Home / Thriller / DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU / Bab 6. Tunjukkan dirimu yang sebenarnya

Share

Bab 6. Tunjukkan dirimu yang sebenarnya

Author: Yazmin Aisyah
last update Last Updated: 2022-06-25 01:57:29

DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 6

Aku menelan ludah, menatap wajahnya yang membara. Oh, sungguh. Pernikahan ini benar benar salah. Lelaki ini sangat manipulatif. Dia bersikap wajar di depan semua orang, tapi di hadapanku, sifat aslinya keluar. Aku curiga kalau ini belumlah seluruhnya. Melihat begitu pandainya dia bersandiwara, aku menduga, dia bahkan lebih mengerikan dari ini.

Tentu saja, aku harus mulai berhati-hati.

Aku melangkah ke dapur tanpa menjawab kata-katanya. Kurasakan dia melangkah di belakangku tanpa suara. Aku mulai mencuci beras yang masih berada di dalam baskom sambil menjerang air dalam panci di atas kompor. Dari sudut mataku, aku tahu dia memperhatikan semua gerak gerikku. Setelah air mendidih, aku memindahkannya di pot untuk menanak nasi, menggoncang nya secara perlahan dan menyeluruh baru membuang airnya. Setelah itu, pot nasi tadi dikeringkan dengan tisu dapur hingga tak ada sedikitpun jejak air. Barulah kutuang beras ke atasnya, menambahkan air dan memasukkannya ke dalam alat penanak nasi.

Ku lihat Mas Haris menyunggingkan senyum miring. Dia bertepuk tangan.

"Kau belajar dengan baik. Jangan lupa, lakukan semua seperti tadi, dan bersihkan ulang semua perabot dengan tisu basah. Dan ingat, aku tak mentolerir kesalahan."

Suaranya, entah mengapa terdengar mengerikan di telingaku, membuat jantungku berdetak kencang. Ada rasa takut yang mulai menjalari hatiku. Namun sebisa mungkin tak ku tampakkan di hadapannya.

Mas Haris lalu beranjak. Kudengar langkah kakinya kali ini menaiki tangga ke lantai atas. Sepertinya dia memasuki ruang kerja. Aku terdiam, masih dengan jantung berdetak kencang.

Diam diam, kusingkirkan pisau dan peralatan dapur yang tajam di bawah meja kompor. Tempat yang aku kira tak akan dia sentuh karena kerap kali kotor terciprat minyak. Namun aku terkejut mendapati bahwa tempat itu pun bersih sekali.

Freak. Suamiku, penggila kebersihan, manipulatif, penuh sandiwara dan terindikasi selingkuh. Bagaimana mungkin aku bisa bertahan sendirian? Namun aku tahu bahwa tak mungkin bagiku pergi begitu saja atau meminta cerai tanpa bukti yang kuat. Di titik ini aku tak peduli lagi apakah Mama akan membenciku atau tidak.

Aku harus bertahan, setidaknya sampai aku punya alasan kuat untuk berpisah dengannya.

***

Jam sepuluh pagi, Mang supri sopir Papa datang mengantarkan mobil honda jazz hitam milikku. Ada sedikit rasa senang di hatiku, aku berencana akan pergi ke suatu tempat, menemui Intan. Aku butuh menghibur diri dan berhenti memikirkan pernikahanku yang aneh ini.

"Kau mau kemana?"

Aku terkejut mendapati Mas Haris turun dari lantai atas. Kupikir tadinya dia pergi karena tak kulihat mobilnya di halaman. Dia menatapku intens meski tetap menjaga jarak. Matanya memindai kepalaku yang berbalut jilbab berwarna salem, lalu pada outer hitam yang menutupi dress panjang berpotongan lurus sewarna jilbab. Dan berhenti pada shoulder bag di bahu kananku.

"Aku ada janji dengan teman."

"Kau tidak izin dulu?"

"Aku pikir kau tidak di rumah. Mobilmu tak ada."

Mas Haris melangkah mendekat, memangkas jarak di antara kami dan berhenti setengah meter di hadapanmu.

"Aku tidak mengizinkanmu pergi."

"Apa?" Aku terkejut.

"Aku tidak mengizinkanmu pergi. Oh Nadya, aku tak suka jika harus mengulangi kata kataku."

Aku mundur selangkah. "Aku sudah berjanji dengan temanku Mas."

"Batalkan. Sebaiknya kau masuk ke kamarmu dan mulai mempersiapkan diri. Memakai lulur dan sebagainya karena nanti malam, aku akan mengajakmu menemui teman-temanku."

Aku terdiam sejenak. Di satu sisi, aku merasa kesal karena dia melarangku pergi. Tapi disisi lain, secercah harapan muncul di hatiku. Bukan, aku bukan berharap bisa memperbaiki hubungan pernikahanku dengannya. Aku hanya ingin tahu siapa teman-teman Mas Haris sehingga aku dapat meraba siapa dia sesungguhnya.

Dan mungkin jika aku beruntung, aku bisa bertemu wanita pemilik aroma parfum semalam.

"Ingat. Jam tujuh malam tepat. Tidak lebih satu detik pun, aku menunggumu disini. Di ruang tengah ini. Sebaiknya kau catat baik-baik."

Aku mengangguk, dan kembali ke kamarku tanpa kata-kata. Setelah mengunci pintu, aku duduk di depan meja rias, menatap wajahku yang terpantul di sana. Cantik, meski terlihat kurang berseri. Masalah yang menimpaku akhir akhir ini membuatku lupa caranya tersenyum.

(Intan, maaf kita nggak bisa ketemu dulu. Mas Haris melarangku pergi.)

(Wow, apakah dia akhirnya akan mengajakmu bulan madu?)

Aku tersenyum getir. Tadinya aku ingin menceritakan pada Intan semua yang terjadi. Aku butuh tempat bicara dan tak mungkin bagiku bercerita melalui telepon. Aku tak mau Mas Haris mendengar.

(Do'akan saja ya. Emm, sebetulnya banyak hal yang perlu aku bicarakan denganmu. Tapi tidak di telepon.)

(Oke. I'll be waiting. Have fun ya Nadya.)

Aku melirik jam di atas nakas. Sudah jam sebelas siang. Sepertinya aku harus menyiapkan makan siang.

Setelah berganti pakaian, aku melangkah ke kamarnya, bermaksud bertanya barangkali ada sesuatu yang ingin dia makan siang ini. Namun langkahku terhenti mendengar suaranya dari dalam kamar. Sepertinya dia sedang bicara dengan seseorang.

"Iya sayang. Aku akan datang bersamanya. Kau tidak apa-apa kan?"

"Kau tahu untuk apa aku menikah. Bersabarlah. Ini hanya sementara."

Aku mengerutkan kening. Apa maksudnya? Siapa yang dia panggil sayang? Belum sempat aku berpikir, suaranya terdengar mendekat ke pintu. Tanpa pikir panjang, aku berlari lagi masuk ke dalam kamar dengan jatung berdebar kencang. Ya Tuhan, tolong tunjukkan padaku siapa sebenarnya lelaki yang terlanjur kunikahi ini?

Suara ketukan di pintu membuatku terkejut. Dan ketika membuka pintu, matanya yang langsung mengujamku.

"Apa kau sedang bersiap-siap?"

Aku menggeleng. "Belum. Ini masih siang."

"Kalau begitu, tolong buatkan aku telur dadar spesial untuk makan siang, Nadya."

Aneh, kini suaranya lembut dan terdengar sangat ramah. Meski dia masih tak mau menyentuhku, tapi setidaknya suaranya terasa menenangkan.

Aku mengangguk dan melangkah ke dapur. Aku tahu dia mengikutiku, pasti hendak memastikan semua yang kubuat untuknya bersih dan steril. Aku meracik dan memasak makanan yang dia pesan dibawah tatapannya. Dan karena tak sekalipun dia menyela, sepertinya tak ada kesalahan yang kulakukan.

"Silahkan Mas."

Aku meletakkan piring berisi telur dadar spesial dengan isian sosis dan daun bawang yang melimpah. Aromanya semerbak memenuhi dapur. Mas Haris tersenyum melihat piring itu. Senyum yang jarang sekali kutemui. Namun tiba-tiba, ketika aku berbalik, ujung jilbab panjangku yang melambai rupanya menyentuh pinggir piringnya sekilas. Dan itu tidak luput dari pandangan Mas Haris.

Lalu, Prang!!

Mas Haris membanting piring berisi telur dadar itu hingga pecah dan isinya berhamburan.

"Menjijikan!"

***

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Solichah Rosidin
hmmm ketiduran lg,tetep bayar
goodnovel comment avatar
Hasnimar A. Umar
semua serba duit
goodnovel comment avatar
Hauzan
ok cerita nya....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU   Bab 7. Wanita dengan aroma yang berbeda

    DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 7"Menjijikkan!"Mas Haris berdiri sambil menyentak kursi ke belakang hingga terdorong. Dia mandangku dengan tatapan nyalang."Buka jilbabmu di dalam rumah. Dan jangan pakai baju yang melambai lambai. Kau dengar?"Aku masih shock, terkejut luar biasa atas reaksinya yang sangat berlebihan. Dalam hati aku bersyukur dia tak mau menyentuhku, karena bisa jadi, dia akan menampar atau memukulku."Kau dengar itu Nadya? Di depan suami, kau wajib berpakaian seksi. Pakai hot pants dan tank top saja sehingga tak ada lagi insiden seperti tadi."'Aku memakai pakaian tertutup, agar kau tak bisa menyentuhku.' ujarku dalam hati. Jika di awal pernikahan, aku berharap disentuh olehnya dan menjalani masa bulan madu seperti pengantin baru lainnya, semakin kesini, aku semakin yakin untuk mempertahankan kesucianku. Selain sikapnya yang diluar nalar, indikasi bahwa Mas Haris punya selingkuhan adalah alasan utama. Untung saja aku sedang datang bulan."Baik Mas. Maafkan aku."

    Last Updated : 2022-06-25
  • DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU   Bab 8. Manusia manusia durjana

    DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 8Makan malam mewah dan berkelas ini dihadiri sahabat sahabat dekat Mas Haris yang profesinya beragam, namun semuanya adalah orang-orang penting. Dosen, pengacara, dokter dan anggota dewan daerah. Rata-rata mereka datang bersama pasangan masing-masing dan tak seorang pun membawa anak.Setelah memperkenalkanku pada teman-temannya, acara makan malam pun di mulai. Masing masih meja berisi dua pasangan dan sayangnya aku tidak berada satu meja dengan wanita yang menyambut ku tadi. Namun, posisinya dan Mas Haris yang berhadapan dan bisa saling menatap menjadi catatanku. Wanita itu, Jenny namanya adalah dosen di Universitas yang sama tempat Mas Haris bekerja. Sementara suaminya, seorang lelaki pendiam yang hanya mengangguk atau menggeleng setiap diajak bicara. Lelaki yang tampak jauh lebih tua dari Jenny itu diperkenalkan sebagai seorang pengusaha."Permisi sebentar, sayang. Aku perlu ke toilet." Bisik Mas Haris ditelingaku. Bisikan yang membuatku bergidik k

    Last Updated : 2022-06-25
  • DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU   Bab 9

    DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 9"Langsung pulang dan tidur. Kalau butuh obat, semua ada di kotak obat dibawah tangga." Ujar Mas Haris begitu aku masuk ke dalam taksi online. Aku mengangguk sambil pura-pura meringis. Dia bahkan tidak meminta maaf karena tidak pulang bersamaku. Munafik, manipulatif dan angkuh serta tukang selingkuh. Sungguh kombinasi yang sempurna. Aku menduga sikap overnya masalah kebersihan hanya topeng agar dia tak perlu melakukan kewajibanya sebagai suami. Buktinya dia mau bercinta di tempat yang menjijikkan.Taksi yang ditumpangi melaju membelah malam. Kubuka kepalan tanganku yang tadi digenggam Salma tanpa terlihat oleh orang lain. Hanya secarik kertas. Tapi tunggu, sederet nomor ponsel tertera di sana. Aku menatap nomor itu dan memikirkan artinya. Apakah Salma ingin aku tahu lebih banyak lagi? Dapat kulihat tatapannya yang penuh arti begitu aku keluar dari toilet bersama Jenny.Aku segera menyalin nomor itu ke dalam ponsel ku sendiri dan memberinya nama den

    Last Updated : 2022-06-30
  • DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU   Bab 10. cukup delapan hari saja

    DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 10Aku yakin Tuhan bersama orang-orang yang terzolimi.Ketika aku kesana kemari mencari cara mengumpulkan bukti kebejatan suamiku untuk diberikan pada orang tuaku, bukti itu datang dengan sendirinya. Ya. Aku hanya butuh bukti untuk kuberikan pada Papa dan Mama, dan juga untuk orang tuanya. Sementara Mas Haris, sungguh aku tak peduli lagi. Dia tahu dengan pasti apa kesalahannya.Kutatap ponsel yang sejak dua jam lalu masih tergeletak manis di atas meja kecil di antara pintu kamarku dan kamarnya, dimana sebuah vas bunga berisi bunga kristal berdiri dengan anggun. Tak ada tanda-tanda pemiliknya hendak keluar mengambilnya. Mungkin saja dia kelelahan setelah bercinta habis habisan dengan kekasih gelapnya itu. Benar benar gila. Jenny adalah perempuan bersuami. Apa yang dia pikirkan ketika menyerahkan tubuhnya pada lelaki lain?Aku bersicepat dengan waktu. Kuraih ponselnya yang ternyata tidak dikunci. Mencari chat di aplikasi hijau. Tak ada yang mencurigakan

    Last Updated : 2022-06-30
  • DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU   Bab 11. Pergi kedua kalinya

    DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 11Kami bertatapan sekian jenak. Jelas terlihat bahwa dia terkejut mendengar aku tahu perbuatan menjijikan yang dia lakukan bersama Jenny di toilet restaurant. Oh, bukan hanya kau saja yang bisa membuat kejutan Bapak Lektor yang terhormat. Dan kalau kau mengira aku akan hancur karena semua perbuatanmu - yang sampai kini belum kupahami apa tujuannya - kau salah. Aku baik baik saja dan bersyukur mengetahui segalanya lebih awal.Aku menyunggingkan senyum tipis padanya sebelum berlalu ke dalam kamar, meraih koper yang memang tak pernah ku bongkar isinya sejak rujuk hari itu. Dengan langkah pasti, aku menyeret koperku keluar dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil. "Aaarrggghhhh!"Masih dapat kudengar raungan Mas Haris dari dalam rumah. Aku diam sejenak dengan mata tak berkedip, tetap mengawasi pintu rumah yang sudah kututup. Kutenangkan jantungku yang berdebar kencang. Bukannya aku tak takut dia kalap atau semacamnya. Tapi aku telah mengantisipasi hal it

    Last Updated : 2022-06-30
  • DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU   Bab 12. Mata yanb mengawasiku

    DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 12"Lihat Ratna, anakmu bahkan berani mengancam Haris!" Seru Ibu berang. Mama tampak kebingungan. Sementara Papa masih diam."Aku akan mengabarkan pada seluruh dunia, bahwa Haris Perdana, seorang Lektor bergelar doktor di Universitas terkenal ternyata seorang penipu. Bahwa dia…""DIAM!" Mas Haris tiba-tiba berdiri dengan wajah memerah."Oke oke. Aku pastikan kita akan berpisah Nadya. Memangnya kau pikir aku senang menjalani pernikahan denganmu? Lakukan saja apa yang mau kau lakukan. Tapi jika berita ini menyebar, apalagi sampai kampus tahu, aku pastikan kau akan menyesal." Mas Haris bicara sambil melotot dan menunjuk nunjuk wajahku dengan telunjuknya. Dia tampak terlihat sangat mengerikan saat ini."Turunkan tanganmu Haris!" Bentak Papa.Suasana semakin tegang. Mama dan Ibu mertuaku yang tadi tertawa tawa kini saling pandang dengan raut bermusuhan."Baiklah." Ibu menghela nafas panjang. "Aku anggap saja kau menyetujui perpisahan mereka Ratna. Meski

    Last Updated : 2022-06-30
  • DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU   Bab 13. Siapa yang lebih pintar?

    DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 13Rate 21+Aku menarik Intan memasuki restoran cepat saji yang berada tak jauh eskalator, merubah rencana kami ke kedai es krim yang ada di food court. Intan yang mengerti isyarat cengkraman tanganku diam saja. Setelah mengambil es krim dan kentang goreng, kami duduk di meja dekat meja kasir, sengaja agar dia melihat bahwa aku dikelilingi banyak orang. Orang seperti Mas Haris yang begitu menjaga reputasi di depan orang lain, tak akan bertindak gegabah.Setelah duduk, aku segera mengirim bukti rekaman suara itu pada Bang Rendra, pengacaraku agar dia menyimpannya, juga foto foto Mas Haris dan Jenny. Aku takut Mas Haris berusaha merebutnya dariku. Selain itu aku juga menyimpan salinannya ke ponselku yang baru, yang nomornya tidak diketahui Mas Haris. Kedua ponsel itu sama merk dan seri bahkan warnanya. Setelah mengirimkan rekaman suara itu, aku menghapusnya dari ponsel yang lama. Yang tersisa hanyalah rekaman suaraku yang sedang bernyanyi."Kirimkan jug

    Last Updated : 2022-06-30
  • DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU   Bab 14. Leta do it

    DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 14Aku memacu mobil dengan kecepatan tinggi, pulang ke rumah. Hendak mencari dimana gerangan Nadya memasang alat penyadap suara. Jika benar rekaman suara itu adalah rekaman pengakuan saat aku berselingkuh dengan Jenny, artinya dia ada di dapur. Kurang ajar. Perempuan itu mengobrak-abrik abrik rumahku rupanya. Apakah dia memasang CCTV juga?Aku memarkir mobil dengan asal di halaman rumah, lalu masuk sambil setengah berlari. Di dapur, aku kalap mencari benda, yang aku bahkan tak tahu bentuknya. Meja kompor bersih, tempat yang kukira tadinya akan dia tuju mengingat meja itu memiliki kolong yang mungkin saja dia pikir tak akan kusentuh. Lemari penyimpanan perkakas, kulkas, tempat piring, sendok, wastafel pencuci piring, mesin cuci… Argghh… tak ada! Tak ada satupun benda mencurigakan yang dapat menjadi alat penyadap. Apakah sesungguhnya Nadya hanya menipuku? Dia hanya menakut nakutiku seolah punya rekaman itu.Aku tersenyum. Ya. Benar. Sepertinya Nadya han

    Last Updated : 2022-06-30

Latest chapter

  • DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU   Bab 102 (ENDING)

    AYAHKU SEORANG PEMBUNUH 20 (ENDING)Dengan perasaan ngeri, aku melihat Surya menggenggam revolver itu, menelitinya sesaat dan tersenyum. Dengan wajah menggila, dia menciumi senjata itu. Aku memandangnya dengan benci. Ternyata, dia tak pernah berubah. Dia masih menjadi budak Sindy."Tembak mereka berdua. Farrel lebih dulu. Aku ingin menikmati saat-saat Intan menjadi gila karena kehilangan suaminya.""Kalian memang pasangan gila." Aku lalu menatap Surya, pada matanya yang kini fokus padaku."Aku tak pernah menyangka. Ku pikir penjara akhirnya akan membuatmu sadar. Permintaan maafmu itu palsu belaka. Dan kau pernah memohon padaku untuk melihat anakmu. Lihat itu!" Aku menunjuk Axel yang berada dalam bekapan tangan Anis, "Itu anakmu, Surya. Anak yang ada dalam perutku saat kau menenggelamkan aku di danau ini."Surya tampak terguncang. Matanya mengawasi Axel, yang tak lagi meronta. Dia tengah menyimak pembicaraan kami."Dia kerap bertanya, apakah benar Ayahnya seorang pembunuh? Kini, kau in

  • DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU   Bab 101

    AYAHKU SEORANG PEMBUNUH 19Mas Farrel dapat merasakan tatapanku yang membeku, terpaku pada mobil berbody besar yang tengah memasuki halaman parkir hotel. Dengan dada berdebar kencang, aku menunggu sampai mobil itu benar-benar berhenti. Lalu sepasang kaki jenjang memakai stoking hitam turun. Sepatunya mempunyai heels setinggi lima sentimeter, masih tampak luwes jika dibawa berjalan cepat. Naik ke atas, ada rok span dari kulit yang juga berwarna hitam, dipadu jaket dengan bahan dan warna sama. Aku bersiap melihat wajah Sindy disana. Tapi kemudian aku terkejut.Wanita itu bukan Sindy. Meski ada kacamata hitam besar yang menutupi hampir separuh wajahnya, aku tahu dia bukan Sindy. Wajah Sindy telah melekat dalam ingatanku bertahun-tahun lamanya. Terakhir kali aku melihatnya di depan sekolah Axel beberapa hari yang lalu, wajahnya juga tak berubah. Namun, wanita ini, meski aku tak mengenalnya, ada bagian dari dirinya yang mengingatkanku pada seseorang. Entah siapa.Wanita itu menurunkan kaca

  • DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU   Bab 100

    AYAHKU SEORANG PEMBUNUH 18Nadya memelukku erat, berusaha meredam getaran tubuhku. Dia tadi langsung naik taksi ke sekolah dan mengambil alih mobil. Kami akhirnya pulang ke rumahku. Dia lalu menyuruhku merebahkan diri di atas sofa, menyelimuti tubuhku dan meminta Bik Marni membuatkan teh hangat."Bagaimana Sindy bisa berkeliaran di luar? Dan dia tahu anak-anak ada di sekolah yang sama.""Mungkin hanya kebetulan In. Tenanglah.""Apa kau percaya kebetulan, Nad? Bukankah tak pernah ada kebetulan dalam hidup kita selama ini?"Nadya terdiam. Aku memejamkan mata. Bayangan wajah Sindy tak juga mau hilang dari benakku. Bibirnya yang tertawa lebar tanpa suara itu seakan menantangku, mengatakan bahwa penjara tak mampu membuatnya terkurung."Bagaimana kabar keluarga Salma?"Aku berusaha mengalihkan pembicaraan. Bik Marni datang membawakan dua gelas teh hangat dan sepiring bakwan yang masih panas. Aku segera meraih gelas itu, menghangatkan tanganku yang masih terasa dingin."Salma masih di Malays

  • DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU   Bab 99

    AYAHKU SEORANG PEMBUNUH (17)PoV INTANAku meletakkan tas di tas meja dengan hati kalut. Kematian Mantan Ibu mertuaku, yang tanpa sengaja kutemukan di dalam rumahnya akan menjadi babak baru. Bagaimana bisa aku masuk ke dalam rumahnya tepat saat Ibu tiada? Apa yang sebenarnya terjadi? Aku beruntung karena tak menyentuh Ibu sedikitpun, begitu pula Mas Farrel. Meski begitu menghadapi interogasi polisi ternyata sangat melelahkan. Terutama ketika fakta bahwa aku adalah korban percobaan pembunuhan yang pernah dilakukan oleh si pemilik rumah."Aku akan menelepon Om Helmi, bersiap jika kita butuh pengacara." Mas Farrel memelukku. Kami baru saja pulang dari pemakaman Ibu.Aku mengangguk, menyandarkan kepala ke sandaran sofa sambil memejamkan mata. Setelah sekian lama waktu berlalu, bukankah seharusnya semua akan baik-baik saja? Tapi kenapa aku justru seakan menghadapi hidup yang penuh misteri. Waktu empat belas tahun yang telah berlalu seakan hanya sebuah jeda, sebelum aku akhirnya tiba pada a

  • DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU   Bab 98

    AYAHKU SEORANG PEMBUNUH 16POV SURYA"Kita adalah partner paling hebat. Dulu, sekarang, kelak. Aku akan memaafkanmu karena mengabaikanku di penjara. Tapi mulai saat ini, tetaplah disini. Kita lanjutkan semua yang dulu terpaksa terjeda."Suaranya masih seperti dulu, penuh desah dan merayu. Aku menatap matanya dan seketika kenangan itu terlempar ke masa empat belas tahun silam. Di ruang pelantikan, ruangan yang tadinya akan menjadi tempat pelantikan ku, aku merangkak di kaki Intan, memohon ampun. Bukan untuk memintanya mencabut segala tuntutan karena itu tak mungkin lagi. Aku berlutut meminta maaf darinya, meski aku tahu kesalahanku tak termaafkan.Selain itu, aku telah menyadari bahwa sebulan tanpa dirinya adalah siksaan. Aku benar-benar sakit, sampai nyaris bunuh diri. Semua orang melihatku yang sangat terpukul karena kehilangan istri. Namun, yang terjadi adalah, aku tengah dihantam gelombang rasa sesal dan bersalah. Rasa yang ternyata sangat menyiksa."Aktingmu luar biasa. Kau layak

  • DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU   Bab 97

    AYAHKU SEORANG PEMBUNUH 15POV SURYAAku terbangun dengan kepala pusing seperti biasa. Terlalu banyak tidur hingga kehilangan orientasi waktu. Entah sudah berapa lama aku disini. Seminggu? Dua minggu? Sebulan? Dua bulan? Rasanya aneh sekali. Bangun, makan, lalu tidur. Bangun, makan dan tidur lagi. Ku pandangi tubuhku. Perlahan tapi pasti, tulang tulang yang kemarin hanya terbungkus kulit, kini berisi. Aku tak pernah kelaparan disini seperti saat di rumah. Jika Mbak Wulan hanya memberiku sepiring nasi ditabur garam setiap hari, disini, segala rupa makanan mewah terhidang dalam jumlah banyak. Aku bisa makan sepuasnya.Tiba-tiba saja aku teringat Ibu. Dadaku langsung berdebar kencang. Ada rasa yang ngelangut disini, sebuah rasa yang tak nyaman. Wajah tua itu membayang, berkerut dan nyaris lupa cara tersenyum. Setelah aku menghancurkan keluarga karena ulahku sendiri, Ibu pasti sangat menderita. Kini, di usianya yang melewati tujuh puluh tahun, Ibu tampak sepuluh tahun lebih tua. Bungkuk,

  • DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU   Bab 96

    AYAHKU SEORANG PEMBUNUH (14)PoV INTANAxel turun dari mobil sambil memandang rumah Surya dengan alis mengerut. Dia yang selama ini hidup berkecukupan, sepertinya merasa heran ada rumah yang tampak demikan menyedihkan. Untung saja, halamannya tidak berupa semak belukar lagi.Tanpa berkata-kata, aku menggandeng tangannya menuju pintu. Mas Farrel menyusul di belakang sambil menjunjung kantong berisi kotak kue. Dalam hati, aku bertanya tanya, adalah yang seperti kami? Aku adalah korban percobaan pembunuhan mantan suamiku sendiri. Dan kini aku justru kerap menyambangi keluarganya karena satu alasan : demi Axel."Mama. Berhenti. Aku nggak mau masuk."Suara Axel membuat langkahku terhenti seketika. Kutatap wajah tampan jagoanku. Matanya terpaku pada daun pintu kayu yang lapuk dimakan rayap. Rumah sunyi, tapi aku tahu Ibu ada di dalam, mungkin tengah merenungi hari yang suram usai anak kesayangannya divonis hukuman penjara demikian lama. Terlalu sering menangis membuat penglihatannya kabur.

  • DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU   Bab 95

    AYAHKU SEORANG PEMBUNUH 13"Apa maksud Mbak Wulan? Aku hanya bertemu Surya satu kali, di sini, tiga hari yang lalu."Mbak Wulan menyipitkan matanya. "Kau kesini?"Aku mengangguk dengan canggung. "Hanya ingin memastikan bahwa dia tak akan menemui anakku sebelum mendapat izin dariku."Mbak Wulan menatapku curiga."Dan apa yang kau katakan hingga dia pergi? Dia bilang pada Ibu, seorang wanita menawarinya pekerjaan dengan gaji besar. Aku pikir itu kau."Aku menggeleng."Aku sama sekali tidak melakukan itu Mbak."Mbak Wulan lalu duduk dengan wajah sedih di bangku bambu yang ada di teras."Harusnya dia tidak seenaknya pergi. Aku toh ikhlas memberinya makan walau hanya sepiring nasi setiap hari, tanpa lauk."Suaranya membuatku terenyuh. Aku memang gampang iba. Mas Farrel menarikku keluar. Dikeluarkannya beberapa lembar uang seratus ribuan dan diberikannya padaku."Sayang, Berikan pada mertuamu. Kasihan dia."Aku mengangguk tanpa kata-kata dan berjalan melewati Mbak Wulan di teras. Masuk ke d

  • DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU   Bab 94

    AYAHKU SEORANG PEMBUNUH (12)PoV INTANAku berdiri di depan rumah, bolak balik mengecek jalan raya, menunggu mobil antar jemput sekolah. Farin sudah pulang sejak tadi. Sementara Axel, seharusnya dia sudah tiba sejak setengah jam yang lalu. Sopir mobil jemputan tidak bisa kuhubungi, mungkin sengaja tidak mengangkat telepon agar konsentrasi pada stir. Tepat pukul tiga lebih tiga puluh, bersamaan dengan adzan ashar berkumandang dari masjid komplek, sosoknya muncul dari ujung jalan. Axel pulang berjalan kaki! Dia melangkah sambil menundukan kepala, sementara kakinya bergantian menyepaki kerikil, daun daun kering, dan apa saja yang bisa dia raih dengan kakinya. Dikuasai rasa terkejut, sejenak aku tak mampu melakukan apa-apa. Hingga kemudian aku turun dari teras rumah dan berlari menyongsongnya."Axel, kok jalan kaki? Katanya naik jemputan."Axel langsung meraih tanganku dan menciumnya sebelum melangkah masuk."Axel kok nggak jawab Mama?"Axel berbalik, dan aku terkejut mendapati sinar mat

DMCA.com Protection Status