enak di luar negeri? Kok tiba-tiba pulang?""Aku dan pacarku lagi coba membuat bisnis baru. Kami sudah menghubungi penanggung jawab Pembiayaan Modal Ventura, beberapa waktu lalu juga sempat berhubungan sama orang Asosiasi Pengobatan Modern. Semoga dalam beberapa hari ini proyeknya bisa segera dipastikan." Fendi tampak bangga saat menceritakan tujuan kepulangannya."Oh ya?" Bastian menatap Fendi dengan penuh kekaguman. "Menurutku kamu
Sebuah Ferrari berwarna merah berhenti di depan restoran.Yasmine mengenakan gaun berwarna biru tua. Dia masuk ke dalam restoran sambil menenteng sebuah tas bermerek edisi terbatas."Yasmine datang ...." Fendi tampak antusias.Justin mengangkat kepalanya, dia terpesona melihat kecantikan Yasmine."Di sini ...." Bastian melambaikan tangan.Yasmine mengerutkan alis, dia tidak menyangka Fendi juga ada di sini. Yasmine pikir mereka mengadakan reuni, ternyata hanya ada Fendiana, Justin, dan Bastian."Yasmine, sini duduk!" kata Bastian sambil tersenyum.Yasmine duduk dan bertanya, "Cuma kalian? Yang lain mana?""Cuma kami bertiga," jawab Bastian. "Katanya Fendi sudah lama nggak ketemu kamu, makanya dia mengusulkan untuk mengajak kamu.""Hmm?" Yasmine merasa ada yang janggal.Fendi kangen? Apakah matahari terbit dari barat?"Yasmine, mau minum apa?" Fendi bersikap sangat ramah. "Ayo, pesan! Aku yang traktir."Fendi berbicara kepada Yasmine sambil memperhatikan gerak-gerik Nicholas."Wah, kamu
Yasmine mengerutkan alis. Semenjak bertemu Fendi dan teman-teman yang lain, suasana hati Yasmine terasa sangat buruk.Yasmine bukan kesal melihat Nicholas bersama wanita lain, dia muak melihat kelakuan Fendi yang berusaha mempermalukannya."Yasmine, kok kamu di sini?" Nicholas menatap Yasmine dengan keheranan."Aduh, semua salahku, semua salahku. Harusnya aku nggak berteriak ...." Fendi menghampiri Nicholas dan meminta maaf.Kemudian Fendi bersikap seolah terkejut saat melihat keberadaan Jenny. "Em? Kamu lagi makan sama siapa? Nic, kayaknya kamu agak keterlaluan. Kamu selingkuh sama wanita lain? Yasmine kurang apa? Dia cantik, baik, pintar ...."Nicholas tak dapat menutupi rasa jijiknya. Dia paling membenci wanita seperti Fendi."Yasmine, itu beneran pacarmu?" tanya Bastian.Raut wajah Yasmine terlihat muram. Sebelumnya dia mengakui Nicholas sebagai pacarnya agak tidak kalah dari Fendi. Siapa yang sangka hal seperti ini akan terjadi?Yasmine termenung sejenak, sepertinya dia mulai paha
Yasmine mengempaskan tangan Justin, lalu memeluk Nicholas dan bertanya, "Aku bisa mengandalkan kamu, 'kan?"Yasmine terharu melihat Nicholas yang maju untuk melindunginya.Nicholas sendiri kaget, dia tidak menyangka kalau Yasmine akan memeluknya.Nicholas tersenyum lembut dan menjawab, "Em, ada aku. Kamu tenang saja.""Yasmine, kamu ngapain? Kamu masih mau sama dia?" Justin kembali menarik tangan Yasmine."Minggir!" Nicholas memelototi Justin."Justin, kita nggak berhak mencampuri urusan pribadi Yasmine." Fendi berlagak sok baik, dia menarik Justin sambil membujuknya."Kayaknya Yasmine sudah dibutakan cinta. Sudah jelas-jelas Nicholas selingkuh, kamu masih memeluknya?" Fendi menghela napas."Maaf, aku potong sebentar." Jenny menghampiri dan memotong pembicaraan mereka. "Aku boleh bicara sebentar?""Aku yang mengajak Nicholas ke restoran ini. Aku mewakili guruku berterima kasih kepada Nicholas yang telah menjamu kami selama beberapa hari ini. Aku adalah anggota Asosiasi Pengobatan Moder
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,