Share

Apa Maksud Karina

Penulis: Kom Komala
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

PoV Reza

"Assalamualaikum!"

"Waalaikum salam." Dengan segera Diandra menjawab salamku. Dia selalu menunggu kepulanganku. Dan setiap aku pulang, ia pasti sudah ada di sofa ruang depan menyambutku.

"Sini, Mas, tasnya aku bawa."

Diandra meraih tas hitamku seusai ia mengecup punggung tanganku.

Kami pun berjalan bersamaan.

"Yang lain mana? Anak kita dimana?" Aku menanyakan penghuni rumah dan Dona.

"Oh, Dona ada di kamar, Mas. Mama juga pasti ada di kamarnya. Dan Nessia juga ada di kamarnya." Diandra menjawab dengan rinci.

Lalu, aku mencubit pipinya.

"Za? Kamu sudah pulang?" Mama menghampiri. Lanjut kucium punggung tangannya penuh doa.

"Sudah, Mah. Aku pulang cepet, soalnya, aku mau mengatakan sesuatu." Aku sengaja membuat mereka penasa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Di Balik Skandal Suami   Rumah Baru dan Segala Keanehan

    PoV DiandraIni adalah hari keduaku berada di rumah baru. Bersama Mas Reza, Dona dan juga seorang asisten rumah tangga yang sudah disiapkan oleh Mas Reza. Namanya Mbok Arum. Ia memang sempat datang ke rumah untuk meminta pekerjaan. Karena kasihan, Mas Reza mengizinkan Mbok Arum bekerja. Usianya kira-kira lebih tua dari mama mertua. Dan kini kami sudah tinggal bersama di rumah baru."Astaghfirullah, Mbok!" Aku berteriak dengan keras. Mulutku menganga dengan syoknya.Mbok Arum segera datang. "Iya, Non?""Mbok! Kok ada bangkai tikus disini? Mbok belum beres-beres?" kataku dengan kagetnya. Memang di teras depan saat aku membuka pintu entah mengapa ada bangkai tikus. Ini kan rumah baru, dan untuk apa tikus mati ada di depan teras? Tadi pagi saat aku mengantar Mas Reza enggak ada?"Innalillahi, Non. Kok ada bangkai tikus?" Mbok Arum pun

  • Di Balik Skandal Suami   Pasang CCTV

    PoV Diandra"Mas, tolong pasang kamera CCTV ini di setiap sudut rumah, ya," suruhku pada teknisi yang ahli di bidangnya."Baik, Mbak." Ia menjawab."Dapur, jalan ke kamar mandi juga ke taman belakang. Awas, jangan sampai terlewat." Aku kembali bicara."Baik, Mbak, saya akan laksanakan. Kalau gitu, bisa saya memulai pekerjaan saya sekarang?" tanyanya."Iya, silahkan." Aku menjawab dengan lugas. Tak lupa aku terus membawa Dona kemanapun.Mas tukang teknisi itu pun mulai bekerja.Aku sengaja menyuruh Mbok Arum pergi ke pasar, supaya ia juga tak begitu tahu kalau aku pasang CCTV. Yang tahu soal ini hanya aku dan Mas Reza. Tak mungkin sekali aku tak mendapat izin darinya. Dan Alhamdulillah Mas Reza menyambut baik keinginanku.Rumah memang belum di pasang CCTV karena masih baru, dan kebetulan Mas Reza juga niatannya ma

  • Di Balik Skandal Suami   Teror

    PoV DiandraBreng!"Hah? Suara apa itu?"Aku mendengar suara, seperti sebuah kaca jendela pecah.Dengan segera aku hengkang dari tempat tidur dan memangku Dona. Karena aku memang sudah terlelap tidur sejak sesudah shalat isya.Jari jemariku perlahan mengucek daerah mata karena masih ada kunang-kunang berlarian. Aku benar-benar kaget dan langsung terbangun. Jadi wajar kalau untuk melihat sekeliling pun harus kedap-kedip.Aku melihat jam dinding masih menunjukkan pukul sebelas malam. Dan jarum panjangnya pun baru menetap di angka dua. Tapi aku mendengar suara kaca pecah di tengah malam ini.Dona tak bangun. Namun aku segera memangkunya dan kubawa ia keluar kamar. Karena aku tak mau tinggalkan Dona sendirian lagi."Mbok? Mbok?" Aku berteriak memanggil Mbok Arum. Meskipun tatapan ini masih sedikit goya

  • Di Balik Skandal Suami   Wanita Misterius Di Makam

    PoV Reza"Mas? Besok kan hari Minggu. Em, gimana kalau kita berziarah ke makam adik kamu. Ke makam ayahnya Dona," pinta Diandra di tengah malam sehabis kami melakukan aktivitas suami istri.Diandra sedang kudekap. Sedangkan Dona, ia sudah tidur di ranjang kecil di samping kami."Boleh, besok kita kesana. Aku juga kok pengen banget kesana." Aku menyetujui."Maaf ya, Mas, bukan maksud aku ...."Aku membungkam mulutnya dengan satu jari. "Shut! Kok kamu minta maaf. Kita akan ke makam besok. Aku juga mau bawakan sebuket bunga untuk kutaruh di atas makamnya. Aku juga rindu adikku, Sayang."Diandra mengangguk."Ya sudah, kita tidur yuk. Atau ...." Aku berkata sambil mencubit dagunya."Ya ampun, baru aja. Udah ah, tidur." Diandra dengan malu-malu tidur di dekapanku. Lenganku yang kanan tertindih oleh kuduknya.

  • Di Balik Skandal Suami   Mama Bicara Dengan Siapa

    PoV Reza"Bi Sum? Mama dimana?" tanyaku pada Bi Sumi."Di kamarnya kali, Mas. Kok nyari nyonya? Nyari Bi Sum lah kali-kali." Bi Sumi seperti biasa menggodaku."Aduh, Bibi ini!"Aku segera pergi meninggalkan Bi Sumi. Lalu aku langsung berjalan cepat menuju kamar mama.Sampai di depan pintu masuk kamar mama, aku mendengar kalau mama sedang berbicara dengan seseorang."Iya, Sayang." Kedengarannya.Suaranya juga samar-samar, karena pintu kamar tertutup rapat."Sayang?" pikirku.Tok tok tok!Aku segera mengetuk pintu. Lalu, dengan segera mama muncul dari balik pintu."Za?" Mama menyapaku santai.Aku menyelidik raut wajah mama."Mama lagi apa? Tadi lagi bicara sama siapa?" tanyaku menyelidik heran.

  • Di Balik Skandal Suami   Teror Boneka Seram, Karina Tertangkap

    PoV Diandra"Mas, kira-kira, menurut kamu, bunga segar yang tergeletak di samping makam mas Dani itu, siapa yang naruh ya, kalau bukan mama atau Nessia."Aku mulai membahas kembali kejadian kemarin lusa.Mas Reza sedang bermain dengan Dona diatas ranjang, sedangkan aku sedang merapikan pakaian yang baru saja diberikan Mbok Arum. Pakaianku, pakaian Mas Reza, juga pakaian Dona."Aku juga gak tahu. Memang aneh, sih, selain kita memang siapa lagi orang yang paling dekat dengan adikku." Mas Reza menanggapi."Terus, Mas. Aku masih kepikiran dengan suara wanita yang menangis. Terus sebut dirinya hamil. Apa jangan-jangan ... dia istri mas Dani?" Dengan sendu dan sedikit kecewa aku berkata.Mas Reza meraih tubuhku. "Kamu jangan bicara aneh-aneh. Gak mungkin almarhum adikku punya istri diluaran sana dulu. Aku tahu, dia hany

  • Di Balik Skandal Suami   Siapa Lagi

    PoV 3 ***"Sayang, aku pergi ke kantor dulu, ya. Kamu jangan cemas lagi. Karina kan sudah di kantor polisi. Meskipun dia belum mau mengakui. Jadi, kamu jangan panik lagi, ya."Reza pamit pada istrinya. Dan Diandra pun mengangguk sembari tersenyum. "Iya, Mas. Kamu jangan khawatirkan aku dan Dona berlebihan. Kamu kerjanya yang tenang dan selalu lancar, ya," do'a dan pesan Diandra.Reza kemudian mengecup kening Diandra juga kening Dona. Lanjut Diandra yang mencium punggung tangan suaminya dengan takzim."Assalamualaikum," ujar Reza pamit."Waalaikum salam," jawab Diandra sembari melambaikan tangan.Dan Reza pun kini telah masuk ke dalam mobilnya. Lalu pergi menancap gas.Senyuman dan do'a Diandra selalu menyertainya. Kini mereka pun mulai tenang, karena Karina sudah di tangkap."Alhamdulilla

  • Di Balik Skandal Suami   Menegangkan

    PoV Diandra***Kepalaku pening dan pusing sekali. Tiba-tiba aku ingat, kalau tadi aku sedang berbelanja dan ... Dona? Di mana anakku.Aku terbangun dalam sebuah mobil."Hah?" Di mana ini?"Ini bukan mobilku. Dona? Dona dimana?"Dan ternyata kondisi tanganku sudah dalam keadaan terikat. Kedua tanganku diikat erat di belakang.Aku diculik?Mulutku juga di bekam. Ya, aku sedang dijahati orang. Lalu anakku ke mana?"Hemm! Hemm!" Aku berteriak sekencang mungkin, namun apa daya, kondisiku saat ini sedang terperangkap.Aku sama sekali tak mengenali mobil yang sedang aku tumpangi. Di mobil ini juga tak ada orang. Dan siapa orang yang membawaku ke sini?Aku terus berusaha memberontak, namun, tiba-tiba datang seseorang menuju arah mobil. Aku tak mengenalinya, karena ia

Bab terbaru

  • Di Balik Skandal Suami   Pernikahan Diandra dan Rizki Di Bali

    "Mbak, selamat ya, sebentar lagi Mbak akan menikah. Tinggal beberapa jam lagi." Nessia memberiku ucapan kala aku baru saja selesai di make up oleh Mbak Intan. Tukang make up profesional yang semuanya di rekomendasi oleh Nessia dan Radit."Makasih ya, Ness. Dan maaf. Mungkin Mbak terkesan mengkhianati kakak kamu." Bagaimanapun juga Nessia adalah adik almarhum suamiku. Tapi dia yang mendukungku, menyiapkan segalanya untukku. Tak terkecuali."Mbak, enggak, gak ada pengkhianatan disini. Aku tahu, Mbak wanita yang baik. Dan aku tahu gimana cinta Mbak pada mereka. Tapi, aku juga ingin Mbak mendapatkan pria yang bisa menemani Mbak, yang bisa lindungi, Mbak. Aku gak mau Mbak terus-menerus menjanda. Masa depan Mbak itu masih panjang. Dan aku yakin, mas Rizky bisa jadi jodoh Mbak sampai akhir nanti. Sampai kalian kakek nenek. Sampai maut sendiri yang memisahkan kalian." Nessia kembali mengungkapkan. Telapak tangannya sedari tadi me

  • Di Balik Skandal Suami   Reza Dan Dani Hadir

    "Mas Dani? Mas Reza? Kalian mau kemana?" Aku melihat dua pria bersaudara itu bergandengan tangan mengenakan pakaian serba putih. Lalu mereka diam dan berbalik badan menyemai senyuman."Diandra, aku pergi. Kamu jangan lupa bahagia. Jaga anak kita," kata Mas Reza. Jelas air mataku menetes."Ta, tapi kalian mau kemana?" Aku mulai menangis. Air mata ini menghujan. Mas Dani mendekat. Dan Mas Reza diam tetap di tempatnya. Mas Dani makin mendekat ke arahku berdiri. Senyuman dan lesung pipinya amat membuat syahdu penglihatanku. Mereka tampan sekali."Diandra. Kamu jangan nangis. Kamu harus ingat, kamu punya dua anak. Dan kamu harus menjaganya." Kalimat Mas Dani. Dia juga meraih telapak tangan kiriku. Ia memberiku sebuah benda. Benda berwujud sepasang merpati. Ia berikan padaku. Dan ia simpan di telapak tanganku.Mas Dani menatapku. "Jangan lupa pula, kamu itu seorang wanita yang butuh pelindung. Kembalilah, kamu j

  • Di Balik Skandal Suami   Jawaban Diandra

    "Maaf, Ky. Tapi, nyatanya aku belum bisa melupakan almarhum suami aku. Aku belum bisa terima cinta kamu." Itulah jawabanku. Yang kujawab dengan penuh kesenduan. Aku bukan tahan harga, tapi inilah kenyataannya.Rizky yang tadinya bersimpuh. Kini ia bangkit perlahan dan duduk lagi di sampingku. Raut wajahnya amat datar. Namun lebih condong ke kecewa. Tarikan nafasnya pun lemas sekali. Baru kali ini aku melihat Rizky yang energik menampakkan wajah seperti ini."Tapi kenapa?" selidiknya lirih.Kami terdiam. Dan aku mulai mengatur nafas untuk menjawab pertanyaan Rizky. Aku tak mau dia tersinggung dan merasa di rendahkan. Hingga kutolehkan tubuh ini menghadap ke arahnya."Aku minta maaf. Bukan maksud aku merendahkan kamu dengan menolak niat baik kamu. Jujur, kamu itu pria yang tampan, mapan, baik. Kamu bisa mendapatkan wanita single terutama gadis. Bukan seorang janda yang sudah memiliki putra dan putri sepertik

  • Di Balik Skandal Suami   Pertama Dan Akhirnya

    "Mbak, saya mau pelamiannya nanti bernuansa putih bak musim salju. Dan putih itu melambangkan kesucian." Aku memberi masukan."Enggak bisa. Saya mau pelaminan adik saya bernuansa rustic. Keren kan, Mbak, Mas. Apalagi pas malam dipakaikan lampu-lampu terang natural. Pokoknya semuanya sudah tergambar di otak saya." Rizky memberi masukan.Entah mengapa, hati ini tak merasa setuju dengan apa yang ia katakan."Gak bisa, Mbak. Menurut saya, nuansa putih itu lebih keren. Kesannya itu simple tapi modern. Tidak terlalu full color, tapi satu warna itu sudah mewakilkan keindahan." Aku kembali mengusulkan. Mas dan Mbak yang kini menghadapi kami lumayan agak bingung. Tapi mereka mencatat apa yang kami inginkan."Oh, sekalian saja semuanya putih. Gak usah ada warna lain. Kayak kain kafan," cetus Rizky. Dia malah membuatku kesal. Tapi aku tak menghiraukannya."Ah, dasar! Gak tahu indah sok-sokan bilang i

  • Di Balik Skandal Suami   Terbangun

    PoV Diandra***"Non? Non? Bangun, Non. Ini sudah adzan Maghrib." Suara terdengar samar-samar. Mataku mulai membuka. Kukucek sebentar."Mbok?"Aku terperanjat melihat si Mbok membangunkanku dari mimpi buruk tadi. Aku memimpikan hal buruk yang pernah kualami."Maaf, Non. Udah Maghrib. Bukan tak sopan Mbok bangunin," kata si Mbok. Aku masih sedikit pusing. Namun aku memang tadi seusai pulang dari kantor langsung menonoton televisi dan ketiduran ternyata."Ya ampun, makasih ya, Mbok. Fathan sama Dona mana?" tanyaku mencari kedua anakku."Non Dona lagi di kamarnya belajar. Den Fathan lagi main mobil-mobilan. Tuh!" tunjuk Mbok Arum ke arah anakku Fathan."Ibu?" Dia memanggilku. Karena dia sudah bisa bicara. Bahkan sudah bisa bicara sempurna di usianya yang ke-dua tahun ini."Sayang, Ibu tidur ya!" ujarku padanya sambil mendekat. Dia

  • Di Balik Skandal Suami   Adilkah Ini

    PoV Diandra***"Nessia? Kamu kenapa?" tanyaku pada Nessia dengan cemas saat Nessia mengangakan mulut seusai melacak lokasi Mas Dani."Mbak, Mah, Mas Dani udah deket. Tapi kayaknya dia kena macet di jalan satu arah dekat rumah sakit," jelas Nessia dengan terharu. Wajah Nessia sumringah.Alhamdulillah, aku tenang.Pecah sudah rasa khawatir terhadap Mas Dani. Syukurlah dia sudah sampi lagi. Ini sudah dinihari. Dan kami bahagia Mas Dani telah kembali."Kamu beneran?" tanyaku memastikan. Aku akan berterima kasih banyak pada Mas Dani. Karena dia berhasil kembali dengan membawa kantung darah untuk Mas Reza.Tiba-tiba pintu ruangan Mas Reza membuka lagi.Krek.Aku, mama dan Nessia panik namun penuh harap. Aku menyergap dokter. Kuharap ada kabar baik untukku."Dokter? Gimana suami saya?" sergapku pada

  • Di Balik Skandal Suami   Stok Darah Habis

    PoV Diandra***"Maaf, Pak, Bu, stok darah untuk saudara Reza sudah habis." Ujar Dokter yang tiba-tiba membuka pintu ruangan."Ya Allah, lalu gimana Dokter? Apa yang harus kami lakukan?" Aku sangat panik."Dokter, dokter bisa ambil darah saya. Sebanyak yang kakak saya butuhkan, Dokter," ujar Mas Dani lantang. Bola matanya pun masih terus berkaca-kaca. Aku sangat terharu."Kami bisa saja mengambil darah dari anda," jawab dokter atas usulan Mas Dani."Tapi, rasanya tak mungkin bila kami harus mengambil terlalu banyak darah untuk pasien. Karena itu bisa membahayakan kesehatan anda," imbuh dokter lagi.Aku, Mama dan Nessia hanya bisa diam dalam kegelisahan. Karena diantara kami tak ada darah yang cocok. Selain Mas Dani, tak ada lagi di keluarga kami. Apalagi darah mereka terbilang langka. Tapi aku yakin, dokter pasti bisa menangani seperti sebelum-sebelumnya."Dok, ambil saja darah saya. Saya rela walau nyawa saya taruhannya,"

  • Di Balik Skandal Suami   Mereka Sudah Kembali

    PoV Author***"Toloooong! Toloooong!"Dani terus melambaikan tangan sambil berteriak. Dimana Reza saat itu sudah pingsan kembali."Haaaarkh! Toloooong!"Akhirnya, cahaya itu makin mendekat. Dan mereka adalah tim SAR yang mencari keberadaan korban kecelakaan pesawat."Toloooong! Toloooong! Kami disini, Pak!" Dani terus berteriak meminta bantuan. Dan mereka pun mendekat.Tubuh Dani bukan tak sakit. Tapi dia masih mampu berusaha meminta pertolongan."Pak, tolong, Pak, Kakak saya sudah kehabisan banyak darah sejak tadi. Tolong kami, Pak!" Dani beteriak histeris pada beberapa orang yang sudah datang dalam dua perahu karet."Ayok, ayok bantu!" Para tim SAR sibuk di posisi masing-masing. Yang menangani Reza dan menangani Dani. Mareka juga tak lupa memasangkan alat pelampung. Karena mereka akan menaiki perahu untuk sampai di dermaga.

  • Di Balik Skandal Suami   Dani dan Reza

    PoV 3***"Ness!" Diandra meraih lembaran yang Nessia baca. Ia menyelidik cemas. Pipinya sudah basah kuyup sejak tadi.Mata Diandra menyidik setiap nama korban yang sudah ditemukan. Dan banyak dari mereka yang sudah tak bernyawa. Dan itu makin membuat Diandra putus harapan. Tapi dia terus berdoa. Semoga ada keajaiban bagi korban-korban pesawat itu."Nessia? Kedua Abang kamu dimana?" tanya Diandra. Karena dia tak menemukan nama Reza ataupun Dani di daftar korban yang sudah ditemukan. Ia yakin, mereka benar-benar tidak ada di daftar korban ditemukan."Iya, Mbak. Beberapa korban masih dinyatakan hilang," jawab Nessia dengan sendu.Diandra hanya bisa menganga dengan penuh doa. Penumpang pesawat yang berjumlah 132 orang itu baru 123 orang yang ditemukan. Dan 70% sudah tak bernyawa akibat ledakan pesawat di udara.Astaghfirullah aladzim!"M-Mah, mas Reza dan mas Dani, mereka belum ditemukan, Mah. Aku yakin, mereka masih h

DMCA.com Protection Status