Home / Romansa / Di Balik Skandal Suami / Bab 16 Foto dan Video tak senonoh

Share

Bab 16 Foto dan Video tak senonoh

Author: Kom Komala
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tanganku kini sudah menggenggam sebuah amplop yang dengan susah payah kucapai menggunakan lidi yang kurantai.

Aku masih heran.

Entah kenapa sampai ada amplop putih yang tidak berlogokan apapun terjatuh di belakang lemari.

Aku benar-benar berharap isi di amplop itu hanyalah sesuatu yang tidak penting. Sesuatu yang tidak membuat bara api di dalam hati ini menyala.

Aku menelan ludah. Berharap isi amplop itu adalah sebuah bukti apakah aku harus tetap bersama mas Dani atau bahkan aku harus segera pergi.

Kutarik nafas ini sedalam mungkin. Lalu aku menghempaskannya perlahan.

Sebelum membuka isi amplop mataku sempat memutar dan menengok ke arah jam dinding.

Jam dinding ternyata sudah menunjukkan pukul setengah tiga dinihari.

Aku benar-benar tak menyangka. Mas Dani benar-benar mengurungku selama ini. Bahkan ia telah menyekapku disini.

Dia telah mempersulit jalanku untuk keluar dari rumah ini.

Kembali pandanganku menuju seb

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Di Balik Skandal Suami   Bab 17 Mencari jalan keluar

    Aku segera mencari sebuah alat pembuka jaringan seluler. Kuharap menemukan sebuah modem dan kartu. Aku ingat dulu itu ada. Semoga saja dalam kesempitan seperti ini memang akan muncul.Semoga saja ada di dalam kamar, bukan berada di tengah rumah.Kalau benar ada diluar, bagaimana aku mengambilnya?Kuharap ia menyimpannya di laci kamar.Laptop kusimpan terlebih dahulu, takutnya Mas Dani datang dan tahu kalau aku akan mempergunakan Laptop itu.Aku terus mencari alat komunikasi apapun. Siapa tahu suamiku punya gawai lain. Gawai jadulnya dulu.Nihil.Tak ada apapun kutemukan di dalam kamar.Di rumah tak ada wifi tersambung. Tapi modem yang selalu ia gunakan di laptop pasti ada di ruang televisi.Bagaimana cara aku meraihnya.Akh, sial.Aku benar-benar sudah pengap sekali.Kulih

  • Di Balik Skandal Suami   Bab 18 Kabur

    Aku hanya bisa menelan ludah saat Bapak mencoba masuk menghampiriku. Aku benar-benar tidak tahu apa maksud dan tujuannya.Dia naik ke jendela yang tidak terlalu tinggi itu dan memergokiku yang sedang ketakutan.Bapak mulai bicara dengan nada yang sangat halus."Diandra, kamu boleh keluar dari rumah ini. Asalkan kamu menuruti kemauan Bapak."Teg!Apa maksudnya. Aku jadi makin takut."Apa mau Bapak?" tanyaku sambil menahan rasa takut. Berharap bapak benar-benar ingin mengeluarkanku dari rumah ini.Bapak makin mendekat ke arahku. Aku tak yakin kalau ia akan memiliki itikad baik. Pandangannya sudah berbicara."Kamu harus melayaniku malam ini. Setelah itu, kamu boleh pergi kemanapun."Tenggorokan ini tercekak. Keningku melipat mendengar ucapannya. Orang tua gila.Jelas kalimat yang keluar dari mulutnya membuatku sangat ketakutan. Aku jijiik dan geram mendengar kalimat itu keluar dari lelaki bau tanah.Dada

  • Di Balik Skandal Suami   Bertemu penolong

    Malam ini aku masih berada di mobil pria yang baru saja menolongku dari kejaran mas Dani.Kami sudah sempat berkenalan.Dan sejak itu aku sudah tahu namanya. Nama pria yang telah memberiku tumpangan itu adalah Mas Reza.Mas Reza baru saja pulang dari rumah rekannya, katanya. Dia hendak pulang, dan tak disangka kalau dia malah bertemu denganku di jalan.Lebih tepatnya bukan bertemu.Tapi terpaksa menghampiriku.Dia juga sudah sempat bertanya perihal suamiku yang tega ingin menyakitiku.Aku sempat menjelaskan sedikit tentang masalah keluarga pada mas Reza. Takutnya juga ia berburuk sangka padaku.Bisa-bisa dia malah menuduhku kabur karena maling.Hem.Kami masih berada di dalam mobil.Bersama anakku pula Dona.Aku benar-benar berterimakasih padanya atas bantuan yang telah ia

  • Di Balik Skandal Suami   Membuang kenangan manis

    Alhamdulillah, malam tadi aku dan Dona bisa tidur dengan nyenyak.Pagi ini aku telah bersiap-siap untuk kembali ke kampung halaman. Untung saja aku sempat membawa uang sebelum kabur.Jadi untuk ongkos dan makan insyaallah tak akan kurang.Aku masih takut kalau Mas Dani akan menyusul atau akan menyakiti Dona anakku buah hatinya juga.Kalau iya dia menyentuh Dona berniat menyakiti dirinya, aku benar-benar tak akan bisa memaafkannya.Aku akan pulang sembari mengurus surat perceraian. Bukan tanpa alasan aku melakukan semua itu. Jelas-jelas aku membawa bukti yang cukup di tasku ini.Foto-foto dan video syur dia bersama wanita lain yang sempat kubawa di kantong yang berisi sedikit pakaian.Andai malam itu aku memaksakan diri membawa tas besar, mungkin aku tak akan bisa lolos dari Mas Dani.Aku akan repot karena membawa beban berat.Yang terpenting kubawa di malam itu adalah baju Dona, sehelai baju gantiku dan bukti-bukti untuk

  • Di Balik Skandal Suami   Bercerai

    Sekarang aku sudah tinggal kembali bersama kedua orang tuaku. Di kampung halaman yang sejuk dan asri. Bersama Dona tentunya.Tak ada Mas Dani menyusul ke sini ternyata. Mungkin ia belum bisa bertemu dengan kedua orang tuaku karena malu.Ibu dan Bapak sangat syok mendengar ceritaku tentang Mas Dani.Untung saja mereka tak punya riwayat penyakit jantung.Ibu dan Bapak sempat tak percaya.Tapi, setelah aku perlihatkan sebuah bukti foto, baru mereka percaya. Hanya satu bukti foto saja. Itupun yang menurutku paling pantas untuk diperlihatkan. Tak terlalu vulgar.Ibu dan Bapak benar-benar kecewa pada Mas Dani. Bagaimanapun juga selama ini Ibu dan Bapak sangat bangga dan sangat menyayanginya.Kini kami benar-benar menyayangkan atas perilaku buruk Mas Dani.Dengan sifat Mas Dani semacam itu membuatku berpikir, apakah aku terlalu menuntut untuk diberi uang banyak?Kepalaku menggeleng-geleng.Tapi rasanya tidak. Berap

  • Di Balik Skandal Suami   PoV Dani

    bila berkenan tolong tinggalkan like dan komentarnya, ya🙏🙏😍pov DaniSekarang, mulai hari ini Diandra bukan lagi istriku. Aku telah menjatuhkan talak sesuai keinginannya.Walaupun aku sebenarnya tak ingin berpisah.Aku benar-benar mencintai Diandra.Ya, tapi aku sudah salah langkah.Andai dulu aku tak menuruti hawa nafsu untuk mendapatkan uang instan. Dengan bergaul dengan para tante-tante kaya raya, mungkin aku tak akan berpisah darinya.Tapi semua bukan tanpa alasan.Aku benar-benar tergiur dengan uang.Uang yang bisa kudapatkan dengan mudah. Tanpa capek-capek bekerja.Diandra memang tak pernah menuntut apapun. Tapi Ibu dan Bapaklah yang menuntut supaya aku bisa membalas budi mereka seusai aku menikah.Ibu dan Bapak selalu menuntutku untuk memberi mereka uang

  • Di Balik Skandal Suami   PoV Dani (2)

    "Dani! Apa kamu sudah susul istri kamu itu?" bentak Ibu yang melihatku sedang duduk sendiri di ruang tengah sembari melamunkan anak dan istriku yang sebentar lagi tinggal kenangan saja.Ibu macam bicara pada budak saja. Wajahnya penuh dengan emosi. Berbalik seratus delapan puluh derajat saat ia bicara di hadapan Diandra.Tapi beginilah memang sifat asli ibu. Dan kalau ia tanya soal Diandra, aku telah jatuhkan talak dengan maksud supaya ia tak lagi satu atap dengan lelaki kotor.Malas menjawab pertanyaan Ibu."Kalau istri kamu tidak kembali, siapa yang akan urus kamu?" bentak Ibu kembali.Deg!"Maksud Ibu berkata seperti itu apa?"Aku menoleh ke arah Ibu yang menatapku penuh dengan kedengkian.Hengkang dari kursi dan berdiri.Begitukah tatapan seorang ibyu pada anak yang sedang dilanda masalah?Bahkan masalah itu hadir karenanya?Kepalaku menggeleng-geleng."Kalau kamu tidak bisa ajak istri kamu kemba

  • Di Balik Skandal Suami   Pra Sidang

    Sekarang sudah dua Minggu setelah Mas Dani menjatuhkan kata talaknya padaku.Hari ini adalah hari yang tak akan pernah aku lupakan.Hari ini aku akan resmi bercerai dengan Mas Dani. Karena sidang perceraian sudah di depan mata.Perih! Sekali rasanya.Apalagi saat membayangkan kenangan manis kami bersama. Saat kami memadu kasih dulu. Saat kami bercanda dan tertawa dalam satu atap yang sama.Kini aku melamun dengan air mata yang tiba-tiba terjatuh di pipi.Dona diasuh oleh adik. Saat ini ia tak berada di dekatku.Entah Dona diajak kemana. Mu

Latest chapter

  • Di Balik Skandal Suami   Pernikahan Diandra dan Rizki Di Bali

    "Mbak, selamat ya, sebentar lagi Mbak akan menikah. Tinggal beberapa jam lagi." Nessia memberiku ucapan kala aku baru saja selesai di make up oleh Mbak Intan. Tukang make up profesional yang semuanya di rekomendasi oleh Nessia dan Radit."Makasih ya, Ness. Dan maaf. Mungkin Mbak terkesan mengkhianati kakak kamu." Bagaimanapun juga Nessia adalah adik almarhum suamiku. Tapi dia yang mendukungku, menyiapkan segalanya untukku. Tak terkecuali."Mbak, enggak, gak ada pengkhianatan disini. Aku tahu, Mbak wanita yang baik. Dan aku tahu gimana cinta Mbak pada mereka. Tapi, aku juga ingin Mbak mendapatkan pria yang bisa menemani Mbak, yang bisa lindungi, Mbak. Aku gak mau Mbak terus-menerus menjanda. Masa depan Mbak itu masih panjang. Dan aku yakin, mas Rizky bisa jadi jodoh Mbak sampai akhir nanti. Sampai kalian kakek nenek. Sampai maut sendiri yang memisahkan kalian." Nessia kembali mengungkapkan. Telapak tangannya sedari tadi me

  • Di Balik Skandal Suami   Reza Dan Dani Hadir

    "Mas Dani? Mas Reza? Kalian mau kemana?" Aku melihat dua pria bersaudara itu bergandengan tangan mengenakan pakaian serba putih. Lalu mereka diam dan berbalik badan menyemai senyuman."Diandra, aku pergi. Kamu jangan lupa bahagia. Jaga anak kita," kata Mas Reza. Jelas air mataku menetes."Ta, tapi kalian mau kemana?" Aku mulai menangis. Air mata ini menghujan. Mas Dani mendekat. Dan Mas Reza diam tetap di tempatnya. Mas Dani makin mendekat ke arahku berdiri. Senyuman dan lesung pipinya amat membuat syahdu penglihatanku. Mereka tampan sekali."Diandra. Kamu jangan nangis. Kamu harus ingat, kamu punya dua anak. Dan kamu harus menjaganya." Kalimat Mas Dani. Dia juga meraih telapak tangan kiriku. Ia memberiku sebuah benda. Benda berwujud sepasang merpati. Ia berikan padaku. Dan ia simpan di telapak tanganku.Mas Dani menatapku. "Jangan lupa pula, kamu itu seorang wanita yang butuh pelindung. Kembalilah, kamu j

  • Di Balik Skandal Suami   Jawaban Diandra

    "Maaf, Ky. Tapi, nyatanya aku belum bisa melupakan almarhum suami aku. Aku belum bisa terima cinta kamu." Itulah jawabanku. Yang kujawab dengan penuh kesenduan. Aku bukan tahan harga, tapi inilah kenyataannya.Rizky yang tadinya bersimpuh. Kini ia bangkit perlahan dan duduk lagi di sampingku. Raut wajahnya amat datar. Namun lebih condong ke kecewa. Tarikan nafasnya pun lemas sekali. Baru kali ini aku melihat Rizky yang energik menampakkan wajah seperti ini."Tapi kenapa?" selidiknya lirih.Kami terdiam. Dan aku mulai mengatur nafas untuk menjawab pertanyaan Rizky. Aku tak mau dia tersinggung dan merasa di rendahkan. Hingga kutolehkan tubuh ini menghadap ke arahnya."Aku minta maaf. Bukan maksud aku merendahkan kamu dengan menolak niat baik kamu. Jujur, kamu itu pria yang tampan, mapan, baik. Kamu bisa mendapatkan wanita single terutama gadis. Bukan seorang janda yang sudah memiliki putra dan putri sepertik

  • Di Balik Skandal Suami   Pertama Dan Akhirnya

    "Mbak, saya mau pelamiannya nanti bernuansa putih bak musim salju. Dan putih itu melambangkan kesucian." Aku memberi masukan."Enggak bisa. Saya mau pelaminan adik saya bernuansa rustic. Keren kan, Mbak, Mas. Apalagi pas malam dipakaikan lampu-lampu terang natural. Pokoknya semuanya sudah tergambar di otak saya." Rizky memberi masukan.Entah mengapa, hati ini tak merasa setuju dengan apa yang ia katakan."Gak bisa, Mbak. Menurut saya, nuansa putih itu lebih keren. Kesannya itu simple tapi modern. Tidak terlalu full color, tapi satu warna itu sudah mewakilkan keindahan." Aku kembali mengusulkan. Mas dan Mbak yang kini menghadapi kami lumayan agak bingung. Tapi mereka mencatat apa yang kami inginkan."Oh, sekalian saja semuanya putih. Gak usah ada warna lain. Kayak kain kafan," cetus Rizky. Dia malah membuatku kesal. Tapi aku tak menghiraukannya."Ah, dasar! Gak tahu indah sok-sokan bilang i

  • Di Balik Skandal Suami   Terbangun

    PoV Diandra***"Non? Non? Bangun, Non. Ini sudah adzan Maghrib." Suara terdengar samar-samar. Mataku mulai membuka. Kukucek sebentar."Mbok?"Aku terperanjat melihat si Mbok membangunkanku dari mimpi buruk tadi. Aku memimpikan hal buruk yang pernah kualami."Maaf, Non. Udah Maghrib. Bukan tak sopan Mbok bangunin," kata si Mbok. Aku masih sedikit pusing. Namun aku memang tadi seusai pulang dari kantor langsung menonoton televisi dan ketiduran ternyata."Ya ampun, makasih ya, Mbok. Fathan sama Dona mana?" tanyaku mencari kedua anakku."Non Dona lagi di kamarnya belajar. Den Fathan lagi main mobil-mobilan. Tuh!" tunjuk Mbok Arum ke arah anakku Fathan."Ibu?" Dia memanggilku. Karena dia sudah bisa bicara. Bahkan sudah bisa bicara sempurna di usianya yang ke-dua tahun ini."Sayang, Ibu tidur ya!" ujarku padanya sambil mendekat. Dia

  • Di Balik Skandal Suami   Adilkah Ini

    PoV Diandra***"Nessia? Kamu kenapa?" tanyaku pada Nessia dengan cemas saat Nessia mengangakan mulut seusai melacak lokasi Mas Dani."Mbak, Mah, Mas Dani udah deket. Tapi kayaknya dia kena macet di jalan satu arah dekat rumah sakit," jelas Nessia dengan terharu. Wajah Nessia sumringah.Alhamdulillah, aku tenang.Pecah sudah rasa khawatir terhadap Mas Dani. Syukurlah dia sudah sampi lagi. Ini sudah dinihari. Dan kami bahagia Mas Dani telah kembali."Kamu beneran?" tanyaku memastikan. Aku akan berterima kasih banyak pada Mas Dani. Karena dia berhasil kembali dengan membawa kantung darah untuk Mas Reza.Tiba-tiba pintu ruangan Mas Reza membuka lagi.Krek.Aku, mama dan Nessia panik namun penuh harap. Aku menyergap dokter. Kuharap ada kabar baik untukku."Dokter? Gimana suami saya?" sergapku pada

  • Di Balik Skandal Suami   Stok Darah Habis

    PoV Diandra***"Maaf, Pak, Bu, stok darah untuk saudara Reza sudah habis." Ujar Dokter yang tiba-tiba membuka pintu ruangan."Ya Allah, lalu gimana Dokter? Apa yang harus kami lakukan?" Aku sangat panik."Dokter, dokter bisa ambil darah saya. Sebanyak yang kakak saya butuhkan, Dokter," ujar Mas Dani lantang. Bola matanya pun masih terus berkaca-kaca. Aku sangat terharu."Kami bisa saja mengambil darah dari anda," jawab dokter atas usulan Mas Dani."Tapi, rasanya tak mungkin bila kami harus mengambil terlalu banyak darah untuk pasien. Karena itu bisa membahayakan kesehatan anda," imbuh dokter lagi.Aku, Mama dan Nessia hanya bisa diam dalam kegelisahan. Karena diantara kami tak ada darah yang cocok. Selain Mas Dani, tak ada lagi di keluarga kami. Apalagi darah mereka terbilang langka. Tapi aku yakin, dokter pasti bisa menangani seperti sebelum-sebelumnya."Dok, ambil saja darah saya. Saya rela walau nyawa saya taruhannya,"

  • Di Balik Skandal Suami   Mereka Sudah Kembali

    PoV Author***"Toloooong! Toloooong!"Dani terus melambaikan tangan sambil berteriak. Dimana Reza saat itu sudah pingsan kembali."Haaaarkh! Toloooong!"Akhirnya, cahaya itu makin mendekat. Dan mereka adalah tim SAR yang mencari keberadaan korban kecelakaan pesawat."Toloooong! Toloooong! Kami disini, Pak!" Dani terus berteriak meminta bantuan. Dan mereka pun mendekat.Tubuh Dani bukan tak sakit. Tapi dia masih mampu berusaha meminta pertolongan."Pak, tolong, Pak, Kakak saya sudah kehabisan banyak darah sejak tadi. Tolong kami, Pak!" Dani beteriak histeris pada beberapa orang yang sudah datang dalam dua perahu karet."Ayok, ayok bantu!" Para tim SAR sibuk di posisi masing-masing. Yang menangani Reza dan menangani Dani. Mareka juga tak lupa memasangkan alat pelampung. Karena mereka akan menaiki perahu untuk sampai di dermaga.

  • Di Balik Skandal Suami   Dani dan Reza

    PoV 3***"Ness!" Diandra meraih lembaran yang Nessia baca. Ia menyelidik cemas. Pipinya sudah basah kuyup sejak tadi.Mata Diandra menyidik setiap nama korban yang sudah ditemukan. Dan banyak dari mereka yang sudah tak bernyawa. Dan itu makin membuat Diandra putus harapan. Tapi dia terus berdoa. Semoga ada keajaiban bagi korban-korban pesawat itu."Nessia? Kedua Abang kamu dimana?" tanya Diandra. Karena dia tak menemukan nama Reza ataupun Dani di daftar korban yang sudah ditemukan. Ia yakin, mereka benar-benar tidak ada di daftar korban ditemukan."Iya, Mbak. Beberapa korban masih dinyatakan hilang," jawab Nessia dengan sendu.Diandra hanya bisa menganga dengan penuh doa. Penumpang pesawat yang berjumlah 132 orang itu baru 123 orang yang ditemukan. Dan 70% sudah tak bernyawa akibat ledakan pesawat di udara.Astaghfirullah aladzim!"M-Mah, mas Reza dan mas Dani, mereka belum ditemukan, Mah. Aku yakin, mereka masih h

DMCA.com Protection Status