Share

Bab 0121

Penulis: Jus Strawberi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-14 18:00:00
Semua orang menengok.

Ekspresi di wajah Yara sedikit berubah. Dia tidak menyangka Silvia akan datang.

Logikanya, Silvia tidak akan diundang ke acara seperti ini. Kecuali ... dia datang sebagai ibu mertua Yudha.

Benar saja, Agnes maju menyambutnya.

"Bu Silvia, Ibu mertua Yudha, selamat datang!"

Jika Yara tidak salah ingat, ini pertama kalinya Agnes menyebut Silvia seperti itu.

"Bu Agnes, lama nggak ketemu." Silvia tampak penuh rasa terima kasih.

Yara tidak tahu trik apa yang coba dimainkan Silvia dengan kemunculannya sekarang. Dia menatap Melanie dan melihat senyuman tipis di bibir Melanie.

Setelah Silvia menyapa Agnes, dia menoleh ke arah Kakek.

"Pak Susilo, saya nggak bisa menerima uang 1 triliun ini, tolong ambil kembali."

Kakek Susilo mengerutkan keningnya. "Uang ini bukan untukmu."

Tanpa diduga, Silvia justru berlutut di depan semua orang. "Pak Susilo, Bu Agnes, kejadian tahun itu karena kesalahan saya dan Rara. Saya minta maaf kepada keluarga kalian."

Seluruh ruangan menjadi gempa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0122

    Matanya berangsur-angsur semakin dingin. "Silvia Damara!"Begitu membuka mulut, dia memanggil Silvia dengan namanya secara langsung."Mau bikin masalah apa lagi kamu?"Silvia merasa tidak enak. Mungkinkah Yara berani putus hubungan dengannya di depan banyak orang?Yara sudah tidak takut malu?"Bukan aku yang membuat masalah, tapi kamu, yang seharusnya ibuku."Yara tersenyum pahit. Suaranya sedikit lebih keras."Entah itu kejadian tahun lalu atau hari ini, wanita yang mengatasnamakan dirinya ibuku ini nggak pernah menanyakan keinginanku.""Setahun yang lalu, dan bahkan sejak dulu, aku menanggungnya dengan lapang dada karena dia adalah ibuku.""Tapi sekarang aku sadar, nggak ada ibu yang akan menyakiti anaknya seperti ini. Jadi ....""Hari ini, dengan kesaksian Kakek Susilo, semua orang dari keluarga Lastana, dan semua orang yang hadir. Aku, Yara Lubis, dan Silvia Damara, telah memutuskan hubungan antara ibu dan anak."Bisikan-bisikan terus terdengar. Tidak ada yang mengira akan terjadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0123

    "Kakek." Yudha jelas tidak ingin menjelas. "Aku sudah memutuskan untuk masalah ini, jadi jangan bertanya lagi."Ekspresi Kakek Susilo berubah. "Ya sudah, aku nggak akan tanya lagi."Perlahan dia merebahkan tubuhnya, memunggungi Yudha. "Kalian pergilah, pindah dari rumah ini besok.""Kakek ....""Pergi!"Yudha hanya bisa keluar dulu dan kembali ke kamarnya.Setelah Yara mandi, dia merasa luka di kepalanya semakin sakit. Jadi, dia duduk di depan cermin rias dan membuka-buka rambutnya, ingin membersihkan lukanya.Begitu menemukan lukanya, dia mendesis kesakitan. Yudha tiba-tiba membuka pintu dan berjalan masuk.Yara spontan merapikan rambut dan menutupi lukanya, melihat ke cermin rias dengan wajah kaku.Meski cintanya kepada Yudha begitu rendah diri, dia tidak ingin Yudha melihat lukanya.Dia tidak tahan menerima tatapan kasihan dari Yudha.Yara bangun hendak pergi tidur, tapi tak disangka Yudha menahan bahunya."Kamu mau apa?" tanya Yara gugup.Yudha tidak berkata apa-apa dan mengulurkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0124

    Yudha hanya menatapnya, seolah menunggu dia mengatakannya sendiri.Namun, sebagai seseorang yang akan bercerai dengannya besok, apa lagi yang bisa Yara katakan? Untuk apa?Dia memalingkan mukanya dan tidak menatap Yudha lagi. "Lupakan saja."Yudha seperti ingin mengatakan hal lain, tetapi tiba-tiba terdengar ketukan cemas dari luar pintu.Keduanya merasa jantung mereka berdebar kencang pada saat yang bersamaan.Yara segera pergi membuka pintu dan melihat perawat Kakek Susilo di luar."Pak Yudha, Bu Yara, Pak Susilo ...." Perawat itu sangat cemas hingga tidak dapat bicara dengan jelas. Air matanya mengalir tanpa henti. "Bawa ke rumah sakit, cepat ...."Yudha bergegas berlari keluar seperti angin.Kakek Susilo terkena serangan jantung dan pingsan.Yudha segera membawanya ke dalam mobil."Aku ikut." Yara spontan mengikutinya."Masuk." Mobil mewah itu keluar dari garasi bawah tanah. Yudha menginjak pedal gas dan melesat keluar.Agnes segera menelepon Tanto, meminta sopirnya membawa mobil l

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0125

    "Kritis, masih belum bangun."Yudha mendesah panjang dan hendak mengatakan sesuatu ketika Tanto meninjunya.Dia mengelak sambil memegangi kepalan tangan Tanto. "Paman, apa maksudmu?"Agnes langsung melangkah maju dan menampar lengan Tanto. "Mau bikin masalah apa lagi kamu? Apa menurutmu Ayah sudah hidup terlalu lama?""Benar, Paman, tolong bicara baik-baik saja. Kakek sedang sakit ...." Melanie pun membantu."Diam!" Tak disangka, Tanto menatap tajam ke arah Melanie.Dia menatap Agnes dan Yudha. "Kalian lebih tahu dari aku kenapa Ayah tiba-tiba jatuh sakit."Keduanya menundukkan kepala dan tidak berkata apa-apa.Mereka sangat menghormati dan mengagumi Kakek Susilo.Agnes bahkan mulai merenung apakah dia memang terlalu buru-buru ingin menceraikan Yara dari Yudha. Padahal dia tahu umur Kakek sudah tidak lama lagi.Dia tanpa sadar melirik Yara di sudut.Yara berjongkok sambil memeluk lututnya. Wajahnya sedikit pucat dan matanya kosong.Tentu saja, Tanto tidak akan membuat keributan di ruma

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0126

    Kedua orang ini sangat kasihan.Setelah sampai di kamar Zaina, Gita memberi beberapa instruksi dan meminta Yara untuk menjaga Zaina.Di tempat lain, Agnes mengerutkan kening tidak senang saat melihat Yara pergi."Ada apa? Ke mana Yara?""Nggak tahu." Melanie menggelengkan kepalanya. "Sepertinya dia kenal perawat itu. Mungkin mereka berteman."Wajah Agnes semakin jelek, tapi dia juga sangat waspada."Lalu ada apa perawat itu memanggilmu?""Oh, dia dari kamar ibuku. Aku memintanya untuk membantu menjaga ibuku. Dia cuma bilang, keadaan ibuku nggak ada masalah.""Baguslah kalau begitu." Agnes mengangguk puas. "Malah kamu yang berbakti kepada kakek. Kakek pasti mengerti nanti."Sambil berbicara, pintu ruang gawat darurat terbuka, dan dokter yang merawat serta yang lainnya keluar.Semua orang segera berkumpul."Dokter, bagaimana kondisi Ayah saya?" tanya Agnes."Masa-masa kritis sudah terlewat untuk saat ini. Tapi seperti yang kalian semua tahu, dia terkena serangan jantung. Jangan sampai em

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0127

    "Yudha, maafkan aku."Melanie tidak punya pilihan selain menggunakan satu hal untuk menutupi hal lain.Dia menatap Yudha memohon, "Aku memberi tahu Silvia kalau kamu pasti akan menikah denganku dan memintanya pergi makan malam untuk membuat keributan. Aku menjanjikan sesuatu padanya, jadi dia bersedia membantuku."Yudha membuangnya, tatapan matanya semakin dingin dan menakutkan."Kenapa kamu menjadi seperti ini?"Melanie jatuh ke lantai dan menangis."Entahlah, aku cuma terlalu takut. Aku terlalu takut kehilangan kamu.""Aku dulu masih kecil, belum mengerti apa-apa. Tapi setelah tumbuh dewasa, aku mengerti, aku kehilangan sesuatu yang sangat berharga."Dia mengangkat kepalanya dan meraih celana Yudha dengan wajah berlinang air mata."Yudha, kamu bukan perempuan. Kamu nggak ngerti apa arti anak bagi kami. Nggak bisa punya anak ... sama saja merampas hak-hakku sebagai perempuan. Yudha, aku cuma punya kamu."Yudha menunduk menatapnya, memikirkan masa lalu, dan akhirnya mendesah.Dia mengu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0128

    Akhirnya, setelah mendengar kata-kata ini, Zaina tidak tahan lagi, matanya terpejam dan dia jatuh pingsan.Yara begitu ketakutan sampai dia menampar Melanie tanpa pikir panjang."Dia ibumu, kenapa kamu marahi dia?"Seluruh tubuh Melani terpaku.Dalam waktu setengah jam, dia ditampar oleh dua orang.Dia masih bisa terima Yudha menamparnya, tapi punya hak apa Yara sialan ini?Dia segera tersadar dan pikirannya menggila, ingin menyerang Yara. Dia benar-benar mengabaikan Zaina yang pingsan.Yara menariknya sambil berteriak memanggil seseorang di luar pintu.Si perawat Gita segera datang. Kebetulan dia sedang shift malam kali ini."Ada apa di sini?" Ini pertama kalinya dia melihat seseorang berkelahi tepat di kamar pasien, bahkan salah satunya adalah anak dari pasien itu.Melanie cepat-cepat mengeluarkan kemampuan aktingnya dan langsung menangis, "Gita, orang ini melarangku masuk ke kamar ibuku. Dia ingin membunuh ibuku.""Gita," kata Yara dengan penuh harapan, tetapi dia tidak berusaha mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0129

    Yara terus menunggu di luar kamar.Dia berjalan mondar-mandir dengan cemas, dalam hati berdoa untuk Zaina.Setelah beberapa saat, dia melihat Melanie kembali bersama Santo."Paman!" sapa Yara dengan sopan, tetapi segera menyadari ada yang salah dalam tatapan Santo kepadanya.Santo melangkah maju dengan agresif dan langsung menampar Yara.Kemarahannya meluap-luap. "Rara, aku kecewa padamu."Yara tidak tahu kesalahan apa yang dia lakukan. Dia menutupi wajahnya dan menatap Santo. "Paman, ada apa?""Rara, pulang saja." Melanie di samping berkata, "Ibuku sudah pingsan. Kamu ingin membuatnya marah dengan cara apa lagi?"Mata Yara membelalak kaget. Dia pun mengerti seketika bahwa Melanie telah memfitnahnya.Dia ingin menjelaskan kepada Santo, tapi Melanie menariknya pergi dengan paksa."Kalau kamu ingin ibuku tetap hidup, pergi dari sini!" ancam Melanie dengan kejam."Apa maksudmu?" Yara tidak mengerti kegilaan Melanie. "Dia ibumu!"Melanie mengerutkan bibirnya dan berkata, "Bagus kalau kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16

Bab terbaru

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status