Share

Bab 0415

Penulis: Jus Strawberi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-14 18:00:00
Setelah makan malam, Yara masih merasa khawatir, jadi dia mengeluarkan makanannya lagi.

Tak disangka, sesampainya di bawah, dia melihat Amel berdiri di balik pintu terali sambil memandang keluar dengan penuh cemas.

"Amel?" Yara berjongkok di ambang pintu. "Ayahmu keluar lagi?"

"Ssst! Pelan-pelan!" Gadis kecil itu menutup mulutnya dengan jari-jari mungilnya. "Ayah sedang tidur, jangan bangunkan dia."

Yara mengangguk dan bertanya dengan lembut, "Kamu sudah makan malam?"

Amel melihat sekilas ke arah makanan di tangan Yara dan menggeleng. "Nggak. Ayah capek, jadi nggak masak makan malam."

Yara pun mengerti bahwa Berlina benar. Pria itu telah memakan makanan yang baru saja dia antarkan.

Dia benar-benar kehabisan kata-kata. Bagaimana bisa ada ayah seperti itu?

Amel masih sangat kecil, kenapa ibunya juga tidak peduli padanya?

Dengan hati-hati, dia membuka bungkusan yang dia bawa dan menyerahkan roti dan susu itu melalui pintu terali. "Ayo makan, pelan-pelan saja."

"Terima kasih, Bibi." Amel s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Arkan Islami
hmmm... saya tau, sebenernya si melani kabur dl itu, karna hamil, pinter dia ya, si yara yg jadi tumbal nya
goodnovel comment avatar
Dasilva Onna
Amel anak nya Melani ...
goodnovel comment avatar
Endar Wati
Allah thor, semoga Yara dan anak dalam kandungan baik2 saja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0416

    "Ya, baru pindah tadi, tapi nggak akan lama." Yara menarik sudut mulutnya.Pria itu mengambil satu set kunci dari meja kopi di sebelahnya dan melemparkannya. "Tolong bantu aku menjaganya kalau kamu mau."Yara menangkap kuncinya dan menatap pria itu dengan agak terkejut."Kalau nggak mau, taruh saja kuncinya dan keluar sekarang juga." Nada suara pria itu sangat keras.Yara ragu-ragu sejenak, tapi tidak meletakkan kuncinya. "Oke, tapi aku juga harus pergi kerja di siang hari. Jadi kalau kamu nggak di sini malam-malam, aku akan minta Amel pergi ke rumahku.""Terserah." Lelaki itu memejamkan matanya lagi.Yara mengingatkannya lagi sebelum pergi. "Aku cuma tiga bulan di sini. Setelah itu, kamu harus pikirkan lagi sendiri."Pria itu tertawa kecil. "Mungkin kami juga pindah nggak sampai tiga bulan."Yara mengucapkan selamat tinggal pada Amel dan naik ke lantai atas.Dia segera memberi tahu Berlina tentang hal itu dan berkata dengan wajah meminta maaf, "Maaf, aku mengambil keputusan tanpa seiz

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0417

    Keesokan paginya, Yara terbangun dan mendengar suara Berlina bicara lewat telepon di ruang tamu."Ibu, jangan khawatir, aku sedang memikirkan cara. Aku akan mengumpulkan cukup uang untuk operasi secepatnya." Berlina terdengar cemas. Ketika melihat Yara keluar, dia menutup telepon. "Oke, kita sambung lagi nanti."Yara berpikir sejenak, lalu bertanya, "Keluargamu ada yang perlu operasi?""Iya." Mata Berlina sedikit memerah, dia mencoba tersenyum dengan enggan. "Aku sudah membuatkan sarapan, kamu mandi dulu sana, lalu makan.""Terima kasih." Yara pergi mandi sebentar.Meski sederhana, sarapan di atas meja itu sangat nikmat. Namun, Berlina jelas tidak bisa makan."Masih butuh berapa lagi untuk biaya operasi?" Yara berinisiatif untuk bertanya. Meski baru kenal beberapa hari, dia merasakan kedekatan yang kuat dengan Berlina dan ingin membantu.Berlina buru-buru menggelengkan kepalanya. "Nggak banyak, aku bisa mengatasinya sendiri, terima kasih.""Nggak apa-apa, aku punya beberapa puluh juta

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0418

    "Bibi, Amel nggak sakit kok." Si kecil ini terlalu baik.Yara menarik napas dan menahan air matanya. "Amel, apa ... ayahmu yang memukulmu?"Amel ragu-ragu sejenak, lalu mengangguk dan segera menjelaskan, "Ayah kadang kangen Ibu. Kalau sudah minum alkohol, Ayah .... Tapi Amel nggak menyalahkan Ayah."Yara tidak dapat menahan air matanya. Anak kecil di depannya ini terlalu baik dan malang.Namun, dia hanya orang luar. Dia tidak bisa berbuat apa-apa.Sambil membantu Amel mandi, dia bertanya, "Amel, kamu masih ingat ibumu?"Mungkin ibu anak itu tidak punya pilihan dan harus pergi. Mungkin ibunya ini adalah satu-satunya harapan bagi Amel.Amel menggeleng. Ibunya sudah pergi selama yang dia ingat.Yara tidak menyerah. "Ibumu nggak meninggalkan nomor telepon atau kontak apa-apa?"Amel menggeleng lagi.Rasanya aneh sekali. Apakah ibu ini benar-benar menelantarkan Amel dengan begitu kejamnya?Yara bertanya lagi, "Kalau Ayah? Dia pernah bicara tentang Ibu? Seperti apa wajahnya? Atau yang lainnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0419

    Melanie buru-buru menutup telepon.Dia tak menyangka akan bertemu dengan Nando secepat ini setelah kembali ke Meria.Dia mengira ... setelah Silvia meninggal, Yudha tidak akan pernah tahu. Namun, sekarang dia bertemu Nando lagi.Apa yang harus dilakukan?Dia dapat mendengar betapa benci Nando padanya. Dia takut."Melly?" Suara Yudha tersengar dari belakangnya. "Kamu kenapa? Kenapa wajahmu pucat?""Nggak apa-apa, mungkin aku masih jet lag, perlu istirahat lebih lama lagi." Melanie mematikan ponselnya dan menyimpannya."Kamu sebenarnya nggak perlu ikut aku ke kantor. Temui teman-temanmu dulu, istirahat di hotel kalau capek." Yudha juga tidak terlalu ingin berada di dekat Melanie."Aku ingin menemanimu." Melanie memegang lengan Yudha dan berkata manja, "Jangan khawatir, aku pasti istirahat kalau memang capek."Keduanya memasuki kantor bersama-sama. Yudha melakukan pekerjaannya, sementara Melanie membaca majalah di sebelahnya.Selang beberapa saat, seorang sekretaris mengetuk pintu."Ada a

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0420

    "Nggak, nggak ...." Melanie meronta mati-matian, tapi dia bukan tandingan bagi Nando dan hampir mati kehabisan napas."Melanie, aku selalu pintar selama lebih dari 20 tahun. Bagaimana bisa aku dibodohi oleh perempuan sialan sepertimu?" Nando menghadap Melanie, mereka berdua sangat dekat. "Melanie, kamu lebih keji daripada binatang buas. Kamu ingin aku mati? Bagaimana dengan putrimu?"Matanya diwarnai semburat merah, melotot penuh kebencian, sedikit menakutkan. "Harimau saja nggak akan makan anaknya sendiri. Tapi kamu ingin membunuh putrimu sendiri!"Lalu dia menghempas Melanie ke tanah."Uhuk, uhuk ...." Melanie terbatuk-batuk sambil terengah-engah.Dia tahu bahwa Nando tidak dapat bergerak sedikit pun di sini tanpa dokumen identitas. Apalagi dibebani putrinya, semakin tidak mungkin dia bisa pergi dari sini.Dia mengira mereka sudah lama mati.Putrinya?Itu bukan putrinya, tetapi noda dalam hidupnya. Kesalahan terburuk yang tidak seharusnya dia lakukan.Namun ternyata, Nando tidak berp

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0421

    "Namanya Amel Gunawan?" Melanie bertanya dengan gembira. "Namanya cantik. Dia pasti akan menjadi anak cantik setelah dewasa."Nando agak tersipu, tapi tidak membenarkan Melanie."Kak Nando, saat aku pergi, aku juga berniat ingin kembali. Tapi siapa sangka begitu aku pulang ..." Melanie mendesah panjang. "Kamu juga tahu kekuatan keluarga Lastana. Sekali masuk, aku nggak bisa keluar sama sekali."Nando menggertakkan giginya. "Lalu kenapa kamu pergi tanpa pamit? Kenapa kamu bahkan mengambil dokumen milikku?""Kak Nando, waktu aku melahirkan Amel, aku sebenarnya sangat takut. Aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan di masa depan. Aku ingin pulang ke rumah, tapi aku nggak berani mengatakannya padamu." Melanie mulai menangis lagi. "Aku takut kamu bersikeras ingin pulang bersamaku. Kalau kamu pulang dan keluarga Lastana tahu tentang kita, kamu dan Amel nggak mungkin bisa selamat."Wajah Nando berubah dingin. "Keluarga Lastana sialan. Mereka pikir bisa melakukan apa pun hanya karena punya ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0422

    Nando ragu-ragu sejenak, lalu melepaskan tangannya.Melanie pergi membeli topi baseball dan kondom. Dia tidak akan membiarkan kesalahan yang sama terulang lagi.Saat dia masuk kembali ke hotel dan naik ke lantai atas, tepat saat Nando keluar dari kamar mandi.Pria itu jelas telah melalui banyak hal dalam dua tahun terakhir ini. Bahkan setelah mandi, dia benar-benar telah berubah. Benar-benar kehilangan semangat yang dulu. Sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Yudha.Melanie sempat menyesalinya sesaat.Namun, mana mungkin Nando memberinya kesempatan untuk menyesal? Dia segera membuang handuknya dan menerjang maju, melucuti pakaian Melanie tanpa tunggu lama.Mereka berdua berciuman dengan penuh gairah dan menuju tempat tidur. Saat Melanie melepas pakaiannya, dia melihat seprai yang menguning dan spontan merasa mual."Tunggu!" Dia mendorong Nando. "Kenapa ranjang ini kotor sekali?"Nando terengah-engah menggigit leher Melanie. Memanfaatkan celah itu, dia mencibir, "Kenapa? Kamu masih

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0423

    Di dalam, Yara pergi tidur lebih awal karena ada Amel.Si kecil itu sangat baik. Dia berbaring dengan patuh, bahkan tidak berani bergerak.Yara tersenyum. "Amel biasanya tidur cepat?""Entahlah." Amel berkedip. "Aku akan menunggu sampai ayah pulang, tapi kadang ... aku tertidur sambil menunggu."Dia bertanya pada Yara dengan serius, "Kalau tidur sekarang berarti cepat ya?"Yara membelai kepala si kecil. "Nggak apa-apa. Amel nggak takut kalau malam-malam sendirian nggak ada Ayah?""Sedikit." Suara si kecil terdengar lembut. "Tetangga Sangat baik pada Amel, nggak ada yang jahat, tapi Amel kadang mimpi buruk."Anak yang malang."Kalau begitu, nanti kalau Ayah nggak ada di rumah, Amel tidur di rumah Bibi saja, ya?" Yara menawarkan dengan suara hangat."Nggak apa-apa?" Anak itu jelas senang."Tentu saja, Bibi suka sekali dengan Amel." Yara sangat menyukai si kecil ini dan mencubit hidungnya dengan lembut.Amel tertawa dan menatap perut Yara lagi penuh penasaran, "Bibi, di dalam perut bibi a

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16

Bab terbaru

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status