Alif berjalan di taman dan melihat aku sedang duduk.
"Ternyata dia sudah kembali kemari." kata Alif sambil menarik napas. Alif pergi dari taman itu dan aku melihat dia. Aku langsung memanggil dia. "Alif!" teriak aku. Alif berbalik badan dan aku langsung menghampiri dia. "Kenapa kamu ingin pergi? Apa kamu mencoba untuk menghindari aku?" tanyaku sambil merasa kesal."Benar, aku tidak ingin hidupku terganggu. Aku ingin menghindar dari kamu." jawab Alif sambil merasa kesal. "Baik, aku sudah mengerti. Aku tidak akan mengharapkan kamu lagi. Aku akan berusaha untuk bersikap seperti yang kamu inginkan. Aku akan menjauh dan mungkin akan mencintai pria lain." kataku sambil merasa kesal. Alif merasa terkejut saat mendengar perkataan aku. "Apa aku memang tidak pernah berada di hati kamu? Apa kamu memang tidak pernah berasa di pikiran kamu? Apa aku tidak penting untuk kamu?" tanyaku sambil merasa kesal.&"Apa? Fauzi tidak akan kembali secepatnya? Dia pasti memiliki urusan penting. Kenapa tidak memberitahu kepada kita?" tanya Alif sambil merasa kesal."Aku juga tidak tahu." jawab Roni sambil merasa kesal."Sudah, kita hanya bisa menunggu dia. Kita tidak bisa bertindak berdua. Dia paling penting dalam tugas kita." kata Alif sambil merasa bingung."Benar, Alif. Tidak biasanya Fauzi seperti ini. Ada apa dengan dia?" tanya Roni sambil merasa penasaran.Alif menepuk bahu Roni."Sudah, simpan pertanyaan itu saat kalian sudah bertemu. Kamu selalu ingin tahu urusan orang lain. Sebaiknya segera mencari pasangan. Kamu terlalu ingin mengetahui tentang Fauzi." kata Alif sambil tersenyum."Aku ingin tahu hanya karena kami teman. Aku tidak merasa bahwa aku membutuhkan pasangan. Wanita itu hanya membuat kita merasa repot saja. Aku tidak ingin terlibat dengan banyak drama. Aku sudah lelah hanya dengan dikejar oleh para mafia itu." kata
"Maafkan aku, Andre. Aku hanya bisa menjadi teman terbaik." kataku sambil memeluk Andre.Andre hanya diam dan merasa bingung. Aku langsung melepaskan pelukan itu."Aku bukan wanita terbaik. Kamu harus bahagia meski bukan aku wanita yang mencintai kamu. Kita masih bisa menjadi teman." kataku sambil tersenyum."Aku mengerti, Alea. Aku akan menjadi teman baik kamu. Aku akan mencoba menghapus perasaan cinta ini. Aku tidak akan memaksa kamu. Cinta itu butuh pengertian dan terkadang harus melakukan pengorbanan. Ternyata yang harus aku lakukan adalah berkorban untuk merelakan kamu." kata Andre sambil tersenyum.Andre langsung memeluk aku. Lalu, dia melepaskan pelukan itu."Hanya satu yang aku minta dari kamu, Alea." kata Andre sambil tersenyum."Apa itu?" tanyaku sambil merasa bingung."Bahagia meski tanpa aku. Lakukan semua yang bisa membuat kamu bahagia." kata Andre sambil tersenyum.Andre langsung perg
"Fauzi, kamu selalu membuat aku merasa gugup tapi anehnya aku nyaman. Apa maksud semua ini? Kenapa kamu memberi perhatian yang lebih untuk aku?" tanya Dita sambil merasa bingung.Dita memeluk Fauzi sampai mereka tertidur bersama. Saat pagi hari, Zidan datang untuk melihat keadaan Dita. Zidan melihat mereka tidur bersama. Zidan langsung pergi dengan perasaan yang sangat kesal."Fauzi sudah menjadi penghalang ungu kita hubungan kami berdua. Apa yang harus aku lakukan supaya bisa menyingkirkan dia?" tanya Zidan sambil merasa kesal.Aku langsung pergi ke kantor. Semua pegawai sudah berdiri dan menyambut kedatangan aku."Selamat pagi, ibu Alea!" kata seluruh pegawai kantor sambil tersenyum.Aku langsung masuk ke dalam kantor dan tidak menjawab sapaan mereka semua. Aku merasa lelah dan tidak bisa tidur karena memikirkan Alif. Dalam ruangan, aku mengerjakan banyak tugas. Andre datang dan menawarkan kontrak kerja sama.
"Kamu benar, ayo pergi!" kata mafia itu sambil merasa kesal.Saat mereka berjalan pergi, Roni berdiri dan tidak sengaja menginjak kaleng. Kaleng berbunyi dan mafia itu berbalik badan. Mafia itu melihat mereka berusaha dan langsung mengejarnya."Bodoh kamu, Roni!" kata Alif sambil merasa kesal."Maaf, ayo lari!" kata Roni sambil merasa takut.Mereka lari dengan sangat cepat mafia itu tidak berhenti mengejar mereka. Mereka terus berlari ke arah pasar yang sangat ramai."Sebaiknya kita bersembunyi di pasar ini." Kata Alif."Benar, pasar ini sangat ramai. Mereka akan sulit untuk mencari kita. Kita memang beruntung, Alif." kata Roni sambil tersenyum."Beruntung apa maksud kamu? Kita ini hampir terkena masalah besar." kata Alif sambil menarik napas."Sudah, jangan marah!" kata Roni.Roni langsung menyelinap dan membantu penjual pasar. Alif membantu mengangkat barang dari mobil. M
Aku merasa lapar dan memesan makanan. Saat menunggu, aku menghubungi Dita. Ternyata dia sudah kembali ke rumah. "Syukurlah, jika dia sudah pulang. Aku sangat membutuhkan dia di kantor. Aku merasa sangat lelah tanpa kehadiran Dita. Biasanya Dita menangani semua pekerjaan yang menumpuk." kataku sambil merasa lelah. Seseorang mengetuk pintu rumah dan aku pergi untuk membuka pintu. Ternyata pengirim makanan sudah sampai dengan cepat. "Akhirnya aku bisa makan sekarang." kataku sambil tersenyum. Aku memakan semua makanan dan pergi ke kamar mandi. Aku langsung mencuci muka dan pergi tidur. "Bagaimana dengan keadaan Alif? Apa dia dalam keadaan yang baik? Kenapa dia tidak menemui aku? Apa dia sungguh tidak ingin bertemu dengan aku lagi?" tanyaku sambil merasa sedih. Aku langsung menyadari itu dan merasa kesal. "Ada apa dengan aku ini? Alea, berhenti memikirkan dia. Aku tidak peduli jika dia datang ata
"Bagaimana jika malam ini kita makan malam bersama? Apa kamu tidak ingat tentang hari ini?" tanya Andre sambil tersenyum."Hari ini?" tanyaku sambil merasa bingung."Benar. Apa kamu sudah lupa?" tanya Andre sambil merasa kecewa.Aku mulai mengingat dan ternyata hari ini adalah hari ulang tahun Andre."Benar, aku baru ingat. Maaf, Andre. Selamat.." kataku sambil terhenti.Andre menutup mulut aku dengan jari tangan dia."Katakan itu pada saat makan malam nanti. Apa kamu mengerti?" tanya Andre sambil tersenyum."Baik, aku akan makan malam dengan kamu." jawabku.Andre langsung pergi dari kantor. Aku bingung dengan hadiah untuk Andre."Apa yang harus aku berikan? Semua barang pasti sudah dimiliki oleh Andre. Apa aku harus bertanya pendapat Dita? Nanti aku harus bertanya." kataku sambil merasa bingung.Saat makan siang, aku menghampiri Dita."Dita!" kataku sambil tersenyum.&n
"Begitu, apa anda ingin memberikan ini kepada kekasih anda?" tanya pegawai itu sambil tersenyum."Bukan tapi dia teman terbaik saya. Saya ingin sesuatu yang membuat dia merasakan bahagia." Jawabku."Sepertinya anda memiliki selera topi terbaik. Ini topi terbaik yang kamu miliki." kata pegawai itu.Aku melihat bahwa topi ini emang cocok untuk Andre."Baik, saya ambil topi ini. Berapa harganya?" tanyaku sambil tersenyum."Topi ini 10 juta." Jawab pegawai itu."Begitu, apa bisa memakai kartu?" tanyaku sambil merasa bingung."Tentu saja, ibu. Ikut saya!" kata pegawai itu.Aku kembali dan ternyata Alif berada di belakang aku."Kenapa kamu mengikuti aku?" tanyaku sambil merasa kesal."Topi itu untuk siapa?" tanya Alif sambil merasa kesal."Kenapa? Apa kamu sangat ingin tahu tentang urusan aku?" tanyaku sambil merasa kesal."Tidak juga. Aku hanya merasa sedikit penasaran.
Dita mulai tertidur dan Fauzi memeluk Dita dari belakang. Fauzi memegang perut Dita. Dita tidur dan berbalik badan menghadap Fauzi. Dita langsung memeluk Fauzi dengan manfaat erat. Fauzi merasa terkejut dan memeluk Dita. Saat malam hari, aku tertidur dan lupa bahwa Andre sedang menunggu aku di restoran."Di mana Alea? Apa dia lupa dengan makan malam kita?" tanya Andre sambil merasa bingung.Andre langsung pergi dari restoran itu. Andre pulang ke rumah dan langsung pergi tidur. Saat pagi hari, aku terbangun dan bersiap. Aku teringat dengan makan malam Andre."Bagaimana bisa aku melupakan hal penting untuk Andre? Aku memang keterlaluan. Aku harus pergi ke kantor Andre sebelum dia ke kantor aku." kataku sambil merasa terkejut.Aku langsung pergi ke kantor Andre."Di mana pak Andre?" tanyaku sambil merasa bingung."Pak Andre sudah pergi ke kantor ibu Alea." Jawab resepsionis."Ternyata dia sudah pergi." kataku
Para mafia itu tertawa dengan sangat bahagia. Mereka bertiga sudah mulai merasa khawatir dan gelisah. Aku merasa tidak tenang dan ingin pergi ke tempat Besar milik mafia itu. Zidan langsung melarang aku untuk pergi."Jangan! Itu terlalu berbahaya." kata Zidan sambil memegang tanganku."Tidak, aku harus pergi. Aku khawatir dengan keadaan mereka. Alif tidak memberikan kabar kepadaku." kataku sambil merasa resah."Bagaimana jika kita menghubungi polisi saja? Saya khawatir jika mafia itu tidak hanya sedikit. Saya khawatir jika mafia itu banyak dan kita akan dalam bahaya jika tanpa pengawasan dari polisi." kata Zidan sambil merasa khawatir.Aku memikirkan perkataan Zidan. Dia memang benar tapi itu artinya mereka juga akan tertangkap oleh polisi. Aku tidak siap jika harus melihat Alif masuk ke dalam penjara."Ibu Alea, kenapa anda diam saja? Apa anda setuju dengan pendapat saya?" tanya Zidan sambil merasa bingung."Saya tid
Rara pergi ke toilet dan Zidan mengikuti dia dari belakang. Zidan mengetahui maksud dari pertanyaan aku tadi. Zidan langsung pergi menemui Dita."Aku harus pergi sebentar saja. Kamu harus mengunci pintu. Apa kamu mengerti?" tanya Zidan sambil merasa khawatir."Baik, aku mengerti." jawab Dita sambil tersenyum.Zidan langsung pergi ke rumahku. Aku terkejut saat melihat Zidan."Kenapa kamu datang kemari?" tanyaku sambil merasa bingung."Aku baru menyadari siapa Rara sebenarnya." jawab Zidan sambil merasa terkejut.Rara langsung pergi menghampiri kami berdua."Ternyata kalian sudah mengetahui tentang aku. Di mana mereka bertiga?" tanya Rara sambil merasa kesal."Diam kamu anak kecil. Pergi sana!" kata Zidan sambil merasa kesal.Rara langsung menghubungi seseorang dan seseorang membawa mobil untuk menjemput dia. Aku merasa terkejut bahwa anak kecil yang sudah aku tolong adalah seorang pengintai y
Mereka bertiga langsung mencari informasi lebih banyak mengenai Rara. Aku kedatangan pak Haris ke dalam ruangan kerjaku."Selamat pagi, ibu Alea!" kata pak Haris sambil tersenyum."Selamat pagi, pak Haris!" kataku sambil tersenyum.Rara langsung mendekat dan mengatakan kepada aku bahwa dia ingin pergi ke toilet."Kakak, aku ingin pergi ke toilet sebentar saja." kata Rara sambil tersenyum."Apa kamu ingin aku temani?" tanyaku sambil tersenyum."Tidak, jangan. Aku bisa pergi sendiri. Aku bisa bertanya kepada pegawai kakak tentang toilet." jawab Rara sambil tersenyum."Baik, aku akan menunggu kamu di sini." kataku sambil tersenyum.Rara keluar dari ruangan kerjaku. Aku ingin memastikan bahwa Rara sampai di toilet. Rara bertanya kepada Zidan."Di mana arah toilet?" tanya Rara sambil merasa bingung."Di sebelah kanan, aku bisa mengantarkan kamu ke sana." jawab Zidan sambil tersen
"Tidak masalah." kata Andre sambil tersenyum.Dita langsung mencari keberadaan Fauzi."Di mana Fauzi berada?" tanya Dita sambil merasa bingung."Fauzi pasti berada di luar. Apa kamu ingin bicara dengannya?" tanyaku sambil tersenyum."Benar." Jawab Dita.Fauzi masuk dan kami semua keluar dari ruangan Dita."Ada apa, Dita?" tanya Fauzi sambil merasa bingung."Kenapa kamu tidak berada di samping aku? Kenapa kamu tidak menunggu aku?" tanya Dita sambil merasa kesal."Aku menunggu kamu di luar. Aku tahu kamu sedang ingin bicara dengan Zidan. Aku memberikan kalian berdua waktu untuk bicara. Kalian adalah orang tua dari anak itu." jawab Fauzi sambil tersenyum."Apa kamu tidak ingin mengatakan sesuatu yang lain? Kenapa hanya membicarakan mengenai Zidan saja?" tanya Dita sambil merasa bingung."Sesuatu? Seperti apa?" tanya Fauzi sambil merasa bingung."Tidak ada." jawab Dita sambil mer
Fauzi kembali dan membawa es krim untuk Dita."Ini untuk kamu." kata Fauzi sambil memberikan es krim itu."Terima kasih." kata Dita sambil tersenyum.Saat Fauzi ingin memakan es krim, Dita langsung mengambil es krim milik Fauzi."Kenapa kamu mengambil es krim aku?" tanya Fauzi sambil merasa bingung."Aku ingin mencoba milik kamu. Apa tidak boleh?" tanya Dita sambil tersenyum."Baik, coba saja." jawab Fauzi sambil tersenyum.Dita langsung mencoba es krim Fauzi."Enak, ini es krim kamu." kata Dita sambil memberikan es krim milik Fauzi."Benarkah?" tanya Fauzi sambil tersenyum.Dita menghabiskan es krim dia. Mulut Dita dipenuhi dengan es krim. Fauzi melihat itu dan tersenyum. Fauzi langsung mencium bibir Dita dan menjilat es krim di atas bibirnya."Manis." kata Fauzi sambil tersenyum.Dita merasa gugup dan hanya diam saja."Kenapa kamu diam saja? Apa
"Kenapa wajar?" tanya Alif sambil merasa kesal."Wajar karena kita berhenti di tempat yang tidak seharusnya." Jawabku.Kami sampai di rumahku. Dita langsung diperiksa oleh dokter kandungan. Zidan menunggu Dita. Dokter langsung berbicara kepada Zidan."Kesehatan ibu dan bayi sangat baik. Tapi saya sarankan untuk jangan terlalu lelah." Kata dokter."Syukurlah." kata Zidan sambil menarik napas."Apa kalian ingin mengetahui jenis kelamin anak kalian?" tanya dokter itu sambil tersenyum."Apa kita sudah bisa mengetahui jenis kelamin bayi?" tanya Zidan sambil merasa bingung."Tentu saja, kehamilan ibu Dita sudah 8 bulan." jawab dokter itu sambil tersenyum.Dokter memeriksa jenis kelamin dari bayi yang ada dalam kandungan Dita."Bagaimana dokter?" tanya Zidan sambil merasa penasaran."Bayi anda perempuan." jawab dokter itu sambil tersenyum.Zidan merasa senang dan langsung meme
"Andre sudah menerima tawaran kerja sama dari aku. Aku senang sekali dan tidak merasa bimbang saat menerima tawaran dari pak Beni." jawabku sambil tersenyum."Benarkah? Bagaimana bisa itu terjadi? Bukankah dia sangat menolak tawaran dari kamu itu?" tanya Alif sambil merasa terkejut."Memang benar tapi dia sudah menerima tawaran dari aku." jawabku sambil tersenyum."Bagaimana bisa dia berubah dengan sangat cepat?" tanya Alif sambil merasa penasaran."Aku meminta bantuan dari Tamara untuk membujuk Andre supaya menerima tawaran dariku. Ternyata Tamara berhasil mengubah pemikiran Andre. Aku senang sekali saat mendengar kabar dari Andre tadi." jawabku sambil tersenyum."Ternyata begitu, aku tidak menyangka dia akan menerima tawaran dari kamu. Aku pikir dia itu orang yang kerasa kepala." kata Alif sambil tersenyum."Aku juga, Tamara memang hebat. Mereka memang saling mencintai satu sama lain. Sekarang mereka sudah menjalin hubungan. Ak
Mereka bertugas bermain dan Alif mencari informasi mengenai ibunya. Tapi Alif tetap tidak berhasil."Sebenarnya dia membawa ibu ke tempat apa. Kenapa sangat sulit untuk aku temukan?" tanya Alif sambil merasa kesal.Roni melihat Alif sedih. Roni langsung berhenti bermain."Sebentar, kakak harus berhenti dahulu." kata Roni sambil melihat Alif."Biarkan saja, kamu bermain dengan kakak saja. Kak Roni itu sudah tua, dia pasti mudah lelah." kata Fauzi sambil tersenyum."Baik, kakak. Kak Roni istirahat saja." kata Rara sambil tersenyum."Kurang ajar, Fauzi. Kakak akan kembali nanti." kata Roni sambil merasa kesal.Roni langsung menghampiri Alif."Ada apa, Alif?" tanya Roni sambil merasa bingung."Aku masih belum bisa menemukan keberadaan ibuku." Jawab Alif."Ternyata begitu, sabar saja. Aku yakin sebentar lagi kita akan menemukan ibu kamu. Kita sudah mendapatkan kotak musik dan kita hany
Andre merasa tidak percaya bahwa Tamara langsung menerima dia."Kamu serius? Aku senang sekali." kata Andre sambil mencium tangan Tamara.Andre langsung menarik wajah dan mencium bibir Tamara dengan sangat bergairah."Terima kasih, Tamara!" kata Andre sambil tersenyum."Aku akan memberikan cinta terbaik untuk kamu. Supaya kamu tidak terluka lagi." kata Tamara sambil tersenyum."Aku akan memberikan seluruh cinta dan hati aku untuk kamu. Kamu selalu ada untuk aku." kata Andre sambil tersenyum."Kamu memang pandai dalam merayu aku." kata Tamara sambil tersenyum.Andre langsung mencium bibir Tamara dengan sangat bergairah. Mereka menikmati itu. Mereka berdua pulang ke rumah. Andre mengantar Tamara sampai masuk ke dalam rumahnya."Sampai jumpa di kantor, wanitaku." kata Andre sambil tersenyum."Sampai jumpa, Andre!" kata Tamara sambil tersenyum."Andre?" tanya Andre sambil merasa kesal