Share

OJOL Kiriman

Penulis: Rosenorchid
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-25 16:06:08

Dinar berkaca-kaca, itu adalah sindiran dari ibunya. Dia tahu ibunya pasti masih marah sama dia.

(Eng.. Kak.. ) terdengar suara Arfa serba salah.

“Sudah Fa, nggak apa. Ibuk masih belum bisa maafin kakak, biar marahnya reda dulu.”

(Maaf ya Kak, maafin Ibuk juga)

“Iya, Kakak ngerti kok, aku pergi kerja dulu ya, Dek. Ada apapun tolong hubungi aku.”

(Iya Kak, disana juga jaga diri ya)

Setelah panggilan diakhiri, Dinar kembali bersiap-siap untuk pergi kerja. Roti yang sudah diisi selai segera dimasukkan ke dalam kotak makanan, sebotol air juga dibawa dan dimasukkan ke dalam tas kain lusuhnya. 

Dia segera mengunci pintu dan keluar menuju halaman depan. Dia melihat ada orang memakai jaket hijau sedang menunggunya, itu sepertinya jaket ojek online, benar saja, ada tulisan besar di belakang jaket hijau itu.

“Maaf, Mas. Nunggu siapa, ya?”

Orang itu menoleh kebelakang dan tersenyum, rupanya seorang perempuan. 

“Maaf, Mbaknya nunggu siapa,
Rosenorchid

Terima kasih kepada pembaca semuanya, semoga di masa pandemi ini kita semua sehat dan bisa sembuh buat yang lagi sakit. Happy reading, love from me 😘😘😘

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ratna
Kamu jngan egois dinar pikirkan anakmu dirhan cinta sm dinar cm malu dia malu sm dinar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dendam Birahi Penakluk Hati   Menahan Hasrat

    Dinar terpaku mendengar ucapan dari Dirham, ‘Menemui Ibuk? dia belum tahu Ibuk bisa saja membunuhnya.’ dalam hati gadis itu berbicara sendiri. “Untuk apa? Tidak perlu karena aku tidak mau menikah denganmu.” Dinar melipat tangannya di depan dada. Dia tidak memandang wajah Dirham sama sekali. “Pikirkan masa depan anak ini, Di. Entah kenapa setelah menyentuhnya tadi malam, aku ingin memilikinya secara utuh. Dia darah dagingku.” Wajah Dinar merah padam menahan marah. Dia tersenyum sinis. “Enak aja, dia milikku! tidak mungkin kuserahkan padamu, dia anak ku!” “Dia juga anakku! aku berhak atas dia, Di. Kau tidak mau menikah denganku tidak jadi soal, asal anak ini harus tinggal bersamaku nanti.” Plakk Dinar menampar pipi lelaki yang sekali lagi menyakiti hatinya. Dirham mengusap bekas tamparan itu, panas. Matanya dipejamkan tidak mau tersulut emosi, Sekarang Dinar t

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-25
  • Dendam Birahi Penakluk Hati   Arfa Kecelakaan

    Air mata Dinar semakin deras, tapi sebisa mungkin dia menahan dirinya untuk panik, ibunya perlu ditenangkan. “Buk, tenang dulu. Sekarang dimana Arfa?” (Ibuk sekarang di rumah sakit, Nduk. Adikmu ada di IGD sedang ditangani, dia tadi tidak sadar Nduk, Ibuk takut, Ibuk takut adikmu tidak bisa diselamatkan, ini salah Ibuk, tadi Ibuk suruh adikmu antar pesanan, dan pulangnya adikmu kecelakaan, ini salah Ibuk, Ibuk ini bukan Ibuk yang baik buat kalian, Ibuk ndak bisa jaga kalian) Tangisan ibunya di seberang sana membuat Dinar semakin sedih, air matanya semakin deras mendengar penyesalan ibunya, dan mendengar keadaan adiknya yang sedang kritis membuatnya takut. “Ibuk yang sabar, istighfar Buk, Ibuk tidak bersalah, ini kecelakaan, Buk, ujian untuk kita, mari doakan Arfa akan baik-baik saja. Dinar belum bisa pulang Buk, sekarang Ibuk sama siapa?” airmata Dinar makin deras mengalir, membayangkan ibunya sendiri menjaga sang adik, membayangkan Arfa s

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Dendam Birahi Penakluk Hati   Kesepakatan

    (Aku kesana sekarang, jelaskan semuanya padaku, kenapa tiba-tiba.. )“Tidak perlu kesini sekarang, sudah malam, besok saja kesini, aku ingin bicara dan jelaskan semuanya. Sebelum aku pergi kerja. Datang jam 7 pagi.”(Di, kenapa suaramu seperti kena flu gini, kamu sakit? sudah makan? Vitamin dan susu sudah di minum?)“Aku tidak apa-apa, aku mau istirahat.” Klik Tanpa pamit panggilan itu diakhiri oleh Dinar.‘Ya Allah, sudah benarkah keputusanku ini?’ Dinar menyapu air matanya dengan ujung jari. Pikirannya buntu, hatinya tidak karuan. Dan yang paling membuat dia takut, apa ini tidak menimbulkan sebuah penyesalan baginya nanti? Dinar kembali masuk ke kamar mandi, air wudhu diambil, dia butuh ketenangan sekarang, dia butuh tempat untuk mengadu dari masalah yang menghimpit dadanya. Sajadah dibentang. Mukenah dipakai. Allahuakbar. Dinar hanyut dalam khusyuk sholat Sunnah untuk menghadap Rabbnya.&

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28
  • Dendam Birahi Penakluk Hati   Hitam Di Atas Putih

    Dinar melongo setelah mendengar ucapan Dirham barusan, waktu satu minggu terlalu singkat baginya, untuk menyiapkan semuanya tidak mungkin bisa semudah itu, daftar di KUA tempatnya juga. Tidak mungkin bisa selesai dalam waktu seminggu. “Menikah bukan permainan pondok-pondok, tanpa persiapan dan dilakukan begitu saja.” Dinar tidak bisa langsung setuju dan menerima keputusan yang diberikan oleh Dirham padanya. “Serahkan semua padaku, seminggu lagi kita pulang ke rumah ibu mu, kita menikah di sana. Jadi seminggu lagi uangnya aku transfer.” “Gila! bukannya tadi kau bilang sore ini uangnya bisa masuk ke rekeningku?” “Di, apa jaminannya kalau kau tidak akan lari dariku membawa anakku kabur. Pekerjaanku juga banyak di sini, aku harus atur semua satu demi satu.” ada kekhawatiran di hati Dirham setelah menyadari kalau Dinar bisa saja berubah pikiran. “Tidak, atur saja semua tapi kita tidak perlu pulang ke sana, aku tidak bisa

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28
  • Dendam Birahi Penakluk Hati   Mau Dipijitin?

    Dirham menunjukkan notifikasi di aplikasi mobile bankingnya pada Dinar, Dinar hanya mengangguk, ada butiran bening jatuh di pipinya tanpa disadari oleh lelaki di depannya. Dinar lega, akhirnya dia bisa mendapatkan uang tepat waktu, dan sebentar lagi dia akan mengirim uang itu ke rekening ibunya.“Terima kasih, aku akan penuhi semua syarat darimu.”“Sama-sama, masih tidak ingin cerita uang itu untuk apa?” Dirham kembali menatap gadis itu lekat.“Suatu saat kamu akan tahu sendiri tanpa kuberitahu.”“Oke kalau gitu, makan yang rapi kaga bisa?comot kek bocil aja.”Dengan itu jari Dirham sudah mengusap tepi bibir Dinar, membersihkan saus yang menempel di sana, lalu jarinya dibawa ke bibir, dijilat sambil mata tidak lepas dari wajah Dinar membuat gadis itu menunduk malu. Wajahnya merah. Dia berusaha menyembunyikan debaran di hati yang mulai menggila. ‘Jangan jatuh hati sama dia, Di’Dinar memperingatkan dirinya sendiri. Jujur saja perhatian Dirham padanya a

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-29
  • Dendam Birahi Penakluk Hati   Baju Akad

    “Di, Auh. Sakit ! hidungku patah.” “Bodo amat! rasain siapa suruh gatal, dasar mesum! Pulang sana. Anakku tidak mau ditengokin oleh ayahnya.” Dinar tersenyum puas di balik pintu, pasti hidung Dirham merah sekarang terkena pintu keras itu. Tawa Dinar pecah membayangkan Dirham seperti badut sekarang. ‘Eh, mana ada badut cakep kek dia.’ Di luar, Dirham berjalan kearah mobil sambil terus mengelus hidung mancungnya, panas seperti terbakar, pasti memar dan merah. Ketika dia hendak masuk ke dalam rumah tadi Dinar membanting pintu dengan keras. Tentu saja hidungnya terkena pintu kayu itu. Dan sekarang sakit seperti patah. ‘Awas saja nanti kalau kita sudah menikah, Di. Kau akan kubalas dengan caraku.’ pemuda itu bertekad dalam hati, senyum kecil penuh misteri menyertainya, dalam hitungan menit mobilnya sudah meninggalkan tempat itu. Dirham mengambil ponselnya. Headset bluetooth dipakai. “Iya bro, masih punya orang di kawasan rumah gadis ya

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-30
  • Dendam Birahi Penakluk Hati   Wife To Be

    Sabrina menyipitkan kedua matanya, menatap siluet yang kian mendekat ke arah mejanya, sementara Dinar berdecak kesal merasa terganggu dengan kehadiran lelaki itu. Sudah pergi ke tempat ini pun masih ketemu dengan dia. Dirham duduk dengan posisi menghadap kedua gadis itu. Sabrina bertanya pada Dinar dengan isyarat matanya. Dinar mengangguk pelan, menjawab isyarat mata sahabatnya. “Hai, wife to be. Kok nggak ngomong kalau mau kesini, nggak izin dulu kalau mau keluar.” Wajah Dinar ditatap tajam. “Wife to be, oke? Belum menjadi wife.” Dirham tertawa melihat wajah ketus Dinar. “Nggak dikenalin nih sama sahabat terbaik wife to be?” “Brie, kenalin dia yang akan menikah sama aku besok malam.” Sabrina menatap Dirham galak. “Oh, jadi dia pria sialan itu. Awas kalau sampai kau berani menyakiti sahabat baikku lagi, kupotong-potong tubuhmu dan kukasih buaya

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-30
  • Dendam Birahi Penakluk Hati   Sebelum pernikahan

    “Nggak ada apapun yang kusembunyikan Buk, aku pengen ngomong sama Arfa, bisa 'kan Arfa bicara di telepon?” (Bener ya, Nduk. Ndak ono opo-opo (nggak ada apa-apa) Arfa perkembangannya bagus Nduk, alhamdulillah banget, semoga dia cepet pulih) “Iya Buk, aamiin. Kita doakan dan jangan putus asa Buk. Lek Wati mana?” (Tadi katanya ke musholla mau sholat isya, hp nya ditinggal sama Ibuk) “Assalamualaikum, Dek. Gimana kabarmu?” airmata Dinar tidak dapat dibendung lagi saat dia mendengar suara adiknya. Suara Arfa tidak ceria seperti biasanya, mungkin masih merasakan sakit di bagian tubuhnya. (Waalaikumussalam, eh kenapa menangis, kak? Aku baik kok) “Dek, maafin kakak ya karena tidak bisa pulang jaga kamu di rumah sakit.” Air mata yang mengalir diusap perlahan. Tiba-tiba hatinya sayu dan sedih membayangkan adiknya dengan kaki yang habis dioperasi tidak bisa bergerak kemana-kemana, membayangkan ibunya merawat Arfa sendiri, tapi kala

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-31

Bab terbaru

  • Dendam Birahi Penakluk Hati   Ending: Pengantin Veteran

    Suara nyanyian burung kenari dan debur ombak berselang-seling membangunkan tidur pulas Dirham. Pria itu membuka matanya dan melihat jam di ponsel, sudah jam 5 pagi. Ia bangun dan menatap pada wajah ayu wanita yang masih tertidur pulas di atas lengannya. Dirham bangun dari tempat tidur dan mengalihkan kepala sang istri. Ia melangkah menuju ke kamar mandi. Membersihkan diri sebentar dan menunaikan kewajibannya. Lima belas menit berlalu tapi tidak ada tanda-tanda Dinar akan bangun, pasti wanita cantik itu kelelahan melayani keinginan suaminya yang tidak pernah jemu. Dinar baru dibiarkan tidur hampir jam 1 pagi.“Eungh …” Dinar menggeliat ketika merasakan tidurnya terganggu. Kantuknya tidak dapat lagi dinegosiasi, suaminya yang perkasa membuatnya hampir tidak bisa berdiri tadi dini hari, hingga ke kamar mandi harus digendong.Melihat istrinya tidur dengan mulut terbuka, membuat Dirham tertawa.'Kenapalah kamu itu sangat m

  • Dendam Birahi Penakluk Hati   Extra Part: Malam Panjang Kita

    Mature contentDinar mencoba mengimbangi permainan lidah nakal sang suami, dan seperti selalu, Dirham selalu tidak bisa ditebak arah permainannya.“Mas, engh …” satu lenguhan keluar dari bibir mungil sang istri tatkala bibir Dirham mulai turun menjelajahi leher putih dan menyesap serta melumat dengan sesapan-sesapan kecil dan panas meninggalkan beberapa jejak kemerahan si sana. Jemari tangan Dinar meremas rambut Dirham menyalurkan hasratnya yang mulai bangkit.Dirham membawa istrinya ke atas tempat tidur dan menjatuhkannya, ia merasa celananya sesak karena miliknya mengeras sejak mereka turun dari mobil tadi. Membayangkan Dinar yang mendesis nikmat di bawah tubuhnya saja membuat pria itu langsung bergairah.Dirham membuka blouse istrinya, sementara Dinar memberi akses pada sang suami untuk melakukan apa saja yang diinginkan. Ia juga menarik keluar baju pria yang menjadi tempat ia mencurahkan segal

  • Dendam Birahi Penakluk Hati   Extra part: Papa Masih Ngompol Malam

    “Mas! Anak-anak dengar tuh.” Dinar mencubit pinggang suaminya.“Dengar apa itu, Bunda?” Ruby memang kritis pemikirannya, selalu ingin tahu apapun yang didengar oleh telinganya.“Tidak ada apa, Sayang. Ruby nanti kalau bobo sama Oma dan Opa jangan rewel tau.” Dinar berpesan pada putrinya.“Kakak kan udah gede, pesen itu buat adik kali, Bunda.” Dirham tertawa mendengar kalimat pedas dari putrinya, ngikut siapalah itu, pedas kalau ngomong.“Adik uga udah pintal kok, pipis malam aja udah kaga pelnah.” Abizaair tidak mau ketinggalan.“Jelas dong, Adik udah mau 4 tahun, mana boleh pipis malem. Kasihan yang bobo sama adik kalau kena pipisnya.”Ujar Dirham pula, ia membawa mobil dalam kecepatan sedang.“Papa pelnah pipis malam-malam?” pertanyaan dari sang putra membuat Dinar terbatuk-batuk.“Pernah dong, tanya sama Bunda tuh. S

  • Dendam Birahi Penakluk Hati   Extra part: Anak-anak Rindu Oma

    Dirham menatap istrinya, ia merasa heran mendengar ucapan dari gadis di depannya itu.“Sada, maksudnya apa? Kami tulus lho membantu kalian.” Dinar meminta Sada untuk menjelaskan penolakannya tadi.“Loli, ajak adik-adik ini bermain dengan Ruby.” Dinar memanggil Loli.“Iya, Bu. Ayo adik. Ada temannya di sana.” Loli datang dan memanggil adik-adik Sada untuk menuju ke halaman samping.“Pergilah, nanti Mbak panggil kalau mau pulang.” Baim dan Zahra mengangguk dan mengikuti langkah Loli.“Begini, Pak. Saya tidak enak kalau harus menerima kebaikan bapak dan ibu cuma-cuma.” Dinar tersenyum, ia mengerti apa maksud dari Sada. Ia masih ingat dulu Sada tidak pernah mau menerima uang secara cuma-cuma, ia harus bekerja sebelum menerima uang dari orang lain.“Tapi ini kan beasiswa. Namanya beasiswa pasti tanpa syarat. Kecuali beasiswa prestasi.&r

  • Dendam Birahi Penakluk Hati   Extra part: Bertemu Sada

    “Mbak Dinar!” Dinar langsung berdiri dan memeluk gadis itu dengan mata berbinar, gadis yang ingin ditemui ternyata sekarang ada di depannya. Sada membalas memeluknya.“Kamu kerja di sini?” Dirham bertanya pada Sada, gadis yang dulu pernah menjadi orang kepercayaannya untuk mengantar dan menjemput Dinar waktu mereka belum menikah.“Iya, Pak. Saya kerja di sini? Bapak sekeluarga liburan?”“Ayo, duduk. Kita bisa cerita-cerita. Adik-adik kamu pasti sudah besar sekarang.”Dinar menyentuh lengan Sada.Gadis itu tersenyum tapi menggelengkan kepalanya.“Saya masih kerja, Mbak. Mana bisa duduk-duduk di sini. Adik saya sudah sekolah, kelas 6 SD sama kelas 4.”“Kamu tidak narik ojol lagi?” Dirham bertanya sambil mengambil sebotol air mineral di atas meja. Dibuka tutupnya dan diberikan pada sang istri.“Sore jam 4 setelah pul

  • Dendam Birahi Penakluk Hati   Extra part: Ke Pantai

    “Sayang, Sorry Papa sama bunda ketiduran tadi. Sekarang ajak adik tunggu di depan, ya?”Dirham mengusap kepala putrinya. Ruby mengangguk dengan cepat. Ia memanggil sang adik sesuai pesan papanya.Sementara Dirham kembali masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. Dinar baru saja selesai memakai selendang pashmina kegemarannya. Ia menyembur parfum lalu mengoles bibirnya dengan lipstik berwarna nude.Pelukan hangat Dirham dari belakang membuatnya sedikit menoleh.Dirham mendekap erat tubuh ramping istrinya, wangian aroma yang selalu segar pada penciumannya ia hirup dalam-dalam.“Jangan cantik-cantik, nanti ada yang naksir.”“Ruby bilang apa?”Dinar mengusap lengan sang suami yang melingkari perutnya.“Minta jalan-jalan ke pantai. Kita gerak sekarang. Kasihan anak-anak, ngambek katanya nungguin kita lama dari tadi.”“Papanya sih suka lama-lam

  • Dendam Birahi Penakluk Hati   Extra part: Sensasi Jakuzi

    Mature content “Sayang, sabar.” Dinar mengacuhkan kalimat suaminya, entah kenapa sejak ia masuk ke dalam kamar, hasrat seksualnya naik tiba-tiba. “Mas, aku tidak bisa sabar lagi.” Dinar langsung menyerang Dirham dengan ciuman-ciuman panas, Pria itu bergerak mundur dan masuk dalam kotak kaca, ia membalas setiap lumatan dan sesapan bibir istrinya. Tangannya menahan tengkuk Dinar agar ciuman panas dan dalam mereka tidak terlepas. Bagian bawah tubuh Dirham sudah berdiri mengeras di dalam celana chino-nya. Begitu juga Dinar ia merasakan denyutan yang semakin menggila di bawah sana. Ia merapatkan kedua kakinya menahan rasa juga keinginan. Pria itu menarik dress istrinya lalu dilepaskan menyisakan penutup bagian dalam saja semakin membuat hasrat Dirham bergelora menatap tubuh indah yang tidak berubah dari awal mereka bersama, Dinar juga tidak tinggal diam, ia menarik turun celana sang suami, matanya membulat saat tangannya meremas sesuatu yang sudah menge

  • Dendam Birahi Penakluk Hati   Extra part: Kamar Mandi Surprise

    “Iya, ini Ruby. Yang saya kandung waktu masih di sini dulu, Mak. Ini Abizaair adik dia. Ini Loli pengasuh mereka. Ayo sayang, Salim sama Nek Marni.” Mak Marni manggut-manggut dengan mata berkaca-kaca. Terharu ternyata masih diberi kesempatan bertemu dengan majikannya yang baik seperti Dinar dan Dirham.“Saya kaget waktu Masnya menghubungi saya, untuk membantu membersihkan rumah ini.”“Ini semua juga buat saya kaget, Mak. Suami saya selalu memberi kejutan.” matanya memandang pada Dirham yang membaringkan Ruby di atas sofa.“Nak Loli, mari saya tunjukkan kamar untuk tidurkan nak Abizaair.” Mak Marni membawa Loli ke kamar yang memang disediakan khusus untuknya dan anak-anak.“Mas, sebaiknya Ruby juga dipindahkan sekali, lagian mereka juga sudah makan tadi di bandara, biarkan mereka istirahat dulu.”“Iya, aku juga ngantuk. Padahal baru jam 1 siang.”

  • Dendam Birahi Penakluk Hati   Extra part: Mengenang Masa Lalu

    Mendengar kalimat dari staf itu membuat wajah Rosy pucat seketika. Jadi pria yang begitu mempesona dan sesuai dengan impiannya adalah pemilik Cafe tempatnya bekerja. Istrinya juga berada di sini dan terlihat sangat saling mencintai. Ada rasa malu terselip dalam hatinya tapi rasa terpesonanya masih menguasai perasaannya. Pria yang sangat luar biasa, sudah tampan mempesona dengan postur tubuh sempurna kaya rasa dan romantis. Wanita mana saja pasti akan bertekuk lutut di depannya. Sungguh beruntung wanita yang sudah berhasil menjadi istrinya.“Kamu staf baru ya, tidak tahu kalau itu adalah owner Cafe, itu bos kita. Istrinya sangat baik, ramah dengan siapa saja.” tambah pekerja itu memuji istri bosnya. Sejak bekerja di sini, ia baru tiga kali bertemu dengan istri bos, Dinar tidak segan-segan memberi contoh jika staf baru tidak tahu cara mengerjakan tugasnya.“Mm, i-iya. Gue staf baru.”“O, pantas saja tidak ken

DMCA.com Protection Status