Share

64. 'Tamu' Tengah Malam

Penulis: Wiselovehope
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-05 17:05:06

"Hah? Mengapa harus pergi berkuda bersama seorang Nona Maharani Cempaka, Tuan Muda Leon Delucas?" Rose hampir saja tertawa mendengar nama yang disebutkan putranya, "Dengar, ia mungkin ibu gurumu yang paling baik hati dan cantik, tetapi sungguh, ia jauh lebih cocok kau jadikan 'kakak'-mu saja daripada 'seseorang yang istimewa' itu. Mama tak ingin jika dalam masa-masa sulit seperti ini kau mulai berulah lagi dengan coba-coba mendekati wanita. Apalagi yang tujuh tahun lebih dewasa darimu!"

"Mama, aku..." wajah Leon memerah karena ibunya berhasil membaca tujuannya, namun ia segera mendapatkan jawaban bijak, "Nona Rani hanya sekadar menemaniku saja. Ia juga setuju. Apakah salah jika seorang guru bahasa bisa sedikit, sesekali saja, mendengarkan curahan hati muridnya sendiri? Dan well, mengapa hanya berdua? Karena aku tak begitu suka beramai-ramai. Mama tahu, aku anak baik, takkan berbuat macam-macam. Aku janji!"

"Hmmm... Baiklah. Namun kau harus tahu posisi dan ke

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   65. Kejutan dari 'Hamba Tuhan'

    Tengah malam itu suasana perbukitan Chestertown sangat sepi, gelap dan senyap. Tetiba ketiadaan suara dan cahaya itu lenyap bersamaan dengan suara gemerisik langkah-langkah kaki manusia dan puluhan sorot senter. Beberapa staf pria bersenjata bersiaga di sekitar kompleks Delucas. Sebagian besar adalah 'bala tentara' alias petugas yang memang dilatih untuk menjaga keamanan sedari kompleks keluarga bangsawan itu berdiri. Sekarang, tak hanya petugas, pegawai peternakan, perkebunan dan pabrik pun dipersenjatai dengan semua alat yang tersedia, baik senjata pukul, tajam hingga api. Memimpin di depan, Lady Rosemary Delucas bersama staf kesehatan kepercayaannya dokter Kenneth Vanderfield. Si dokter siaga penuh berbaju hazmat, namun si wanita penguasa hanya berjaket tebal panjang dan bermasker. Ia yakin, saat ini dirinya masih tak begitu membutuhkan segala protokol kesehatan itu. "Jangan khawatirkan kesehatanku. Si pengacau keamanan ini bukan zombie atau suspek O

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-06
  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   66. 'Rencana Kencan' Leon dan Rani

    "Tuan Russell! Are you okay? Apakah Anda baik-baik saja? What's going on?" Orion segera mendekatkan telinga ke dinding kayu yang memisahkannya dengan pasien tetangga yang bahkan belum pernah ditemuinya. "Tidak... I'm not okay! Aku kelihatannya tambah 'tak baik-baik saja' semenjak masuk ke ruang perawatan ini... malah kurasa kondisiku bertambah parah, to be honest, aku akan segera mati! Jika aku 'pergi', tolong, Tuan Orion Delucas, sampaikan kepada istri dan anak-anakku, aku mencintai mereka! Sampaikanlah maaf, peluk cium, dan penyesalanku karena kecerobohan dan kegagalanku bertahan hidup!" "Tidak, jangan menyerah, bertahanlah, Tuan Russell, Anda bisa melakukannya! Dokter Kenneth dan stafnya akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan dan memulihkan kita berdua!" "Kurasa sudah tak mungkin untukku, Tuan Orion! Rasa sakit ini amat sangat menyiksaku. Infeksi ini sudah menjalar ke setiap sel tubuhku. Kurasa para petugas kesehatan sebentar lagi akan datang kembali, bukan untuk menyela

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-07
  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   67. Orion dan Impian Terliar Rani (18+)

    "Bukan tak ingin, tetapi.. Well, rahasia. Aku hanya sedang ingin berdua Nona Rani saja agar bisa mengenal guruku dengan lebih baik. Aku akan berulangtahun beberapa hari lagi, dan jalan-jalan sejenak ini adalah salah satu kadoku! Mama kita sudah setuju! Is there something wrong with that simple, harmless request?" Leon mencoba berkelit. Pintu utama terbuka, Lady Rosemary dan Kenneth masuk, membuat semua mata spontan memandang. "Semuanya!" "Mama, Kenneth! Ada apa tadi? Apa semua baik-baik saja?" Grace tampak lega sekaligus penasaran. "Ya. Tak ada yang perlu dikhawatirkan saat ini. Mungkin besok kita mau tidak mau harus menerima 'tamu yang tak bisa ditolak'. Kupastikan takkan menjadi masalah. Sekarang sudah dini hari, mari kita bebersih, Kenneth, dan semua kembali ke kamar masing-masing!" "Uh, tidak seru! Kukira tadi gerombolan zombie seperti di film-film mencoba menerobos masuk!" Leon merutuk, dan lagi-lagi Grace menyikut kakak

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-08
  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   68. Yang Pergi dan Yang Datang

    'Ah, ternyata hanya bunga tidur! Aku pasti terlalu lelah sekaligus berlebihan mengkhawatirkan Orion jadi terlelap dalam keadaan seperti ini, walau mimpiku tadi sangat menyenangkan!' Rani merasa kesal sendiri karena 'mimpi basah terindah' itu tak sampai selesai, namun bersyukur bahwa Orion tak benar-benar sudah melarikan diri dari ruang isolasi. Jika suaminya terlalu nekad melakukan itu, bisa-bisa ia akan mendapatkan sanksi berat dari 'istri pertama'-nya sendiri! Rani sangat cemburu jika mengingat-ingat apapun tentang Rosemary, yang notabene masih majikannya sendiri. Sayangnya, ia tak bisa berbuat apa-apa. Mungkin ia masih harus berbagi tubuh dan perhatian Orion. Satu hal yang ia yakini, cinta dan hati Orion hanya untuknya. 'Huh, sudah pagi lagi. Hari ini aku harus pergi berkuda dengan Leon! Anak itu belakangan ini mulai menakutkanku. Tetapi ia hanya seorang remaja yang hampir berusia 18 tahun, mengapa aku harus ikut-ikutan khawatir?' Rani mera

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-09
  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   69. Seseorang di Dalam Sana...

    'Sebenarnya aku tak terlalu gembira diutus sendirian ke Lab Barn semudah ini, 'begitu saja' tanpa kesulitan. Kurasa ada yang diam-diam Lady Rosemary inginkan dengan apa yang ia titahkan. Oh ya, ruangan di mana Orion berada pasti telah diawasi CCTV 24 jam. Semua perkataan dan perbuatan akan terekam! Jadi...' Rani menarik kesimpulan sendiri saat berjalan menuju ke Lab Barn, 'aku tak boleh terlalu kelihatan mesra atau berbuat macam-macam di sana!' Suasana pagi hari itu sepi sekali. Nyaris tak ada kegiatan di kompleks Delucas yang masih tetap permai bagaikan di resor-resor liburan dataran tinggi Evernesia. Jalan-jalan setapak dan pelataran main mansion yang luas tampak lengang. Rani mempercepat langkah menuju lumbung terbesar yang letaknya agak terpisah dari lumbung-lumbung lainnya di area perkebunan-peternakan. Beberapa petugas dengan masker medis dan face shield berjaga di pintu gerbang ganda. Mereka sudah diberitahu akan kedatangan Maharani, jadi tanpa bicara mereka mengangguk hormat l

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-10
  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   70. "Welcome Back!"

    'Orion, oh my God, seharusnya kau kemari dan lihat sendiri, pasien itu, Russell, dia...' Rani sudah begitu ingin pergi secepatnya dari situ. Ia sungguh tak tega, tak ingin mengintip kelanjutan dari adegan yang sedang berlangsung sangat perlahan di ruang isolasi sebelah. Akan tetapi sesuatu, entah rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang besar, erat menahan kedua kaki dan matanya. Semoga bagaikan adegan lambat dalam film horor di siang hari. Tubuh di atas ranjang seolah bergerak ke posisi duduk, hingga selubung kain putih panjang yang menutupnya perlahan tergeser dan tersingkap, terjatuh di lantai. Ia nyaris tak berbusana, terpacak di ranjang, terbelenggu erat di empat penjuru pergelangan tangan dan kaki, meskipun sebelahnya sudah 'tiada'.Itu jelas-jelas (tadinya) seorang pria Everopa berusia sekitar akhir 30-an atau awal 40-an. Rani sepertinya tak asing lagi dengan sosok semacam itu. Dalam temaram, kulit putih memucat penuh memar membiru dan pandangan mata kosong yang kini berbalik

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11
  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   71. Ruang Rahasia Kenneth?

    Orion sebenarnya ingin sekali keluar sendiri dari ruangan isolasinya untuk melihat apa yang terjadi. Lebih dari itu, sesungguhnya ia ingin juga mencari Rani yang kini pergi entah ke mana! Sayangnya, waktunya tak cukup. Walau pintunya tak terkunci, ia sadar akan segera ada petugas yang lewat memeriksa. 'Semoga Rani tak tersesat di dalam sini dan segera kembali ke main mansion! Tempat ini tak seaman kelihatannya!' harap Orion, 'Semoga Russell... entahlah, sungguh malang, ia tak mungkin baik-baik saja atau sembuh. Hanya bisa berharap semoga tak terjadi hal yang lebih buruk! Walaupun mungkin sekali kini ada hal yang jauh lebih buruk dari kematian!' Orion tahu pasti Kenneth ingin sekali, atau lebih tepatnya, sangat berambisi untuk meneliti virus Octagon. Tetapi Orion tak suka bila dokter itu mulai bertindak semaunya! 'Anyway, there's nothing I can do right now. Kuharap dokter muda sok tampan itu tak bertindak ceroboh, apalagi sampai berani mendekati Rani...' ********** Sementara itu do

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-12
  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   72. Russell in Action...

    Rani tak dapat melihat banyak objek berarti dalam ruangan besar temaram bersuhu sangat rendah itu. Namun ia sudah terlanjur masuk dan bertekad akan menyelidiki segalanya. Ada deretan kandang besi kosong, sekilas seperti di dalam pet shop atau toko penjualan hewan peliharaan. Entah untuk apa atau siapa, yang jelas semua itu lebih mirip penjara-penjara mini yang menyedihkan. Lalu deretan meja penelitian, mikroskop, labu erlenmeyer, tabung-tabung reaksi, serta cairan-cairan aneh dalam botol-botol kaca. 'Astaga. Ini seperti sebuah laboratorium rahasia, atau jangan-jangan...' langkah Rani terhenti saat menatap sederetan lemari besi serupa kulkas-kulkas satu pintu. Tak perlu waktu lama baginya untuk menyadari jika itu... 'Lemari pembeku? Apa itu untuk jenazah? Jadi tempat ini... sebuah ruang mayat?' Rani tak ingin mendekat, apalagi sampai membuka dua di antara pintu-pintu yang sepertinya 'berpenghuni' itu, ditandai dengan semacam lampu peringatan, tetap menyala darurat seperti halnya be

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-13

Bab terbaru

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   Just The Two of Us(?) (Extra Ending, 18+)

    "I won't ever forget you, Orion. Begitu pula Rani. Kalian berdua akan kuingat selama sisa hidupku!"Bunker itu cenderung nyaman, malah terkesan elegan-mewah. Segalanya tersedia; listrik, bahan pangan, obat-obatan hingga fasilitas bintang lima lainnya. Sangat berbeda dengan dunia atas yang bertambah tak karuan. Lab Barn masih terbakar hebat. Entahlah dengan Kompleks Delucas yang barangkali mulai porak-poranda. Di lokasi bawah tanah ini, Lady Rosemary Delucas terpacak bersama puluhan survivor. Kedua anak kandungnya mengalami luka parah. Entah bagaimana kondisi Leon dan Grace yang sedang berjuang mempertahankan hidup. Mereka masih dalam perawatan darurat staf Lab Barn yang selamat dan ikut turun bersama penghuni Kompleks Delucas lainnya. Lady Rosemary belum mampu menjenguk mereka, batinnya masih sangat terguncang."Aku berjanji, suatu hari nanti akan keluar dari sini dan melakukan pembalasan, Orion, Maharani, Magdalene! I won't ever forget you all, just wait and see!"**********Beberapa

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   144. Akhir (3)

    "Bagaimana sekarang, Orion?""Lari, Rani. Mungkin ini tindakan pengecut, tapi kita memang tak punya apa-apa, tak bisa melumpuhkan makhluk ini. Meskipun aku masih punya ide...""Tuan Dokter! Mengapa Anda malah berbuat ini?" Wanita misterius yang mengantarkan Kenneth turut terkejut."Tak usah ikut campur. Terima kasih telah mengantarkanku kemari, tetapi kau juga kini tak kubutuhkan lagi! Saksikan saja pertunjukannya dan semoga terhibur. Lazarus, go go go. Kejar mereka. Lakukan apapun yang kau inginkan. I don't care. Ha ha ha ha ha!" Kenneth tak menghiraukan, hanya tertawa-tawa."Rani, kita segera keluar dari Kompleks Delucas. Mungkin kita harus berkorban, namun tidak di sini. Kita giring Lazarus sejauh mungkin... Segera, ke sepeda motorku!""Ba-ba-baik..." Rani setuju, "Cepat! Namun bagaimana dengan Anda, Ma'am?" Ia masih sempat-sempatnya bertanya kepada wanita pengantar Kenneth."Aku akan baik-baik saja, just leave. Aku belum sempat mengenal Anda berdua, Nona. Namun aku yakin kalian ora

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   143. Akhir (2)

    "Ka-kami-kami bukannya tak mau membukakan pintu untuk Anda, Ma'am, tapi kami khawatir jika para penghuni kompleks ini sampai keluar dari sini. Di dalam sini mungkin sedang 'chaos', tetapi di luar sana, dunia juga sedang berakhir. Lady Rose tahu hanya Kompleks Delucas yang masih punya banyak cadangan sumber daya. Sangat berbahaya apabila dunia luar sampai tahu semua ini, juga apabila mereka memutuskan untuk kembali... Maka beliau dengan tegas melarang..."Alasan panjang lebar petugas jaga itu tak bisa diterima Sang Wanita Misterius. Diam-diam dalam genggaman tangannya ada sepucuk handgun, yang ia keluarkan dan acungkan ke petugas di balik gerbang ganda besi. "Tuan, Anda pilih, nyawa Anda atau buka gerbang ini sekarang juga!"Petugas itu gentar seketika. Meskipun ia patuh pada titah Lady Rose, ia tak mampu menyangkal ia pun takut kehilangan nyawa. "Ba-ba-baiklah!"Tak lama, pintu gerbang terbuka setelah barikade-barikade disingkirkan. Para survivor yang tak sabar hendak keluar seketika

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   142. Akhir (1)

    "Jika tidak kulakukan sekarang juga, sesungguhnya aku takkan pernah bisa 'beristirahat dengan tenang' walau dalam bunker nyaman penuh pangan dan segala kebutuhan hingga akhir zaman!" monolog Lady Rosemary sambil menggenggam erat sesuatu dalam saku kanan jubahnya."Mama!" Grace segera pergi dari sisi Rani dan tiba di sisi Sang Bangsawati, belum menyadari apa yang ibunya akan lakukan."Grace, kau pulang juga! Cepat, tunggu apa lagi? Segera masuk ke bunker utama bersama kakakmu yang sudah berada di sana untuk dirawat! Jangan habiskan waktumu di sini!" tepis Rose saat putrinya berusaha memeluk seperti tadi Grace lakukan pada Rani."Ta-ta-tapi Mama juga harus ikut, aku kembali karena menurut titah Papa Orion! Ayo, Ma!" Grace merengek dan meraih lengan ibunya, menarik ke arah bunker. Namun Lady Rose teguh bertahan, "Kau saja dulu, masih ada urusan Mama yang belum selesai di sini!"Suatu firasat buruk tetiba menghinggapi Grace. Ibunya tadi sudah mengeksekusi Edward Bennet Si Pendeta Pengkhian

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   141. Terkontaminasi?

    Orion tak perlu memastikan bahwa ia sedang berhadapan dengan sosok yang mungkin akan menjadi lawan pamungkasnya. Mungkin juga hal terakhir yang dilihatnya di dunia ini. Bukan teman, bukan musuh, bukan siapa-siapanya. Akan tetapi pada titik ini hanya ada satu yang akan selamat, entah dirinya sendiri atau..."Lazarus!"Sosok pria beranggota tubuh asimetris tinggi besar yang keluar dari dalam kobaran api itu sedang terbakar hebat. Namun tubuh hangusnya seolah-olah takkan pernah habis. Bagaikan boneka arang raksasa nan masih panas membara, ia melangkah perlahan. Semakin dekat ke tempat di mana Orion dan Grace berada.Orion berseru selantang mungkin, "Grace, tunggu apa lagi? Cepat pergi dari sini!""Tapi, Orion, aku... Ba-ba-baiklah, aku..." hampir pingsan karena sesak lahir batin, Grace tak mampu lagi menahan diri, "Orion, terima kasih, selamat tinggal, good luck!" Berurai air mata, Sang Putri Bungsu akhirnya berbalik dan angkat kaki secepat yang ia bisa."Terima kasih kembali, Grace, suda

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   140. Damsel in Distress

    "Anda harus menolongku, Ma'am! Sebab dunia ini , secara harfiah, sebenarnya berada dalam genggaman tanganku!"Kenneth tak tahu mengapa ia tiba-tiba saja mengatakan hal itu kepada wanita asing penyelamatnya, yang baru saja ia kenal. Ia teringat pada hal penting yang sedang ia kerjakan, sesuatu yang belum lama ini ditemukannya secara 'kebetulan'. Ia merasa harus segera menunaikan tugasnya, jika tidak...Wanita itu menggeleng, "Tidak mungkin, dan aku sama sekali tak mengerti. Apa maksud Anda, Tuan?""Aku sesungguhnya seorang dokter, ilmuwan yang secara rahasia turut bekerja sama dengan EHO, sayangnya vaksin untuk mencegah Octagon-33 belum sempat kami temukan dalam waktu sesingkat ini! Virus kali ini jauh lebih sulit dan ganas daripada Virus Hexa-19. Seiring penelitianku, aku berhasil menemukan antivirus sebagai pengganti peluru dan cara membunuh zombie! Seiring itu, kemarin aku bahkan menemukan suatu cara lagi untuk 'menghidupkan' kembali zombie yang sudah mati! Hebat, bukan? Meskipun bel

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   139. The Last Victim

    Bagai tersadar dari mimpi, Lady Rose tersentak. Diturunkannya senjata, akhirnya tak jadi mengeksekusi wanita muda yang pasrah itu. "Walau seandainya Nona Maharani Cempaka tidak ada lagi, itu juga takkan bisa mengubah fakta jika kegilaan betul-betul terjadi! Cepat atau lambat, kita semua pada akhirnya akan mati!"Orion belum terlalu lega, namun ia sedikit banyak merasa harus bersyukur. "Rose, terima kasih. Meskipun kau telah mengelabui keluargaku, akan tetapi kurasa kau masih punya sebetik hati nurani dan kesempatan. Sekarang, kami mohon bawa Leon dan Grace pergi jauh-jauh dari sini! Kurasa memang sudah tiba saatnya semua kegilaan ini diakhiri. Walau dokter Kenneth tak hadir di sini, meski seharusnya ia yang bertanggungjawab atas segalanya, saatku telah tiba, aku rela menjadi pahlawan." Orion tahu bahwa tak ada pilihan lain. Di antara mereka semua kini hanya ia satu-satunya pria dewasa yang dapat menembak dengan jitu. Mungkin itu bisa menolong untuk beberapa saat, memperpanjang hidup s

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   138. Lazarus

    "Nona Maharani Cempaka! Jika benar kau penyebab putraku Leon jadi terluka parah seperti ini, apalagi jika ia sampai mati, kau juga harus menanggung semua akibatnya!"Suara lantang Lady Rosemary Delucas itu membuat semua orang makin terdiam. Tak ada yang berani membantah kata-katanya. Senjata api dalam genggamannya takkan segan-segan ia kokang dan letuskan seperti saat mengeksekusi Edward Bennet, Sang Pendeta Gadungan."Tidak. Sebaliknya, kami malah berusaha keras menyelamatkan anak Anda. Sesungguhnya Leon hendak bunuh diri dalam misi 'Go Downtown for Hunting' yang gagal!" Rani akhirnya berhasil mengumpulkan segenap keberanian dan mengeluarkan semua uneg-unegnya.Sesaat dua saat Lady Rose terdiam, namun alih-alih terkesan, ia malah berseloroh, "Oh, jadi aku sekarang harus bersyukur, berterima kasih dan menyembahmu, wahai Ibu Guru Perebut Suami Orang?"Masih di bawah todongan Magnum 'istri pertamanya' itu, perlahan Orion berkata untuk membela 'istri keduanya', istrinya yang sejati, "Maha

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   137. "Peselingkuh Harus Mati!"

    Pintu ganda Lab Barn nan kukuh dan tinggi besar itu bergetar semakin hebat. Seseorang atau sesuatu sepertinya sedang mengamuk di baliknya. Terkunci di dalam, sepertinya para staf berhasil membuatnya kesal. Meraung-raung tak jelas sambil berusaha keras untuk mendorong dengan segenap tenaga, ia takkan berhenti sampai berhasil membobol jalan keluar satu-satunya!"Monster mengerikan macam apa sebenarnya yang ada di balik sana?" Lady Rose masih berusaha keras menyelidiki apa yang terjadi, menginterogasi staf-staf Lab Barn yang tampak sangat ketakutan itu."Tidak tahu, Ma'am. We're not really sure. Sebenarnya tak ada yang benar-benar tahu makhluk 'hidup' seperti apa di balik pintu itu. Dokter Kenneth Vanderfield pernah berkata bahwa ia berusaha menemukan vaksin. Namun bersamaan dengan proyek itu ia juga berhasil menemukan antivirus atau toksin yang bisa membunuh Virus Octagon. Ya, seperti senjata rahasia yang kini ia bawa ke misi pencarian bahan bakar di Chestertown itu. Sayangnya, ia menutu

DMCA.com Protection Status