"Hati-hati, kepalamu." Tuan Asher telah kembali ke kediamannya. Keadaannya sudah membaik dan beliau terlihat segar. "Ahhh ... akhirnya." Tuan Asher merebahkan dirinya setelah melalui rasa bosan karena berada di tempat yang tercium banyak obat. "Kau!" Tuan Asher memanggil lelaki itu. Dia adalah teman Asher yang selama ini menemaninya. "Ada apa? Apa kau butuh sesuatu lagi? Jangan manja, kau ini sudah tua," katanya. Asher tertawa. "Hahaha ... kau pun sudah tua dan orang yang sudah tua seperti kita akan kembali ke masa kecil," ucapnya. Di ruangan itu hanya ada mereka berdua. Obrolan sesama orang tua nampak hangat. Mereka tipe orang yang suka dengan candaan ringan. "Ucapanmu ada benarnya, tetapi diriku tidak seperti itu. Di mana aku harus menjagamu yang lebih lemah dan kekanak-kanakan." Asher berdecak. "Ck, kau ini. Aku cuma butuh perhatian." Cadee tahu kalau selama ini tidak ada yang serius memperhatikan Asher. Hanya sebagian orang saja dan yang paling dekat dengannya hanyalah El
"Suamiku." Amy, memanggil suaminya yang tengah berada di ruang kerja. "Apa kamu tau kalau Elly diculik oleh lelaki bernama Victor?" Eric yang mendengar ucapan itu lalu berbalik. "Hmm, ya, aku tau." "Lalu, tindakan apa yang mau kamu lakukan?" Amy berharap suaminya bergerak dengan cepat. Selain Eric, dirinyapun akan mendapat banyak keuntungan. Eric lalu mendekat, meyakinkan Amy yang terus-terusan membuatnya menggebu ingin segera mendapatkan apa yang ia incar selama ini. "Kamu tenanglah, aku sedang mencari informasi tentang keberadaan dua orang itu. Anak buah Parker dan orang-orangku telah bergerak. Kalau Parker ingin Elly kembali, maka aku akan membawa Victor dan memaksanya menghadapku, kalaupun anak buahku harus bertaruh nyawa." Eric menjelaskan. "Benarkah? Tetapi, bagaimana kalau nantinya mereka kalah lagi? Bukankah waktu itu dia begitu kuat?" Amy meragukannya. "Kamu tenang saja, aku sudah tau kelemahannya dan selama ini aku mencari tahunya dari teman lama Papa." Amy menatap ge
Victor hanya mengabulkan keinginan Elly. Selain itu, ia ingin Elly melanjutkan pengobatannya di Kota dan kembali ke kediamannya bersama kakek tua. Bicara soal kakek tua, semenjak ditemukannya Elly, suara bisikan yang seperti Tuan Asher tidak terdengar lagi. Apakah mungkin hanya khayalan saja? 'Seingatku, anak buah Tuan Parker memiliki kulit gelap. Apa mungkin mereka orang yang lainnya?' batin Victor. Ia ingat, ketika itu anak buah Parker mencarinya sampai ke kediaman Vivian. Mereka memaksa, hingga membuat keributan. Dan mungkin akan terjadi lagi.Entah apa yang mereka cari, tetapi Victor merasa kalau mereka tengah mencari Elly. "Nona Elly, sepertinya papa Nona khawatir. Itulah mengapa papa Nona mencari Nona dengan cara mengutus anak buahnya," kata Victor. Tanpa ia tahu kalau mereka tengah mengincarnya juga. "Tapi aku takut, mereka jahat dan kasar." Victor tidak bisa menjawab lagi. Apapun keputusan Elly, ia turuti sebab Elly tanggungjawabnya. Kembali ke suasana gaduh di sana. Ke
Brum ... ckiitt!!Brum ... ckiitt!! Banyak mobil yang berhenti, mereka mengarah ke tempat di mana Victor tengah mengecek kondisi mobil wanita tua. Satu per satu mereka keluar dari mobil itu dan salah satu dari mereka menunjuk ke arah Victor sambil meneriakinya. "Itu dia Victor!!" Secara otomatis, mereka yang ada di sana melihat ke arahnya, termasuk Victor dan Elly yang duduknya berjarak. Elly yang mengenakan pakaian luar Victor, lalu menutupi wajah dan kepalanya dengan pakaian itu. Ia tidak mau ada orang yang melihatnya di sana. Namun, sepertinya mereka bukan anak buah Parker. 'Siapa mereka? Dari mana mereka datang dan, untuk apa menunjuk ke arah paman?' kata Elly dalam hati. Ia memperhatikan lagi dan memang, tidak ada yang ia kenali. Berbeda ketika di wilayah terpencil, dia tahu dengan semua anak buah Parker. Mereka bersama-sama berlari menuju Victor. Victor yang tidak tahu apa-apa hanya diam dan memperhatikan sekitar. Mereka sudah mengelilinginya. "Hei ... siapa kalian ini?
Victor terjaga. Dua kubu kini menyerangnya secara bersamaan. Di kubu Parker, anak buahnya sangat banyak. Begitupun di kubu Eric. Mereka datang di waktu yang tidak tepat. Tidak ada yang berani menolong sebab mereka terlalu banyak. Badan mereka tegap-tegap, pakaian rapih serta tinggi dan berotot. Auranya begitu kuat. Selain itu, di kubu Eric sudah mengeluarkan sesuatu yang bisa membuat energinya melemah. Berbeda dengan kubu Parker yang kini tengah mengincar Elly. "Kau ... di mana Nona Elly?!" pinta seseorang di kubu Parker dengan suara lantang. Hanya Elly yang dia inginkan. Elly panik. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang, sementara dirinya tidak bisa lari bahkan menggunakan kakinya untuk berjalan. 'Aahhh kenapa keadaanku seperti ini!!' rutuk Elly. Ia benci dengan dirinya sekarang. Victor sama sekali tak menjawab. Ia tahu di mana Elly. Dia tengah bersembunyi. Victor hanya khawatir dengan keadaan Elly dan lagi, sebelumnya Elly mengatakan kalau ia begitu takut terhadap a
"Tuan." Seorang ketua dari anak buahnya telah menghadap. Namun, ia tidak membawa tugas yang diberikan yaitu membawa serta Elly ke hadapan Parker. Tentu saja, hal itu membuat Parker bertanya-tanya. "Di mana Elly? Kenapa kau tak membawanya ke mari? Apa dia di luar?" Parker dengan banyak pertanyaan. Ketua dari anak buahnya masih menundukkan kepala. Ia tak kuasa memberitahu kabar ini, tetapi Parker harus tahu apa yang telah terjadi dan apa yang telah ia setujui dengan Victor. "Maafkan saya, Tuan. Kami telah kalah, tetapi, Victor mengatakan kalau dia akan membawa Elly kembali kepada Tuan Besar." Dia telah bersiap mendapatkan hukuman."Apa!" Parker dengan nada tinggi. "TAK BERGUNA!" Ketua dari anak buahnya semakin bersalah. Andai saja dirinya tak menyerah begitu saja, mungkin ia bisa membawa Elly pulang. Namun, di satu sisi, ia dan yang lainnya tak sanggup. Victor memang sendirian. Tetapi keahliannya sudah di atas rata-rata. Bahkan ketika mendapat luka tembakan pun, seolah tak ada apa
Elly sangat mempercayai ucapan pria tua itu. Dia seperti peramal yang tahu akan segala hal termasuk apa-apa saja yang harus dia lakukan demi menyembuhkan lukanya. Ini sungguh luar biasa. Jika benar, dirinya tidak harus menjalani pengobatan sebab Elly memiliki trauma dengan sebuah Rumah Sakit. Namun, ada yang lebih penting dari pada itu. "Paman, perut paman terluka, darahnya sampai rembes ke baju," ternyata Elly menyadari luka di bagian perut Victor. Victor lalu menjawab. "Tidak apa-apa, nanti juga sembuh." Lalu, pria tua tertawa. "Hahaha ... dia sangat kuat. Bahkan jika disayat pun tidak akan terasa sakit." Sebenarnya siapa pria tua ini? Kenapa dari tadi dia tahu semua hal mengenai kelebihan yang Victor miliki? "Benarkah? Sepertinya kakekku juga pernah bercerita kalau kakek adalah orang yang tidak kalah dengan peluru, sama seperti paman. Apa karena ..." Victor menutup mulut Elly."Nona, sepertinya kita harus segera pulang. Kakek tua pasti menunggu. Sebagai gantinya, saya akan
"Papa, apakah Elly sudah kembali?" Parker menemui Asher di kediamannya hanya untuk bertanya apakah Elly sudah kembali? Namun, Asher sama sekali tidak tahu. "Sepertinya belum. Aku tidak melihat keberadaan Elly." Parker menjadi kesal, sudah beberapa hari ini sejak anak buahnya kembali, ternyata Elly belum kunjung pulang. Apakah Victor berbohong? "Sudah kuduga kalau lelaki brengsek itu pasti menculik Elly!" kata Parker dan dibantah oleh Tuan Asher sebagai kakek yang telah membesarkan Elly. "Elly sudah dewasa. Lagi pula, Victor hanya menjaganya. Kalaupun Elly ingin pergi dengannya, aku akan merestuinya." Apa? Parker semakin marah. "Apa maksudmu, Papa? Aku yang sebagai papa kandungnya, tidak sudi kalau Elly menyukai lelaki brengsek itu. Aku yakin, Elly tidak menyukainya dan aku harap dia tak pernah suka!" Tuan Asher yang mendengarnya lalu tersenyum. Baginya dia sangat lucu. "Parker, Parker, Elly dibesarkan olehku maka akulah yang berhak mengaturnya. Kamu memang ayah kandungnya, te
Levin sampai bertanya-tanya sendiri, untuk apa Victor datang kemari? Dan lagi dari mana dia tahu dia bekerja di sini? Apakah dari Jessica? "Victor, untuk apa kau kemari? Apakah hendak melamar pekerjaan di sini?" kata Levin seolah merendahkannya.Kesalahan Levin bukan hanya di sini saja. Dia pernah menuduh Victor kalau Victor telah berselingkuh. Padahal kenyataannya dialah yang berselingkuh. Dialah yang telah menduakan istrinya, tetapi Victor yang mendapat getahnya. Ini sangat tidak adil jika terus dibiarkan. Levin tidak akan berpikir terlebih lagi dia tidak akan berubah sedikitpun. Namun, perihal hubungan Levin dan Lussy, Victor sama sekali tidak mengetahuinya. Tetapi yang jelas, seseorang yang pernah berselingkuh tidak akan pernah berubah, Bahkan dia akan melakukan yang berulang kali sampai dia puas. Entahlah."Levin, apa kau tidak tahu kesalahanmu sendiri?" pemilik perusahaan ini telah bicara langsung dengan Levin di hadapan para pekerja. "Kesalahanku? Apakah aku telah membuat ke
Bukan Hal mudah untuk meyakinkan seseorang, apalagi kepada orang baru yang Bahkan orang itu terlihat sejati mata orang lain. Dia sangat ditakuti banyak orang termasuk anak buahnya sekalipun.Namun, Victor tentu mudah. Ia tentu memanfaatkan apa yang dia miliki sekarang ini. Dan sudah terbukti jika uang adalah jawaban dari semua masalah.Sesuai kesepakatan mereka, pria itu telah memberitahu siapa-siapa saja pelanggan yang datang kepadanya. Siapa-siapa saja orang yang berani membeli barangnya dengan harga yang cukup tinggi.Setiap orang yang membeli barangnya adalah orang yang memiliki rencana tertentu termasuk, dia.Ya, ketika pria itu memberitahu nama-nama dari pelanggannya, dari 2 hari kebelakang sampai hari kemarin, ternyata ada satu orang yang Victor kenali. Jelas saja, dia terlalu bodoh. Dia menyebutkan namanya memakai nama asli bukan nama samaran. Tetapi di sini, Victor sangat beruntung. Sepertinya dia juga tidak salah tempat, dia tidak salah sasaran, dia tidak salah menemui oran
"Bukan apa-apa." Victor menjawab demikian.Mereka lalu masuk ke dalam rumah besar itu. Di sana nampak seseorang yang tengah duduk santai. Iya memakai topi koboi, di tangannya, ya Tengah menghisap sebatang rokok. Ya, Iya pemiliknya. Jack mengantar Victor ke hadapan orang itu."Hormat tuan." Jack memberi hormat dengan cara membungkukkan setengah badannya di hadapan pria itu. Tetapi tidak dengan Victor. Victor sama sekali tidak tahu apa yang harus dia lakukan tetapi, pria itu menatapnya sinis."Ada hal apa yang Membawamu menghadapku? Apakah ada pelanggan untukku?"Jack mengangguk. "Ya, Tuan. Dialah pelanggan kita yang baru." Jack menunjuk ke arah Viktor dan memang Victor lah pelanggan barunya.Victor masih tidak berbuat apa-apa. Dia masih belum paham apa yang harus dia lakukan sekarang. Namun, Jack memberitahunya."Bungkukkan setengah badanmu di hadapan Tuan." Terpaksa Victor melakukannya. Sesuai dengan arahan Jack, picture membungkukkan setengah badannya sesuai dengan apa yang dia laku
Victor jelas membantah. "Itu bukan milikku, aku tidak pernah menggunakannya." "Bohong, kau berbohong!!" gadis itu seperti tak percaya jika hasil tersebut bukan milinya. "Temanku yang tak sengaja menggunakan barang itu. Dia sepertinya dijebak." Dijebak? "Lalu di mana temanmu?" tanya gadis itu. Dia seperti mengetahui sesuatu. "Masih dirawat. Dia perlu perawatan intensif." Masuk akal. Jika memang Victor yang memakainya, mana mungkin dia ada di sini sekarang. Gadis itu percaya jika bukan Victor yang mengenakannya. "Jangan pernah memakai barang ini dan jangan mau walaupun sedikit." Victor mengerutkan keningnya seolah tak paham akan apa yang dia katakan. Namun, apakah dia tahu tentang narko** jenis Xx14 seperti yang dituliskan di sana? "Kau tau, Nona?" Gadis itu mengangguk. "Ada sesuatu yang ..." "Total belanja $2...." Ucapan Frya terhenti oleh seorang kasir yang menagih total belanjaannya. Cukup banyak, tetapi bukan masalah bagi Victor. "Silakan, Tuan, terimakasih." Kasir itu
Itu hanya dugaan sementara, Leo tetap harus diperiksa langsung untuk mengecek apakah benar ia telah menggunakan barang terlarang itu? Dugaan sementara mengatakan kalau Leo tidak sengaja atau bahkan ada unsur keterpaksaan sebab, bagi orang yang tahu akan barang itu, tidak mungkin dia berani menggunakannya sebab kandungan serta kadar yang dihasilkan sungguh buruk. Tidak lama, hasilnya telah keluar. Hasil menunjukkan jika dugaan itu memang benar. Keadaan Leo pun tetap sama. Dia banyak bergumam serta mengatakan sesuatu hal yang tidak dimengerti, bahkan perkataannya ke mana-mana. "Di sana ada bulan, bentuknya setengah meter dari persegi panjang. Diameternya seperempat dari bentuk lonjong tak berdasar." Leo semakin mengada-ngada. Melihat keadaan Leo seperti itu, Victor lantas mencari tahunya. Berawal dari kegiatan Leo, hingga keberadaan Leo seharian kemarin. 'Tidak salah. Leo hanya ada di kantor sejak kemarin. Itu artinya ...' Victor berpikir demikian. Ia lalu mengecek alat penangkap
"Papa, kamu kasar sekali. Ini sakit!" Elly mendapat perlakuan tak mengenakan dari Parker ayahnya sendiri. Dari tadi, Parker terus memaksanya untuk ikut dengannya. Lagi, Parker bahkan memperlakukan Elly seperti bukan anaknya saja. Dia begitu kasar. "Kamu sudah keterlaluan, Elly. Untuk apa kamu ikut dengan lelaki brengsek itu, hah!" Parker malah menyalahkan Elly. "Papa, aku tidak ikut dengan Paman Victor, justru Paman Victor telah menyelamatkan aku dari kakek tua yang kejam. Dia yang telah menyiksaku." Parker mencoba untuk meredakan emosinya. Bukan ini yang ia maksud. Sepertinya dia harus kembali ke rencananya yang ingin mengetahui informasi tentang cincin itu. Seharusnya dia tidak kasar, dengan begitu Elly akan memberitahu apa yang dia inginkan. Dia telah salah mengambil langkah. "Maafkan aku, putriku, aku terlalu emosi." Kali ini Parker meminta maaf kepadanya. Elly tentu paham. Tetapi ia tidak suka terus diintimidasi. "Papa, tolong jangan berpikiran buruk tentang Paman Victor.
"Ceritakan kepadaku dan siapa kakek peramal yang Elly maksud." Matanya menyipit, Victor mengingat kembali apa yang telah Elly ceritakan kepada kakeknya. "Oh, itu. Kami tidak sengaja bertemu. Kakek itu tau semua hal termasuk luka ketika aku ditembak. Aku tidak mengenalinya, tetapi kakek itulah yang bisa membuat Nona Elly sembuh dari penyakitnya." Penyakit? Banyak hal yang tidak diketahui oleh Asher termasuk penyakit yang Elly idap. Namun, bukan sesuatu hal buruk."Aku tidak pernah tau Elly mempunyai penyakit, apakah itu parah?" kata Asher. Victor tertawa. Bukankah Elly sudah menceritakan kepadanya? "Kakek tua, sepertinya Anda memang sudah tua." "Apa maksudmu?" Tuan Asher bahkan tak mengerti apa yang Victor katakan. Lalu, Victor pun tertawa lagi. "Bukankah baru saja Nona Elly bercerita kalau dia mengalami kulit melepuh?" Tuan Asher menjadi tertawa. "Haha ... oh itu. Kupikir Elly punya penyakit lain dari pada itu. Dasar. Aku ini memang pelupa, itulah kenapa kau menyebutku kakek
"Papa, apakah Elly sudah kembali?" Parker menemui Asher di kediamannya hanya untuk bertanya apakah Elly sudah kembali? Namun, Asher sama sekali tidak tahu. "Sepertinya belum. Aku tidak melihat keberadaan Elly." Parker menjadi kesal, sudah beberapa hari ini sejak anak buahnya kembali, ternyata Elly belum kunjung pulang. Apakah Victor berbohong? "Sudah kuduga kalau lelaki brengsek itu pasti menculik Elly!" kata Parker dan dibantah oleh Tuan Asher sebagai kakek yang telah membesarkan Elly. "Elly sudah dewasa. Lagi pula, Victor hanya menjaganya. Kalaupun Elly ingin pergi dengannya, aku akan merestuinya." Apa? Parker semakin marah. "Apa maksudmu, Papa? Aku yang sebagai papa kandungnya, tidak sudi kalau Elly menyukai lelaki brengsek itu. Aku yakin, Elly tidak menyukainya dan aku harap dia tak pernah suka!" Tuan Asher yang mendengarnya lalu tersenyum. Baginya dia sangat lucu. "Parker, Parker, Elly dibesarkan olehku maka akulah yang berhak mengaturnya. Kamu memang ayah kandungnya, te
Elly sangat mempercayai ucapan pria tua itu. Dia seperti peramal yang tahu akan segala hal termasuk apa-apa saja yang harus dia lakukan demi menyembuhkan lukanya. Ini sungguh luar biasa. Jika benar, dirinya tidak harus menjalani pengobatan sebab Elly memiliki trauma dengan sebuah Rumah Sakit. Namun, ada yang lebih penting dari pada itu. "Paman, perut paman terluka, darahnya sampai rembes ke baju," ternyata Elly menyadari luka di bagian perut Victor. Victor lalu menjawab. "Tidak apa-apa, nanti juga sembuh." Lalu, pria tua tertawa. "Hahaha ... dia sangat kuat. Bahkan jika disayat pun tidak akan terasa sakit." Sebenarnya siapa pria tua ini? Kenapa dari tadi dia tahu semua hal mengenai kelebihan yang Victor miliki? "Benarkah? Sepertinya kakekku juga pernah bercerita kalau kakek adalah orang yang tidak kalah dengan peluru, sama seperti paman. Apa karena ..." Victor menutup mulut Elly."Nona, sepertinya kita harus segera pulang. Kakek tua pasti menunggu. Sebagai gantinya, saya akan