Home / CEO / Crazy Woman / 71 : Ibu

Share

71 : Ibu

Author: Riani Mochi
last update Last Updated: 2022-01-11 08:47:00

Beberapa tahun silam.

“Bu,” panggil Ria setibanya ia di rumah. Melihat tidak ada aktivitas satupun dari pintu depan, ia berjalan menuju halaman belakang. Barangkali sang ibu ada di sana. 

“Ampun, Nyonya.” Terdengar suara seorang wanita meminta ampun. Ria bergegas menghampiri tempat tersebut. 

Ria tersentak melihat kejadian di hadapannya. Ia tidak berani menampakkan diri. Memilih bersembunyi di balik pintu menuju halaman belakang.

“Kenapa kamu membangkang, Emi?” tanya Lidya-ibunya Ria dengan amarah yang tertahan. 

“Saya tidak bermaksud, Nyonya,” balas Emi dengan raut kesakitan yang tergambar jelas di wajahnya. 

“Lalu maksud kamu apa? Ingin menggantikan posisi saya sebagai Nyonya Besar di rumah ini? Iya?” Lidya menarik rambu Emi hingga kepala wanita tersebut mendongak ke atas. 

Emi hanya mampu menggelengkan kepala. Tarikan di rambutnya sangat menyakitkan. 

“Jawab!” bentak Lidya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Crazy Woman   72 : Ke New York

    "Jul, are you okay?" Pandangan Januar tak pernah lepas dari Julio yang tampak tidak seperti biasanya.Julio memandang kosong ke arah depan. Tidak menanggapi pertanyaan Januar."Jul!" sentak Januar yang membawa kembali kesadaran Julio saat ini."Mau dipending saja konsernya? Kalian gak bisa naik ke panggung kalau dalam keadaan kacau begini," kata Januar dengan tegas. Ia mendapati Julio, Jimmy dan Tian seperti tak ada semangat hidup. Mereka hanya melamun dan tidak menanggapi obrolan GMC lainnya."Nggak mungkin, Wings sudah beli tiket untuk hari ini dan nggak bisa diundur begitu saja." Samuel menanggapi perkataan Januar yang terdengar tidak masuk akal."Coba sini cerita, kalian ada masalah apa? Jangan dipendam sendiri," kata Septa mencoba menghangatkan suasana di antara mereka."Jul, lo yang paling chaos sih. Mau cerita berdua dengan salah satu kita saja?" Samuel menawarkan opsi tersebut karena permasalahan y

    Last Updated : 2022-01-13
  • Crazy Woman   73 : Berdamai

    "Ck. Lama." Ria menghentakkan kakinya ke lantai dalam posisi duduk di sofa. Ia tidak mendengar satu suara pun dari lelaki di hadapannya."Hitung sampai tiga. Kalau gak bicara juga, gue tinggal," ucap Ria memberi peringatan. Yang benar saja, sudah mengganggu waktunya dengan berkunjung tanpa memberi kabar. Tiba di hadapannya justru tidak bersuara."Satu, dua, ti-""Gue minta maaf," ujar Julio dengan gurat ketakutan."Apa? Gue gak salah dengar?" Ria mengkonfirmasi perkataan yang didengar barusan, barangkali telinganya bermasalah atau bagaimana."Gue datang ke sini mau minta maaf," ujar Julio sekali lagi mempertegas kalimat sebelumnya."Kepentok apaan lo tiba-tiba minta maaf begini?" tanya Ria dengan skeptis. Terakhir kali pertemuannya dengan Julio bahkan lelaki tersebut masih keras kepala menyalahkan tindakan ibunya dan dilimpahkan kemarahan tersebut pada Ria."Gue serius, Ri.""Gue

    Last Updated : 2022-01-15
  • Crazy Woman   74 : Ruang Makan

    “Mercedes atau Toyota yang ready?” tanya Ria pada seseorang di ujung sana.“Dua-duanya ready, Nona. Mau mobil jenis apa?” tanya Fikri yang sedang berada di showroom mobil atas perintah Ria.“MPV dong. Saya kurang nyaman pakai SUV,” timpal Ria dengan wajah merengut. Mengingat beberapa hari dia di US menggunakan mobil SUV.“Baik, Nona.”“Lexus gak ada?” tanya Ria kembali begitu mengingat mobilnya di Jakarta yang cukup nyaman.“Lexus tidak beredar di sini, Nona,” jawab Fikri setelah menanyakan pada petugas dealer.“Ok, Toyota saja gak masalah,” putus Ria. Merk apapun yang penting MPV atau biasa disebut minivan.“Toyota Sienna mau?” tanya Fikri menawarkan setelah menemukan mobil yang sekiranya disukai sang nona.“Muat berapa orang?”“8 orang sama supir.”“Yaudah am

    Last Updated : 2022-01-17
  • Crazy Woman   75 : Bergaduh

    "Wah, pantai!" ucap Tian senang dan berlari menuju bibir pantai. Terik matahari tak menyurutkan semangatnya. "Jangan jauh-jauh Yan! Nanti tenggelam, susah," teriak Ria begitu melihat lelaki tersebut sudah menyeburkan dirinya ke air. Tian memberikan tanda 'ok' melalui jarinya. Samuel dan Julio menggelengkan kepala melihat betapa antusiasnya Tian ketika bertemu pantai. "Ikutan sana, temenin Tian," pinta Ria pada mereka berdua yang masih setia berdiri di sampingnya. Julio ikut bergabung dengan Tian menikmati air di pantai yang terlihat sangat menyegarkan. Mereka bermain air layaknya anak kecil yang bertemu wahana permainan. Ria dan Samuel berjalan menuju kursi lonjer yang tersedia. Entah para p

    Last Updated : 2022-01-18
  • Crazy Woman   76 : Bukan Tandingan

    "Boo, Bang Randy sekarang ada dimana?" tanya Tian memecah keheningan di antara mereka.Ria yang sudah *tipsy tidak begitu mendengar perkataan Tian. "Apa, Yan?" tanya Ria memastikan. (*agak mabuk)"Bang Randy dimana sekarang?"Ria memejamkan matanya, berpikir keras. "Iya juga. Dimana dia ya?"Tian menepuk jidatnya mendapati pertanyaan dari Ria. "Coba lihat ke belakang. Di pojok dekat counter minuman," kata Tian dan langsung diikuti oleh gerakan kepala Ria yang sudah memperhatikan keadaan di belakangnya.Ria menyipitkan kedua matanya berusaha memfokuskan pandangannya yang mulai kabur. Tanpa diduga, Ria bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri tempat yang katanya Tian terdapat sosok Randy."Eh, ngapain dia? Ikuti sana, Yan! Pengalaman gue sih biasanya orang mabuk bertindak impulsif," suruh Julio yang langsung diikuti oleh Tian.Ria tiba di depan meja yang diduga terdapat sosok Randy. Ia terkejut, bukan

    Last Updated : 2022-01-20
  • Crazy Woman   77 : Khawatir

    "Reno!" teriak Ria dari tangga.Reno tidak menghiraukan panggilan tersebut dan melanjutkan langkahnya."Ren!""Apa tadi? Lo panggil gue apa?" tanya Reno dengan nada kesal yang tergambar jelas."Sorry. Bang Ren," ralat Ria yang tak mendapat respon apapun."Please, jangan sentuh dia," ujar Ria memelas.Setelah memberikan ultimatum kepada Samuel untuk tidak mencampuri urusannya, Ria ikut pulang kedua Kakaknya ke California. Atas suruhan Antara tentu saja. Reno dan Randy datang ke New York karena ada urusan di Adiwira Group. Ria mau tidak mau mengikuti perintah tersebut, karena ia tidak berani melawan Reno.GMC langsung kembali ke LA tanpa didampingi oleh Ria. Segala keperluan mereka diurus oleh staf dan pengawal yang ikut juga ke New York. Ria tidak begitu mengkhawatirkan kondisi GMC karena fokusnya adalah meminta Reno untuk tidak melakukan apapun.Sudah dua hari ia berada di kediaman Anta

    Last Updated : 2022-01-22
  • Crazy Woman   78 : Maaf

    "Boo," panggil Tian dari arah pintu masuk backstage GMC. (Read : Bhuu, bukan bu Ibu)Ria membalikkan tubuh, menghadap sepenuhnya ke arah GMC yang berdatangan dalam posisi berbaris. Pandangan Ria langsung terfokus pada seseorang yang menjadi alasannya mengendarai mobil seperti orang kesetanan dari California menuju LA."Thank God, you save him," ucap Ria penuh syukur pada Tuhan. Ia tidak melihat luka sedikitpun di tubuh Samuel dan lelaki tersebut tampak baik-baik saja."Kenapa, Boo?" tanya Tian yang sudah berdiri di hadapannya, menutupi pandangan Ria ke arah yang lain.Mata Ria langsung berkaca begitu melihat pandangan teduh dari lelaki di hadapannya. Tanpa pikir panjang, Ria menubrukkan tubuhnya pada dada bidang Tian yang tengah mengenakan sweater coklat dengan wangi khas."Takut," ungkap Ria tidak begitu jelas karena wajahnya yang terbenam sepenuhnya di dada Tian."Takut kenapa?""Kamu ninggalin ak

    Last Updated : 2022-01-23
  • Crazy Woman   79 : Diracun

    "Mar, Nona ada sama kamu?" tanya Fikri melalui sambungan telepon."Ada," balas Mario dengan keras."Dimana sih? Berisik banget." Fikri heran dengan suasana riuh yang terdengar."Konser GMC." Jawaban dari Mario langsung membuat Fikri membelalakan mata."Lo gila? Jangan bawa Nona ke tempat ramai!" ucap Fikri keras. Ia mulai gusar, sang nona akan terganggu."Nona sendiri yang mau."Menghela nafas sambil berpikir keras. Apa yang harus ia lakukan. "Okay, gue on the way ke sana. Lo berdiri tepat di samping Nona, please.""Iya." Sambungan mereka berakhir.

    Last Updated : 2022-01-25

Latest chapter

  • Crazy Woman   Salam!

    Hai! Sudah sampai kita di penghujung kisah mereka. Terima kasih kepada pembaca yang senantiasa bersedia menunggu cerita ini usai. Maaf jika terdapat plothole dan beberapa kesalahan lainnya. Terutama tidak sesuai ekspektasinya. Maaf jika selama membaca, dari kalian ada yang tertriggered karena gangguan jiwa yang dialami tokoh utama. Saya ingin memberitahu bahwa cerita ini merupakan series alias tidak hanya cerita tentang mereka berdua. Kisah mereka tidak berakhir begitu saja. Akan ada cerita selanjutnya yang mungkin terdapat tokoh pada cerita ini alias Ria dan Tian. Mungkin kisah mereka akan berlanjut di cerita lainnya. Nantikan kisah selanjutnya dari series ini, ya! See you.

  • Crazy Woman   121 : Last but not least

    Surat ini ditujukan untuk semua anggota keluarga yang sangat aku cintai.Terlihat jadul banget, ya? Masih pakai surat kertas tulis tangan seperti ini, hehe. Pertama-tama aku mau minta maaf dulu sebelum dapat penghakiman dari kalian. Maaf harus mengacaukan kebahagiaan yang sedang menyapa keluarga kita. Maaf untuk kesekian kalinya karena aku bertindak egois.Aku butuh jarak dari ini semua. Aku bener-bener belum bisa menerima keadaan dan status aku yang baru. Maaf karena lagi-lagi aku bertindak egois tanpa memikirkan perasaan Papah dan Kakek yang ingin sekali mengumbar kedekatan dengan Ananta tanpa takut statusnya akan terungkap.Aku butuh berpikir jernih untuk bisa melanjutkan hidupku yang terlanjur berantakan. Bukan karena Ananta yang terungkap ke publik, kok. Memang sudah berantakan dari awal. Banyak yang harus aku luruskan dengan diriku sendiri.Ditambah aku baru aja putus. Sedih, kan? Aku mendapat figur keluarga yan

  • Crazy Woman   120 : Ulang Tahun Wira

    Entah terlalu lelah atau terlalu malas, Ria langsung tergeletak begitu saja di tengah-tengah ruangan depan. Ia melempar tas sembarang dan merebahkan tubuhnya di lantai. Lantainya bersih tentu saja. Untuk apa Antara mempekerjakan sebanyak itu pembantu rumah tangga jika rumahnya masih saja kotor.Ria masih setengah terkejut mendapati keputusan Tian yang memilih untuk berpisah. Meskipun lelaki tersebut tidak gamblang menyatakannya, namun Ria paham arti dari semua tindakan Tian hari ini. Hal tersebut cukup membuktikan bahwa semuanya telah usai.Ria masih belum menerima alasan dari lelaki tersebut untuk mengakhiri hubungan mereka. Sungguh, Ria masih tidak mengerti sudut pandang Tian. Ia bahkan tidak tahu hal yang membuat Tian merasa begitu tersakiti. Seolah dirinya berselingkuh dari lelaki tersebut.Ria menyipitkan matanya begitu berbagai spekulasi hadir di benaknya. Semakin dipikirkan, semakin sakit kepalanya. Namun ia tidak bisa menerima begitu sa

  • Crazy Woman   119 : Kandas

    “Firasatku berkata tuk jauh darimu, lalu kutemui kamu. Tak ku sangka kamu ada di depanku, bermain cinta.” Penggalan lirik lagu dari Geisha membawa Ria tiba di ruang sidang yang akan membacakan putusan terkait kasus penganiayaan dirinya tempo lalu.Ruang sidang terasa ramai karena banyak orang yang menyaksikan mengingat Lita salah satu artis tanah air yang sedang naik daun. Kasihan jika dilihat, baru merintis karir dan mulai merasakan ketenarannya, tapi semuanya harus hilang dalam sekejap mata akibat emosi semata.Berbagai pemberitaan di luar sana semakin menggila terkait kasus yang menimpa Ria, Lita dan sepupunya Tian. Nama Tian juga ikut terseret dalam kasus tersebut, apalagi kalau bukan untuk menaikkan engagement pemilik portal berita online. Ria tidak ingin hal ini merembet pada kehidupan orang lain sebenarnya, namun media dengan segala kontennya.Nama Ria juga tak luput dari pemberitaan terlebih setelah pengakuan langsung dari p

  • Crazy Woman   118 : Tian Sakit Hati

    “Lo udah tahu kalau lo kembali viral? Namun dengan pemberitaan yang berbeda,” kata Jimmy memulai percakapannya dengan Ria.Beberapa menit yang lalu, Antara dan Wira meninggalkan ruangan dengan alasan ingin mencari angin. Padahal mereka ingin memberi ruang untuk Ria dan kawannya berbincang. Antara dan Wira senang bisa berinteraksi dengan kawan Ria tanpa perlu takut status Ria terungkap. Mereka harus menunggu 33 tahun lebih sesuai dengan umur Reno, anak tertua untuk bisa mengakui keturunan mereka dengan bangga.Ria menggeleng, kemudian mengangguk. Ia sendiri tidak yakin dengan jawabannya.“Ketika kasus penganiayaan yang menimpa diri lo terkuak ke publik, bersamaan dengan tersangka yang namanya juga diungkap. Besok paginya, Papah lo bikin konferensi pers di depan puluhan wartawan dan mengatakan bahwa putrinya yang menjadi korban dalam kasus tersebut.”“Pelan-pelan. Gue tahu lo biangnya gosip, tapi gue mas

  • Crazy Woman   117 : Terungkapnya Ananta

    “Ria!” panggil Antara dengan keras begitu mendapati wajah putrinya penuh darah dan lebam di berbagai sisi. Ia bahkan sempat tidak mengenali jika tidak menangkap anting yang dikenakan putrinya yang tidak dimiliki oleh siapapun.Antara berlari menerobos pengawal yang sudah mengepung para pelaku. Tangan Antara gemetar tatkala akan menyentuh pipi Ria. Ikatan tali di tangan dan kaki Ria sudah dilepas, meninggalkan bekas yang sampai terlihat dagingnya. “Ambulan sebentar lagi tiba, Tuan. Kita tidak berani memindahkan Nona, takut semakin memperparah kondisinya,” ungkap salah seorang pengawal, takut Antara salah paham karena mereka yang tidak segera membawa Ria ke rumah sakit.“Pakai helikopter agar cepat sampai.”“Baik, Tuan.”Antara meletakkan tangannya di dada kiri Ria tempat jantung berada. Ia ingin memastikan sendiri bahwa jantung putrinya masih berdetak. Entah apa yang akan terjadi jika

  • Crazy Woman   116 : Penganiayaan

    "Gue minta sama lo untuk nggak perlu membela kita di hadapan siapapun," kata Januar dengan tegas. Mereka sedang berkumpul di ruangan yang berisi sofa mengelilingi sebuah meja.Ruangan yang digunakan GMC untuk diskusi sebelumnya, bersebelahan tepat dengan ruangan Ria dan Reno bertengkar. Mereka bukan adu argumen, lebih ke arah Ria yang menghakimi Reno.Semua pertengkaran mereka terdengar jelas oleh GMC. Bahkan mereka menemukan fakta baru bahwa direktur di hadapan mereka saat ini sebelumnya merupakan CEO di Adiwira Holding Inc. Siapa yang tidak mengenal Adiwira? Banyak, karena saking banyaknya produk yang mereka hasilkan. Sehingga orang-orang tidak peduli di bawah naungan perusahaan mana produk tersebut berasal.GMC jadi merasa tidak enak karena membuat kakak beradik tersebut bertengkar. Ria dengan niat baiknya untuk menyampaikan keresahan GMC, namun caranya yang salah. Ia malah terfokus untuk menghakimi Reno, bukannya berdiskusi menemukan solusi

  • Crazy Woman   115 : Penolakan

    "Semuanya setuju dengan konsep shooting kali ini?" tanya Januar pada GMC yang lain di ruang studio latihan mereka.Tidak ada yang berani menjawab. "It's fine, guys. Sampaikan saja kalau keberatan. Kita punya hak bersuara dan gue sebagai leader yang akan menyampaikan ke atasan." Januar meyakinkan mereka semua untuk tidak perlu menahan pendapat."Gue nggak suka konsepnya. Konten yang kita jual di platform stars punya kualitas seperti siaran TV dengan kamera profesional. Kalau kita sekadar ngevlog dengan kamera biasa atau bahkan ponsel, nggak layak dijual pada platform tersebut. Upload aja di youtube, dapat adsense yang banyak juga mengingat masa Wings yang sangat banyak," ujar Samuel memecah keheningan di antara mereka."Setuju. Wings beli konten premium kita nggak murah, loh. Dan kita harus menampilkan kualitas terbaik yang bisa kita kasih ke mereka. Tahu, sih. Niatnya untuk memberi ruang gerak kita lebih leluasa dan di sisi lain memangkas biaya

  • Crazy Woman   114 : Hari Bersamanya

    “Boo, Pak Reno itu-”“Abang aku. Waktu itu kamu pernah ketemu di LA,” jawab Ria sebelum Tian menyelesaikan perkataannya.“Terus, waktu kalian ke Monokrom, kenapa dia bilangnya orang yang lagi dekat sama kamu?” tanya Tian begitu teringat dirinya yang cemburu dengan Reno.“Nggak salah, kan? Dia Abang aku. Dan kita emang lagi coba mendekatkan diri.”Tian menganggukan kepalanya pertanda setuju. Tidak ada yang salah, sih. Dirinya saja yang cemburu tidak jelas.“Pintu tempat kamu keluar tadi, isinya ruangan apa? Atau itu penghubung ke rumah selanjutnya?”“Ruangan yang lebih private yang tidak boleh dimasuki selain keluarga,” jawab Ria menegaskan bahwa batas orang luar berkunjung hanya sekitar ruang depan dan dibatasi oleh pintu tersebut. Bahkan pintunya tidak memiliki jendela, dan tidak akan bisa terlihat suasana di dalam sana.&ldquo

DMCA.com Protection Status