Ankara mengamati kepergian Paris dan Jessica. Tangannya mengepal setiap kali menyaksikan Jessica terus berada dalam rengkuhan Paris. Ponsel Ankara berdering membuat Ankara berusaha mereda emosinya. "Aku sudah di mini market yang bapak maksud. Di mana nyonya Grace? Aku tidak melihatnya di sini."
Ankara melihat sekelilingnya dan di hadapannya supir itu telah menunggu. Ankara mematikan panggilan itu lalu bicara empat mata dengan orang itu.
"Bagaimana kau bisa baru datang sekarang?" geram Ankara.
Dalam hati dia penasaran ke mana Grace pergi. Betulkah wanita itu akan melahirkan dan Ankara malah membiarkan dia sendirian? Ankara mencemaskan Grace. Dia seharusnya melakukan itu sebelumnya.
"Aku sudah mengusahakan datang cepat, Pak."
Ankara ingin memukul supir itu namun rasanya percuma. Grace mungkin sudah pulang naik taksi. "Kalau begitu biasakan untuk datang lebih cepat lagi!"
Supir itu hanya memandangi Ankara, untuk menghorm
***Ketika malam hari tiba, Ankara sudah pulang kerja. Dia melihat kalau Grace sudah ada di apartemen. Supir Ankara telah berhasil menjemput wanita itu. Kecemasan Ankara mereda. Grace tampak baik-baik saja. Ankara kembali memikirkan kebersamaan Jessica dan Paris siang tadi. Semakin dibayangkan semakin hal itu membuat frustrasi.Ankara kehilangan selera makannya. Dia bahkan tidak menyentuh makan malam buatan Grace. Padahal Grace sudah menyiapkan itu tak peduli keadaan wanita itu sedang tidak baik-baik saja. Apa yang dilakukan Ankara saat ini? Dia lebih memilih menonton televisi dan tak menghiraukan perjuangan sang istri membuat makan malam spesial itu. Dia sedikit pun tak menghargai usaha Grace dalam melayaninya.Ankara sedang menonton berita mengenai harga pasar bisnis Internasional. Nyaris setiap hari nama Orlando Best Bank ada dalam daftar layar TV itu. Kenaikan saham mereka terus naik. Uang terus mengalir dalam rekening pria itu seperti air yang teru
***Jessica terus mengamati bunga mawar merah pemberian Paris. Dia mulai berpikir bagaimana caranya agar bunga itu tetap tumbuh. Jessica menaruh bunga itu ke dalam pot namun tidak yakin apakah bisa tumbuh lebih lama atau tidak."Kau harus tahu bahwa kau sangat mirip dengan bunga mawar itu," seru Paris saat menyaksikan Jessica tak bisa melepaskan perhatian dari mawar itu."Maksudmu aku berduri?" Jessica membalasnya dengan gurauan.Paris menunjukkan seringai di wajahnya lalu berkata, "maksudku kau sangat cantik. Kau juga kuat seperti mawar. Aku tidak pernah melihat orang sekuat dirimu."Semua kisah pilu Jessica di masa mudanya menunjukkan betapa dia begitu kuat menjalani kehidupan tanpa orang tua."Aku juga tidak pernah menemukan orang seromantis dirimu di dunia nyata."Pria romantis kebanyakan ada di dalam cerita novel yang selalu dibaca Jessica. Ternyata wanita itu mampu menemukan satu pria seperti itu
***Rekreasi adalah bagian paling menyenangkan dalam berpacaran. Dengan berekreasi beban pikiran seseorang akan berkurang. Pagi hari ketika memar di lengan Jessica sudah membaik, Paris mengajak wanita itu berkencan di pantai.Belakangan ini Paris bersungguh-sungguh membuat Jessica bahagia. Paris benar-benar berubah menjadi pria romantis dalam kurun waktu yang tak lama.Paris dan Jessica menikmati waktu mereka di Plumb beach yang letaknya berada di Belt Parkway. Pantai itu cukup cantik dan membuat Jessica merasa paginya menjadi lebih baik. "Aku sering datang ke pantai ini kalau aku libur sekolah dulu. Waktu remaja aku sekolah di Eropa. Apa aku pernah mengatakan itu?" tanya Paris."Kurasa aku tahu dari seseorang. Travis?"Jessica berkata ragu meskipun sebenarnya dia jelas tahu Paris dari Ankara. Jessica hanya mengenal nama Paris dan tidak menyangka Paris adalah saudara kembar mantan pacarnya.Sejak mereka pertama kali bertemu
***"Kalian memang pasangan serasi. Cantik dan tampan. Mama yakin anak kalian pasti mewarisi keindahan wajah kalian."Grace tersenyum saat mendengar ucapan Ibu mertuanya. Ankara mengajak Grace mengunjungi rumah orang tuanya. Ankara tidak bisa menolak saat Inggrid mendesak dia datang ke rumah itu. Ankara sangat menyayangi ibunya. Padahal ia masih ada keperluan kerja. Apa daya baginya ibunya adalah segalanya."Kurasa juga begitu. Bayi kami mirip sekali dengan Ankara."Grace membalas sambil menyantap makan malam di rumah mertuanya. Ada chef khusus di rumah itu dan makanan yang disajikan selayaknya makanan mahal dari restoran mewah."Ankara, kau harus merayakan pesta besar saat anak kalian lahir. Mama ingin seluruh dunia mengenal anak kalian."Inggrid menyarankan hal itu pada putra kesayangannya. Dia sangat bangga akan segera memiliki cucu dari putranya, Ankara. Dia pikir semua orang harus mengenalkan pada dunia cucu pert
***Lukisan buatan Paris sudah selesai. Paris mendekati Jessica sambil menenteng lukisan itu di tangannya. "Apa kau tidak berniat berenang?" Paris bertanya seiring Jessica berjoget. Wanita itu memutar lagu Shakira dan nalurinya sebagai penari tiang tak terhindarkan. Jessica sangat suka bergoyang."Aku sudah tidak terlalu menyukai berenang semenjak menjadi penari strip," jawab Jessica. Dia bohong karena dia pernah berenang di danau penuh buaya bersama Paris. "Benarkah?"Paris mengernyit. Dia berusaha menyentuh pinggang Jessica agar wanita itu berhenti berjoget.Dan trik itu berhasil. Jessica mematikan musik yang terputar di ponselnya kemudian memberi Paris hirauan."Aku bercanda."Jessica terkekeh pelan. Dia melingkarkan tangannya di leher Paris sehingga mereka bisa mengambil pose mesra seakan mereka akan berdansa."Apa kau sangat ingin berenang di pantai?"Ketika Jessica bertanya seperti itu, Paris m
***Jessica mendadak menjadi sangat pemberani. Sebelumnya dia menghindari Ankara. Namun sekarang dia tanpa rasa takut menemani Paris mengambil ATM milik Paris di rumah orang tuanya. "Aku tidak mau memuji rumahmu tapi aku tidak bisa menyangkal kalau rumahmu sangat mewah," bisik Jessica sebelum masuk ke dalam rumah pria itu."Ini bukan rumahku. Ini rumah orang tuaku," sela Paris.Dia menggenggam tangan Jessica masuk ke dalam rumah. Saat mereka di ruang tengah, di sana ada Ankara, Grace, dan Ibunya, Inggrid Mahendra. Dan ketika Inggrid melihat Jessica, dia bersungut-sungut."Kau membawa wanita penghibur ke dalam rumah Mama. Apa kau tidak waras?""Aku memang sudah gila, Ma."Paris menghela napas. Dia masih menggenggam tangan Jessica ketika dia berkata, "jangan menyebut Jessica wanita penghibur. Dia adalah calon menantu keluarga ini. Mama harus membiasakan itu."Paris mengutarakannya tanpa beban, membuat ibunya
***Sepulang dari rumah orang tuanya, Paris mengantar Jessica menuju kelab malam. Dia sangat khawatir bila membiarkan Jessica berangkat sendirian. Pekerjaan Jessica cukup berisiko dan Paris tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya."Apa kata Johnny?" tanya Jessica saat mereka di dalam mobil.Lukisan terakhir Paris tertinggal di toko tempat Johnny bekerja. Paris mendapatkan nomor telepon toko itu melalui blog toko suvenir tersebut. Dia sudah mengirim pesan dan masalah itu bisa diatasi. Johnny bilang lukisan Paris aman berada di tempat itu."Johnny bilang lukisannya masih ada di sana. Kita bisa mengambilnya besok," jawab Paris.Lukisan itu merupakan salah satu lukisan terbaik Paris. Dia tidak bisa membiarkan lukisan itu hilang begitu saja. Apalagi lukisan itu tidak lain gambar Jessica. Bagi Paris replika Jessica adalah segalanya.Paris membuka jendela mobilnya sehingga pemandangan malam NY tampak sangat jelas. Paris sudah tingg
***Jessica merasa bersalah karena telah menyeret Paris dalam sebuah masalah. Ada rahasia yang Jessica sembunyikan. Dia kelihatan gugup saat dia dan Paris masuk ke dalam mobil."Ini semua karena aku. Maaf karena aku menyusahkan dirimu," ungkap Jessica di dalam mobil. Dia masih ingat bagaimana Paris mengobati luka di lengannya sementara Jessica? Apa yang dia lakukan? Dia telah melukai Paris.Jessica membersihkan luka Paris lalu mengolesinya dengan obat luka. Beruntung bahwasanya di dalam mobil itu selalu tersedia kotak P3K. "Bukan sepenuhnya salahmu. Maksudku--, penjahat di kota ini terlalu banyak dan semestinya mereka berhenti menindas orang lemah."Paris memperhatikan Jessica dan mendapati wanita itu masih sangat murung. Dia merasa bersalah telah membuat Paris terluka."Andai aku tak keluar dari dalam mobil.""Hei, jangan berpikir yang aneh-aneh. Aku tidak apa-apa."Paris menangkup wajah Jessica. Mereka saling berpandangan sampa
***Menjadi bagian dari Mahendra Orlando merupakan hal paling menyenangkan bagi Grace. Selain mendapatkan kebahagiaan berupa harta berlimpah, ia pun mendapatkan suami dan putra tampan yang selalu mewarnai hari-hari Grace. Membuatnya merasa hidupnya sangat menakjubkan.Wanita itu sangat bangga karena putranya tumbuh dengan sangat baik, sesuai dengan yang ia harapkan. Earth bukanlah anak nakal, dan itu selalu membuat Grace tersenyum. Earth adalah Ankara kedua, seperti salinan. Versi yang sama dengan Ankara.Bagi Earth, jika ia menyenangkan orang tuanya. Itu sudah menyenangkan hatinya juga. Sifatnya itu membuat orang sekelilingnya menyukai pribadi anak itu. Meskipun usianya masih muda, Earth sudah perhatian kepada semua orang terutama ibunya.Waktu berlalu begitu cepat. Sekarang Earth berusia lima tahun. Dia tumbuh menjadi anak baik yang disayangi banyak orang. Tak tanggung-tanggung, kakek neneknya mera
***Saat Paris menyadari Travis dan Ester merupakan dua orang yang pernah saling mencintai. Dia memberikan kode kepada Jessica untuk mengalihkan pembicaraan. Mereka berusaha tidak mengungkit soal hubungan percintaan. Mereka membahas hal lain.Sebab mereka tahu Ester sedang menjomblo sedangkan Travis mungkin saja memiliki pujaan hati bernama Chloe? Bukankah Travis terakhir kali dekat dengan wanita itu? Paris berpikir bahwa tidak adil bagi Ester ketika mereka membahas soal hubungan cinta."Liliana juga sangat lucu. Aku tidak terlalu suka anak-anak. Akan tetapi kadang-kadang aku merasa bangga melihat mereka. Jujur saja, anak-anak cukup memberikan kebahagian. Apalagi bayi mungil seperti Liliana."Setelah lama mengobrol, Travis mendadak membahas soal anak. Ester berusaha untuk tidak peduli. Sejak tadi, ia tidak pernah melirik ke arah Travis. Dia fokus memandangi Jessica dan Paris. Sebetulnya lebih sering
***Sembilan bulan berlalu terasa begitu cepat. Seolah sembilan bulan itu hanyalah sembilan hari. Jessica melahirkan anak pertamanya bersama Paris. Anak itu berjenis kelamin perempuan. Mereka menamainya dengan Liliana Mahendra Orlando.Kehadiran Liliana melengkapi kebahagiaan Paris dan Jessica. Rumah tangga dua orang itu menjadi begitu harmonis. Mereka merawat Liliana dengan baik. Mereka kompak menjaga bayi cantik itu. Tidak ada kesempatan bagi mereka untuk mengeluh karena kehadiran bayi itu.Liliana adalah segala yang diinginkan Paris dan istrinya. Anak itu sumber kebahagiaan terbesar mereka. Kebahagiaan yang selalu mereka damba-dambakan. Mereka memutuskan untuk tidak menyewa perawat. Bukan karena mereka tidak mampu. Mereka jelas memiliki banyak uang.Hanya saja, Jessica mau mengabdikan dirinya untuk merawat Liliana dengan tangannya sendiri. Kasih sayang orang tuanya yang sempat didapatkan Jessica, hanya sampai ia remaja. Jessica
***Hari ulang tahun Grace merupakan hari yang paling membahagiakan untuk wanita itu. Kebahagiaan Grace menyebar pada Ankara. Melihat istrinya bahagia membuat pria itu tak berhenti menampilkan senyuman manis.Beruntung, senyuman itu hanya disaksikan Grace saja. Memang itulah yang diharapkan Grace. Dia tidak mau membagi segala hal menakjubkan dari suaminya. Ankara adalah miliknya.Grace tidak mau membagi keindahan suaminya kepada orang lain termasuk ketampanannya.Ankara berhasil memberikan kejutan kepada istrinya. Kejutan tersebut membuat Grace sangat terkesan. Sudah lama sekali ia mengharapkan liburan, dan Ankara baru menghadiahkan liburan untuknya tepat di hari ulang tahunnya.Liburan ke Prancis.Ankara mewujudkan liburan ke Prancis sesuai janjinya dahulu. Ankara pernah berjanji akan mengajak Grace liburan ke sungai Seine jika sudah sembuh dari lumpuhnya.Kini harapan itu sudah terwujud. Mereka su
***Tidak hanya omong kosong semata. Paris benar-benar mengikuti saran kembarannya. Dia mengambil alih beberapa jabatan penting dalam perusahaan keluarga mereka.Keputusan Paris tersebut membuat orang tuanya sangat senang. Sudah lama sekali mereka mengharapkan Paris melakukan itu. Keputusan itu disambut baik oleh pihak keluarga.Akhirnya Paris memutuskan bergabung dengan bisnis keluarga tanpa harus dipaksa. Jessica pun tidak terlalu mempermasalahkan jika suaminya melakukan itu. Jessica sudah diterima baik oleh keluarga Paris seutuhnya, sehingga keputusan lelaki itu sejalan dengan situasi mereka."Bagaimana pekerjaannya? Aku berharap kamu menikmati pekerjaanmu." Jessica hanya menginginkan yang terbaik untuk suaminya.Paris baru saja pulang dari kantor milik orang tuanya. Ada begitu banyak hal yang harus dipelajari olehnya terkait bisnis keluarganya. Paris belum terlalu memahami seperti apa caranya memimpin perusahaan besar. Ada perbedaan
***Johnny memberikan pelayanan terbaik. Dia merekomendasikan banyak barang ekslusif di tokonya. Meskipun kebanyakan barang di tempat itu murah meriah. Grace tetap sangat antusias membeli barang di tempat itu. Kualitasnya tidak terlalu buruk.Aksesoris yang tersedia memang tak ada duanya. Bahkan merek mahal sekali pun belum mengeluarkan aksesoris serupa dengan barang di toko tempat Johnny bekerja itu.Tak henti-hentinya Grace memandangi gelang custom pasangan yang ada di tangan kanannya. Gelang itu menuliskan namanya dan Ankara. Hanya dengan melihat nama mereka berdampingan, membuat Grace sangat terpukau. Dia amat sangat bahagia."Kau tampak sangat menyukai gelangnya," komentar Jessica pada Grace.Mereka sudah ada di kafe setelah berbelanja di toko suvenir Johnny.Ketika semua orang sibuk makan, Paris malah sibuk melukis keluarga bahagia Ankara dan Grace seperti janjinya sebelumnya. Paris melirik ponselnya sesekali la
***"Maaf membuat kalian berdua menunggu lama!" kata Paris kepada Ankara dan Grace.Paris merasa bersalah karena membuat janji kepada saudara dan iparnya. Namun, nyatanya ia malah terlambat. Itu adalah sikap yang kurang baik. Paris paham betul itu murni kesalahannya."Ya. Kau memang seharusnya minta maaf. Kami sudah menunggumu sejak tadi. Nyaris sepuluh jam!"Ankara menampakkan mimik tidak senang. Akan tetapi, bukannya merasa bersalah Paris mendadak terkekeh. Cara Ankara marah kepadanya itu terlihat sangat berbeda. Paris tidak tahu apakah itu sebuah candaan atau memang marah sungguhan."Kenapa kau malah tertawa?""Karena kau baru kali ini marah seperti itu?" Paris balik melemparkan pertanyaan, yang lebih mirip sebuah pernyataan darinya. Membuat Ankara semakin menunjukkan mimik masam kepada saudaranya itu."Baiklah. Sekali lagi, maaf. Aku benar-benar tidak tahu kalau pagi ini akan terjadi masalah." P
***Pantai plumb merupakan pantai yang banyak dikunjungi oleh masyarakat lokal maupun wisatawan ketika akhir pekan tiba. Hari ini tempat itu sangat ramai, Ankara dan Grace sampai menggunakan masker agar orang-orang tidak mengenali mereka. Maklum saja, mereka cukup dikenali di kalangan masyarakat.Mereka hanya tidak mau jalan-jalan mereka kali ini terganggu karena penggemar mereka. Ankara dan Grace datang ke pantai plumb sesuai janji mereka kepada Paris dan Jessica.Janji untuk menghabiskan akhir pekan bersama-sama. Mungkin lebih tepatnya sebuah kencan ganda untuk mereka berempat.Pasangan itu tampak sangat bahagia, karena pada akhirnya bisa menikmati jalan-jalan. Melihat langit biru New York. Sekadar menunjukkan kisah cinta mereka di bawah langit itu. Mereka ingin semua orang tahu betapa besar cinta mereka."Bagaimana, Earth? Suka dengan pemandangannya?" tanya Ankara kepada bayi
***Grace sudah memutuskan untuk tidak menandatangani kontrak dengan agensi modelnya. Dia lebih memilih untuk fokus menjadi istri Ankara. Keputusan itu cukup disayangkan mantan manajer Grace, dan beberapa penggemar setianya.Kebanyakan orang menyebut bahwa Grace tidak sedang menjadi dirinya sendiri. Mereka mengklaim bahwa Grace mengorbankan hidupnya demi seorang lelaki, dan itu dinilai sangat buruk.Grace dianggap merendahkan dirinya sendiri sebagai wanita. Dicap tidak bisa memutuskan hidupnya dengan baik.Kritikan demi kritikan mulai membanjiri kolom komentar di setiap postingan Grace di sosial media. Memang, dahulu, Grace adalah penari balet terkemuka. Dia disayangi oleh banyak masyarakat New York.Banyak keputusan yang diambil Grace kurang tepat. Sehingga beberapa kritikan muncul di laman media sosial Grace."Kau membaca komentar di halaman media sosial lagi!" seru Ankara.Grace terperanjat. Dia tidak menyadari bahwa sejak tadi sua