Share

Ella Di Rumahkan

Penulis: Nabila Gemoy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Fatimah mendekati mereka, dia tidak menyayangi Santo senekat itu. Fatimah yakin, Ella terpaksa melakukannya.

"Mbak, jangan pecat saya! Saya nggak salah!" ucap Ella berlutut di depan Fatimah. "Aku mohon, Mbak. Maafkan saya," kata Ella menangis.

"Bapak kenapa melakukan ini? Kalau Ibu tahu bagaimana? Bapak bisa-bisa disunat hingga habis," bentak Fatimah. "Aku tahu Bapak yang salah. Berapa kali Bapak melakukannya?" tanya Fatimah.

"Baru dua kali ini," jawab Santo tertunduk.

"Kapan yang pertama?" tanya Fatimah.

"Semalam, Mbak. Semalam Bapak masuk ke kamar saya. Padahal sudah saya kunci," jawab Ella.

"Berdiri, Mbak." Fatimah menuntun Ella berdiri.

"Hai ada apa ini?" tanya Aminah yang sudah pulang.

"Nggak, Bu. Ini tadi Ella bikin kesalahan sedikit. Dia udah meminta maaf sama saya," jawab Fatimah.

Dia menyembunyikan semua dari Aminah, sebenarnya bukan Santo yang dia lindungi melainkan Ella. Fatimah faham, Ella pasti akan diamuk Am
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Derita Suami Mandul   Fatimah Datang Ke Persidangan

    Beruntung Fatimah datang, dan mencairkan suasana yang semula tegang menjadi santai. "Ibu, ngapain Bapak suka Mbak Ella. Bapak kan sayang sama Ibu," ucap Fatimah. "Mbak Ella, itu supir yang jemput udah datang," kata Fatimah. Fatimah dan Ella keluar rumah, di sana sudah ada pembantu baru. Dia sudah berumur, bahkan di atas usia Aminah. "Mbak, Pak, Bu, saya pamit. Saya mohon maaf bila banyak salah," ucap Ella yang pada akhirnya pergi dari rumah Fatimah. Kini Ella digantikan dengan Mbok Inah. Dia yang akan membantu pekerjaan di rumah Fatimah. Fatimah menjelaskan tugas Mbok Inah.** Setelah kepergian Ella, Fatimah masuk ke dalam kamar. Dia merasa capek padahal tidak melakukan pekerjaan apapun. Angga menelfon menanyakan pembantu baru Fatimah. Fatimah senang Angga perhatian dengan dia. Meskipun dia belum sah menjadi istrinya. Fatimah tiduran sambil memainkan proselnya. Tiba-tiba Aminah datang, dia melihat sudah dari pengadilan yang ditaruh Fatimah di at

  • Derita Suami Mandul   Gertakan Angga

    Sidang perceraian segera dimulai, dalam persidangan Fatimah meminta harta gono-gini. Pihak pengadilan belum menyetujui karena perlu dirundingkan lagi. Selesai sidang, mereka keluar. Lukman tampak kesana dengan sikap Fatimah dan Ibunya. "Fatimah, harusnya kamu tidak datang," kata Lukman. "Kamu tidak punya apa-apa saat bersama Jaka. Jadi kamu tidak berhak aras harta gini-gini, lagi pula anak yang kamu kandung adalah anak orang lain," ucap Lukman. "Eh Lukman, meskipun mereka bercerai setidaknya Jaka memberikan hartanya untuk Fatimah. Yang salah kam Jaka, dia mandul sehingga Fatimah selingkuh," bantah Aminah. "Apa? Anak kamu saja yang kegatelan. Jangan salahkan Jaka!" bentak Lukman. ''Pak, sudahlah. Kita turuti saja apa mau mereka." Jaka mengalah. "Tidak, aku tidak mau," bantah Lukman. "Kita itu pihak laki-laki, dia yang membuat perselingkuhan hingga hamil. Dia yang menyakiti kamu, tapi dia masih tidak malu minta harta gono-gini," ucap Lukman. "Kal

  • Derita Suami Mandul   Pembicaraan Hasan Dan Rani

    Angga masih mencintai Fatimah, dia hanya menggertak Aminah. Dia tidak serius dengan ucapannya. Dia hanya ingin Aminah tahu kalau dia sangat ingin menikahi Fatimah. "Bu, Mas Angga marah. Bagaimana ini?" tanya Fatimah. "Nanti aku akan bujuk dia lagi," kata Aminah. "Yakin ya, Bu. Ibu harus kembalikan Mas Angga," kata Fatimah. Aminah memikirkan cara agar Angga mau menunggu Fatimah hingga proses perceraian selesai.** Rani sedang makan di restauran seorang diri. Pernikahannya sudah dekat, namun Bimo sibuk dengan pekerjaannya. Jadi Rani memutuskan pergi makan malam di luar seorang diri. "Sepi juga nggak ada Mas Bimo," ujar Rani sambil melihat sekeliling restauran. Rani memilih tempat duduk yang sangat nyaman baginya. Dia ingin menikmati hidupnya sebelum menikah. Rani tengah menikmati makanan enak yang dia pesan. Dia senang bisa hidup enak tanpa harus bekerja. "Rani," panggil seseorang. Rani menoleh, Hasan mendekati meja Rani. Rani memasa

  • Derita Suami Mandul   Pertengkaran Hani dan Rani

    Hasan lalu menarik tangan Leo, dia berbicara empat mata dengan Leo. Hasan tidak mau jika Leo berbicara pada Hani tentang pertemuan Rani dan Hasan. "Leo, aku mohon! Jangan sampai Hami tahu. Kami bertemu tidak sengaja," kata Hasan. "Hasan, sampai kapan kamu sembunyi-sembunyi? Kalau kamu masih mencintai Rani bilang, jangan kamu kasih Hani harapan palsu," ucap Leo. "Leo, aku tidak mencintai Rani. Aku hanya memberitahu dia tentang ulang tahun Ahmad," bantah Hasan. "Terserah kamu saja," ucap Leo menyusul istrinya dan Rani. "Sayang, ayo kita pulang!" ajak Leo. "Rani, sampai bertemu lagi ya!" ical istri Leo yang bernama Salma. Salma dan Leo telah pergi. Kini giliran Rani dan Hasan yang pergi dari cafe. Rani mentraktir Hasan, dia menepati janjinya. "Mas, aku nggak akan ke rumah Ibumu," kata Rani setelah mereka sampai di tempat parkir.** Salma ternyata membuat status sedang bersama Rani. Saat itu Hani melihat status Hani.[Salma, kapan kamu bertem

  • Derita Suami Mandul   Pertemuan Fatimah Dan Jaka

    "Baiklah, aku akan tinggalkan Mas Hasan," ucap Hani. "Oke, aku pegang janji kamu," kata Rani. Hani pulang, dia memikirkan alasan apa agar bisa meninggalkan Hasan. Sebenarnya Hani masih mencintai Hasan meskipun dia tidak suka Hasan yang tidak kaya. Tetapi dia tidak mau Rani melaporkannya ke kantor polisi. Ada panggilan dari Hasan, Hani sengaja mengabaikan panggilan Hasan. Dia harus mulai cuek pada Hasan.** Fatimah senang Angga masih perhatian padanya. Meskipun Angga jarang ke rumahnya. Kehamilan Fatimah sudah mulai membesar, ini saatnya acara empat bulanan kehamilan Fatimah. "Bu, bagaimana kalau orang tanya Bapaknya anak ini di acara empat bulanan nanti?" tanya Fatimah. "Udahlah, kamu nggak usah dengerin," jawab Aminah. "Nggak mungkin juga kan kamu ngaku itu anak Angga. Apa kata keluarga besar kita nanti," lanjut Aminah. "Bagaimana kalau kamu suruh Jaka saja ke sini?" tanya Aminah. "Loh kok Mas Jaka, Bu?" tanya Fatimah sedikit keberatan. "Temu

  • Derita Suami Mandul   Membujuk Yunita

    Semenjak ketahuan bertemu Fatimah, Yunita jarang menemui Jaka. Jaka merasa bersalah karena telah membohongi Yunita. Jaka akan mendekati Yunita dan mendapatkan hatinya kembali. "Yun, kita makan siang yuk!" ajak Jaka. "Maaf aku sedang sibuk," jawab Yunita ketus. Kekecewaannya belum berakhir, hatinya masih sakit akibat dibohongi. Jaka duduk di kursi depan meja Yunita. Dia menunggu Yunita hingga membuat Yunita kesal. "Aku sibuk, jangan ganggu aku." Yunita masih menatap layar leptopnya. "Apa tidak ada lagi kesempatan untukku menjelaskannya?" tanya Jaka. "Aku tahu, aku salah karena berbohong," kata Jaka. "Aku janji tidak akan mengulanginya lagi," kata Jaka. Yunita masih sibuk dengan leptopnya, dia mengetik entah sedang mengerjakan apa. Jaka tidak bergeming dari tempatnya. "Sampai kapanpun aku akan merasa bersalah jika kamu terus begini. Aku meminta maaf atas kebohonganku. Fatimah hanya memintaku datang ke acara empat bulanannya nanti. Biar bagaim

  • Derita Suami Mandul   Acara Empat Bulanan

    Yunita dibuat kesal oleh kelakuan Fatimah, dia menelfon Jaka di saat sedang bersama Yunita. Yunita kesal dan langsung mengajak Jaka pulang. Jaka hanya bisa menurut karena tidak mau membuat Yunita semakin kesal. "Om, kapan-kapan main lagi ya," kata Jonathan. "Iya, kamu hati-hati," ucap Jaka mslambaikan tangan pada Jonathan. Sementara Yunita telah masuk ke dalam rumah terlebih dahulu. Jaka juga dibuat kesal, karena Fatimah menelfon disaat yang tidak tepat. Sudah dimatikan tapi masih terus menelfon. Dia serasa nggak punya malu. Jaka pulang, dia melihat Rosi sedang menelfon seseorang. Jaka tidak menyapa adiknya itu, dia langsung masuk ke dalam kamar.** Jaka harus membujuk Yunita lagi, dia tidak mau Yunita larut dalam kekesalan. "Bagaimana kalau kita datang ke acar empat bulanan Fatimah berdua?" tanya Jaka saat mereka duduk bersama di ruangan Yunita. "Kita buktikan pada Fatimah, kalau dia sudah tidak ada di hatiku," lanjut Jaka. "Tidak, a

  • Derita Suami Mandul   Angga Bersedih

    Acara empat bulanan segera dimulai, acara di pimpin oleh pemuka agam di tempat Fatimah. Setelah acara empat bulanan selesai, para tetangga banyak yang langsung pulang. Kini hanya kelurga besar saja yang ada di sana. Jonathan bermain dengan Shaka, mereka satu sekolahan jadi sudah saling mengenal satu sama lain. "Jaka, kenapa kamu ajak Yunita? Apa kamu mau bikin Ibu malu?" tanya Aminah. "Bu, Fatimah saja mengundang Angga. Kenapa aku tidak boleh mengajak Yunita? Kalau tidak ada Yunita, aku tidak akan sampai di sini," jawab Jaka. "Kamu dari dulu memang selalu bikin aku malu. Udah mandul malah datang ke sini bawa calon istri," sungut Aminah. "Eh Jaka, kamu nggak tahu malu sih masih datang ke sini. Lagi pula kalian sudah mau bercerai untuk apa bertemu lagi? Yang ada nanti malah gagal cerai karena masih saling cinta," sahut Anita. "Saya tegaskan pada kalian semua di sini. Saya sudah tidak mencintai Fatimah lagi. Kalau tidak Fatimah yang mengundang aku ke s

Bab terbaru

  • Derita Suami Mandul   Ending

    Jaka dan Yunita tidak hanya mengundang Fatimah dan Angga. Mereka juga mengundang keluarga Adam, keluarga Hasan juga. Dam tentu Santo dan Aminah tidak ketinggalan. Meskipun Jaka hanya mantan menantu tetapi dia tetap menghargai Santo dan Aminah. Pagi sekali Fatimah sudah menyiapkan baju untuk ketiga anaknya. Dia sudah mandi sejak awal. Baru dia memandikan ketiga anaknya. "Ya ampun repot sekali," kata Fatimah. Padahal dia sudah di bantu Mbok Inah dan baby sitter Shaka. Mbok Inah tertawa melihat Fatimah gugup. Dia bahkan sempat kebalik saat memakaikan kaos dalam untuk Shaka. "Jangan gugup, Bu. Nggak akan ketinggalan kereta," goda Mbok Inah. "Bari gantiin baju mereka aja sudah ribet apalagi nanti di sana. Mana Mas Angga nggak mau ajak kalian," kata Fatimah. "Ya nanti kan ada Bu Aminah biar dibantu beliau, Bu," kata Baby Sitter Shaka. "Kalau Shaka pasti main sama Jonathan pasti anteng," lanjutnya. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Kal

  • Derita Suami Mandul   Angga Dan Fatimah Bersatu

    Fatimah terus saja berpikir keputusan apa yang akan dia ambil. Dia tidak mungkin meneruskan gugatannya. ''Ibu tahu kamu sangat menyayangi Shaka dan Clarisa. Apa lagi aku lihat Clarisa dekat sekali dengan kamu dan Naura. Jika kamu memutuskan untuk kembali pada Angga Ibu silahkan," kata Aminah. "Ibu akan coba bicara dengan Angga agar dia berubah," kata Aminah. "Sepertinya aku memang harus kembali pada Mas Angga, Bu. Kalau aku meninggalkan dia itu tandanya aku egois," ucap Fatimah. "Semoga Mas Angga mau merubah sikapnya," kata Fatimah. Hari ini adalah tujuh harinya Luna. Itu tandanya Fatimah harus memberi jawaban pada Angga. "Bagaimana Fatimah? Aku menunggu keputusan kamu. Aku harap kamu mau kembali bersamaku. Kita rawat anak kita sama-sama," kata Angga. "Setelah saya pikirkan, saya rasa saya harus tetap bersama kamu, Mas. Anak-anak butuh aku," kata Fatimah. "Angga, aku mau kamu jangan sampai sakiti Fatimah lagi. Kalau sampai kamu sakiti Fatimah lagi, aku

  • Derita Suami Mandul   Luna Kecelakaan

    Setelah mendapat telfon dari Angga, Luna panik. Dia tidak menyangka pria suruhannya itu ditangkap Angga. Dan kini dia ketahuan sebagai dalang dari masalah perselingkuhan Fatimah. "Aku harus kabur, aku nggak mau ditangkap polisi," ucap Luna panik. Luna membereskan bajunya ke dalam koper. Dia tidak membawa ikut serta Clarisa karena bagi dia akan merepotkan. "Bagaimana kalau sampai aku tertangkap?" tanya Luna. Dia menyeret kopernya keluar kamar. "Bu, kamu mau kemana?" tanya Mbok Inah saat melihat Luna membawa koper. "Aku mau pergi, kamu jaga Clarisa. Aku nggak mungkin bawa dia," jawab Luna panik. Dia segera membawa mobilnya pergi dari rumah Angga. Dia terburu-buru sekali. Di tengah jalan dia mendengar ada sirine mobil polisi dia semakin parno. Dia tancap gas sekencang mungkin agar tidak bertemu polisi. Luna bahkan beberapa kali menerobos lampu merah di jalan yang sedikit sepi. Dia tidak peduli dengan keselamatan dia lagi. Dari arah yang berlaw

  • Derita Suami Mandul   Pernikahan Diujung Tanduk

    "Mas, maksud kamu apa?" tanya Fatimah. "Kamu kemarin hanya nolongin aku untuk antar aku ke rumah Kak Rani. Kenapa malam ngaku-ngaku kita ada hubungan?" tanya Fatimah. "Loh memang kita ada hubungan, kan?" tanya Pria itu. "Kamu jangan ngarang," bantah Fatimah. "Nah udah ketahuan dia selingkuh. Kenapa masih kamu pertahankan dia, Mas," sahut Luna. "Sudah ayo kita pergi!" ajak Angga pada Luna. Angga meninggalkan Fatimah dan keluarganya. Dia tidak mau terus berdebat. Bahkan Angga malah mengajak Luna langsung pulang. Acara mereka jalan-jalan gagal total. Fatimah dan keluarganya juga pulang. Mereka tidak menyangka pria itu berbohong di depan Angga. "Siapa sih pria tadi? Dia kok malah berbohong?" tanya Rani. "Sudah kalian tenang saja, saya sudah suruh orang selidiki dia. Aku yakin ada orang lain dibelakang dia," jawab Adam. "Maksud Mas Adam dia disuruh orang?" tanya Rani. ''Betul sekali," jawab Adam. "Pasti ulah Luna," sahut Fatimah.

  • Derita Suami Mandul   Sandiwara Luna

    Fatimah sudah berada di rumah Rani. Beruntung tadi dia bertemu pria baik yang mau mengantar dia sampai di rumah Rani. Awalnya Fatimah menolak karena tidak kenal orang tersebut. Tetapi lama-lama dia mau karena Naura terus saja rewel. "Terima kasih, Mas. Maaf saya tidak bisa balas dengan apapun," kata Fatimah. "Tidak apa-apa, Mbak. Saya senang melihat Mbak sudah sampai tujuan dengan selamat. Lagian suami Mbak tega sekali membiarkan istrinya pergi sendiri membawa anak kecil," kata pria itu. "Saya permisi, Mbak!" ucap pria itu lalu pergi. Fatimah masuk ke rumah Rani. Dia beristirahat di kamar tamu yang sudah di sediakan pembantu Rani. "Kalau butuh sesuatu bisa panggil saya, Mbak," ucap pembantu Rani. "Iya, Mbak," jawab Fatimah. Dia menidurkan Naura yang sudah terlelap di atas ranjang. Dia merasa kasihan karena membawa Naura panas-panasan. Malamnya Rani datang, dia sedih melihat keadaan Fatimah saat ini. Namun, sebagai kakak dia akan mensupport apapun k

  • Derita Suami Mandul   Meminta Cerai

    Angga melotot dia tidak menyangka Fatimah akan berani menggugat cerai Angga. Angga tidak mau jika Fatimah meninggalkan dia. "Jangan asal bicara. Pikirkan dulu ucapan kamu!" pinta Angga. "Aku tidak akan menceraikan kamu, dan kamu tidak akan bisa menceraikan aku," kata Angga. "Kenapa kamu takut? Bukanya kamu sudah ada Luna?" tanya Fatimah. "Aku tidak mau ya tidak mau," jawab Angga. "Kamu egois, Mas," kata Fatimah. Dokter masuk, seketika mereka diam. "Pak Angga, Bu Fatimah sudah boleh pulang sore ini," kata Dokter. "Baik, Dok. Terimakasih," kata Angga. Fatimah tidak mau melihat ke arah Angga. Dokter memeriksa keadaan Fatimah. "Bu Fatimah banyak istirahat ya. Jangan sampai salah makan lagi," kata Dokter. "Baik, Dok," ucap Fatimah. Dokter keluar dari ruangan Fatimah. Angga juga kembali ke kantor tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Fatimah.** Sorenya Angga menjemput Fatimah dan juga Mbok Inah. Mereka saling diam bahk

  • Derita Suami Mandul   Fatimah Tersakiti

    Luna memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat Angga membenci Fatimah. Dia ingin Fatimah meminta cerai dari Angga. "Fatimah, Fatimah untuk apa kamu masih di sini. Mas Angga sah sudah tidak peduli lagi dengan kamu. Jadi harusnya kamu sadar diri dan pergi dari sini. Kalau perlu malah kamu gugat cerai saja Mas Angga," kata Luna. "Aku tidak akan semudah itu kamu singkirkan, Luna," ucap Fatimah. "Hahahha baiklah, kalau gitu kamu siap saja merasakan sakit hati yang amat dalam," kata Luna. "Kamu tidak akan kuat bertahan," ucap Luna. "Kita lihat saja siapa yang akan tersingkir dari rumah ini. Aku atau justru kamu," tantang Fatimah. "Kamu tidak akan bisa menyingkirkan aku," kata Luna. Perang antara Luna dan Fatimah semakin sengit. Fatimah tidak lagi cuek pada Shaka dan Angga. Dia berusaha mati-matian mendapatkan hati mereka lagi. "Mas, ini ada teh buat kamu," kata Fatimah setelah melihat Angga pulang kerja. Angga meminum teh buatan Fatimah. "Teh

  • Derita Suami Mandul   Angga Memilih Luna

    Beberapa hari setelah kamar Naura di pindah untuk Clarisa. Kini Luna membuat ulah lagi. "Mas, kamar kita kejauhan dari kamar Clarisa. Kalau dia nangis aku jadi tidak dengar," kata Luna. "Bagaimana kalau kamu suruh Fatimah pindah ke kamar ini. Dan kita tidur di kamar utama yang lebih dekat dengan kamar Clarisa," kata Luna. "Iya, nanti aku suruh Fatimah pindah. Tapi aku harus panggil orang buat pindahin almari milik Naura dan box Naura," kata Angga. "Tidak masalah. Yang penting kita pindah ke kamar utama." Luna tersenyum. Semenjak pulang dari rumah sakit Luna selalu meminta ini itu pada Angga. Semua keinginan dia tidak ada yang Angga tolak. "Fatimah, kamu pindah ke kamar Luna. Biar aku dan Luna pindah di kamar kamu," kata Angga. "Kamar kamu mana muat Mas untuk aku dan Naura?" tanya Fatimah. "Sudah jangan protes," jawab Angga. Angga meminta para pembantu untuk memindahkan barang-barang Fatimah ke kamar Luna. Begitu juga sebaliknya.

  • Derita Suami Mandul   Luna Melahirkan Caesar

    Fatimah diam saja, dia tidak menanggapi ucapan Shaka. Dia memilih untuk acuh saja. Merasa dicuekin, Shaka kesal dan masuk ke kamarnya. "Maafkan Shaka, Bu," kata Baby sitter Shaka. "Tidak masalah," jawab Fatimah. Baby site Shaka menyusul Shaka ke kamar. Fatimah menidurkan Naura, dia tidak mau terbebani oleh apapun.** Angga dengan panik membawa Luna ke rumah sakit. Sampai di sana Dokter langsung menangani Luna. Angga mengurus administrasi sementara Luna di periksa oleh Dokter. Angga yakin Luna pendarahan akibat kelelahan kemarin melayani tamu undangan. "Semoga kalian baik-baik saja," kata Angga. Angga kembali menunggu Luna, Dokter mencari Angga. "Pak Angga, Bu Luna mengalami banyak pendarahan. Dia harus segera melahirkan, namun tidak bisa normal melihat kondisinya saat ini sangat lemah," kata Dokter. "Lalu harus bagaimana, Dok? Luna memaksa normal soalnya?" taya Angga khawatir. "Tadi Bu Luna sudah saya kasih arah, dia mau caesar," jawa

DMCA.com Protection Status