Sandi menghela nafas, “Duh, Kak Linda, aku sangat iri padamu karena kamu sangat dimanja kakakmu.”Linda tersenyum bangga, “Kakakku sangat baik padaku, sampai dia selalu khawatir kalau aku bekerja terlalu keras dan ada yang mengejekku.”Sandi kembali menatap Sita setelah merasa iri dengan Linda, “Kenapa kamu masih di sini? Apakah kamu masih mengira penghargaan itu milikmu? Orang yang bijak tahu kapan harus pergi.”Sita tidak berbicara.Sita memperhatikan sorot mata Husein menatap dirinya, seperti mengawasi.Sita menjawab dengan tenang, “Makan malam belum selesai, mengapa saya harus pergi?”Sandi menyeringai, “Yah, jarang bagi orang miskin sepertimu makan malam kelas atas semacam ini. Ingatlah untuk mengambil beberapa foto lagi dan mengunggahnya ke status Instagram, karena kesempatan ini tidak datang dua kali. Tanpa keluarga Handoyo, kamu bukan apa-apa, benar kan kak?”Husein mengerutkan keningnya, “Sandi, tutup mulutmu.”Sandi merasa malu dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi ditarik ole
Sita perlahan berdiri, dia merasa banyak mata tertuju padanya.Husein memandang Linda dengan tidak percaya, “Linda, apakah ada kesalahan di sini? Bagaimana mungkin Sita memenangkan juara pertama, bukankah Wendy adalah Sang Master Jova?”Wendy baru saja mengiyakan, bahkan mereka semua mengira dia adalah Sang Master jova.Tapi sekarang juara pertamanya menjadi Sita, bukankah itu artinya Sang Master Jova adalah Sita?Husein hampir gila. Bagaimana mungkin? Sita, seorang wanita dari daerah kumuh yang tidak tahu apa-apa, bagaimana mungkin dia adalah Sang Master Jova?Ekspresi kesal Linda hampir tidak bisa ditahan. Dia memandang Husein dengan panik, dan benar saja, pria itu terus menatap Sita.Husein melihat Sita, yang keluar dari baris kedua, mengenakan gaun pesta berwarna sampanye, wajah kecilnya yang seukuran telapak tangan sangat cerah, mata almond nya masih bersinar.Pada saat ini, Sita tampak bersinar, dia benar-benar berbeda dari wanita penurut dalam ingatannya.Hal yang paling tidak H
Tatapan mata Sita mencibir, “Karena beberapa masalah pribadi, maka dari itu saya menahannya selama tiga tahun.”Tiga tahun lalu, dia menikah dengan Husein.Husein yang berada di bawah panggung mengerutkan kening, maksud Sita telah menahannya selama tiga tahun?Husein bersandar di kursinya dengan kesal, menatap wanita ceroboh di atas panggung, jelas dialah yang menikahi Keluarga Handoyo demi uang!Linda tanpa sadar menatap Husein di bawah panggung dan mengetahui bahwa di mata pria itu hanya ada Sita. Linda mengepalkan tangannya dan tatapan matanya sangat gelap.Pada saat ini, penanggung jawab acara berkata, “Nona Sita, Anda dapat mengucapkan beberapa patah kata lagi. Juga terkait partisipasi anda dalam kompetisi ini, banyak orang mengikuti informasi tentang Sang Master Jova."Banyak orang mengikuti Sang Master Jova, juga karena partisipasi Anda dalam kompetisi ini.”Sita mengambil mikrofon dan melirik Linda, “Pertama-tama, saya harus berterima kasih kepada Nona Linda karena telah membe
Sita mengakui kalau dia memang sengaja melakukannya.Sita menggenggam piala di tangannya dengan erat, dia menyadari kalau Husein memunggungi dirinya, seolah-olah dia tidak ingin menoleh melihatnya, juga seperti mengambil hati perbuatannya hari ini.Sita diam-diam mengalihkan pandangannya, Sita hanya melihat Linda berjalan ke arah mereka, tetapi alih-alih menatapnya, dia melihat sepupu keenamnya, Yoga.Mungkinkah Linda mengenal Yoga?Linda memandang Yoga, menyapanya sambil tersenyum, “Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini.”Yoga berkata dengan nada tenang, “Dunia ini cukup sempit.”Linda masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi Yoga langsung menyela, “Sita, ayo pergi.”Sita juga merasa tidak perlu berlama-lama di sini, lebih baik segera pergiSita sedikit tidak terampil mengenakan sepatu hak tinggi, hingga membuat dirinya hampir mematahkan kakinya. Yoga memegang lengannya, “Pelan-pelan.”“Aku tahu.”Sita hanya memegang lengan Yoga, dengan begini Sita dapat berjalan dengan aman
Raut wajah Linda tiba-tiba berubah, “Kak, dengarkan penjelasanku, kali ini benar-benar bukan kesalahanku.”“Tapi kamu managernya, dan itu tanggung jawab kamu.”Ketika Doni tahu bahwa adiknya tidak mendapatkan juara pertama dan sangat sedih, apalagi tidak ada seseorang yang membantu adiknya, dia sangat cemas sehingga dia ingin lari ke upacara penghargaan untuk membantu Sita, namun dihentikan oleh istrinya.Untungnya, ternyata Sita adalah Sang Master Jova, dan juara pertama memang pantas untuk reputasinya.Doni benar-benar tidak ingin Sita dijatuhkan, apalagi kompetisi ini penting bagi Sita.Linda masih ingin menjelaskan, tetapi telepon sudah ditutup.Linda tahu bahwa kepribadian kakak tertuanya sangat kuat, dan dia tidak berani mengatakan apa-apa lagi. Selama bertahun-tahun, dia selalu bersinar di dalam keluarga Syailendra, namun bukan untuk wanita tua gila itu, ketiga bersaudara itu sangat sopan padanya hanya karena dia pengganti Sita.Itu juga alasan mengapa dia ingin menikahi Husein,
Setelah Sita melihat tajuk berita itu, dia langsung merasa sedikit pusing, sebab dirinya benar-benar tidak ingin terekspos.Namun, setelah membuka beritanya, Sita hanya menemukan foto tampak belakang dia berjalan ke tempat upacara penghargaan bersama Yoga, dan tidak ada foto yang memperlihatkan mukanya.Sita menghela napas lega, karena tidak ada foto yang terekspos.Tapi siapa sangka isi beritanya mengatakan bahwa dia dan Yoga mengkonfirmasi hubungan mereka sejak tiga tahun lalu, dan hubungan mereka baru terungkap setelah tiga tahun bersama.Benar saja, berita di industri hiburan hanya namanya saja yang sesuai fakta, sisanya palsu.Sita menjelaskan masalah ini kepada sahabatnya Govi, sepupu keenamnya hanya seorang figuran. Kejadian kali ini hanya disalahartikan oleh wartawan.Sita meletakkan ponselnya dan keluar untuk membeli banyak barang. Semua itu hadiah yang disiapkan untuk kakak laki-laki dan kakak iparnya untuk dibawa kembali ke Manado.Sita melihat Yoga, “Sepupu keenam, berita
Sejak menandatangani perjanjian perceraian, Sita menjadi semakin sulit dipahami, seperti orang yang berbeda.Ding- Sebuah notifikasi berita terkini muncul di telepon: [Hubungan Asmara Baru Aktor Manado Terungkap!]Dahi Husein berkerut, dia membuka dan melihat berita foto tampak belakang Sita dengan seorang pria. Sita mengenakan gaun Panjang berwarna sampanye dengan punggung ramping dan ujung gaun mengalir lembut.Jari-jarinya sedikit bergerak, mengingat bagaimana ujung gaun Sita mengibas punggung tangannya.Tenggorokan Husein bergerak sedikit, dia kemudian meneguk beberapa tegukan air dari cangkirnya, kemudian memanggil Sekretaris Lia, “Hapus judul berita ini.”“Baik bos. Tetapi apakah Anda perlu menyelidiki studio mana yang dikunjungi Nyonya Muda?”Pria itu mengangkat kelopak matanya, “Apa kamu malas? keluar!”——Sita naik mobil ke studio senior. Tempat itu merupakan taman kreatif yang direnovasi dari pabrik baja tua, memiliki suasana sangat artistik.Setelah dia masuk ke studio, wani
Sandi menahan amarah di hatinya, dia khawatir tidak punya tempat untuk meluapkannya.Intinya nenek terus memuji Sita di depannya, rasanya Sandi sampai ingin mati karena kesal.Wendy berkata dengan penuh makna, “Aku melihat Sita di studio kecil hari ini, dan dia sepertinya di sini untuk melamar kerja.”Rasa kantuk Sandi hilang, “Bicara dengan hati-hati, lalu beri aku alamatnya.”Setelah Wendy menjelaskan dengan singkat dan menambahkan kontak Whatsapp Nona Handoyo, dia menoleh ke belakang, melihat Sita dan Felix keluar dari kantor, Felix berkata dengan keras, “Semuanya, ada anggota baru yang bergabung mulai hari ini., Semua dipersilakan mengucapkan selamat datang.”Bibir Wendy tersenyum dingin saat melihat perempuan juara pertama ingin merebut pria yang disukainya. Bagaimana mungkin dia bisa membuat Sita merasa lebih baik.Keesokan harinya, Sita secara resmi mulai bekerja untuk hari pertama.Sebelum sekolah dimulai, dia masih ingin bekerja dan mencari uang.Resepsionis mendekat, “Sita, a
Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy
Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan
Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat
Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal
Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d
Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse
“Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji
Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h
“Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka