Beberapa biji kenari kembali mendarat. Bukan hanya di kepala tetapi juga di tubuh Orlando.
“Apa yang sedang kamu bicarakan, Kaliya? Apa kamu sudah gila?” tanyanya agresif. “Berhentilah melakukan ini padaku! Hentikan serangan biji kenari itu!”
Kaliya tertawa puas ketika melihat Orlando kewalahan akibat serangan biji kenari yang dilempar oleh Evelyn. Hantu gadis cilik itu sendiri juga menikmati kegiatannya. Dia tampakanya sedang bersenang-senang.
“Hentikan, hei, hentikan! AW...! Jangan lemparkan itu ke arah mataku!” teriak Orlando lagi.
“Sudah hentikan, Evelyn!” seru Kaliya sambil menahan tawa. “Kasihan dia! Cepat hentikan!”
Evelyn menoleh ke arah Kaliya kemudian mengangguk. Karena biji kenari di tangannya juga sudah habis, dia akhirnya berhenti menjahili Orlando.
Orlando terkesiap. Kedua lengannya terangkat menutupi wajah. Namun ketika dirasa lemparan kenari itu sudah tak ada, barula
“Heh, sungguh! Siapa kamu? Kenapa kamu tiba-tiba muncul? Padahal hanya ada aku dan Kaliya sebelumnya di sini!” ucap Orlando bertubi-tubi.Kaliya menyeringai. Kemudian dia menepuk kepala Orlando dengan tangannya hingga lelaki itu mengaduh.“Kamu ini bodoh atau apa, sih? Kamu tidak bisa melihat ya, kalau gadis kecil itu adalah hantu?”“A-apa? Hantu?” pekik Orlando, sembari melihat ke arah Kaliya dengan mata melotot.Kaliya mengangguk. “Ya, hantu. Evelyn, bukankah kamu harus memperkenalkan diri?” tanyanya kepada gadis kecil itu. “Kini lelaki bodoh ini sudah bisa melihat wujudmu.”“Ah, terima kasih!” seru Evelyn girang. “Namaku Evelyn!” lanjutnya sembari menatap Orlando.Orlando mengangkat tangannya kemudian melambaikan jemarinya pelan.“Ha-hai, Evelyn,” sapanya tergagap. Bulu kuduk lelaki itu rasanya masih merinding.“Aku tidak pe
“Hei, apa yang sedang kalian bicarakan?” seru Evelyn menimpali. Dia tidak suka jika kedua makhluk di depannya malah asyik sendiri.Entah kenapa, perkataan Orlando memengaruhi pemikiran Kaliya. Yang tadinya dia tidak yakin dengan hal itu, kini malah ikut curiga. Ketika mendengar cerita dari Evelyn, Kaliya hanya menerka-nerka mungkin saja gadis hantu itu berbohong. Dan kalau pun dia berkata yang sesungguhnya, Kaliya ragu jika batu yang ditemukan oleh ‘pria tua pencuri’ itu adalah permata Katastrof.Setahu Kaliya, manusia seumuran dengan Evelyn bisa saja salah mengenali suatu benda. Bagaimanapun, mereka masih lah anak-anak yang tidak mungkin mengerti tentang semua hal.Kaliya segera beralih memandang Evelyn.“Eve, apa kamu masih ingat bagaimana ciri-ciri batu permata yang ditemukan oleh pria itu?”“Kenapa kamu bertanya?”“Tidak apa-apa. Hanya saja kami takut jika batu tersebut adalah permata
Kaliya sudah memutuskan. Begitu pun dengan Orlando. Laki-laki itu siap untuk berpetualang. Tidak seperti sebelumnya, kini keberanian Orlando mulai tumbuh sedikit demi sedikit. Mungkin ini juga adalah pengaruh baik karena dia banyak menghabiskan waktu bersama Kaliya.“Jadi kalian akan pergi mencarinya?” Suara Evelyn kembali memecahkan keheningan.Kaliya dan Orlando mengangguk kompak.“Tapi bagaimana denganku? Itu berarti kalian akan meninggalkan aku di sini?” Gadis hantu itu bertanya dengan nada sedih.“Benar, Evelyn. Kami terpaksa harus meninggalkanmu. Kami juga memang berniat untuk singgah sebentar di tempat ini. Dan kami tidak menyangka akan bertemu denganmu,” ucap Kaliya menjelaskan.Mendadak, Evelyn memasang ekspresi murung.“Tidak bisakah aku ikut bersama kalian? Aku tidak mau hidup kesepian di sini lagi.”Orlando dan Kaliya saling melempar tatapan saat mendengar pertanyaan dari Eve
Dengan raut murung, Evelyn terpaksa melepas sosok Kaliya dan Orlando. Gadis hantu itu menyaksikan dari balik jendela rusak di rumah tersebut. Dia sedih karena harus kehilangan sosok Kaliya dan Orlando. Padahal, Evelyn ingin ada seseorang atau makhluk lain yang bisa menemaninya di sini. Tapi sepertinya itu adalah hal yang sulit.Orlando dan Kaliya sedang masuk ke dalam mobil mereka. Beberapa saat kemudian, Orlando melambaikan tangan ke arah Evelyn dan berseru, “Jaga dirimu baik-baik!”Dan Evelyn pun menjawabnya dengan anggukan kepala. Dia melambaikan tangan ke arah mobil mereka.Ketika suara mesin mobil itu terdengar, Evelyn tahu kalau dia akan kembali sendirian di tempat ini. Tapi tak apa, Orlando tadi sudah meninggalkan beberapa barang yang laki-laki curi dari mini market. Salah satunya adalah senter mini dan mainan bola pingpong. Hal itu cukup untuk menghilangkan kebosanan Evelyn untuk beberapa waktu ke depan.Kaliya juga berseru dengan sema
“Haish, dasar kamu tidak becus!” Kaliya mengumpat dalam. Dia melayangkan pandangan tajam ke arah Orlando.“Kalau saja sayapku pulih, pasti aku akan terbang cepat untuk menghindari kejaran mereka!” lanjutnya penuh sesal.“Jangan berbangga diri! Saat ini kan, sayapmu sudah hilang!”DOR!“AAAA!” teriak Orlando dan Kaliya bersamaan.Tiba-tiba sebuah tembakan dilayangkan. Orlando dan Kaliya spontan merunduk serta memekik kaget. Kaliya melirik ke belakang, dan melihat jika peluru itu menembus salah satu tempat duduk penumpang.“Apa-apaan mereka! Apa mereka mengajakku untuk berperang?!”“Sial. Kita akan celaka jika mereka sampai menembak ban mobil ini, Kaliya! Kita bisa mati!”“Hal itu tidak akan terjadi!” ujar Kaliya percaya diri. Dia melayangkan tatapan tajam ke arah dua mobil yang masih mengikuti mereka.“Orlando, bawa mereka ke jalanan
Rekan-rekan timnya juga tertawa kecil. Masing-masing dari mereka mengacungkan pistol ke arah Kaliya dan Orlando. Dengan wajah menyebalkan, mereka bahkan sengaja menggoda Kaliya.Salah satu dari mereka bersiul.“Lihatlah wanita cantik ini! Bukankah bajunya terlalu kotor untuk wanita sepertimu? Sepertinya kamu harus ikut bersama kami, Nona! Kami akan memberikan pakaian yang lebih layak!”“Ya, kamu lebih cocok memakai baju tahanan!” seru yang lain diiringi tawa.Kaliya berdecak kesal. “Cih, dasar manusia-manusia sombong!”Wanita iblis itu melirik ke arah Orlando. Dia bisa merasakan jika saat ini Orlando ketakutan. Meski begitu, Kaliya tidak peduli. Bagaimanapun, Kaliya ingin Orlando fokus untuk melindunginya.“Dah oh, lihatlah betapa kacaunya pria ini! Apakah pria itu kekasihmu, Nona?” ucap salah satu dari mereka ketika melihat Orlando. Lagi-lagi suara tawa menggema.“Mengapa kalian i
“APA?” seru Kaliya spontan.Dia menarik tangan Orlando dan bisa melihat darah segar di sana. Kemudian dia membalikkan tubuh Orlando agar membelakangi Kaliya, dan mata Kaliya melebar saat melihat darah di sekitar tulang belikat Orlando.“Kukira kamu bercanda! Ternyata kamu benar-benar terluka, Orlando,” ucap Kaliya. Perasaannya jadi campur aduk.Orlando mengerang pelan. Tangannya mulai mati rasa.Tanpa mengatakan apa pun lagi, Kaliya menekan luka tembak Orlando dengan telapak tangan. Hal itu menyebabkan teriakan dari bibir Orlando menggema. Dengan kekuatan yang dimiliki, Kaliya mencoba menarik peluru yang tertanam di sana. Setelahnya, peluru itu benar-benar seperti ditarik oleh magnet dan jatuh begitu saja ke jalanan.Darah segar masih mengalir dari bekas luka tembak itu. Melihat cairan kental tersebut, hasrat iblis dalam diri Kaliya mencoba meronta-ronta. Ingin sekali dia menghisap darah manusia hingga habis. Mungkin dengan
Kaliya melirik Orlando, tapi lelaki itu masih memejamkan mata. Padahal dia butuh barrier Orlando jika terjadi sesuatu yang tak terduga.Namun, karena Orlando terlihat menderita akibat terkena tembakan peluru tadi, Kaliya pun memutuskan untuk mendatangi sumber kekuatan permata itu sendiri!“Lagi pula aku adalah wanita iblis terkuat. Melawan manusia tidak akan membuat aku kehilangan nyawa,” gumam Kaliya angkuh.Dia memarkir mobil, kemudian keluar dari sana. Ditatapnya area pasar itu. Suasana mulai gelap, beberapa lampu pijar telah dinyalakan. Karena lokasi pasar ini dekat dengan pelabuhan, makanya banyak penjual yang masih berjaga demi menerima tangkapan ikan dari para nelayan.Insting Kaliya langsung terfokus pada suatu sudut. Perempuan iblis itu menoleh, matanya berkilat saat merasakan aura dari permata Katastrof yang semakin besar. Tanpa ragu, Kaliya segera menghampirinya.Beberapa meter dari sana, tampak sebuah kios ikan. Sepertinya i
Kaliya hanya bisa mengernyitkan dahi ketika melihat kepergian manusia itu. Entah kenapa, nada bicara Orlando sangat tak enak didengar oleh gendang telinganya.“Apa-apaan itu tadi? Kenapa ekspresi Orlando juga berubah seperti itu?”Meski sempat bingung dengan reaksi dari manusia tersebut, Kaliya memilih untuk tidak mengkhawatirkannya.Kondisi perut dan suasana hatinya sudah berubah-ubah. Dan perempuan iblis itu tidak mau menambah pikirannya karena Orlando.Di sisi lain, Orlando berjalan masuk ke dalam hutan. Pria itu kemudian membuang napas kasar beberapa kali. Rasa kecewa tampak jelas di matanya.“Kalau kamu membenci Lucifer, lantas kenapa kamu membiarkan iblis itu menjamah dirimu, Kaliya?” gumam Orlando.Orlando menatap rimbun pepohonan di depannya. Saat menemukan sebuah pohon dengan batang yang besar, entah kenapa ia ingin sekali menghampiri pohon tersebut dan melayangkan tinjunya di sana.Namun, Orlando bukanlah lelaki seperti itu. Dia hanyalah manusia lemah yang bahkan orang-orang
“Huweeek!” Kaliya mendadak muntah. Dia mencoba menutup hidungnya, tapi aroma busuk itu semakin membuatnya tak bisa mengontrol diri.“Astaga, Kaliya! Apa yang terjadi padamu?” seru Orlando panik.Mendengar keributan yang mereka timbulkan, Alex dan Hannah pun segera menghampiri mereka.Saat melihat keadaan Kaliya yang tiba-tiba saja muntah seperti itu, tentu saja keduanya merasa khawatir. Hannah langsung memegangi kedua bahu Kaliya, takut-takut wanita iblis itu mendadak pingsan. Sementara itu, Orlando membantu memijat bagian belakang leher Kaliya.“Ada sesuatu di sana!” seru Orlando kepada Alex. “Mungkin sesuatu itu yang membuat Kaliya muntah-muntah seperti ini!”“Kalau begitu bawa Kaliya kembali ke tempat peristirahatan,” ujar Alex. “Masalah di sini biar aku yang selesaikan.”“Tapi Alex—”“Tidak apa-apa, Hannah.” Alex tersenyum ke arah wanita ular itu. Dia berusaha untuk membuat Hannah tenang.“Aku akan baik-baik saja. Aku dan Foxie akan mengurus ini semua. Kamu dan Orlando harus memba
“Aku tidak yakin akan hal itu, Orlando.” Kaliya menjawab sembari menatap ke arah api unggun di depannya.Sesekali, wanita iblis itu menjulurkan tangan sehingga ia bisa memainkan api tersebut.“Bagaimana kalau kita berjalan-jalan ke negara lain?” cetus Hannah tiba-tiba.Semua perhatian langsung tertuju pada wanita ular tersebut.“Apa maksudmu, Hannah?” tanya Kaliya sambil mengerutkan dahi.“Ya, kau tahu. Aku berpengalaman dalam berburu pria, ingat? Dalam prosesnya, aku selalu berkelana dari satu hutan ke hutan lain, dan itu aku lakukan bukan hanya di satu negara. Jadi bila kau ingin menemukan permata itu lebih cepat, kau tidak boleh diam di tempat terlalu lama, Kaliya.”“Jadi kamu ingin kami pergi berkelana?”“Ya, benar. Apa itu terdengar sulit bagimu? Aku yakin hal itu bukanlah ide yang buruk.”Kaliya melirik ke arah Orlando dan Alex. Kedua rekannya itu tampak memikirkan saran dari Hannah. Mau tak mau, Kaliya juga ikut memikirkannya. Mulai dari bagaimana cara pergi mengelilingi dunia
Hannah tak bisa menyembunyikan senyuman bahagia di bibirnya. Ketika Kaliya membebaskannya dari kandang gaib, wanita ular itu langsung meneriakkan nama Alex.Akibat kelakuan wanita ular itu, Alex yang sedang berburu pun langsung berlari secepat angin.“Hannah!” seru manusia serigala itu begitu melihat Hannah.“Alex!”Keduanya berlari untuk saling menghampiri kemudian mereka berpelukan. Bukan hanya pelukan biasa, melainkan pelukan yang amat erat. Kaliya yang melihatnya pun bahkan sampai takut jika Alex dan Hannah bisa saling meremukkan tulang masing-masing.“Bisakah kalian tidak bertingkah seperti ini di depanku?” cetus Kaliya sebal.Hannah dan Alex pun terpaksa melepaskan pelukan mereka. Senyum lebar menghiasi bibir masing-masing, dan itu menambah rasa sebal di benak Kaliya.“Maaf, Kaliya. Kami hanya terlalu senang,” ujar Alex membela diri, atau lebih tepatnya membela kelakuan mereka.Kaliya hanya mendengus pelan, kemudian wanita iblis itu memutuskan untuk memberi waktu kepada Alex dan
“Aku bisa menjadikan semua keturunan Hannah sebagai pengikutku!” serunya lagi.“Ya, benar! Kamu bisa melakukan itu, Kaliya!”Wanita iblis itu kemudian tertawa bahagia. Sebuah tawa yang sangat khas. Anehnya, Orlando malah senang bila Kaliya tertawa seperti itu. Meskipun Orlando tahu bahwa Kaliya memiliki rencana liciknya sendiri.Setelah diskusi singkat itu, Kaliya dan Orlando kembali menghampiri Hannah. Tanpa basa-basi, Kaliya segera mengatakan maksud dari rencananya.“Hannah,” panggil wanita iblis itu.Hannah yang tengah duduk sambil merenung pun mendongak. Sepasang matanya tampak berbinar karena lapisan air mata. Ekspresi kelabu yang menghiasi wajahnya membuat Kaliya jadi merasa bersalah.Tapi, Kaliya tidak akan tunduk dengan mudah tentu saja. Selama hidupnya sebagai iblis, dia selalu mengupayakan berbagai cara agar hubungan yang ia miliki dengan makhluk lain bisa memberikan benefit tersendiri untuknya.“Kaliya,” balas Hannah pelan.“Aku sudah memikirkannya matang-matang.”“Sungguh?
Kaliya berdecak kesal. Dia tidak suka dengan perdebatan kecil di depannya. Menurut Kaliya, apa yang dilakukan oleh Alex dan Hannah itu terlalu dramatis. Dan Kaliya benci melihatnya!“Kaliya?”Tiba-tiba Kaliya merasakan sentuhan di lengan atasnya. Dia langsung melirik, dan mendapati wajah tampan Orlando.“Mari bicara sebentar,” ucap lelaki itu. “Kamu tidak perlu memberikan keputusan secara buru-buru. Aku yakin Alex dan Hannah akan mengerti, kalau kamu juga butuh mempertimbangkan permintaan mereka.”“Ya, benar.” Kaliya menyahut. “Beri aku waktu untuk memikirkan itu semua. Sebelum aku memberi keputusan, kalian dilarang bertemu!” serunya kemudian dia memanggil Foxie.“Foxie! Bawa Alex untuk kembali berburu, dan jangan kembali ke sini sebelum aku memanggil!”Foxie mengaum singkat, lalu serigala itu menarik-nari celana Alex dengan giginya.Alex sendiri tidak menjawab. P
“Arghhh!” Alex mengerang pelan sembari memegangi dadanya.Di sisi lain, Hannah yang terkejut pun langsung melotot ke arah wanita iblis tersebut.“Kenapa kamu menyakiti dia, Kaliya?” serunya geram.Kaliya hanya menatap Alex dengan datar, kemudian dia berjalan ke arah Hannah hingga jarak mereka hanya terpisahkan oleh sekat gaib yang diciptakan Kaliya sendiri.“Aku tidak menyakitinya. Aku hanya membantu Alex untuk kembali sadar dari tipu dayamu, Hannah.”“Aku tidak melakukan tipu daya apa pun! Manusia serigala itulah yang telah jatuh cinta kepadaku!” desisnya penuh dengan keangkuhan.Ingin sekali Kaliya menarik lidah wanita ular itu dan menariknya hingga putus. Dia tidak suka bila ada makhluk lain yang bersikap arogan. Hal itu selalu mengingatkannya akan betapa menyebalkannya sifat Lucifer dahulu.Kaliya berdecak pelan. Kemudian perempuan iblis itu berkata, “Sekedar informasi, aku benci kepada pembohong, mau makhluk apa pun itu.”“Dan sekedar informasi juga, Kaliya, daya tarik dari dirik
Kaliya menoleh dan hanya memperhatikan mereka dengan tenang. Alex meletakkan dua ekor musang ke tanah, berikut dengan kayu bakar yang ia kumpulkan. Disusul dengan Foxie yang juga meletakkan satu ekor musang mati ke tanah.“Kenapa kalian pergi begitu saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu tanpa sepengetahuanku?”“Tenang saja, kamu tidak perlu khawatir, Kaliya. Lagi pula kami berburu masih di sekitar sini, kok!” dalih Alex. Meski dimarahi, wajah Alex tampak sumringah. Dan sepertinya Kaliya tahu apa penyebabnya.Tanpa aba-aba, wanita iblis itu berjalan menghampiri Alex lalu menekan tengkuknya dengan cepat. Kaliya mengalirkan rasa panas dari telapak tangannya ke leher pria tersebut, berharap bahwa Alex akan tersadar dari sihir wanita ular itu.Ajaibnya, sedetik kemudian raut wajah Alex langsung berubah. Senyum lebar yang tadi menghiasi wajahnya telah digantikan dengan ekspresinya seperti biasa.“Astaga, apa yang sudah terjadi kepadaku?” ucap manusia serigala itu.“Kamu telah terbuai, Alex!”
“Tidak bisa!” sergah Hannah. “Di hutan lain, kebanyakan manusia tidak takut kepadaku. Jika aku menampakkan diri, mereka pasti berniat untuk memburuku. Aku pernah tertangkap satu kali, ngomong-ngomong.”“Bernahkah? Oleh siapa?” tanya Kaliya penasaran.“Kamu ingin tahu kelanjutannya?”Kaliya mengernyitkan dahi. Mendadak perasaannya berubah tidak enak.“Aku akan memberitahu apa pun yang ingin kamu dengar, Kaliya. Tapi sebelumnya, lepaskan aku dari kurungan gaib ini!”Kaliya berdecak pelan. “Fiuh... hampir saja aku terkecoh. Maafkan aku, Hannah, sepertinya aku tidak bisa mengeluarkanmu sekarang. Sihir yang kamu tunjukkan padaku, tidak cukup untuk membuatku terhipnotis!”Kaliya kemudian melangkah lebih dekat sampai jaraknya dengan wanita ular itu hanya terpisah satu langkah.“Dan jika kamu lupa, Hannah, aku adalah wanita iblis terkuat yang sudah hidup selama enam ratus tahun. Jadi aku harap kamu tidak macam-macam kepadaku, dan kepada rekan-rekanku. Mengerti?”Wanita ular di depannya hanya