Share

Dadar Gulung

Author: Evin Hard
last update Last Updated: 2022-04-29 19:27:05

“Bagaimana kamu tahu kalau racun yang dipakai untuk membunuhku lebih kuat?”

Dengan ratapan sinis itu, Ervan menjawab, “Karena itu adalah siasat terakhirnya. Lodra tadinya memang bertaruh dengan Kiara. Jika Kiara setia padanya, maka kamu yang meneguk racunnya. Tapi dia tahu Kiara tidak akan mungkin mau memberikanmu racun itu. Jadi dia harus memastikan racun yang diminum Kiara akan merenggut nyawanya dalam seketika.”

“Lalu bagaimana kalian bisa tahu racun apa yang seharusnya dipakai Lodra?”

“Pak Harlan menuliskan rincian racun yang disusun kotak berlabel khusus sebelum dia memberikannya pada Lodra. Rencana ini sudah dirancangnya bertahun-tahun yang lalu. Aku menghubungi Kiara sebelum upacara penyuguhan berlangsung dan menukar racun yang asli dengan yang kudapatkan dari Ali.”

“Kiara menggunakan racun dari Pak Harlan di bunga marigold itu.”

Adhira tahu Kiara tidak pernah menyukai bunga itu karena itu merupakan simbol duka, kecemburuan, kesedihan, dan kekejaman. Tidak ada yang melekatkan b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dendam dan Rahasia Tuan Muda   Krim Malam

    Selama proses persidangan berlangsung, Adhira harus tinggal di rutan. Tentu Ervan memastikan Adhira tak mendapatkan perlakuan buruk di tempat tersebut. Dia bahkan memenuhi seluruh kebutuhan Adhira hingga yang paling kecil.Obat-obatan diantar olehnya setiap hari tanpa terputus. Makanan dibuatkan khusus oleh koki dari kediaman Sadana. Ervan mengunjunginya sepanjang waktu, baik sebagai teman atau sebagai dokter pribadi.Adhira sempat menolak kedatangan Ervan karena malas menghadapi gunjingan para napi dan petugas di rutan, tapi dia tahu itu hanya akan membuat Ervan makin gencar dan menyulut masalah baru.“Apakah mereka memberimu kudapan sore?”“Iya. Mereka mengantarnya tiga kali hari ini.”“Dan, apakah selimut yang diberikan cukup hangat? Aku akan menggantinya bila kamu merasa kurang tebal.”“Sudah hangat. Aku seperti raja yang terpenjara sekarang.”“Apa kamu memakai krim malam yang kuberikan?”“Krim apa?”“Krim….” Ervan tak bisa melanjutkan. Krim itu harus dioleskan di area agak pribad

    Last Updated : 2022-04-29
  • Dendam dan Rahasia Tuan Muda   TIDAK BERSALAH

    “Saya ingin menyampaikan sesuatu, Majelis Hakim,” kata Adhira. Raula yang bertindak sebagai jaksa tercekat. Adhira tak seharusnya diizinkan berbicara di saat seperti ini, tapi Ucep dengan tampang serius itu justru malah mengangguk, “Apa yang ingin Saudara sampaikan?” Adhira bangkit dari kursinya. Dia membersihkan tenggorokannya dari dahak dan liur, lalu menarik napas panjang untuk berbicara, “Aku tahu semua hal yang telah kualami tidak akan pernah bisa digantikan dengan apa pun lagi saat ini. Hidupku direnggut oleh masa-masa kelam di penjara. Tidak sedikit siksaan batin dan fisik kualami sepanjang aku berada di sana. “Namun bila aku ditawarkan untuk bisa mengulangnya lagi, aku tetap akan berpacu pada roda yang sama. Bukan karena aku menikmati segala duka yang kujalani, tapi….” Adhira merundukkan kepala. Kemudian mengangkatnya perlahan sambil menoleh ke arah Ervan yang duduk di bangku pengunjung sidang. Ervan yang tak pernah melepaskan pandangannya dari Adhira hanya bisa mematung.

    Last Updated : 2022-04-29
  • Dendam dan Rahasia Tuan Muda   Kamu harus berjaga-jaga

    Hasil persidangan telah memutuskan menjebloskan Gerwin dan Kuswan ke penjara. Gerwin harus mendekam di penjara atas tuduhan membantu pelaku melakukan tindakan kriminal dan menghilangkan barang bukti. Ini dikarenakan Gerwin telah menghentikan penyelidikan tentang kematian Semias dan menjerat Nila sebagai pelaku pembunuhan.Kuswan pun harus menghabiskan 15 tahun di tempat yang sama karena usaha melakukan pembunuhan pada Adhira dan menembak Lodra. Myra tidak dijerat pasal pembunuhan karena dianggap upaya melindungi diri. Tapi dia ditahan karena telah menghilangkan mayat Genever. Hingga saat ini tidak ada yang tahu di mana Lyra menguburkan mayatnya.Untuk kedua kalinya, Adhira bisa kembali menghirup udara bebas.“Boleh juga kamu, Ucep!” sanjung Adhira ketika status buronan sudah tak lagi disandang olehnya.Ucep yang masih mengenakan toga itu menggaruk kepalanya tersipu. Wajah berandalnya terhapus oleh rambut klimis yang tersisir rapi dan kacamata persegi yang membingkai kedua matanya. Dia

    Last Updated : 2022-04-29
  • Dendam dan Rahasia Tuan Muda   Masuki aku (+18)

    Peringatan: Mengandung adegan seksual eksplisit Mobil putih itu sampai di parkiran apartemen setengah jam kemudian. Ervan kembali membopong Adhira dari mobil menuju ke kamar. Walau Adhira menolak, toh dia tak bisa melawan. Berat tubuhnya terlalu ringan untuk Ervan. Entah berapa banyak pun makanan yang ditelannya, timbangannya tak pernah mencapai angka 50. Dengan lembut Ervan mendudukkan tubuh mungil itu di atas sofa. Dia ke meja dapur dan mengambil sepiring makanan yang baru dipesannya sebelum pulang. “Makanlah dulu. Aku tidak bisa membiarkanmu kelaparan terlalu lama,” ucap Ervan. Adhira melirik ke menu basah yang ada dalam piring segi empat yang bersekat-sekat itu. “Nasi tim dengan bebek saus kecap.” Ervan juga menyiapkan secangkir jus nanas yang dicampur beri-berian sebagai hidangan penutup. Dia selalu membuat jus buah setiap hari hari selama dua bulan ini. Adhira merasa kotorannya sudah berbau jus nanas sekarang. “Aku tidak bisa menghabiskan sebanyak ini.” “Makanlah sebanyak

    Last Updated : 2022-04-29
  • Dendam dan Rahasia Tuan Muda   Aku tidak kuat lagi (+18)

    Peringatan: Mengandung adegan seksual eksplisitUngkapan setengah memelas tadi terembus malu-malu.“Masuki aku….”Ervan membalas dengan ciuman yang lebih ganas. Ikatan yang dibuat Ervan membuat Adhira tak bisa berkutik barang seinchi pun darinya.“Tapi kamu akan kesakitan, Hira.”“Kalau begitu lakukan perlahan-lahan,” bisik Adhira dengan bulu mata yang bergetar-getar.Menyaksikan persetujuan lugas ini, Ervan makin bernafsu dalam penaklukan yang mendominasi. Dia kembali mencicipi bibir dan lidah Adhira, menyapu bersih bagian demi, mulai dari leher, daun telinga, tulang selangka dan dadanya. Bolak balik berulang-ulang hingga Adhira kehilangan akal sehatnya.“Gigit bahuku bila sakit, Hira,” ucap Ervan.Dalam sekali gerakan, Ervan mengangkat panggulnya dan mulai menjelajahi punggung bawah Adhira. Dia melakukan atraksi di sela paha Adhira dengan dorongan pelan nan berirama. Jantungnya berdegup lebih kencang dari pesawat tempur sekarang. Udara sekeliling Adhira memekik untuk menyusup ke par

    Last Updated : 2022-04-29
  • Dendam dan Rahasia Tuan Muda   Milikmu sangat enak (+18)

    Peringatan: Mengandung adegan seksual eksplisit“Aku tidak kuat lagi, Daffin….”Sekali lagi Adhira memohon tanpa daya. Perutnya sudah menggembung terisi oleh cairan surgawi itu. Napasnya tersengal-sengal.“Kasihanilah pria berginjal tunggal ini.”Menatap air mata yang mengkristal di bola matanya, Ervan pun melakukan pelepasan terakhir. Dia menahan tubuh Adhira di atas tubuhnya dan secara perlahan menyangga Adhira ke dalam pelukannya.Penyatuan intim tadi pun terpisah.Adhira telentang lunglai, meraup udara lembab yang menyelubungi dirinya. Ervan membebaskan tawanannya tanpa melepas rangkulan. Dia mendekap rusa mungil yang gemetaran itu dengan erat, enggan membiarkannya terpapar hawa dingin terlalu lama. Adhira meletakkan kepalanya tepat di kerangka rusuk Ervan, mendengar detak jantung yang masih terpacu cepat.Ervan memeriksa pergelangan tangan Adhira yang merah akibat ikatan tadi. Dia mengelusnya penuh penyesalan sambil menjilatinya dengan segenap kelembutan, “Apakah masih sakit?”A

    Last Updated : 2022-04-29
  • Dendam dan Rahasia Tuan Muda   Hadiah Spesial untuk Dokter Elyas

    Ruang sang urolog tiba-tiba diramaikan oleh adanya pajangan heboh yang ditempel di depan pintunya. Perawat berbisik-bisik dan pengunjung yang lewat terkekeh geli.Elyas baru keluar dari ruang operasi dan melirik keramaian yang terjadi di depan ruang konsultasinya.Ali yang tengah melintasi tempat itu berdiri beberapa menit sambil berpikir. Saat Elyas datang dia segera memberi tahu berita baik tersebut, “Kau mendapat hadiah spesial dari seorang pasien.”Elyas mengernyit waspada. Dia tahu Ali bukan orang yang bisa bergurau dengan cara yang baik. Dia pasti hendak mengerjainya dengan sesuatu.Saat dia mencapai depan ruangannya, matanya memelotot. Sebuah bingkai berisi cairan pengawet dengan jaringan lonjong di dalamnya tertempel di pintu ruangan itu. Sebagai ahli urologi yang handal, tentu dia tahu benda apa itu.Sekonyong-konyong dia melepas benda itu dari pintunya. Namun bingkai itu tertempel dengan sangat erat. Dia memukul-mukul kacanya, tapi tak juga berhasil menyingkirkan pajangan it

    Last Updated : 2022-04-29
  • Dendam dan Rahasia Tuan Muda   Jangan memarahinya

    Ervan duduk memandangi jendela yang basah oleh embun senja. Cuaca mendung mengisi hari yang kelam tersebut. Dia membisu untuk waktu yang sangat panjang. Saat Adhira dilarikan ke rumah sakit, kondisi yang ditemukan jauh dari ekspektasi Ervan. Dia menahannya selama dua bulan di penjara. Obat-obat itu dia telan untuk menghentikan gejala yang muncul. Namun tubuh yang sudah rongsok tersebut tak bisa melakukan sandiwara terus-menerus. Ali masuk dengan hati yang panas. Dia langsung melontarkan kekesalannya pada Ervan. “Baru sehari dia keluar dari penjara dan kamu sudah menggempurnya sampai babak belur. Kamu benar-benar tidak manusiawi, Ervan!” “Bagaimana keadaannya?” “Kamu sendiri tahu dengan jelas. Kenapa bertanya padaku?” “Aku… benar-benar salah.” “Kalian ini, aku tidak tahu harus berkata apa. Kurasa dia juga menginginkannya. Tapi harusnya kamu tahu seperti apa keadaan tubuhnya.” “Kamu benar. Aku tidak seharusnya melakukan ini di saat tubuhnya begitu rentan. Dia menahannya karena ti

    Last Updated : 2022-04-29

Latest chapter

  • Dendam dan Rahasia Tuan Muda   Kenangan yang tersisa

    Perempuan itu menghampiri rumah tua yang tengah direnovasi menjadi bangunan klinik. Di sampingnya seorang pria tua duduk di kursi roda memandang dengan lesu. Sudah bertahun-tahun dia hidup dan tergantung pada putrinya.“Kak Ervan?” Kiara menyapa dengan lembut pada seorang pria yang masih sibuk mengatur susunan keramik di teras depan.“Di mana Kak Adhi?” tanyanya bingung.Ervan tertegun. Keningnya mengernyit. Serbuk besi dingin seolah menyendat paru-parunya. “Kiara, kamu kembali?”“Aku mendapat kiriman surat dari Kak Adhi seminggu lalu. Katanya dia ingin aku mengurus rumah ini.”“Surat?”Kiara menyerahkan amplop berisikan surat yang ditulis tangan oleh Adhira sendiri.Tahun lalu, atas permintaan Adhira, Ervan membawa Kiara ke luar kota dan mengubah identitasnya. Tadinya Kiara tahu ini bertujuan agar dirinya tidak dijatuhi hukuman atas kematian Teodro belasan tahun lalu. Selama setahun itu juga dia hanya menjalankan hidupnya tanpa kabar apa pun dari Adhira.Kiara berpikir Adhira pasti

  • Dendam dan Rahasia Tuan Muda   Catatan Penulis

    Terima kasih sudah ikut melangkah dan berjuang bersama dalam kisah ‘Dendam dan Rahasia Tuan Muda’. Tadinya judul yang akan dipakai adalah Pita Merah, karena ide awalnya didedikasikan untuk para pejuang HIV-AIDS. Adhira dalam cerita ini menggambarkan perjalanan seorang anak manusia yang sesungguhnya begitu cemerlang harus memupuskan masa depannya oleh tuduhan, pengucilan, stigmatisasi, dan pengabaian. Di dunia ini, semua yang terjadi pada Adhira bisa terjadi pada siapa saja. Serangan mental/fisik, isolasi, diskriminasi, begitu sering terjadi pada pengidap HIV-AIDS. Orang-orang menganggap penyakit ini adalah hukuman mati yang pantas diderita oleh kaum-kaum homoseksual, PSK, orang dari ras-ras tertentu, para pecandu, dan kaum-kaum marginal lainnya. Stigmatisasi dan perlakukan buruk yang didapatkan para penderita sesungguhnya bisa didapatkan siapa saja. Anak-anak dengan orang tua HIV-AIDS, komunitas LGBT, perempuan, laki-laki, anak-anak, orang tua, petugas kesehatan. Semua bisa mendapatk

  • Dendam dan Rahasia Tuan Muda    Sepucuk Surat

    Meskipun Adhira sudah tiada, dirinya hidup bagi Ervan, bagi pejuang HIV-AIDS lainnya, bagi kaum tersisihkan, kaum LGBT, para pecandu, orang-orang yang terkucilkan oleh stigmatisasi dan diskriminasi.“Klinik VCT/IMS ini didedikasikan oleh seorang sahabat untuk seluruh penderita HIV-AIDS. Klinik ini mencakup pencegahan, pemeriksaan, pengobatan, dan rehabilitasi yang nantinya akan diberikan secara cuma-cuma….”Pria di atas podium mendeklarasikan sambutan pembuka sebelum acara pemotongan pita peresmian dilakukan. Matanya berair saat melihat orang-orang, anak-anak, para lansia yang duduk menunggu dirinya berbicara itu.“Hari ini, demi mengenang sahabat yang telah pergi itu, saya akan menamainya dengan ‘Adhira’,” ucap Ervan menyudai sambutannya.Kediaman Limawan ditata ulang sejak dua tahun lalu. Dengan menggunakan dana hasil penjualan berlian merah, Ervan berhasil membangun sebuah klinik khusus yang bisa melayani penderita HIV-AIDS.Bangunan rumah dijadikan klinik utama. Sementara gudang y

  • Dendam dan Rahasia Tuan Muda   Jangan Takut, Hira

    “Aku tidak kenal dengan sia-sia,” jawab Ervan tanpa aura.Adhira hendak berdiri, tapi dia tak memiliki kekuatan untuk bangkit. Alih-alih mengelak dari rangkulan Ervan, Adhira menjauhkan tubuhnya ke tepi bangku. “Kamu ini benar-benar keras kepala!” umpat Adhira lemah. “Aku… hanya ingin menghabiskan sisa waktu yang ada ini untuk tetap bersamamu.”“Lalu mengapa kamu harus menyerah?”Terlihat wajah Ervan yang merah dan kembali basah oleh air mata.“Karena… aku tidak punya pilihan, Daffin!”Kekuatan Adhira mendadak terenggut dari dirinya, seolah darah yang berkumpul di jantungnya menolak untuk mengalir ke otaknya. Adhira gagal membuat tubuhnya bertahan dengan semua pertanyaan Ervan. Kepalanya kehilangan keseimbangan dan napasnya semakin berat.Dia begitu ingin menghapus kesedihan di wajah Ervan, tapi untuk menyentuhnya saja Adhira sudah tak lagi sanggup.“Sebutkan semua jalan yang kau sudah anjurkan padaku! Aku akan mematuhinya. Aku akan dengan giat menurutinya. Aku rela kamu memakiku, me

  • Dendam dan Rahasia Tuan Muda   Semua akan sia-sia

    Dari balik pintu ruang rawat yang masih ternganga, Ervan bersandar pada dinding, mendengar setiap pertemuan yang mengharu biru tadi dalam kepiluan. Dia masuk saat sudah berhasil membendung luapan kesedihan yang membanjiri kamar rawat Adhira. “Ervan!” ucap Adhira. “Lihat ulahmu!” Ervan mengambil tempat di samping Adhira. Menggenggam tangannya yang begitu dingin. “Cepat atau lambat Laila akan tahu.” Laila menarik Ervan dan merangkul mereka secara bersamaan. “Aku tidak menyangka Laila jadi secengeng ini. Kamu terlalu memanjakannya, Ervan,” ucap Adhira. “Aku tidak cengeng.” “Terus ini apa? Selimutku sampai basah seperti pengungsi banjir,” tukas Adhira. Laila menyudul perut Adhira karena kesal. “Hei, pelan-pelan, dinding perutku sangat rapuh sekarang.” Laila langsung menghentikan tindakan tadi. Wajahnya kembali muram karena dia sudah tahu bahwa Adhira mengidap penyakit yang belum dapat disembuhkan Ervan. “Aku harus kembali ke sekolah. Masih ada kelas tambahan,” ucap Laila tiba-t

  • Dendam dan Rahasia Tuan Muda   Dia memanggilku Lili

    Rintik hujan membasahi kaca jendela. Kemelut senja mewarnai langit yang mendung, mengantar bayang-bayang kelabu menuju malam. Seorang gadis memasuki ruang rawat dengan ekspresi sama sendunya dengan cuaca di luar. Adhira masih belum bangun dari tidur panjangnya. Dia baru cuci darah. Butuh prosedur yang rumit bagi pengidap HIV untuk mendapatkan mesin hemodialisa dan Ervan tak menyerah oleh hambatan tersebut. Adhira sempat membaik beberapa hari yang lalu, tapi kemudian, penyakit itu menggerogoti ginjalnya. Kedua tungkai kakinya mulai bengkak dan demamnya tak kunjung reda. Dia juga tak lagi bisa makan makanan biasa. Ervan harus menyuapi makanan yang lunak yang dibencinya itu agar perutnya tak kesakitan. Sesekali Adhira memohon untuk diizinkan makan nasi goreng, tapi Ervan harus melarangnya karena itu akan memperburuk kondisi tubuhnya. “Dokter Ervan, makanannya Laila letakkan di sini ya,” ucap Laila pelan. Dia segan memecah lamunan Ervan yang terlihat sangat serius itu. Ervan menganggu

  • Dendam dan Rahasia Tuan Muda   Jangan memarahinya

    Ervan duduk memandangi jendela yang basah oleh embun senja. Cuaca mendung mengisi hari yang kelam tersebut. Dia membisu untuk waktu yang sangat panjang. Saat Adhira dilarikan ke rumah sakit, kondisi yang ditemukan jauh dari ekspektasi Ervan. Dia menahannya selama dua bulan di penjara. Obat-obat itu dia telan untuk menghentikan gejala yang muncul. Namun tubuh yang sudah rongsok tersebut tak bisa melakukan sandiwara terus-menerus. Ali masuk dengan hati yang panas. Dia langsung melontarkan kekesalannya pada Ervan. “Baru sehari dia keluar dari penjara dan kamu sudah menggempurnya sampai babak belur. Kamu benar-benar tidak manusiawi, Ervan!” “Bagaimana keadaannya?” “Kamu sendiri tahu dengan jelas. Kenapa bertanya padaku?” “Aku… benar-benar salah.” “Kalian ini, aku tidak tahu harus berkata apa. Kurasa dia juga menginginkannya. Tapi harusnya kamu tahu seperti apa keadaan tubuhnya.” “Kamu benar. Aku tidak seharusnya melakukan ini di saat tubuhnya begitu rentan. Dia menahannya karena ti

  • Dendam dan Rahasia Tuan Muda   Hadiah Spesial untuk Dokter Elyas

    Ruang sang urolog tiba-tiba diramaikan oleh adanya pajangan heboh yang ditempel di depan pintunya. Perawat berbisik-bisik dan pengunjung yang lewat terkekeh geli.Elyas baru keluar dari ruang operasi dan melirik keramaian yang terjadi di depan ruang konsultasinya.Ali yang tengah melintasi tempat itu berdiri beberapa menit sambil berpikir. Saat Elyas datang dia segera memberi tahu berita baik tersebut, “Kau mendapat hadiah spesial dari seorang pasien.”Elyas mengernyit waspada. Dia tahu Ali bukan orang yang bisa bergurau dengan cara yang baik. Dia pasti hendak mengerjainya dengan sesuatu.Saat dia mencapai depan ruangannya, matanya memelotot. Sebuah bingkai berisi cairan pengawet dengan jaringan lonjong di dalamnya tertempel di pintu ruangan itu. Sebagai ahli urologi yang handal, tentu dia tahu benda apa itu.Sekonyong-konyong dia melepas benda itu dari pintunya. Namun bingkai itu tertempel dengan sangat erat. Dia memukul-mukul kacanya, tapi tak juga berhasil menyingkirkan pajangan it

  • Dendam dan Rahasia Tuan Muda   Milikmu sangat enak (+18)

    Peringatan: Mengandung adegan seksual eksplisit“Aku tidak kuat lagi, Daffin….”Sekali lagi Adhira memohon tanpa daya. Perutnya sudah menggembung terisi oleh cairan surgawi itu. Napasnya tersengal-sengal.“Kasihanilah pria berginjal tunggal ini.”Menatap air mata yang mengkristal di bola matanya, Ervan pun melakukan pelepasan terakhir. Dia menahan tubuh Adhira di atas tubuhnya dan secara perlahan menyangga Adhira ke dalam pelukannya.Penyatuan intim tadi pun terpisah.Adhira telentang lunglai, meraup udara lembab yang menyelubungi dirinya. Ervan membebaskan tawanannya tanpa melepas rangkulan. Dia mendekap rusa mungil yang gemetaran itu dengan erat, enggan membiarkannya terpapar hawa dingin terlalu lama. Adhira meletakkan kepalanya tepat di kerangka rusuk Ervan, mendengar detak jantung yang masih terpacu cepat.Ervan memeriksa pergelangan tangan Adhira yang merah akibat ikatan tadi. Dia mengelusnya penuh penyesalan sambil menjilatinya dengan segenap kelembutan, “Apakah masih sakit?”A

DMCA.com Protection Status