"Pulang lah..!
mereka pasti sedang mencari mu..!" Ucap Nayla ia tidak mau dituduh perusak hubungan mereka."Beri aku kesempatan untuk menjelaskan semua kepadamu.."
"Kalau begitu jelaskan lah.." Ucap Nayla pandangan nya masih lurus ke depan.
Indra mulai menjelaskan kepada Nayla."Setelah aku pulang dari rumah mu.
Ternyata orang tuaku sudah pulang mereka menungguku dirumah." Ucapnya mulai menjelaskan kepada Nayla dan mengubah posisi duduknya menghadap Nayla.Flashback on.
Setelah mengirimkan pesan kepada Nayla, Indra keluar dari mobilnya.
Ia melihat mobil papanya terparkir di depan garasi dan pintu rumah sedikit terbuka.Ia mendengar suara gelak tawa dari dalam rumah."Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam.." Ucap bersamaan mereka dari dalam rumah.
Indra masuk dan mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
Indra melihat ada wanita paruh baya dan perempuan cantik putih mulus, perempuan terseIndra begitu terkejut mendengar ucapan papanya.Ia menarik nafas lalu membuangnya perlahan, melihat papanya keluar kamar."Nayla..!Maaf kan aku..! aku tak bisa menepati janji ku lagi." Ucap Indra lirih.Tidak lama terdengar teriakan mamanya memanggil namanya."Indra..!!" Teriak mama.Indra mendengar teriakkan mama memanggil namanya langsung berlari keluar kamar.Ia melihat papanya tergeletak dan tak sadarkan diri di lantai.Ia langsung berlari menuruni tangga dan mendekati papanya."Pah..!Papa bangun pah..!” panggil Indra sambil menggoyangkan bahu ayahnya.“Kita langsung bawa papa ke rumah sakit.."Ujar Indra langsung menggendong papanya.Semua orang terlihat panik."Siapkan mobil.." Teriak Indra kepada sopirnya. Namun ia baru menyadari bahwa sopir ayahnya lagi keluar dan belum kembali, sopir sudah minta ijin bahwa iya akan menginap tempat saudaranya.Bella yang mendengar teriakan Indr
"Nak..!Papa tidak mau tahu pokonya kamu harus menikah dengan Bella.." Ucap papanya. perdebatan mereka masih berlanjut."Aduh..!" jerit Papanya lalu memegang kepala menahan rasa sakit nya."Pah...!Papa kenapa..?Indra panggilkan dokter ya Pah.." ucap Indra hendak berdiri memanggil dokter, namun tangannya di tahan oleh papanya."Papa, tidak apa apa nak.." "Papa mohon berjanji lah dengan papa, bahwa kamu bersedia menikah dengan Bella." Dengan wajah memelas, sambil menyatakan kedua tangannya."Iya pah ..!Indra janji akan menikah tapi dengan pilihan Indra sendiri, bukan dengan Bella." Sahut Indra. Ia masih tetap dengan pendirian nya, dan begitu pun papanya."Baiklah kalau itu mau mu..!pergilah kamu bukan anakku lagi,semua yang kamu punya fasilitas yang kamu punya papa cabut..!" Tegas papa."Demi membela anak orang lain, papa tega membuang anak sendiri.Aku darah daging papa..!" Ucap Indr
"Nayla..!Biarkan seperti ini, jangan dilepaskan..!" Ucap Indra memeluk Nayla dari belakang."Maafkan aku yang tidak bisa menepati janji ku padamu.Tapi aku yakin suatu hari nanti kita pasti akan bersatu."Ucap Indra.Nayla baru menyadari bahwa posisi nya sekarang ada di dalam pelukan Indra.Kemudian Nayla membalas pelukan Indra.Mereka berpelukan tanpa ada yang berbicara seakan akan hari ini adalah hari perpisahan mereka.Hanya hembusan nafas mereka yang terdengar.Indra memeluknya sangat erat sambil mencium pucuk kepala Nayla."Indra.." panggil Nayla."Ini sudah malam..!ayahku pasti menghawatirkan ku.Besok aku dan ayah akan pergi ke kampung.Ucap Nayla masih dalam pelukan Indra.Indra masih memeluk nya erat, ia seakan enggan melepaskan Nayla."Indra..!Aku ingin pulang..Entah apa yang orang pikirkan, kita berada dalam satu rumah." ucap Nayla.Perlahan lahan Indra melepaskan
Sementara di kamar Nayla meringkuk dilantai.Ia sempat membuka pintu sedikit agar bisa mendengar ucapan mereka, ia takut karena dirinya Indra jadi terluka.Ia sangat syok mendengar ucapan papanya Indra yang mengatakan bahwa Indra bukan anaknya lagi.ceklek..! pintu terbuka ia melihat Nayla meringkuk dilantai."Nayla...!Kamu kenapa seperti ini..?" Tanya Indra ia langsung menggendong Nayla membawanya ke kasur, Indra ikut duduk di samping Nayla."Apa kamu mendengar ucapan papa tadi...?"Ucap Indra, ia khawatir melihat Nayla hanya diam saja.Tidak lama terdengar suara isak Nayla menangis.Hiksss..hikss..hikss.Nayla menangis sambil menutup wajahnya."Nayla...!Kamu kenapa menangis...?Tolong jangan dengarkan ucapan papa tadi ya.!" Ucap Indra. Ia membiarkan Nayla menangis, agar Nayla bisa meluapkan rasa kesalnya.Tak lama suara Isak tangis Nayla sudah tidak terdengar lagi.Indra melihat Nayla tertidur set
"Nayla...!" Ucap Indra dan kita bersamaan.Mereka langsung menghampiri Nayla."Nayla lo sudah bangun..?" Tanya mita ia menggandeng tangan Nayla untuk duduk di sofa."Kalian pasti lapar..!Aku akan memesan makanan dulu ya.." Ucap Indra langsung mengambil ponsel nya dikamar.ketika hendak memesan makanan melalui ponselnya, ia mendapatkan pesan bahwa kartu debitnya telah diblokir.Ia memejamkan matanya, beruntung ia mempunyai uang Chash."Aku akan keluar membeli makanan..!Kalian tunggu saja disini..!" Pamit Indra.Mita dan Nayla mengangguk."Nayla..!Kenapa lu cepat sekali bangunnya..!" Tanya mita. Ia khawatir Nayla mendengar percakapan dirinya dan Indra."Jadi mau nya bagaimana..?lu mau lihat gue tidur selamanya..!" Celetuk Nayla."Bukan begitu maksudnya Nayla..!Tadi Indra bilang lu kelelahan..!Makanya gue tanya, kenapa lu bangun.?"Deg.."Apa Indra menceritakan semuanya, tentan
Tok..tok..tok..!Ceklek..Indra membuka pintu kamar."Nayla..!Ayo masuk.." Ucap Indra.ia melihat Nayla berdiri didepan kamar, tapi tidak masuk."Kamu mau ke mana..?"Ia melihat koper di lantai, dan juga melihat Indra mengeluarkan isi lemarinya."Mulai besok, aku tidak tinggal disini lagi.Besok aku akan memulai hidup baru..!"Ucap Indra kembali masuk, Nayla mengikutinya dari belakang."Sini aku bantu..!Memang kamu mau tinggal dimana..?"Tanya Nayla membantu Indra memasukkan baju Indra ke dalam kopernya."Sementara waktu aku tinggal bersama temanku..!Setelah mendapatkan pekerjaan aku akan mencari sewaan rumah..!" Sahut Indra.Nayla mendengar perkataan Indra berhenti sejenak dari aktivitasnya."Indra..!" Panggil Nayla.Indra menengok kearah Nayla."Iya..!Ada apa..?" Indra melihat Nayla berhenti memasukkan bajunya ke dalam koper."Sebaiknya kamu turuti saja kema
"Maaf, sayang..!"Nayla mendengar indra memanggilnya sayang, tersenyum malu."Pergilah keluar aku mau tidur..!" Ucap Nayla.Ia langsung naik ke kasur merebahkan tubuhnya.Ia menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya agar Indra tidak melihat wajahnya.Entah mengapa ia sangat senang jika dirinya dipanggil sayang oleh Indra."Apakah aku boleh tidur bersamamu..?" Ucap Indra menggoda Nayla.Mendengar ucapan Indra, Nayla membuka selimut nya ia memicingkan matanya."Hehehe aku hanya bercanda..!Baiklah aku akan tidur di sofa..!" Ucap Indra.Ia mengambil selimut dan bantal yang tersimpan di lemari.Ia melangkah menuju keluar, di depan kamar Indra dan Mita bertabrakan.Bugh..!"Aww...aduh, sakitnya.." Ucap Mita memegang bokongnya.Mita jatuh terduduk akibat menabrak tubuh indra."Kalau jalan hati -hati Mit..!Kamu Gak apa-apa..?" ucap Indra membantu Mita berdiri."Kamu kenapa tiba tiba ada di dep
Suaminya melihat gerak gerik dari monitor kecil dari dalam kamar.Pak Wibowo tersenyum melihat kepergian mereka."Mah...! Sudahlah..!"Kemudian suaminya membisikkan sesuatu di telinga istrinya.Istrinya langsung berhenti menangis dan menoleh kearah suaminya."Papa serius..?"Suaminya mengangguk."Papa jahat..!Kenapa papa tidak memberitahu mama sebelumnya..?" Ucap istrinya kembali menangis memukul dada suaminya."Sssstttt..!Jangan keras keras..!"Nanti ada yang mendengar jalankan peran mama seperti sangat sedih kehilangan Indra dan menganggap Bella jadi anak mama..!" Ucap suaminya. Istrinya mengangguk setuju."Papa kenapa tidak memberitahu mama sebelumnya..?" Tanyanya penasaran, pasalnya kemarin ia bersikeras ingin menikahkan anaknya dengan Bella."Tiga hari yang lalu, papa tidak sengaja mendengar percakapan ibu nya dan Bella. Mereka datang untuk balas dendam kepada kita atas kematian ayahnya dan a
Lain hal di tempat lain, Nayla berkutik di dapur membuatkan sang suami kue brownies. Sejak pagi sang suami minta di bikin kan oleh tangan sang istri dan tidak mau dari toko.“Kenapa badanku sangat lelah? Padahal aku sejak tadi tidur saja!” gumam nya duduk sambil menunggu kue nya matang.Ia bersandar di bahu sofa, memejamkan matanya sejenak. Sekitar 15 menit dirinya tertidur di kursi, langsung terbangun mengingat kue nya masih dalam oven.“Astaga kue ku!” panik Nayla. Lalu bergegas ke dapur.“Huft.., untung saja tidak gosong!” gumamnya.Nayla mengeluarkan dari oven, dan memindahkan nya ke piring besar.Dan ketika hendak berbalik menuju meja makan, kepala nya Terasa sangat pusing dan praang....! suara piring terjatuh.Pelayan berlari menuju arah suara, dan kebetulan Indra pulang cepat mendengar keributan di dapur.“Ada apa ini?” teriak Indra.“Tuan, nona pingsan!” Indra
Mereka keluar kamar, terlihat wanita paruh baya yang duduk di kursi. Walaupun sudah terlihat berumur, wanita tersebut masih terlihat cantik.“Iya nyonya, anda mencari siapa?” tanya Mita ramah.Wanita tersebut, melihat Mita dari atas sampai bawah.“Kenapa perasaan ku tidak enak!” batin Mita.“Apa kamu yang bernama Mita?”“Iya dengan saya sendiri! Maaf nyonya siapa? Apa kita pernah bertemu sebelum nya?” tanya Mita dengan lembut.“Saya tinggal ke dapur sebentar!” pamit ibunya.“Iya mah,” sahut Mita. Begitupun dengan wanita itu, mengangguk sambil tersenyum.“Apa kita bisa bicara di teras saja?”Mita mengangguk, lalu wanita tersebut mendorong kursi roda Mita menuju ke teras.“Maaf nyonya merepotkan,” tolak halus Mita.“Kita langsung ke inti nya saja, tak perlu basa basi,” tegas. Hingga membua
Tiga Minggu sudah berlalu, hari ini paman nya akan kembali ke luar negeri. Selama itu juga Nayla memasak untuk paman dan bibi nya, karena mereka sangat menyukai masakan Nayla. Walaupun sudah menetap lama di luar negara, tetap makanan Indonesia yang paling mereka gemari.Begitupun dengan Mita, selama 3 hari dirinya tertidur pasca kecelakaan. Kini dirinya sudah mulai membaik, dan di perbolehkan pulang, walaupun masih duduk di kursi roda. Hampir setiap hari dirinya ke rumah Mita, untuk membantu nya belajar jalan. Orang tua Mita sudah mengetahui hubungan mereka dan melihat ketulusan Andrew mereka akhirnya menyetujui nya. Walaupun, sebelumnya ayahnya Mita sempat menolak.Akibat Kegigihan Andrew untuk mengambil hati calon mertuanya, akhirnya dirinya mendapatkan kepercayaan penuh dari sang calon mertua.Seperti nya saat ini, setelah pulang mengantar Mita kontrol. Sang calon ayah mertua mengajak nya bermain catur, terlihat Mita mengukir senyum dari ruang tamu melihat kedeka
Tanpa sadar mereka saling memandang satu sama lain. “Masya Allah, inikah yang nama nya bidadari?” batin Ikbal. Ia masih terpukau dengan kecantikan wajah wanita yang masih memakai seragam perawat tersebut. “Mas…,” panggilnya. “Hah? Oh maaf aku tidak sengaja menabrakmu,” ucap Ikbal tersadar. Namun, masih memegang tangan gadis itu. “I
Indra menatap sinis Bella yang berjalan melewatinya dengan tangan yang sudah terborgol. Begitupun Ikbal, menatap pria yang bertopeng tersebut, begitupun sebaliknya.“Pak, saya ingin melihat wajah pria ini? Apa boleh saya membuka penutup wajahnya?”“Biar kami yang membuka nya, ini terlalu bahaya untuk mu. Pria ini sudah lama jadi buronan.”Ikbal mengangguk kepalanya, polisi membuka penutup wajahnya. Alangkah terkejutnya Ikbal, bahwa pria tersebut memang benar pamannya.Sejak kedatangannya, pamannya sudah menatapnya, hingga polisi berkesempatan langsung melepaskan peluru tempat mengenai kakinya.“Paman,” lirih Ikbal. Namun saat ini pak Burhan tidak berani menatapnya.“Beliau adalah paman saya pak, adik dari almarhum ayah saya.” Pak Burhan sedikit terkejut mendengar Ikbal menyebut ayah nya yang sudah almarhum, namun dirinya berpura-pura tidak mempedulikan nya.“Terima kasih ba
Nayla bangun dari tidur nya, melihat dirinya hanya memakai pakaian dalam dan di tutupi oleh selimut tebal.“Mas,” panggil Nayla dengan suara has baru bangun tidur.“Jam berapa ini?” gumamnya lalu duduk bersandar.“Astaga, sudah jam segini! Mama pasti sibuk di dap....” seketika Nayla langsung terdiam.“Mama,” lirih Nayla. Ingin rasanya dirinya berteriak dan menangis, namun teringat akan ucapan suaminya waktu di mobil untuk tidak lagi menangis.Setelah merasa dirinya sudah baikkan, Nayla bergegas untuk mandi. Sekitar setengah jam di kamar mandi, Nayla keluar dengan handuk masih melilit di kepalanya.Saat hendak memakai pakaian, dirinya sekilas melihat wajah nya di cermin matanya sedikit membengkak akibat kebanyakan menangis.Selesai memakai pakaian, Nayla memoles sedikit wajahnya agar tidak terlalu pucat dan sedikit menutupi matanya yang membengkak.“Bi, kemana mas Indra
Indra langsung mengangkat telponnya.“Halo, Paman.”“Iya nak Indra, kami dalam perjalanan menuju bandara.”“Iya paman, hati-hati di jalan.”“Iya nak, maaf paman tidak bisa ikut serta dalam pemakaman kedua orang tuamu. Tapi, percayalah paman selalu mendoakan yang terbaik untuk mereka.”“Iya paman, makasih banyak. Kami semua disini menunggu kedatangan paman,” sahut Indra. Saat dalam perjalanan membawa jenazah kedua orang tuanya, Indra menghubungi pamannya kakak kandung dari ayahnya satu-satunya. Sedang kan ibu nya tidak memiliki keluarga karena ibunya merupakan anak tunggal, dan tidak memilik keluarga lagi.“Iya nak, kamu bersabar ya.”“Iya paman.”“Baik, paman tutup telponnya, karena kami sudah tiba di bandara dan akan siap terbang.”“Iya paman, berhati-hati lah! Salam untuk bibi.”“Iya nak.” Mere
“Pak, korban telah ditemukan!” teriak salah satu relawan.Mendengar teriakan itu, Indra hendak berlari ke arah suara. Namun di tahan oleh polisi karena sangat berbahaya jika mendekati jurang itu. “Sabar dulu pak, serahkan kepada semua kami.” Terlihat para relawan memangkat korban kecelakaan dari dalam jurang, Indra meneteskan air mata nya melihat mobil rinsek hampir tak berbentuk. Indra memikirkan Bagai mana nasib kedua orang tua nya saat ini, setelah melihat keadaan mobil tersebut. “Mama, papa,” lirih Indra. Tampak Nayla datang dan menegang bahunya. “Mas.” Indra menoleh ke arah Nayla dan segera menghapuskan air matanya. “Mas yang sabar ya, hiks.. hiks..” Nayla mulai menangis kembali, dirinya ingin menguatkan sang suami tapi malah dirinya tak kuasa menahan tangis nya.Terlihat ambulance sedang menunggu, korban langsung di masukan ke dalam mobil. Indra dan Nayla ikut dalam mobil tersebut menuju rumah sakit, ia berharap orang tuanya selamat walaup
Kini Indra dan Nayla sudah duduk di pesawat, namun ketika hendak mengambil ponselnya ia lebih dulu membaca pesan yang banyak masuk.“Banyak sekali pesan masuk,” gumam Indra.Seketika ponsel langsung terjatuh tanpa sadar, ia langsung berdiri dan menarik tangan istrinya keluar.Petugas pesawat berusaha memanggil mereka namun tak di hiraukan.“Mas, mas, ada apa? Kenapa kamu menarik ku seperti ini?” tanya Nayla sambil mengimbangi langkah cepat suaminya.“Mama dan papa mengalami kecelakaan,” jawab singkat Indra. Seketika Nayla menghentikan langkahnya, namun dengan segera Indra menarik kembali tangan istrinya.“Tidak ada waktu, kita harus cepat, mama dan papa semuanya akan baik-baik saja,” ujar indra. Mereka berlari menuju parkiran terlihat mobil sudah menunggu mereka.