Sita menghela napas dan melihat kanan kiri, “Kak, kemarilah.”“Kenapa harus ke sana? Apakah tidak bisa bicara di sini?”Wajahnya penuh penolakan.Sita menarik jas putih Ryan, “Kak, kenapa kamu tidak mau ikut denganku? Tidak nyaman berbicara di sini dan mudah mengganggu Nenek.”Akhirnya Ryan mengalah.Sita membawa Ryan ke ujung koridor, menundukkan kepalanya, dan berbicara dengan nada bersalah, “Kak, tolong dengarkan aku dulu tentang masalah ini.”“Baiklah, aku mendengarkan. Beritahu aku, apa hubunganmu dengan Husein? Lalu sebenarnya anak siapa yang ada di dalam perutmu?”Sita menarik napas dalam-dalam, “Kak Ryan, sebenarnya kakak sekarang juga sudah bisa menebak kalau anak dalam perutku adalah anak Husein.”“Apa? Si brengsek itu benar-benar memperkosamu? Sialan, aku bersumpah akan ku patahkan alat kemaluannya!”Setelah mendengar perkataan itu, kemarahan Ryan memuncak, dia sudah mewaspadai Husein, pria yang menikah lagi setelah bercerai itu, namun dirinya tetap tidak bisa mencegahnya!R
Ryan sekarang baru menyadari, jika perempuan yang menikah dengan Husein saat tidak sadarkan diri itu ternyata adalah adik kandung mereka!Memikirkan hal itu membuatnya sangat marah dan sedih.Awalnya, Linda juga ingin menikahi Husein, tapi dihentikan oleh kakak laki-lakinya. Linda mungkin juga mengira Husein akan mati, jadi dia setuju untuk tidak menikah dengan Husein.Tapi Ryan mendengar berita dari Keluarga Handoyo jika ada seorang gadis yang menikah dengan Husein.Ryan sekarang sangat menyesal. Jika mereka menemukan Sita lebih awal tiga tahun yang lalu, pasti semua akan baik-baik saja. Sita merasa sangat bersalah, “Aku tahu aku salah. Awalnya aku asing dengan kalian dan tidak tahu bagaimana cara memulai pembicaraan. Apalagi pada saat itu aku dengan Husein sudah memutuskan bercerai jadi aku berpikir sebisa mungkin menghindari masalah.”Keluarga Handoyo memiliki kekuatan besar di Surabaya, dan Sita tidak ingin kakak-kakaknya terlibat masalah.Sita memutuskan untuk tidak memberi tahu
Sita mendongak dan melihat Husein berdiri tak jauh dari situ, tatapan pria itu gelap.Dia tertegun sejenak, Husein kenapa datang?Jika Ryan melihat Husein saat ini, pasti akan terjadi pertengkaran.Otak Sita mulai berpikir cepat, dia langsung meraih lengan Ryan untuk mencegahnya berbalik dan melihat Husein yang berdiri di luar koridor.Sita menatap Ryan dan mendapat ide lalu berkata, “Kak, ada sesuatu yang hampir lupa kutanyakan. Bagaimana kondisi kesehatan Nenek? Kenapa hari ini kamu ke sini memeriksa Nenek?”Ryan tiba-tiba dibuat bingung oleh pertanyaan Sita, seketika sedikit merasa bersalah dan berkata, “Itu karena aku belum mengatakannya padamu terakhir kali jika operasi Nenek Handoyo cukup rumit, makanya aku juga akan terlibat. Lagi pula, operasi jantung juga membutuhkan kerja sama dari banyak dokter untuk meminimalisir kesalahan dan dapat segera ditangani.”Sita lupa-lupa ingat jika Ryan seperti pernah mengatakannya. Jika seperti itu, sepertinya wajar jika Ryan ada di sana.Eksp
Sita sedikit terkejut melihat ekspresi kakaknya, “Kak, kenapa aku merasa kamu sedikit aneh hari ini?”“Iya, kah? Kurasa karena aku akhir-akhir ini terlalu sibuk dengan pekerjaanku.”“Kak, kalau begitu pergilah rapat. Aku akan ke bangsal untuk menemani Nenek sebentar.”Ryan mengangguk, “Ikutlah denganku ke rumah sakit untuk memeriksakan kehamilanmu sore ini.”Meskipun dia tidak ingin Sita terlalu dekat dengan keluarga Handoyo, tetapi dia tahu bahwa Sita adalah anak yang baik. Saat mereka tidak merawat Sita, Nenek Handoyo yang sudah menunjukkan kebaikan pada Sita, jadi dia tidak bisa memaksakannya.Dia akan membawa adiknya kembali ke Manado suatu saat.Jauh dari keluarga Handoyo.Sita memperhatikan kakaknya menuruni tangga, dan baru setelah itu dia merasa lega. Setelah selesai mencuci buah, dia kembali ke bangsal.Namun, saat dia sudah dekat, pintu bangsal terbuka.Husein ke luar dari bangsal dan berdiri tepat di depannya. Pria itu sangat tinggi, sehingga ketika dia di dekatnya, dia sela
Sita menatapnya dengan serius. Mata Sita memantulkan bayangannya dengan jelas.Dua orang berdiri di koridor dengan diterpa angin musim panas yang hangat dari arah luar jendela.Husein melihat dirinya sendiri dari mata Sita. Jantungnya berdetak lebih kencang. Dia segera menyangkal, “Sita, baru beberapa hari sejak terakhir kali kita bertemu, tapi wajahmu sangat membulat. Bagaimana kamu bilang aku suka padamu?”Pria itu sangat berwibawa dan dingin. Tatapannya sedikit tidak wajar, bahkan tangannya terangkat untuk menarik dasinya. Sepertinya, dia menyembunyikan perasaan yang kacau saat ini.“Oh, jika bukan karena suka padaku, mengapa kamu begitu peduli dengan hatiku? Kamu bahkan mengatakan bahwa pria yang aku cari tidak baik untukku. Apa kamu tidak berpikir bahwa kamu adalah calon mantan suami yang terlalu lemah?”“Itu karena kamu tidak memiliki pandangan yang baik soal pria.”Sita mengangguk dengan jujur, “Kamu benar. Jika aku memiliki pandangan yang baik, aku tidak akan menyukaimu waktu i
Ryan mengangguk, “Operasi ini bukan saya sendiri. Jadi saya harap semuanya dapat bekerja dengan saya sebaik mungkin.”Setelah selesai berdiskusi dan bertukar pemikiran sebentar, semua orang meninggalkan ruang rapat satu per satu.Saat Ryan juga hendak pergi, dia mendengar suara berat dan dingin Husein, “Dokter Ryan, tunggu sebentar.”Setelah mendengar suara Husein, Ryan mengerutkan bibirnya yang tipis membentuk satu garis dingin. Dia menoleh ke arah Husein dan menjawab dengan dingin, “Ada apa?”“Memang ada sesuatu.”Husein mengambil beberapa langkah ke depan sehingga kedua pria itu berdiri berhadapan, bahkan tidak satu pun dari mereka mundur.Setelah beberapa saat, Husein angkat bicara, “Dokter Ryan, saya sangat menghargai anda karena telah datang untuk melakukan operasi pada nenek saya. Namun, Sita masih istri saya. Saya harap anda menjaga jarak di antara kalian.”“Dia istrimu? Di mana rasa malumu? Bukankah setelah operasi, kamu akan menjalani proses perceraian?”Husein menyipitkan ma
Husein merasa sedikit malu, akhirnya dia menjelaskan dengan ekspresi tegas, “Aku khawatir dia akan tertipu, nenekku juga akan khawatir. Aku melakukannya bukan untuk Sita.”Sekretaris Lia, “...”Pria itu tidak lebih buruk dari wanita dalam berbohong.Bos menjadi sangat aneh sejak dia memutuskan untuk bercerai, dan Nona Muda itu menyetujuinya.——Di sisi lain, Sita mengikuti kakak ketiganya meninggalkan rumah sakit swasta.Dia duduk di kursi belakang dan diam-diam melihat Ryan, “Kak, apakah pertemuan tadi berjalan dengan lancar?”“Ya, berjalan cukup baik. Operasi akan dilakukan tiga hari lagi.”Setelah mendengar waktu operasi nenek Handoyo, ekspresi Sita menjadi jauh lebih serius, “Kak, operasi nenek harus berhasil. Nenek Handoyo sangat penting bagiku.”“Jangan khawatir, aku pasti akan melakukan yang terbaik.”Mata Ryan sangat tegas. Dia tahu bahwa Sita sangat emosional, jadi dia pasti akan melakukan pekerjaan operasi ini dengan baik agar Nenek Handoyo pulih dengan sehat. Setelah itu, di
“Kenapa aku harus mengembalikannya padamu? Sita, pasti kamu sedang mengandung anak pria liar kan? Apa itu pria di sebelahmu? Aku sudah menemukan buktinya.”Sita tidak bisa berkata-kata, “Apa hubungannya denganmu jika aku hamil? Apa yang bisa kamu lakukan dengan barang-barang itu?”“Benda ini memang tidak banyak berguna bagiku. Namun, ada orang yang menginginkannya. Sandi sangat tertarik dengan ini. Jika aku memberikan padanya, seberapa banyak Sandi akan memberikan uang kepadaku?”Mendengar hal ini, ekspresi Sita sedikit berubah, “Anak ini bukan anak Sandi, jadi tidak ada gunanya kamu memberikan itu padanya. Tidak ada hukum yang melarang aku hamil. Bahkan jika kamu menyebarkannya ke publik, apa yang bisa kamu lakukan?”Setelah dia selesai berbicara, Wendy seketika tercengang, seolah-olah ucapan Sita ada benarnya.Wendy melirik lembar USG di tangannya. Namun, saat dia mengatakan Sita mungkin hamil, Sandi jelas sangat tertarik, seperti hal itu adalah sebuah senjata besar.Saat Wendy dalam
Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy
Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan
Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat
Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal
Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d
Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse
“Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji
Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h
“Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka