“Jangan protes seperti anak kecil, Orlando!” Kaliya melayangkan tatapan tajam. Tentu saja hal itu membuat Orlando jadi takut sendiri.
“Aku melakukan ini demi kebaikan kita juga, Orlando.” Kaliya menambahkan. “Apa kamu mau membiarkan iblis ini begitu saja? Bagaimana kalau dia sadar dan malah menyerang balik kepada kita?”
Orlando merenung sejenak. Sebenarnya dia hanya takut. Terikat sebuah perjanjian dengan Kaliya saja sudah membuat Orlando tertekan. Dia memang tidak terlalu pandai berinteraksi dengan sesama manusia. Tapi bukan berarti dia ingin bergaul dengan para iblis juga. Apalagi kini Orlando telah ikut andil dengan permasalahan Kaliya.
Helaan napas kecil terdengar. Bahu Orlando yang tadinya tegang, sedikit merosot. Dia pun menatap ke arah Kaliya.
“Baiklah. Aku setuju untuk menjadikan iblis itu tawanan. Tapi, kamu harus menjamin keselamatanku, Kaliya!” ucap Orlando akhirnya.
Kaliya tersenyum tipis.
Semakin jauh Orlando melajukan mobilnya, ia bisa menemukan tragedi tersembunyi yang telah menimpa desa tersebut. Pemandangan beberapa rumah terlihat hangus. Ada yang masih berdiri kokoh, ada juga yang sudah habis dilahap api. Sepertinya dahulu terjadi kebakaran besar di sini. “Kondisi rumah itu mengerikan,” komentar Kaliya. Ternyata dia memiliki pemikiran yang sama dengan Orlando. “Kamu yakin ingin beristirahat di sini, Orlando?” lanjut Kaliya. Orlando menghela napas sejenak. “Hhh ... sebenarnya tidak. Tapi mari kita lihat dulu salah satu kondisi rumah itu. Aku sudah lelah menyetir.” “Baiklah.” Tak lama, Orlando memarkir mobilnya di dekat salah satu rumah yang masih berdiri kokoh. Sebenarnya, jika dilihat dari penampilan luar pun rumah tersebut sangat tidak layak untuk dihuni lagi. Temboknya usang karena dihiasi oleh arang bekas kebakaran, semua kaca jendelanya pecah, lalu tanaman liar tumbuh menutupi hampir semua bagian depan. Atapnya juga te
Alis mata Kaliya menukik.“Mendengar apa? Suara kentutmu?”“Ish!” Orlando mencebik kesal. “Aku tidak sedang bercanda, Kaliya. Apa ada seseorang—atau makhluk lain di sekitar sini?”Kaliya bisa melihat jelas ekspresi ketakutan di wajah Orlando. Mendadak ide jahil muncul di kepalanya. Tapi memikirkan kondisi manusia itu yang sepertinya sudah lelah akibat mengendarai mobil semalaman, Kaliya jadi mengurungkan niatnya.“Tidak ada aura mencurigakan. Kamu tenang saja, Orlando.”“Fiuh .... Aku bahkan sampai menahan napas,” ucap Orlando lega.Saat Orlando mulai melangkahkan satu kakinya ke dalam rumah itu, suara Kaliya kembali menginterupsi.“Tapi aku bisa merasakan hawa makhluk halus,” tambah Kaliya cepat.Orlando segera menoleh. “Apa maksudmu?!”“Ya ..., maksudku aku bisa merasakan banyak sekali jiwa manusia yang tersesat di tempat in
Orlando berteriak kencang saat melihat wajah iblis itu. Matanya begitu bulat dan lebih lebar dari milik manusia. Kulitnya merah seperti lobster yang baru saja matang. Tanduk kecil menghiasi kepalanya. Kumis tipis yang panjangnya mencapai dagu juga terjuntai. Secara teknik, iblis itu sangat mengerikan. Apalagi dia menempelkan wajahnya di kaca mobil belakang, sembari mendenguskan asap dari lubang hidung.Tubuh Orlando sampai jatuh ke tanah karena saking kagetnya. Dia ini amat penakut, ditambah dia malah diperlihatkan wujud iblis seperti ini. Tentu saja jantung Orlando semakin berdetak kencang akibat ketakutan.“Menjauh dariku! Menjauhlah!” teriak Orlando lagi. *“Jangan menunjukkan wajah mengerikanmu itu! Enyahlah dari hadapanku!”Suara ringkihan seperti keledai pun terdengar. Orlando bisa melihat gigi iblis itu. Dia sedang menyeringai. Dan dia seolah menertawakan sikap konyol Orlando.BRAK.Kaliya membuka pintu dengan keras. D
Iblis itu hanya meringkih bagaikan keledai. Dia bertingkah seolah semburan api dari Kaliya telah melukai kerongkongannya. Padahal, dia masih bisa merasakan lidahnya dengan jelas dan itu baik-baik saja.Kaliya berdecih. Dia muak dengan iblis yang satu ini.“Baiklah. Tidak apa-apa jika kamu tidak ingin menjawab. Tapi aku akan segera membinasakanmu, kalau begitu.”Iblis itu terhenyak saat mendengar ancaman dari Kaliya. Dia merasakan jika wanita iblis itu mulai menguarkan kekuatan ke sekitarnya. Dadanya yang sudah sakit kini terasa semakin sesak akibat tindakan Kaliya tersebut. Karena tak kuat menahan siksaan secara perlahan itu, iblis tersebut pun segera menyeru.“He-hentikan! Aku mohon hentikan!” ujarnya dengan susah payah. Suaranya terdengar serak dan amat mengerikan.Sudut bibir Kaliya tertarik. Senyuman kecil terpancar dari bibirnya. Dia puas karena akhirnya bisa membuat iblis tak berdaya itu angkat bicara.“Be
Kaliya menyeringai kecil saat mendengar perkataan iblis tersebut. Meski kedua telapak tangannya masih perih dan menyisakan luka terbakar akibat mengeluarkan kekuatan terlalu banyak, nyatanya memberi sedikit penyiksaan terhadap iblis di bawahnya ini bukan hal yang membuatnya kelelahan.“Tuan Lucifer ingin kamu kembali ke singgasananya, Kaliya,” ucap iblis itu akhirnya. Dia menarik napas dalam-dalam, kemudian mengeluarkannya perlahan. Seolah dengan cara seperti itu, rasa takut di dadanya bisa ikut menguap.“Aku tahu pasti tentang hal itu.” Kaliya geram. “Jangan bertele-tele, cepat beritahukan misi apa yang telah Lucifer berikan kepadamu!”“Kami bekerja sama dengan iblis dari bumi.”“Iblis dari bumi?” Kerutan tipis muncul di kening Kaliya.“Ya! Iblis itu datang ke neraka dan menuntut untuk bertemu Tuan Lucifer, karena dia memiliki informasi berharga tentangmu, Kaliya. Kemudian, dia menc
“Tidak mungkin,” gumam Kaliya lemah. “Tega sekali Lucifer melakukan hal itu kepada Katarina? Orang yang telah membantunya untuk menikahiku?”Rasa benci yang sudah lama Kaliya pendam, kini semakin bertambah. Meski kebanyakan manusia berkata jika iblis tidak memiliki nurani, tapi jika itu menyangkut keselamatan keturunan atau saudara mereka, maka iblis juga bisa merasakan apa itu yang dinamakan dengan ‘sakit hati’.Namun, refleksi itu semua berubah menjadi dendam dan kebencian. Begitu juga dengan Kaliya. Dia tidak tahu nasib Katarina semenjak tragedi burung Phoenix itu. Kaliya kira, saudaranya sudah berada di tempat yang aman. Tapi kenyataan pahit memukulnya.“Aku harus menyelamatkan Katarina,” gumam Kaliya. Matanya berkilat kemerahan.“Kamu tidak akan bisa menyelamatkannya,” komentar iblis di hadapannya. “Katarina sudah sekarat. Dia hanya akan menunggu Tuan Lucifer untuk melenyapkannya. Hihi
Orlando berdecak kecil saat mendengar jawaban Kaliya.“Sudah lemah seperti itu, kamu tetap saja angkuh,” komentarnya blak-blakan.“Ya ... sifat alamiah iblis memang seperti ini. Kamu harus membiasakan diri, Orlando.”“Tidurlah. Aku akan berjaga-jaga hingga kamu merasa baikan.” Orlando menawarkan.Kaliya bergumam kecil, dan dia mulai menutup mata.“Aku lelah,” ucapnya pelan.“Aku tahu. Maka dari itu aku akan membiarkanmu beristirahat.”Keheningan menyelimuti mereka untuk beberapa saat. Sepertinya Kaliya benar-benar terlelap. Berada di bumi dan akibat mengeluarkan kekuatan terlalu banyak, membuatnya berubah menjadi iblis yang gampang kelelahan. Sangat berbeda ketika dia masih berada di bawah kerajaan ayahnya, Elliot. Di sana, Kaliya sangat dikagumi oleh para pengikut ayahnya dan dipuja-puja. Tapi kini dia merasa seperti seonggok iblis tak berguna.Cahaya matahari mulai m
Kaliya mengubah posisinya menjadi duduk. Dia melemparkan pandangan tidak suka ke arah Orlando.“Hei, wajar saja jika aku bertanya. Aku ini kan, manusia! Aku tidak tahu tentang dunia kalian!” ujar Orlando membela diri.Hal itu membuat Kaliya memutar bola matanya. Entah kenapa dia bisa membuat ikatan dengan pria ini. Padahal Orlando selalu membuat emosi Kaliya meletup-letup.“Pokoknya, kita harus segera mengumpulkan batu permata itu, Orlando. Aku tidak mau Lucifer menemukannya lebih dulu. Lagi pula, sepertinya Lucifer tidak tahu jika batu itu telah pecah menjadi beberapa bagian. Dengan begitu, dia akan kebingungan ketika mengejar kita.”“Baiklah, baiklah. Berati dari mana kita harus memulai?”Kaliya berpikir sejenak. “Apakah ada semacam buku sejarah di sekitar sini? Aku ingin memastikan pengetahuanku tentan batu permata Katastrof itu.”“Maksudmu semacam perpustakaan? Yang dipenuhi dengan ra
Kaliya hanya bisa mengernyitkan dahi ketika melihat kepergian manusia itu. Entah kenapa, nada bicara Orlando sangat tak enak didengar oleh gendang telinganya.“Apa-apaan itu tadi? Kenapa ekspresi Orlando juga berubah seperti itu?”Meski sempat bingung dengan reaksi dari manusia tersebut, Kaliya memilih untuk tidak mengkhawatirkannya.Kondisi perut dan suasana hatinya sudah berubah-ubah. Dan perempuan iblis itu tidak mau menambah pikirannya karena Orlando.Di sisi lain, Orlando berjalan masuk ke dalam hutan. Pria itu kemudian membuang napas kasar beberapa kali. Rasa kecewa tampak jelas di matanya.“Kalau kamu membenci Lucifer, lantas kenapa kamu membiarkan iblis itu menjamah dirimu, Kaliya?” gumam Orlando.Orlando menatap rimbun pepohonan di depannya. Saat menemukan sebuah pohon dengan batang yang besar, entah kenapa ia ingin sekali menghampiri pohon tersebut dan melayangkan tinjunya di sana.Namun, Orlando bukanlah lelaki seperti itu. Dia hanyalah manusia lemah yang bahkan orang-orang
“Huweeek!” Kaliya mendadak muntah. Dia mencoba menutup hidungnya, tapi aroma busuk itu semakin membuatnya tak bisa mengontrol diri.“Astaga, Kaliya! Apa yang terjadi padamu?” seru Orlando panik.Mendengar keributan yang mereka timbulkan, Alex dan Hannah pun segera menghampiri mereka.Saat melihat keadaan Kaliya yang tiba-tiba saja muntah seperti itu, tentu saja keduanya merasa khawatir. Hannah langsung memegangi kedua bahu Kaliya, takut-takut wanita iblis itu mendadak pingsan. Sementara itu, Orlando membantu memijat bagian belakang leher Kaliya.“Ada sesuatu di sana!” seru Orlando kepada Alex. “Mungkin sesuatu itu yang membuat Kaliya muntah-muntah seperti ini!”“Kalau begitu bawa Kaliya kembali ke tempat peristirahatan,” ujar Alex. “Masalah di sini biar aku yang selesaikan.”“Tapi Alex—”“Tidak apa-apa, Hannah.” Alex tersenyum ke arah wanita ular itu. Dia berusaha untuk membuat Hannah tenang.“Aku akan baik-baik saja. Aku dan Foxie akan mengurus ini semua. Kamu dan Orlando harus memba
“Aku tidak yakin akan hal itu, Orlando.” Kaliya menjawab sembari menatap ke arah api unggun di depannya.Sesekali, wanita iblis itu menjulurkan tangan sehingga ia bisa memainkan api tersebut.“Bagaimana kalau kita berjalan-jalan ke negara lain?” cetus Hannah tiba-tiba.Semua perhatian langsung tertuju pada wanita ular tersebut.“Apa maksudmu, Hannah?” tanya Kaliya sambil mengerutkan dahi.“Ya, kau tahu. Aku berpengalaman dalam berburu pria, ingat? Dalam prosesnya, aku selalu berkelana dari satu hutan ke hutan lain, dan itu aku lakukan bukan hanya di satu negara. Jadi bila kau ingin menemukan permata itu lebih cepat, kau tidak boleh diam di tempat terlalu lama, Kaliya.”“Jadi kamu ingin kami pergi berkelana?”“Ya, benar. Apa itu terdengar sulit bagimu? Aku yakin hal itu bukanlah ide yang buruk.”Kaliya melirik ke arah Orlando dan Alex. Kedua rekannya itu tampak memikirkan saran dari Hannah. Mau tak mau, Kaliya juga ikut memikirkannya. Mulai dari bagaimana cara pergi mengelilingi dunia
Hannah tak bisa menyembunyikan senyuman bahagia di bibirnya. Ketika Kaliya membebaskannya dari kandang gaib, wanita ular itu langsung meneriakkan nama Alex.Akibat kelakuan wanita ular itu, Alex yang sedang berburu pun langsung berlari secepat angin.“Hannah!” seru manusia serigala itu begitu melihat Hannah.“Alex!”Keduanya berlari untuk saling menghampiri kemudian mereka berpelukan. Bukan hanya pelukan biasa, melainkan pelukan yang amat erat. Kaliya yang melihatnya pun bahkan sampai takut jika Alex dan Hannah bisa saling meremukkan tulang masing-masing.“Bisakah kalian tidak bertingkah seperti ini di depanku?” cetus Kaliya sebal.Hannah dan Alex pun terpaksa melepaskan pelukan mereka. Senyum lebar menghiasi bibir masing-masing, dan itu menambah rasa sebal di benak Kaliya.“Maaf, Kaliya. Kami hanya terlalu senang,” ujar Alex membela diri, atau lebih tepatnya membela kelakuan mereka.Kaliya hanya mendengus pelan, kemudian wanita iblis itu memutuskan untuk memberi waktu kepada Alex dan
“Aku bisa menjadikan semua keturunan Hannah sebagai pengikutku!” serunya lagi.“Ya, benar! Kamu bisa melakukan itu, Kaliya!”Wanita iblis itu kemudian tertawa bahagia. Sebuah tawa yang sangat khas. Anehnya, Orlando malah senang bila Kaliya tertawa seperti itu. Meskipun Orlando tahu bahwa Kaliya memiliki rencana liciknya sendiri.Setelah diskusi singkat itu, Kaliya dan Orlando kembali menghampiri Hannah. Tanpa basa-basi, Kaliya segera mengatakan maksud dari rencananya.“Hannah,” panggil wanita iblis itu.Hannah yang tengah duduk sambil merenung pun mendongak. Sepasang matanya tampak berbinar karena lapisan air mata. Ekspresi kelabu yang menghiasi wajahnya membuat Kaliya jadi merasa bersalah.Tapi, Kaliya tidak akan tunduk dengan mudah tentu saja. Selama hidupnya sebagai iblis, dia selalu mengupayakan berbagai cara agar hubungan yang ia miliki dengan makhluk lain bisa memberikan benefit tersendiri untuknya.“Kaliya,” balas Hannah pelan.“Aku sudah memikirkannya matang-matang.”“Sungguh?
Kaliya berdecak kesal. Dia tidak suka dengan perdebatan kecil di depannya. Menurut Kaliya, apa yang dilakukan oleh Alex dan Hannah itu terlalu dramatis. Dan Kaliya benci melihatnya!“Kaliya?”Tiba-tiba Kaliya merasakan sentuhan di lengan atasnya. Dia langsung melirik, dan mendapati wajah tampan Orlando.“Mari bicara sebentar,” ucap lelaki itu. “Kamu tidak perlu memberikan keputusan secara buru-buru. Aku yakin Alex dan Hannah akan mengerti, kalau kamu juga butuh mempertimbangkan permintaan mereka.”“Ya, benar.” Kaliya menyahut. “Beri aku waktu untuk memikirkan itu semua. Sebelum aku memberi keputusan, kalian dilarang bertemu!” serunya kemudian dia memanggil Foxie.“Foxie! Bawa Alex untuk kembali berburu, dan jangan kembali ke sini sebelum aku memanggil!”Foxie mengaum singkat, lalu serigala itu menarik-nari celana Alex dengan giginya.Alex sendiri tidak menjawab. P
“Arghhh!” Alex mengerang pelan sembari memegangi dadanya.Di sisi lain, Hannah yang terkejut pun langsung melotot ke arah wanita iblis tersebut.“Kenapa kamu menyakiti dia, Kaliya?” serunya geram.Kaliya hanya menatap Alex dengan datar, kemudian dia berjalan ke arah Hannah hingga jarak mereka hanya terpisahkan oleh sekat gaib yang diciptakan Kaliya sendiri.“Aku tidak menyakitinya. Aku hanya membantu Alex untuk kembali sadar dari tipu dayamu, Hannah.”“Aku tidak melakukan tipu daya apa pun! Manusia serigala itulah yang telah jatuh cinta kepadaku!” desisnya penuh dengan keangkuhan.Ingin sekali Kaliya menarik lidah wanita ular itu dan menariknya hingga putus. Dia tidak suka bila ada makhluk lain yang bersikap arogan. Hal itu selalu mengingatkannya akan betapa menyebalkannya sifat Lucifer dahulu.Kaliya berdecak pelan. Kemudian perempuan iblis itu berkata, “Sekedar informasi, aku benci kepada pembohong, mau makhluk apa pun itu.”“Dan sekedar informasi juga, Kaliya, daya tarik dari dirik
Kaliya menoleh dan hanya memperhatikan mereka dengan tenang. Alex meletakkan dua ekor musang ke tanah, berikut dengan kayu bakar yang ia kumpulkan. Disusul dengan Foxie yang juga meletakkan satu ekor musang mati ke tanah.“Kenapa kalian pergi begitu saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu tanpa sepengetahuanku?”“Tenang saja, kamu tidak perlu khawatir, Kaliya. Lagi pula kami berburu masih di sekitar sini, kok!” dalih Alex. Meski dimarahi, wajah Alex tampak sumringah. Dan sepertinya Kaliya tahu apa penyebabnya.Tanpa aba-aba, wanita iblis itu berjalan menghampiri Alex lalu menekan tengkuknya dengan cepat. Kaliya mengalirkan rasa panas dari telapak tangannya ke leher pria tersebut, berharap bahwa Alex akan tersadar dari sihir wanita ular itu.Ajaibnya, sedetik kemudian raut wajah Alex langsung berubah. Senyum lebar yang tadi menghiasi wajahnya telah digantikan dengan ekspresinya seperti biasa.“Astaga, apa yang sudah terjadi kepadaku?” ucap manusia serigala itu.“Kamu telah terbuai, Alex!”
“Tidak bisa!” sergah Hannah. “Di hutan lain, kebanyakan manusia tidak takut kepadaku. Jika aku menampakkan diri, mereka pasti berniat untuk memburuku. Aku pernah tertangkap satu kali, ngomong-ngomong.”“Bernahkah? Oleh siapa?” tanya Kaliya penasaran.“Kamu ingin tahu kelanjutannya?”Kaliya mengernyitkan dahi. Mendadak perasaannya berubah tidak enak.“Aku akan memberitahu apa pun yang ingin kamu dengar, Kaliya. Tapi sebelumnya, lepaskan aku dari kurungan gaib ini!”Kaliya berdecak pelan. “Fiuh... hampir saja aku terkecoh. Maafkan aku, Hannah, sepertinya aku tidak bisa mengeluarkanmu sekarang. Sihir yang kamu tunjukkan padaku, tidak cukup untuk membuatku terhipnotis!”Kaliya kemudian melangkah lebih dekat sampai jaraknya dengan wanita ular itu hanya terpisah satu langkah.“Dan jika kamu lupa, Hannah, aku adalah wanita iblis terkuat yang sudah hidup selama enam ratus tahun. Jadi aku harap kamu tidak macam-macam kepadaku, dan kepada rekan-rekanku. Mengerti?”Wanita ular di depannya hanya