Dinar mentap semua makanan dimeja, dia sadar itu sangat enak dan dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu, karena dia juga sangat lapar dari tadi malam cuma makan satu buah apel saja. Dinar mulai makan dengn lahap tanpa memikirkan orang-orang yang tertegun melihatnya.
"dinar, makannya pelan-pelan saja nanti kakek marah,!" bisik raccel
Dinar merasa malu dan memelankan supannya, dan kakek pun melihat itu dan hanya tersenyum saja.
Selesai makan siang, kakek meletakkan sendoknya dan dia tampak serius menatap dinar yang sedang mengelap bibirnya.
"nak, kamu harus coba sesekali keluar dari lingkungan rumah, berjalan-jalanlah kekota, disana banyak hal yang baru kenapa kau harus mengurung diri saja ditempat ini,!" ucap kakek
"baiklah kakek nanti aku akan keluar bersama raccel" dinar menjawab dengan penuh kebingungan didalam hatinya.
"raccel, apa kamu mau menemani cucuku keluar?" tanya kakek
"tentu saja kek, apa yang tidak untuk tuan muda ini, masa mainnya hanya kekebun belakang saja" ucap raccel sambil tersenyum.
Kakek tersenyum dan muli berdiri meninggalkan tempat duduknya, sekarang hanya tinggal dinar dan raccel saja disana. Mereka akan memutuskan untuk pergi berjalan-jalan hari ini, dinar masih dengan semua kebingungannya hanya mengikuti saja, karena dia tidak tau sekarang ada dimana dan dengan siapa dia saat ini.
Mereka mulai menuju ke depan rumah, dan bertapa terkejutnya dinar, rumah ini berada diatas bukit dan disekelilingnya lautan yang sangat luas, dia terkagum-kagum melihat indahnya tempat itu, hanya rumah itu yang berada diatas dan banyak rumah lain dibawah sana.
"dinar coba liat sangat indah kan, aku sering kesana dan kamu juga akan kesana sekarang dan kamu akan menikmati banyak hal di kota" kata raccel sambil tersenym
"kamu benar, ini sangat indah" jawab dinar seperti terbius dan melupakan apa yang tadi menjadi fikirannya.
Mereka turun dengan mengendarai mobil yang dikendarai oleh seorang pria bertubuh sangat kekar dan sangar, dinar takjub melihat semua pemandangan disana, yang semua rumah terlihat sama dan dengan cat berwarna warni, jalan turun dari bukit itu dikelilingi dengan lampu yang sangat banyak dan indah, dinar berfikir betapa indahnya lampu ini jika malam. Dinar terbius dengan semua yang dilihatnya saat itu..
Akhirnya mereka turun dari mobil dan memutuskan akan berjalan mengelilingi kota kecil itu, karena mobil sebesar itu akan susah untuk memasukinya karena kota itu tidaklah besar.
Dinar dan raccel turun dari mobil dan semua orang terpana melihat mereka seakan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat, ini pemandangan yang sangat indah mereka semua mekihat itu sangat kagum dengan dua orang yang keluar dari mobil itu, mereka semua menundukkan badan 90 derajat saat dinar dan raccel keluar. Begitu kagetnya dinar sampai tidak bisa berkata-kata dia hanya mengikuti raccel saja dan tersenyum sangat manis.
Mereka berjalan menuju satu restoran kecil yang menghadap kelaut,mereka duduk di dekat jendela, merasakan angin laut yang sangat sejuk dan dengan dikelilingi bunga anggrek yang indah.dinar dan raccel duduk disana. Raccel dengan keceriaannya dan keramahannya seperti biasa mulai memesan makanan yang ada dimenu yang dibawa pelayan. Pelayan itu hanya menunduk saja tidak berani menatap raccel secara langsung
"silahkan nona mau makan apa hari ini?" pelayan itu berkata lembut
"aku hari ini ingin makan makanan yang paling istimewa direstoran ini, karena hari ini tuan muda kita sudah mau ikut turun ke kota bersamaku" kata Raccel dengan senang
"baik nona, akan saya siapkan dengan cepat"jawab pelayan itu sambil membungkuk dan izin untuk meninggalkan mereka
Dinar yang dari tadi masih bingung ingin membuka pembicaraan dengn raccel tentang semua ini, menanyakan tentng semua yang membingungkan ini.
"Raccel, bolehkah aku bertanya banyak padamu?" dinar bertanya dengan serius
"apapun itu tuan muda" sambil tersenyum antusias tidak sabar menunggu pertanyaan itu.
"baik, kamu mungkin akan bingung dengn ceritaku, tapi ini sebenarnya yang akan aku tanya dan ceritakan kepadamu"
"ya tentu saja, aku akan menjawab semua yang kamu tanyakan, ini spesial hari ini saja karena kamu sudah mau keluar bersamaku" jawab raccel dengan tawa kecil yang imut
"apa kamu bisa memberitahuku ini sebenarnya tempat apa? "
"ini restoran paling terkenal dikota Ranland ini, dengan pemandangan sangat indah bukan?" kata raccel dengan senyumnya yang indah.
"aku ingin bercerita panjang kepadmu dan banyak pertanyaan yang harus kamu jawab" kata dinar dengan serius
Raccel duduk dengan meletakkan tangn diatas meja untuk mendengarkan cerita yang disampaikan dinar.
"maaf sebelumnya kalau aku banyak diam hari ini, ini karena aku kebingungan. Saat kita tadi dikebun belakang rumah sebelumnya aku tidak berada disana, sebelumnya aku berada diatas pohon apel yang aku panjat, tapi aku terpeleset dan terjatuh dan tiba-tiba saja aku terjatuh kererumputan tinggi dibelakang gedung tadi" dinar bercerita dengan serius.
Raccel terdiam, dan tampak kebingungan dengan apa yang dibicarakan dinar, tapi dia percaya dan ingin mendengar ceritanya lebih banyak, karena sebelumnya dinar tidak pernah berbohong kepadanya, dinar yang melihat raccel kebingungan langsung melanjutkan ceritanya.
"kamu pasti bingung dengan ceritaku, tapi inilah kenyataannya, aku tidak mengenalmu dan aku tidak mengenal tempat in, Aku sebenarnya bukan dari sini, tempatku dikota besar yang sangat megah, rumahku berada diujung kota yang sepi dan hanya kami yang tinggal disana, hanya berdua dengan ayahku saja, Tetapi, ayahku menghilang tadi malam dan aku berusaha mencarinya dan aku pergi ketempat dimana aku biasa menyendiri dan mengikuti kata hatiku dan mimpiku sebelumnya, Tapi tak disangka aku terpeleset tiba-tiba aku sudah Berada ditempat tadi, aku sangat bingung kenapa bisa seperti itu". Kata dinar dengan Wajah tertunduk
Raccel yang menatap bingung dari tadi terdiam saja dan hening tanpa jawaban apapun, dia mendengar cerita itu seakan tak percaya tetapi dia berfikir tidak mungkin dinar berbohong kepadanya.
"baiklah dinar, kau membuatku sangat bingung sekarang, tapi aku percaya dengan ceritamu, aku akan menceritkan semuanya padamu yang ada disini, kamu Dinardo Harsaw, kamu adalah cucu dari orang yang punya kekuasaan disini, kakek galileo harsaw beliau yang punya pulau Ranland ini. Dan kamu cucu satu-satunya yang tidak pernah keluar dari kawasan rumahmu, meski aku berkali-kali mengajakmu pergi" jawab Raccel
Dinar sangat antusias dengan cerita Raccel Dan menunggu cerita kelanjutan yang akan diceritakannya, namun 2 pelayan datang membawa hidangan untuk mereka yang menghentikan ceritanya sejenak
"maaf tuan dan nona ini pesanan anda" kata pelayan dengan sangat sopan
"Terimakasih," jawab raccel singkat. Karena tidak sabar untuk melanjutkan ceritanya. Pelayan itu menundukkan badan dan pergi dari mereka. Dinar yang melihat hidangan itu langsung takjub dan merasa sangat lapar, disana terhidang berbagai macam makanan laut, mulai dari kerang, lobster, ikan, abalon, gurita dan banyak lagi yang lainnya. Mereka mulai menyantap pelan sambil melanjutkan cerita yang tadi tertunda.
"aku, kuharap kamu mengenalku tadi tapi baik aku akan menceritakan tentangku juga, aku adalah cucu yang diangakat oleh kakek harsaw, aku yang selalu bersamamu selama ini, kita tumbuh ditempat yang sama tetapi aku tidak tau aku berasal darimana, kakek menemukanku terdampar dipantai sebelah barat sana saat umurku 6 tahun" ucap raccel dengan wajah agak sedih dan menunjuk ke bagian barat sana yang banyak ditumbuhi pohon kelapa
Dinar mulai mencerna semua yang diceritakan raccel, ternyata mereka cucu-cucu kakek harsaw sang pemilik pulau ini, pantas saja semua orang menyegani mereka dan menundukkan badan saat bertemu mereka. Rupanya dia cucu orang nomor 1 disini, dinar berfikir beruntungnya dia bisa terlempar dan datang kedunia yng jauh berbeda ini.
Dinar tidak menyangka dunianya benar-benar berubah dalam sesaat seperti yang dikatakan ibunya didalam mimpi tempo hari, tapi dinar teringat dengan ayahnya yang entah dimana. Dia selesai makan dan sangat kenyang, begitu juga dengan raccel, mereka akan menghabiskan waktu diluar hari ini, banyak tempat yang akan raccel tunjukkan kepada dinar. Merekapun beranjak kemeja kasir dan raccel membayar makanannya.Di menatap raccel dengan serius, baru sekarang dia sadar ternyata raccel sangat cantik, tubuh mungilnya dengan rambut ikal yang tergerai sangat nyaman untuk dilihat. Dinar tersipu malu sambil memandangi raccel, dia belum pernah berkomunikasi banyak dengan perempuan manapun didunia lamanya.Mereka beranjak pergi dari restoran itu, raccel berencana akan mengajaknya ketempat favoritnya, yaitu pantai dimana dia dulu ditemukan kakek harsaw, dia biasanya akan kesana jika dia merasa bosan dan tidak ada yang bisa diajak bicara.Raccel memang tidak mempunyai ba
Dinar masuk kerumah dan diruang pertama dia masuki itu adalah ruang keluarga dan ruang tamu disampingnya, dia berjalan perlahan tidak sama dengan raccel yang berjalan dengan sedikit berlari, kakek yang duduk disofa sangat senang melihat mereka akur hari ini."kemarilah nak, apakah kalian bersenang-senang?" tanya kakek pada mereka yang baru datang dan duduk disamping kakek"tentu saja kek, kami pergi makan enak dan bersantai dipantai dan bercerita banyak hal" jawab raccel dengam semangatKakeknya tersenyum dan melihat pada dinar"dinar, apa kamu senang hari ini, kakek bahagia melihat kamu pergi keluar hari ini biasanya kamu tidak akan mau kemana-mana" tanya kakek pada dinar, dinarpun tersenyum sangat manis dan melihat rasa sayang kakek harsaw kepada mereka berdua, tanpa membedakan satu dengan lainnya."tentu saja kek, aku senang dan bisa melihat banyak hal" jawab dinar dengan senyuaman termanisnya, dia berfikir sungguh beruntung dia masuk kerumah in
"Cip cip cip cip" suara burung sangat merdu membangunkan dinar, dia duduk dari tempat tidurnya dan membuka jendela. Betapa indahnya pemandangan perbukitan itu dengan ditumbuhi pepohonan. Dia membuka jendela dan menghirup udara segar itu. Tapi dia dikejutkan oleh suara ketokan pintu kamarnya, dinar teringat itu pasti raccel, ah ternyata dia telat bangun dan bergegas membuka pintu.Ternyta memang raccel yang datang dengan baju tidur hijau yang sangat cantik, bahkan dia lebih cantik dari kemarin siang saat mereka pergi turun ke kota."ayo buruan dinar, kita telat nih nanti kamu gak bisa melihatnya"Dinar bergegas dan menutup pintu kamarnya, dan pergi mengikuti raccel, dengan penasaran akhirnya dinar bertany juga."memangnya kita mau kemana?" tanya dinar kebingungan"kamu liat aja nanti, setelah itu baru kamu bilang terimakasih karena telah mengajakmu" jawab raccel dengan tertawa kecil.Mereka berjalan melewati kebun bunga mawar dibelakang
Raccel memasuki rumah dengan membawa benerapa tangkai bunga mawar, dan meletakkannya di vas bunga diatas lemari ruang keluarga yang luas, sungguh enak dipandang dan segar.Sedangkan dinar masuk kekamarnya untuk mandi dan kemudian sarapan pagi bersama. Dia perlahan menutup pintu kamar dan memandangi lama keluar jendela. Dia mulai nyaman dengan tempat ini dan mulai terbiasa dengan suasana disini. Dia lama berdiri disana, menatap jauh keluar jendela, melihat semua perbukitan dan padang rumput tinggi yang luas. Dia berniat untuk kembali kesana dimana tempat dia datang waktu itu.Mungkin dia akan pergi sendiri saja tanpa mengajak raccel, karena dia ingin berlama-lama disana. Mungkin ada petunjuk atau apapun disana.Dia bergegas mandi dan berjalan ke ruang makan untuk sarapan disana. Sudah ada kakek dan raccel juga didepan meja makan yang besar. Dan disitu hanya mereka bertiga yang duduk didepan meja yang sangat luas itu."pagi kakek, pagi raccel" s
Raccel yang sudah menyimpan rasa sedari lama sangat menikmati moment ini, mereka bercerita banyak hal dan raccel pun sangat mempercayai apa yang dikatan dinar."dinar, apa kita jalan-jalan ke kota saja ya?"tanya raccel "kita kepantai saja gimana?""ide bagus, ayo,!"Mereka beranjak pergi dari tempat itu dan memasuki mobil untuk pergi jalan-jalan lagi."raccel gimana kalau kita kepantai kemarin saja? Aku lebih nyaman disana" kata dinar"baiklah" raccel menjawab dengan singkatMobil yg d kendarai edward melaju dengan pelan agar mereka menikmati sepanjang perjalanan sebelum berhenti d tempat parkir yang cukup jauh dari pantainya. Karena jalan disana lumayan sempit untuk mobil besar mereka.Dinar dan raccel sangat senang sampai dia mengabaikan mata-mata orang yang terkagum melihat mereka berdua.Tak lama berjalan mereka sampai kepantai yang kemarin mereka kunjungi. Raccel duduk ditempat biasanya. Tapi dinar malah pergi ke uju
Dinar masih memikirkan gadis yang ditemui nya tadi, dia tidak tau kemana perginya. Sepertinya dia penasaran dengan gadis itu, dia akan kesana lagi besok tanpa raccel. Dia banyak diam saat itu dan hanya mendengarkan raccel saja sepanjang perjalanan.Tak terasa sudah sore, mereka kembali pulang dan menikmati pemandangan diperjalanan menuju rumah. Melihat lampu dan rumah warna warni dipinggir jalan. Itu seakan membius dinar dan melupakan gadis manis yang dia temui siang tadiRaccel yang melihat dinar banyak diam juga ikutan diam dan berfikir mungkin dinar lelah dan ingin cepat berbaring dikasur. Dan tidak lama mereka sudah sampai dirumah.Tumben sekali tidak ada kakek dirumah, sedangkan makanan sudah tehidanh dimeja makan."kakek dimana ya?" tanya raccelDan saat mereka duduk raccel melihat kertas bertinta emas dibawah gelas jusnya"nak, maaf kakek tidak bisa makan malam bersama, karena kakek ada urusan mendesak kepulau sebelah, mun
Dinar masih terpaku dengan gadis ikan tadi, "hm..ternyata masih banyak kejutan ditempat ini" ungkap dinar sambil tersenyum.Dirumah, raccel yang bangun sudah hampir siang mencari dinar kekamarnya dan dia tidak menemukannya, mencari kemana-mana tapi dia tidak menemukan dinar, dia berlari keluar dan menemukan edward yang sedang membersihkan mobil."edward, apa kamu melihat dinar? dari tadi aku tidak menemukannya dimana-mana" tanya raccel dengan cemas."oh..tenang saja, tuan muda tadi katanya ingin berjalan-jalan dikota""apa? dia sendirian?" tanya raccel bertambah cemas"iya, tidak apa-apa nona aku akan menjemputnya sekarang" jawab edward sambil tersenyum manis"baiklah, tolong bawa dia pulang dengan cepat"Edward memasuki mobil dan melajukan mobilnya dengan cepat, dia senang jika berbicara lebih lama dengan raccel, dan dia agak sedikit cemburu jika raccel mulai mencemaskan dinar.Dinar yang masih terduduk ditempat tadi ber
Dinar tidur dengan cepat hari itu dan bangun pagi-pagi sekali, dia pergi ketaman belakang dan mengambil beberapa tangkai mawar merah, dia berniat mengunjungi lunar hari ini, dan lebih pagi agar lunar bisa lebih lama berada didaratan. Dia akan membawakan lunar mawar-mawar yang indah itu. Dan menuju halaman depan untuk membangunkan edward dan minta anatar padanya kekota."tuan, kenapa anda bangun pago sekali?" tamya edward penasaran,"aku ingin kekota sebentar, aku ingim bertemu seseorang" jawab dinar sambil tersenyum, edward melihat ketangan kanan dinar terlihat dia sedang memegang beberapa tangkai mawar, dan dia tau kalau mungkin dinar akan bertemu seorang gadis, edward sungguh sangat tenang melihat itu.karena dengan begitu dia tetap bisa mencintai raccel diam-diam tanpa dicinti orang lain juga.Edward mulai menjalankan mobilnya dan sesekali melihat dinar dikaca, sungguh sangat ceria dia hari ini, dia pasti sedang jatuh cinta, fikir edward."tuan, k
Semua telah berkumpul didermaga kecil pulau itu, semua sangat tertata rapi disana, tampak sederhana tetapi sangat indah untuk dipandang. lunar mengeluarkan mutiara dari mulutnya dan tentu mencucinya dulu sebelum memberikannya pada dinar, dinar sangat gugup memegang mutiara yang sangat berharga itu, dia sebenarnya tidak tega tetapi ini satu-satunya cara agar bisa bertahan lebih lama untuk menemui ayah dan ibunya. dinar mulai menelan mutiara itu, semua baik-baik saja awalnya, setelah beberapa menit berlalu dada dinar bersinar seperti ada sesuatu yang melewati dadanya, dinar merasa sesak dan berpegangan pada tiang dermaga karena merasa dadanya sangat panas "apa kamu baik-baik saja?" tanya lunar cemas karena belum tentu mutiara miliknya akan cocok ditubuh dinar "ya, aku baik-baik saja, tetapi dadaku terasa panas" jawab dinar masih menahan sesak didadanya "nak apa kau yakin akan pergi?" tanya kakek khawatir melihat cucunya itu "yakin kek, k
Semua seakan terdiam dan seakan menyetujui akan hal itu, semua bubar terkecuali miana kakak nya sang raja, dia tertegun dan mencari kesana kemari, dia mencari dion yang dia anggap anaknya "kakak, ada apa? apa yang kamu cari?" tanya raja duyung pada kakak nya itu "apakah kau tak melihat anakku? ataukah dia belum datang?" tanya miana sambil melihat kesana kemari "uhm kakak, aku minta maaf karena dia meninggal saat ingin memberikan obat untukmu, tapi jangan khawatir kak kami menguburnya dengan baik" ucap raja gelagapan menyembunyikan kenyataan "apa?? kenapa kau tak memberitahuku dari tadi?" tanya miana histeris dan menangis "maafkan aku, aku hanya tidak ingin membuatmu memikirkan itu, sedangkan kamu belum pulih" ujar raja menunduk "bagaimana bisa begitu? dia menjagaku selama ini, ayahnya juga yang menyelamatkan aku waktu itu, meskipun dia bukan anak kandungku tetapi dia jadikan aku seperti orangtua kandungnya" jawab miana yang tak henti m
semua orang mulai pergi meninggalkan tempat itu, semua wakil pergi dan wakil dion tetap tak terlihat dari tadi, tapi mereka mendengarkan apa yang tuan harshaw katakan, semua bubar dengan cepat, dan hanya dinar dan kakek yang masih tertinggal disana."kakek, kenapa kakek berbohong padaku selama ini?" ucap dinar tampak sedih memandangi kakek yang sedari tadi merangkul raccel"maafkan kakek nak, semua demi kebaikan kamu, mereka semua masih aman dan tinggal dipulau terpencil yang jauh dari sini, kamu ingat kan waktu itu kakek menyuruhmu pergi pertemuan kesebuah pulau, nah pulau itulah yang seharusnya kau tuju" ungkap kakek penuh penyesalan"aku ingin bertemu dengan mereka kek, kita akan kesana kan?" tanya dinar"aku tidak yakin" ucap kakek sambil memandang raja duyung"nak, aku tidak bisa lagi menolongmu kali ini seperti waktu itu, dan gelembung itu pastinya akan bereaksi dengan cepat, karena semua sudah tau kan rahasia kami" ujar raja duyung mulai mer
"kakek...akhirnya kakek datang,!" ujar raccel sambil berlari memeluk kakek yang tampak kelelahan, raccel menangis kecil sambil menatap tubuh kakek yang melemah itu, kakek juga membalas pelukan cucunya itu, dia sangat mencemaskan raccel selama ini dan tentu saja kali ini dia tidak ingin kehilangannya lagi,"apa maksud semua ini ayah? kenapa ayah mengenalnya?" ujar lunar menatap tajam pada ayahnya, dia sangat heran yang selama ini tidak pernah siapapun tau tentang hal ini. dan begitujuga dengan wakil lainnya mereka sangat takjub dengan duyung yang mereka tahu hanya dongeng itu."ayah akan menjelaskannya nanti padamu, sekarang biarkan saja mereka pergi" ujar raja pada lunar tampak tidak ingin menjelaskan apa-apa didepan semua orang"apa yang anda sembunyikan selama ini? aku saja tidak tau anda mengenalnya" sambung sang ratu menatap tajam kembali pada suaminya itu"jelaskan saja...aku sudah disini" ucap kakek sambil terus memegang raccel dirangkulnya
lunar tampak berjalan bergandengan dengan raccel, tampaknya mereka sudah berbaikan, melenggang mendekati suara keributan ayahnya "ada apa? kenapa sangat berisik" ujar lunar sambil menoleh kearah depan dan terkejut dengan apa yang dia lihat, begitu juga dengan raccel dia sangat terkejut, dinar sampai datang kesini pasti dia sangat mencemaskan raccel dan begitu juga kakek "dinar....syukurlah kamu menemukanku" ujar raccel berlari sambil memeluk tubuh dinar yang darit tadi mematung, wakil rayanpun tertegun dan menggeser badannya kebelakang, seketika keberaniannya menciut "raccel...apa mereka yang membawamu kesini?" tanya dinar menatap wajah saudaranya itu "tidak, ceritanya sangat panjang dinar, aku dibawa kesini oleh seseorang" ungkapnya "lantas bagaimana mereka semua ada disini?" tanya dinar penasaran "aku akan menceritakan itu nanti, apakah kakek baik-baik saja?" tanya raccel "ya, dia sangat mengkhawatirkanmu, dia ikut sebentar l
"hm...wakil rayan, apa mungkin ada orang didalam sana?" tanya dinar sambil berbisik mengintip dari balik pohon ara"kita tidak tau apa yang ada disana sebelum kita melihatnya sendiri kan, kalau begitu ayo kita masuk" ajak wakil rayan degan berani"baiklah...ayo" ujar dinar berlari sambil mengendap-endap kedepan, dan mendapatkan jalan untuk masuk kegedung itu, tapi tak disangka-sangka didalam ternyata sangat indah, sangat hidup, lampu hias berjejeran didinding, semua ruangan wangi bunga, tapi entah bunga apa itu dinar tidak tau karena selama ini dia banyak mencium mawar saja.mereka melewati banyak ruangan yang pintunya tertutup rapat, tidak ada satupun yang sedikit terbuka, mereka juga sangat takut untuk membukanya satu persatu"hm..tuan dinar, sebaiknya kita cari dibagian depan saja, diruangan depan pasti lebih lebar dan leluasa untuk kita melihat sekitarnya" ucap wakil rayyan"ide bagus, ayo kita maju" jawab dinarmereka sudah sampai
"kakek, kita harus bagaimana? sudah sehari semalam kita mencari tapi mereka bahkan tidak meninggalkan jejak sama sekali" ujar dinar frustasi "kita akan terus mencarinya, aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya, tolong temukan dia dengan cepat,!" ujar kakek dengan suara lemah karena dia tidak bisa tidur sedikitpun "baiklah kek, kakek istirahat saja dirumah, biar aku saja yang pergi dengan para wakil" ujar dinar lagi "tidak, aku harus ikut, aku tidak bisa istirahat sebelum bisa menemukannya kembali" ungkap kakek sedih dengan kantung mata yang menghitam mereka mulai bersiap-siap mencari keluar daerah sana dan pergi mencari keperairan lainnya, seperti pulau-pulau kecil yang biasa mereka akses, tapi ada satu pulau terlihat diradar mereka yang tak berpenghuni tetapi memiliki bangunan diisana, itu membuat mereka penasaran, kenapa selama ini pembangunan disana tidak diketahui, sedangkan pulau kecil itu masih bagian dari pulau besar milik kakek, han
Malam itu terasa sangat mencekam, bahkan keindahan purnamapun sudah tak menenangkan lagi, darah mengalir dimana-mana membuat raccel mual tak biasa melihat pemandangan itu, melihat lekat-lekat dion yang sudah tercabik-cabik, sungguh malang jika benar yang disana itu ibunya berarti dia juga duyung kan, dan berdarah murni sepertiku karena ibunya duyung, tetapi kenapa tidak darah dia saja yang diberikan pada ibunya itu, fikiran itu sunggh sangat membingungkan raccel, atau apakah dion bukan anak kandung nya?raccel menepis semua fikiran itu saat ini, berusaha melupakan kejadian malam ini, berharap wanita tua itu bangun saja agar dia bisa menjelaskan siapa dion sebenarnya. raccel berbalik menyaksikan ibunya mulai menyayat tangannya sendiri untuk mendapatkan secangkir darah untuk wanita itukasihan...ya begitulah yang dirasakan raccel, tetapi ibunya harus melakukan itu, dan setelah darah itu diminumkan pada wanita itu, raja membereskan mayat wakil dion terlebih dahulu dan mem
"wakil dion...apa sudah selesai, aku sangat pusing" ujar suara raccel mengagetkan semua orang "raccel...kamu sudah sadar nak, ini ibu, bangunlah ini ibu" ujar lunar "i..ibu...? bagiamana ibu ada disini?" tanya raccel sambil duduk dan memegang kepalanya dan langsung kaget melihat semua ramai disana dan tak ada yang dia kenali selain lunar dan sania, dan melihat kekacauan itu dengan dion yang sudah tercabik cabik "ibu..ada apa ini? kenapa wakil dion...?" tanya raccel ketakutan "tidak apa-apa sayang, dai berusaha menyakitimu jadi ibu tidak sengaja melukainya" jawab lunar pelan memberikan pengertian pada raccel yang mulai ketakutan "a..apa? itu tidak mungkin ibu, dia memang menculikku, dia hanya ingin sedikit darahku, dan dia sangat baik padaku" ucap raccel ketakutan dan menjauhi ibunya "nak...maafkan ibu, ibu tidak sengaja" ujar lunar mendekati raccel lagi "kenapa ibu? kenapa harus membunuh? tidak bisakah ibu memberitahunya