Share

Season 2/ Bab 54

Penulis: ET. Widyastuti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Habis isya, di rumah Ratih sudah mulai kembali sepi. Panitia sudah selesai menurunkan tenda dan mengembalikan kursi-kursi dan perkakas ke tempat penyewaan. Begitu juga urusan dapur. Sejak habis asar, semua sudah dibereskan.

Dini dan suaminya sudah berangkat bulan madu. Namun, di rumah Ratih masih ada beberapa saudara jauh yang menginap.

Ratih dan Rizal turut menemani mengobrol.

”Sana, Mbak Ratih. Mas Rizal sudah capek itu. Mau istirahat kasihan,” ujar salah seorang kerabat.

Strategi Rizal pura-pura menguap ternyata cukup jitu.

Dia memang capek. Namun, tak enak kalau mohon diri istirahat. Padahal masih sore.

”Nggak, kok, Pakde. Masih belum ngantuk.” Rizal pura-pura berkilah.

Ibu Ratih memberi kode. “Sana, Nduk. Temani Masmu.”

“Ayo kita bubar. Nanti Nak Rizal malu.” Bapak Ratih menambahkan.

Terpaksa, ngobrol-ngobrol sementara bubar. Tapi, sebenarnya mereka hanya pindah tempat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
Kirain Rizal.beneran marah pas bilang zal zel.zal zel di season 1 ...... pak duda udah ga sabar buka puasa itu Ratih makanya ga mau ditinggal.ganti baju dulu
goodnovel comment avatar
Tiraya
nungguin Pak Duda Buka Puasaa... wkwkwk
goodnovel comment avatar
YuRi
aq udh nungguin dri season 2 nnya thor... penasaran thor...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ Bab 55

    Rizal hampir terlonjak kaget. Dia baru bangun usai limbung karena terlalu semangat berbuka puasa setelah dua tahun menduda. Lampu kamar masih menyala. Di sebelahnya, seseorang terbungkus selimut hingga kepala. Rizal mengingat-ingat. Dia baru sadar kalau terbangun di kamar yang asing. Apalagi melihat dirinya sendiri, dengan tampilan yang tak biasa. Untungnya, kamar Ratih tak ada AC. Sehingga tak membuatnya kedinginan. Refleks Rizal menepuk jidatnya, saat dia menyadari, di mana keberadaannya. Tapi… kenapa Ratih menyelimuti dirinya hingga ke kepala? Bahkan, Rizal tak ingat apa-apa. Apakah dia lupa doa sebelum tidur? Atau malah gosok gigi dan berwudhu seperti kebiasaannya sebelumnya. Pasti ini karena ketiduran, batinnya. ”Ratih....Ratih....” panggil Rizal. Pria itu mencoba menepuk bagian tubuh yang kemungkinan adalah pundak. Seseorang terbungkus selimut tidak menyahut. ”Dik?” Rizal mengubah panggilan. Dia yakin, pasti Ratih suka dengan panggilan barunya ini. Rizal mendekatkan kepa

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ Bab 56

    “Wah, sayang coba nggak banyak orang.” Rizal bergumam saat masuk kamar Ratih. Dia baru saja pulang dari masjid.“Kenapa?” tanya Ratih. Dia tengah bersiap-siap. Hari itu dia harus boyongan ke rumah orang tua Rizal. Dia sibuk memasukkan baju-baju ke koper kecilnya. Apalagi Rizal mengatakan akan langsung ke Bandung setelah dari rumah orang tuanya.“Kan masih sempet.” Rizal mengecek jam di ponselnya.“Sempet apanya?’ Ratih menghentikan gerakannya. Tapi Rizal hanya senyum-senyum saja.“Sempet apa, Mas?” Ratih menatap Rizal sambil mengerutkan kening.”Sempet mandi sekali lagi.””Ngapain mandi lagi. Tadi kan udah. Nggak tahu apa, mandi harus antri. Ada ibu, ada bapak, ada paklik, ada Hasan.” Ratih mengabsen penghuni rumahnya.Rizal menggeleng. Tak menyangka dia punya istri sepolos Ratih. Usia boleh matang, tapi pikiran masih suci!”Kamu makin lama, makin aneh. Aku kayak hidup dimana. Nggak nyambung,” protes Ratih.”Ini baru sehari. Bayangkan kita akan hidup bersama sampai mati.” Rizal mengha

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ Bab 57

    Prita datang dengan baju santai. Dia tidak datang di pengajian.“Dik, Prita ini temannya Desti.” Rizal mengenalkan sepupunya pada Ratih. ”Udah kenalan tadi?” tanya Rizal. Karena saat dia datang, Prita tampak sedang mengobrol dengan Ratih. Meski menurut pandangan Rizal, mereka tidak ngobrol hangat. Lebih pada Prita yang mengintimidasi Ratih.Meski Rizal sedikit khawatir, namun, segera ditepiskan. Dia hanya ingin menunjukkan pada saudaranya, bahwa Ratih adalah pilihan terbaik. Dia bisa mengatasi semuanya.Di ruang tamu itu, Ratih tak sendiri. Ada budenya Rizal yang sekaligus ibunya Prita. Sementara saudara Rizla yang lain masih sibuk urusan beres-beres dan urusan dapur.“Ya udah, kalian ngobrol dulu. Sama-sama cewek kan biasanya nyambung,” ujar Rizal. Dia bergegas meninggalkan Ratih dan Prita. Lagi pula, di luar masih banyak panitia yang belum bubar. Tidak enak kalau tidak gabung membantu beres-beres di luar.&ldqu

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ Bab 58

    Rizal ke kamar mandi. Meski dia bukanlah ustadz yang banyak tahu agama, namun, kedekatannya dengan teman-teman yang paham agama sejak SMA dan pergaulan di kampungnya yang dekat dengan masjid, membuatnya sedikit tahu banyak hal.Rizal mengambil air wudhu. Kemarahan akan sirna bersama siraman air wudhu.”Astghfirullohaladzim. Ampuni hamba ya Alloh. Hamba khilaf.” Rizal membatin.Baru dua malam menikah, dia tak dapat menahan diri. Padahal dua tahun adalah hal yang dapat dilaluinya.Sekelebat bayang tentang rencananya ke Bandung, membuat Rizal kembali tersenyum. “Sabar, tak lama lagi,” gumamnya dalam hati.Rizal kembali ke kamar. Ratih masih terduduk di kasur bawah. Posisinya masih sama dengan saat dia keluar.Sebenarnya dia ingin bicara, namun rasa ego lebih mendominasi. Akhirnya Rizal memilih tidur di ranjang bersama putrinya.Meski sudah terbayang esok hari dia akan menghabiskan malam dengan Ratih, namun rasa ingin membuat Ratih menyesal dengan penolakannya ingin Rizal tunjukkan.Denga

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ Bab 59

    ”Aku bisa jelaskan. ” Rizal mengambil minum di atas meja. Lalu memberikan pada Ratih. “Minumlah dulu.” Rizal melihat mata Ratih sudah berkaca-kaca. Dia berjanji tak akan menyakiti Ratih. “Dik, aku sudah bilang padamu. Aku sudah memutuskan kamu yang jadi istriku. Dan aku tak akan kembali ke Desti. Apa jawaban itu tidak cukup bagimu,” ujar Rizal. Ibu jari Rizal bergerak menyeka buliran yang mulai menetes di sudut mata Ratih.“Lalu, kenapa kamu masih menyimpan barang Desti? Kenapa kamu tidak membuangnya?” tanya Ratih. Sebelumnya Prita mengatakan padanya, kalau Rizal sengaja menyimpan semua benda Desti. Dan itu memang faktanya. Semua barangnya masih ada. Rizal menahan geram. Ini pasti bagian dari akal-akalan Prita menghancurkan semuanya. Buat apa? Apa untungnya? Toh dia sudah menikah dengan Ratih. ”Sudah dua tahun, Mas. Dan akmu masih menyimpannya.” Ucapan Ratih, mengingatkan Rizal dengan ucapan ibunya. Awalnya Rizal hanya menunda-nunda saja. Toh, tak mengganggunya. Dia tak punya p

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ Bab 60

    ”Jam berapa kalian berangkat?” tanya Bapak Rizal setelah Rizal kembali dan duduk bersama mereka.”Batal, Pak.” Tapi tak terlihat kekecewaan di wajah Rizal.“Nggak jadi ke Bandung?” tanya Ratih.“Iya. Tadi di Wa aku nggak baca. Makanya barusan di telpon. Mungkin mereka khawatir klo dah berangkat,” sahut Rizal.”Jadi, kita langsung ke Jakarta?” tanya Ratih lagi.”Iya.””Hari ini?”Gantian Rizal yang heran. Kenapa Ratih terlihat antusias. Tidak seperti kemarin saat dia mengatakan hendak ke Bandung.”Heem.””Serius?”Rizal mengerutkan keningnya.”Kenapa? Kamu udah nggak betah?”Ekspresi Ratih berubah. ” Bukan gitu. Aku betah kok.” Ratih melirik kedua mertuanya. Nggak enak dibilang nggak betah.Namun, Ibu Rizal malah tersenyum,” Ibu paham. Namanya pengantin baru,

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ Bab 61

    ”Apa Bunda mau ambil Papa?” tanya Sasti. Wajah polos itu menatap Rizal. Dia meregangkan pelukannya. Rizal menaikkan satu alisnya. Matanya melirik sekilas ke Ratih. Lalu sebuah senyum terbibit di bibir pria itu. Rizal tahu, Sasti habis main dengan teman-temannya. Sudah biasa dia mendapatkan aduan apa saja dari putrinya. Resiko hidup menduda. ”Bunda?” Rizal mengalihkan pandangan sekilas pada Ratih lagi. Sasti mengangguk. ”Mana bisa Bunda ambil Papa. Lihat, badan Papa saja lebih besar.” Rizal berdiri, menegakkan punggungnya, dan memperlihatkan seberapa besar posturnya pada putrinya. ”Papa bisa lari kalau diambil sama Bunda.” Rizal memperagakan dirinya berlari di tempat. Sasti tertawa melihat gaya Rizal. ”Emang Bunda sama Papa mau pergi?” tanya Sasti lagi setelah tawanya menyurut. ”Iya. Papa kan harus kerja. Uangnya buat Sasti Sekolah, jajan, beli mainan....” Sasti menoleh ke Ratih. ”Kerjanya sama Bunda?” Ratih tergagap. Dia dari tadi hanya melihat komunikasi anak dan bapak. Da

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ Bab 62

    “Mau ngapain?” Ratih terlihat panik. Sementara Rizal berekpresi datar.Pria itu tak canggung menenteng kardus oleh-oleh ibunya, juga tas nya dan koper Ratih.Rizal sengaja membiarkan Ratih bertanya-tanya. Semakin melihat Ratih panik, dia semakin suka.”Zal...” Ratih kesal. Rizal tak menanggapi pertanyaannya.”Gimana?” tanya Rizal dengan senyum jahil.Dia suka, kalau Ratih sudah sengaja memanggil namanya tanpa sebutan ”Mas” artinya sedang jengkel.Rizal membuka pintu kamar hotel. Dia bukan pria romantis, yang bisa saja memesan kamar khusus paket bulan madu, namun itu tak dilakukan. Baginya, mengajak menginap Ratih di hotel saja, sudah merupakan kejutan istimewa.Bukan!Rizal sengaja tak mengajak Ratih ke rumahnya. Bagi Rizal sudah cukup kenangan bersama Desti. Dia tak ingin mengotori lembaran barunya bersama Ratih dengan bayang-bayang Desti."Mau istirahat dulu, apa langsung jalan?" tanya Rizal saat mereka sudah tiba di kamar. ”Heh?” Ratih mengernyit.”Atau kamu mau yang lain?” Lagi-l

Bab terbaru

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ bab 72

    “Besok aku ke kantor. Kita meeting semua ya. Jam delapan harus sudah siap.” Rizal tegas memberikan instruksi. Rizal teringat ancaman mantan mertua dan mantan iparnya. Mungkin ini adalah titik kulminasinya, setelah mereka tahu, pada siapa akhirnya Rizal memutuskan. Pasti saat dia tidak ada di kantor, mantan mertua dan iparnya itu mencarinya. Atau bisa jadi mereka mendengar dari Prita atau malah Desti sendiri. Bukannya dia sendiri yang mengenalkan Desti pada Ratih. Dan cerita Ratih kalau Desti pun berusaha menemuinya di kantor.“Minum, Mas.” Rizal tergagap saat Ratih sudah di dekatnya membawa segelas air putih.“Besok mulai kerja?” sambung Ratih. Ratih paham, urusan pekerjaan pasti sangat beragam.”Iya. Jam delapan ada meeting.”“Mau disiapkan sesuatu?”Rizal tersenyum. Pertanyaan Ratih mengingatkan statusnya yang sudah tak duda lagi.Kalau biasanya dia memikirkan diri sendiri, kini ada orang lain di sampingnya.”Kok malah senyum-senyum doang? Kamu biasanya pagi sarapan apa? Nasi goren

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ Bab 71

    Rizal menghentikan mobilnya di luar kompleks perumahan. Nomor Gilang disegera dihubunginya. “Lang, ketemuan sekarang!” ucapnya begitu nomor Gilang tersambung. “Astaga. Ada apa lagi sih, Zal. Udah berapa kali kamu ganggu aku?” terdengar suara ketus dari Gilang. “Bisa nggak?” Rizal tak menimpali ucapan Gilang. “Nggak bisa, Bos. Gue ini cuma pegawai rendahan. Nggak kayak elu yang CEO! Jam makan siang, deh,” tawar Gilang. “Justru gue nggak bisa jam makan siang.” “Eits. Tumben?” “Nggak usah ngeledek. Besok siang. Awas jangan bikin janji sama yang lain!” ”Ya nggak bisa jamin juga....” Gilang belum selesai bicara, namun Rizal dengan semena-mena menutup sambungan teleponnya. Pikiran Rizal sedikit terganggu dengan beragam hal. Pertama pertemuannya dengan Desta. Cepat atau lambat, keluarga Desti pasti tak akan tinggal diam mengetahui dirinya memutuskan menikah lagi, dan bukan dengan Desti. Padahal Papa Desti sudah berulang kali memintanya. Dan, perusahaan yang dipegangnya, tentu sekara

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ Bab 70

    ”Makasih, Sa.” Ekor mata Ratih mencari-cari Rizal yang tak kunjung kelihatan. Teman SMA-nya itu baru saja keluar dari supermarket. Dia tengah membawa tentengan belanjaan. “Ingat pesanku dulu. Jangan sampai kamu dimanfaatkan oleh Rizal.” Suara Danisa terdengar tegas dan mengancam. ”Aku duluan. Salam buat Rizal,” sambungnya. Belum sempat mencegah, Danisa sudah berlalu. “Kok malah bengong. Ayo. Katanya mau belanja.” Rizal mengambil alih troly yang dipegang Ratih. Mereka berdua masuk ke dalam area supermarket. Meski hari masih pagi, tapi supermarket ini sudah buka. ”Tadi ada Danisa. Kamu ingat kan? Nitip salam buat kamu.” Ratih berbicara sambil memberi kode Rizal untuk berhenti di stand aneka seafood. Kalimat paling belakang, sungguh menganggu Rizal. Rizal tahu, itu bukan salam biasa layaknya teman. Danisa, memang pernah kuliah satu kampus dengannya. Dulu, seperti Ratih, gadis itu dulu sering mencari perhatian padanya. Namun, lagi-lagi, Danisa bukan tipe yang Rizal inginkan.

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ bab 69

    Darah Rizal seolah mendidih. Dari kejauahan dia melihat istrinya yang tengah ngobrol dengan seorang pria.Awalnya dia pikir hanya seseorang yang ingin bertanya sesuatu. Namun, mendadak, dia merasa cukup mengenal sosok itu.Sejenak Rizal berusaha mengingat, hingga satu nama ada di kepalanya. Ya, saat itu, dia bertemu dengan pria itu di pusat kuliner di ibukota saat tengah janjian makan siang dengan Gilang.Ya, benar. Itu adalah pria yang akan dikenalkan pada Ratih oleh Gilang.[Lang, sepupu Sekar yang kamu sebut tempo hari namanya siapa?] Rizal langsung mengirim pesan ke Gilang. Dia sungguh tak mengingatnya.[Sepupu Sekar yang mana?] Tumben Gilang langsung membalas. Padahal biasanya sepagi itu dia akan sibuk dengan urusan domestic dan anak-anaknya.[Yang kamu kenalin ke aku sebelum aku melamar Ratih.][Hah? Emang ada apa? Pengantin baru kok malah nanyain rival?] Sebuah emotikon tawa ngakak terlihat di layar ponsel Rizal.Tanpa menunggu lama, Rizal langsung menelon sahabatnya itu.”Jawa

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ Bab 68

    “Mas, bangun. Udah adzan!” Tepukan lembut di pipi kanan sekaligus suara lembut yang memenuhi gendang telinganya membuat mata Rizal mengerjap.Pria itu bak hidup di alam mimpi. Bahkan dia baru menyadari di mana dia berada.“Jam berapa ini?” tanyanya. Tubuhnya merasa sungguh kelelahan. Dia bahkan seolah mati suri.”Jam 5.””Hah? Jam 5?”Rizal yang tadinya masih malas membuka mata, kaget dan refleks langsung terduduk.”Kok kamu baru bangunin?” Matanya masih berusaha mengerjap. Rambutnya acak-acakan. Namun tangannya sibuk mencari ponsel. Meyakinkan kalau dia benar-benar bangun kesiangan.Ditanya begitu, Ratih hanya terdiam. Dia memang sengaja tak membangunkan Rizal sebelum dia rapi.Ratih sudah mandi. Aroma sampo sudah tercium.Rizal langsung melompat dari tempat tidurnya. Dia tak peduli dengan penampilannya yang acak-acakan.“Siapin bajuku!” teriak Rizal sebelum dia menutup pintu kamar mandi.Sebenarnya dahulu saat masih bersama Desti, bahkan Rizal tak pernah meminta istrinya itu menyiap

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ Bab 67

    ”Dik, yuk kita balik. Barang-barang sudah mau diantar.” Rizal berucap setelah emnerima telepon dari seseorang. Rupanya pengirim barang yang dibelinya tadi sudah hampir tiba di rumahnya.Ratih mengiyakan.“Di, aku tunggu di rumah baru, ya!” Rizal memberi titah pada pemuda yang tengah menyusun barang-barang Rizal ke mobil box.“Siap, Mas!”Dalam perjalanan pulang mereka tak banyak bicara.”Dekat ya, Mas?” tanya Ratih setelah masuk ke kompleks yang dikunjungi pertama tadi.”Ya, kurang lebih. Sasti kan sekolahnya sekitar sini. Nggak mungkin pindah jauh-jauh,” ucap Rizal.Ratih mengangguk paham. Apalagi bapak-bapak seperti Rizal pasti rumit kalau ingin memindahkan putrinya ke sekolah yang baru.”Saat ini, mungkin kamu nggak akan masalah dengan anak suami kamu. Tapi, kita nggak tahu setelahnya. Jadi, hati kamu harus seluas samudera jika suami kamu bakal banyak mementingkan anak sambung kamu. Dia juga pasti punya beban sendiri dalam membesarkannya. Akan lebih baik kamu selalu support dia, di

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ bab 66

    Mobil yang dikendarai Rizal masuk ke halaman.”Aman semuanya?” tanya Rizal pada Pardi sambil membuka kaca mobilnya. Pemuda yang selain membantu Rizal bersih-bersih, juga kadang merangkap menjadi orang kepercayaannya.“Aman, Mas.”“Pardi ini juga dari kampung kita. Masih saudara. Dia ikut sejak lulus SMA. Dia sekarang kerja sama aku, sambil aku suruh kuliah,” terang Rizal.”Jadi, ini rumah kamu?” tanya Ratih.Mobil Rizal berhenti.”Betul. Ini rumah aku dan Desti dulu. Sebentar lagi akan laku. Aku sudah menjualnya. Sebelum pulang kemarin, Mbak Siti sudah packing barang-barangnya dan milik Sasti. Barang-barangku juga. Nanti kita bawa ke rumah baru. Sisanya, semua furniture dan perabot, akan dijual saja. Hasil penjualan, aku bagi dua dengan Desti.”Ratih mengangguk.“Ayo turun,” ajak Rizal.Pria itu membuka pintu depan.Tak bisa dikatakan mewah jika dibanding rumah artis. Namun, tergolong cukup elit untuk ukuran masyarakat awam. Barang-barangnya pun terlihat berkelas.Rizal mencuri pandan

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ Bab 65

    Rizal terkekeh melihat Ratih yang belum nyambung. Puas rasanya dia bisa bercanda dengan pasangan. Hal yang hilang dari impiannya selama ini.Buat apa menikah, kalau semuanya palsu. Bahkan, selama pernikahannya, dia tak bisa menjadi dirinya sendiri. Sudah berkorban menjadikan pasangan sebagai ratu, malah berakhir dikhianati.Namun, Rizal tak ingin memutar waktu. Semua dapat diambil hikmahnya. Dia punya putri yang cantik. Dan tak menyesalinya.”Ayo, kalau sudah, kita bayar.” Rizal langsung menghubungi petugas di toko itu, menunjukkan item yang hendak dibeli, dan petugas mengecek ketersediaan di gudang.”Serius kamu beli semuanya?””Itu belum semua sayang. Bulan depan, kita beli lagi barang yang masih diperlukan. Sekarang seadanya dulu.”Ratih menghela nafas.“Kalau kamu bilang langsung belanja, aku bawa amplop dari teman-teman,” bisik Ratih.“Oh, klo gitu, besok kita belanja lagi…” Rizal mengedip-ngedipkan matanya.Refleks Ratih memukul lengan Rizal.“Coba hitung, sejak ijab qobul, kamu

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ Bab 64

    ”Sate Kambing, mau?” Rizal mengedip-kedipkan matanya.“Iya, nggak papa. Emangnya kenapa?” tanya Ratih. Bukannya dia sudah bilang mau apa saja.”Sama tongseng juga?” tawar Rizal tanpa menjawab pertanyaan Ratih.”Boleh.” Ratih tak mau ambil pusing masalah menu makanan. Dia malah kepikiran dengan rumah yang hendak mereka tinggali.Selama ini, Ratih tak berfikir sejauh itu. Dia pikir Rizal sudah punya rumah, jadi dia tinggal angkat koper. Meski sebenarnya dia mau menikah dengan duda, bukan karena asetnya. Tapi buat apa beli baru kalau yang lama masih ada dan masih bisa dipakai.”Nggak berubah pikiran?” tanya Rizal dengan ekspresi jahilnya. ”Kalau udah dipesan, nggak bisa berubah lho.”Ratih mendengus. Keningnya berkerut. “Seperti ada yang tidak beres,” gumamnya dalam hati.Kenapa Rizal berubah aneh. Apa selama sepuluh tahun memang banyak yang berubah. Atau selama ini dia memang tak tahu karakter Rizal.Kadang terlalu mengagumi orang, dapat menutupi sikap-sikap lainnya yang tak pernah terp

DMCA.com Protection Status