Sandra menggunakan kesempatan untuk menyelinap keluar saat semua orang di rumahnya merencanakan persiapan lamaran ke rumah Lusi.
"Akhirnya rencanaku untuk mengelabuhi ayah berhasil," Sandra mengendarai mobil menuju rumah sederhana yang di siapkan untuk Kirana.
"Tuan muda aku sarankan untuk tidak meninggalkan rumah terlalu lama, karena bisa membuat tuan Alexander menyadari bahwa anda tidak ada di rumah," Doni me girim pesan kepada tuan mudanya.
Sandra melempar ponsel ke bangku sebelahnya, ia menggerutu karena Doni ikut berbicara tentang Sandra yang keluar rumah sebentar untuk menemui Kirana yang sudah sampai Jakarta.
"Kirana akhirnya aku bisa bertemu denganmu," Sandra memeluk Kirana.
"Padahal aku menutup pintunya kenapa kamu bisa masuk?" Kirana melepas pelukan Sandra.
Sandra sedikit kecewa dengan penolakan dari Kirana ladahal ia sangat merindukannya, Kirana me
Yuk follow *** penulis, @rezzawahyuhan Mungkin beberapa hari kedepan penulis akan jarang update tapi tenang saja akan di usahain update banyak setelahnya.
"Aku sudah selesai mandi mama," ucap Bima yang badannya terbalut handuk. Kirana mendekati Bima yang menggemaskan mengenakan handuk bergambar dinosaurus kesukaan balita itu. "Putra kesayangaan mama sangat tampan sekali apa Bima sudah siap di tinggal kerja mama, maaf ya mama terpaksa menitipkan kamu ke day care karena di sini tidak sama seperti di vila pamanmu, kita harus mandiri," Kirana mengusap rambut anak tampannya. "Mama jangan khawatir Bima anak yang pengertian," Bima mengangkat tangannya. Kirana mengangkat balita tampan itu, mengganti bajunya dengan baju yang rapi sebelum membawanya ke day care dan meninggalkannya untuk bekerja sampai sore. "Sayang ayo kita berangkat mama audah memesan ojek online," Kirana menggandeng Bima yang sudah rapi dan wangi. "Siap mama ayo kita berangkat, Bima janji tidak akan nakal," Bima begitu bersemangat.
Sandra tidak menjawab pertanyaan Lusi ia terus berjalan keluar kantor dengan tergesa menggunakan lift khusus Presdir untuk segera sampai di lantai bawah, ia berlari keluar menengok kanan dan kiri apakah benar gadis yang ia lihat adalah orang yang ia kenal.Hosss...Hossh...Sandra berhasil menemukan wanita itu."Kirana, kenapa tidak menemuiku saat kamu bekerja tadi?""Paman sandra minumlah air mineral ini Bima lihat paman sedang kelelahan," Bima memberikan sebotol air mineral kepada Sandra.Sandra mendekati Bima dan mengambil air mineral yang diberikan kepadanya, ia meneguknya dengan segera seketika dahaganya telah hilang, Sandra duduk di samping Bima serta mengelus kepalanya."Anak yang pintar, paman sangat merindukanmu jadilah lelaki kuat yang bisa melindungi mamamu dari orang jahat ya nak," Sandra sangat menyayangi keponakannya itu."Makanlah kak, aku tahu k
Sandra tidak menjawab pertanyaan Lusi dan segera meninggalkan ruangan demi bisa family time bersama Kirana dan keponakannya.Tentu saja Lusi tidak bisa berdiam diri melihat Sandra mengacuhkan Lusi begitu saja, ia mencoba mengikutinya namun berhasil di halang oleh Doni."Nona Lusi tuan muda memerintahkan saya untuk membawa anda kembali ke rumah dan menunggu tuan muda kembali setelah urusannya selesai," ucap Doni menghadang Lusi."Aku tidak mau kembali pulang jika tidak bersama kak Sandra," ucap Lusi sambil meronta.Doni mengatakan jangan mempersulitnya karena ini perintaah dari tuan muda sendiri, jika lusi mencoab memberontak tentu saja tuan muda bisa meminta pembatalan pertunagan kepada tuan besar."Kalau begitu segera kemudikan mobilmu untuk membawaku ke kediaman Alexander Doni," pinta Lusi dengan senyuman penuh trik."Terima kasih anda tidak membuat masalah nona Lusi, ma
Sandra memerintahkan Doni untuk menyerahkan ponsel kepada tuan muda, untuk mengetahui dimana ia berada dalam hatinya berkecamuk kesal sungguh Lusi seorang perempuan yang telah berubah drastis karakternya membuat Sandra menutup hati untuknya."Sandra dimana kamu kenapa membiarkan Lusi pulang sendirian, ayah tahu kamu sedang berbohong kami tidak sedang ada reuni dengan temanmu ka" ucap tuan Alexander memarahi putra kesayangannya."Hallo paman Alexander, aku teman masa SMP Sandra, tadi aku mengabari Sandra untuk menjemput ku di perusahaan karena kami akan mengadakan pertemuan dengan teman SMP lainnya,"Teman Sandra menjelaskan bahwa acara ini diadakan dadakan karena salah satu anggota grup baru pulang dari luar negeri dan mengundang mereka untuk berkumpul di rumahnya.Teman Sandra juga sepakat tidak membawa istri atau wanita yang sedang di kencani atau seorang kekasih karena hanya acara lelaki saj
Sandra membelai lembut rambut Bima ia hanya teringat masa kecilnya bersama sang adik, sama seperti Bima ayah biologis Bima juga menyukai ayam goreng. "Tak apa Kirana aku hanya mengingat masa kecil bersama Sabian, mirip dengan Bima ia juga menyukai ayam goreng," Sandra tersenyum gembira. "Paman Sabian itu siapa?" Tanya Bima. Sandra menatap Kirana haruskan ia menjelaskan siapa Sabian kepada Bima, Kirana mengangguk menyetujui mungkin sudah saatnya Bima mengetahui siapa ayah biologisnya. "Sabian adalah orang yang mirip denganmu, dari cara bicara dan tingkah lakunya, emm wajahmu juga sedikit mirip dengannya," ucap Sandra memberitahu. "Apakah dia adalah ayahku?" ucap Bima bertanya untuk memastikan sekali lagi. Sandra mengiyakan apa yang ditanyakan oleh keponakan tampannya itu, tentu saja dia adlaah ayah dari Bima. Hacuuuu... Sabian bersi
Kirana mencoba untuk menjawab pertanyaan Bima dengan hati-hati, ia tak ingin anaknya tahu apa yang sebenarnya terjadi loma tahun lalu sebelum dia lahir."Bima suatu hari nanti mama berjanji akan mempertemukan kamu dan ayahmu, tapi tidak sekarang," Kirana memeluk anaknya."Mama apakah ayah tahu jika mempunyai putra tampan seperti Bima, kenapa paman Sandra yang selalu datang mengunjungi Bima, aku pernah dengar kalau ayah itu adik dari paman Sandra?" Tanya Bima.Kirana di buat pusing oleh semua pertanyaan yang di ajukan oleh bima ia mengatakan bahwa ayah Bima sedang sibuk bekerja, jika saatnya tiba mungkin Bima dan Sabian akan bertemu, Kirana memegang kepalanya yang pusing."Bima ayahmu itu gila kerja jadi belum sempat menengokmu, mama janji akan mempertemukan kalian berdua," Kirana mengedipkan matanya."Aku mau secepatnya bertemu ayah," Bima merajuk dan berlari ke kamarnya.
"Jawab pertanyaan ku kak, apa kamu menemui Kirana malam ini dengan kedok reuni dengan teman smp mu?" Ucap Lusi sambil membanting gelas."Apa kamu punya bukti kalau aku menemui wanita lain di luaran sana?" Sandra santai menanggapi Lusi yang terus menekannya.Lusi terus mencecar pertanyaan kepada Sandra sehingga menimbulkan keributan dan terdengar sampai luar ruangan.Sabian yang mendengar dan menemukan sumber suara berasal dari kamar Sandra mendobrak pintu secara paksa."Tuan muda kedua sumber keributan dari dalam kamar tuan muda pertama, sepertinya hanya masalah asmara saja," ucap Mike."Dobrak pintunya, aku takut salah satu mereka akan melakukan hal yang membahayakan," Sabian mengutus Mike mendobrak pintu.Brakk!Pintu di dobrak paksa oleh Sabian dan Mike mereka masuk karena merasa khawatir tentang keributan yang terjadi."Aku mendengar sebuah suara keributa
Mike juga tidak tahu wanita mana yang di temui Sandra sehingga Lusi mengamuk, tetapi menurut pemikiran Mike tidak mungkin Sandra mengambil resiko dengan membawa wanita yang melahirkan anaknya ke Jakarta."Tuan muda kalau menurutku itu tidak mungkin, sangat beresiko jika tuan muda pertama membawa wanita dan putranya ke Jakarta karena bisa saja Lusi atau tuan besar mengancam keselamatan wanita itu," Mike mengungkapkan pikirannya."Kamu benar Mike Lusi tidak akan tinggal diam jika wanita itu di bawa Sandra ke Jakarta," Sandra membenarkan pemikiran Mike.Sabian semakin penasaran dengan siapa wanita yang di sembunyikan Sandra, wanita mana yang mampu membuatnya mabuk kepayang sehingga melahirkan seorang putra, apakah Sandra ada sebuah perjanjian dengan wanita itu sehingga mau melahirkan putra tanpa sepeserpun keuntungan."Tuan muda kenapa anda memegangi kepala seperti itu?" Mike merasa bingung dengan Sabia
Bima menginginkan Terus bisa bersama Clarisa selamanya, ia tak mempedulikan apa yang dikatakan Clarisa dan terus malanjutkan napsunya melucuti semua pakaian Clarisa dan bercinta dengannya sampai puas.Bima sangat menyukai apa yang ia lakukan terlebih di dalam hatinya tak ingin kehilangan Clarisa."Bima kau membuatku sakit," ucap Clarisa lirih."Maafkan aku Clarisa, aku melakukan ini karena aku cemburu dengan siapa saja yang pernah bersamamu, saat ini dan selamanya kau adalah milikku," balas Bima.Mereka melakukan lagi kegiatan yang menyenangkan dimalam itu. Hingga menjelang pagi dan juga di hari-hari berikutnya mereka sering bertemu dan melakukan itu sepanjang hari. ENtah apa yang ada di pikiran keduanya hingga kejadian yang tak terduga pun terjadi."Clarisa kau sudah beberapa hari tidak masuk kerja kenapa?" tanya Kirana lewat sambungan telepon."Saya sedang sakit nyonya, tidak tahu ini kenapa badanku rasanya lemas sekali," jawab Clarisa.
Bima memasang raut wajah yang berbeda dari tadi. Sebenarnya ada apa ya kenapa sampai seperti itu. "Kau tanya padaku, seharusnya kau tidak usah tahu apa yang aku rasakan," jawab Bima. "Kau kenapa sayang, padahal tadi kau sangat tampan," ucap Clarisa. Bima semakin jengkel mendengar ucapan Clarisa berati tadi dia sangat jelek dimatanya. Mungkin pria yang permah ia ajak kesini lebih tampan darinya. Bima sangat kesal sekali. Perasaannya campur aduk. "Apakah aku lebih jelek dari para pria yang pernah kau ajak kesini, aku tidak mau makan di sini," ucap Bima merajuk. "Kau lapar dari tadi, kalau kamu sakit aku akan sedih, kau marah karena mendengar pemilik warung tenda ini ya?" tanya Clarisa. Clarisa mengatakan pria yang pernah datang ke sini bersamanya lebih sering adalah ayahnya saat belum terpengaruh oleh ibu tirinya. Selebihnya hanya Antoni yang sekarang berkhianat. Tiba-tiba ia teringat lelaki yang pernah ia ajak ke sini semuanya berkhiana
Bima melirik Stevan yang ada di sofa ujung sebelum menjawab pertanyaan kakeknya. Ia mengedipkan mata memberikan sebuah kode."Ah itu aku serahkan kepada Stevan saja. Biar dia mengajari adiknya bagaimana rasanya belajar ilmu bela diri, juga menjadi lelaki yang kuat," jawab Bima."Maksudmu apa Bima?!" gertak tuan Alexander marah.Bima menjabarkan maksudnya. Sean ini belum mengerti mana musuh mana kawan. Stevan sudah terlatih dan bisa di andalkan untuk mengajari adiknya sendiri."Kakek tenanglah, kita serahkan pada Stevan bagaimana dia akan mengajari adiknya," jawab Bima."Aku tak yakin kalau ia tega menghukum adiknya sendiri!" seru tuan Alexander.Bima menegaskan kalau Bima akan menemani Stevan untuk melatih Sean yang masih polos dan selalu bertindak gegabah."Tuan Alexander tenang saja orang yang salah memang harus di hukum bukan. Aku harus bertanggung jawab atas masalah ini!" tegas Stevan."Aku pegang janjimu anak muda," ucap t
Belinda mencibit punggung kakaknya yang ternyata meremehkannya. Belinda menagtakan akan mengikat tangan dan kaki Sean di bangku mungkin ia akan mengguyurnya menggunakan air hingga basah sebelum mengelurkan kata-kata kasar karena berani menyakiti kakaknya."Aku bisa saja mengguyurnya dengan air atau menimpuknya dengan beberapa penghapus papan tulis ke kepalanya agar dia tidak seenaknya bertindak," balas Belinda."Kau benar-benar adikku kalau begitu," sahut Bima.Bima memarkir motornya di garasi rumah mereka. Belinda memberi salam pada kakeknya yang berada di ruang keluarga dan menceritakan bahwa kakaknya habis di keroyok oleh geng motor saat pulang mengantarnya sekolah."Apa katamu, lalu kakakmu sekarang dimana?" tanya tuan Alexander panik dan kaget."Aku ada disini kakek, jangan dengarkan Belinda berbicara karena aku tidak apa-apa," jawab Bima.Tuan Alexander beridiri dari kursinya dan memutari tubuh Bima mengecek apakah ada yang lecet di tu
Bima melahap makananya lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan dari Clarisa. Sepertinya gadis itu penasaran dengan apa yang terjadi."Aku tadi di hadang geng bermotor," jawab Bima singkat."Apa yang terjadi, apa kau bertemu musuh?" tanya Clarisa panik.Bima menarik Clarisa sampai ke pangkuannya ia mencecap bibirnya agar tidak terlalu banyak bicara. Saat sudah tenang ia baru menceritakan apa yang terjadi."Jadi seperti itu, lucu sekali anak SMA itu, bukannya sungkem dengan kakak calon pacar malah menghadangnya," ucap Clarisa terkekeh."Untung aku tidak menghajarnya tadi marena dia adiknya Stevan," balas Bima.Stevan adalah sahabat Bima tapi Clarisa belum begitu dekat dengan orang itu. Biarlah yang penting Clarisa akan mempertahankan Bima apapun yang terjadi."Masakan hari ini enak sekali," ucap Bima."Apa kau menyukainya. Kalau begitu aku akan lebih sering memasak untukmu," balas Clarisa.Bima menatap raut bahagia gadis it
Bima menghentikan motor dan belum membuka helmnya. Ia terkekeh melihat tingkah geng motor anak SMA didepannya."Yang mana bosmu, suruh maju ke depan!" seru Bima."Bedebah, sudah memakai motor butut kau berani membonceng gadis pujaan bos kami, kau pikir kamu pantas berhadapan dengan bos kami?" hardik salah satu anggota geng motor lainnya.Bima semakin terkekeh dengan anak muda yang mengedepankan emosi dari pada pikiran mereka. Motor butut ini jika dipakai untuk membeli keangkuhan mereka juga bisa."Anak muda jaman sekarang tidak mengerti motor antik ya?!" ledek Bima."Lepas helm kamu jika punya nyali!" hardik salah satu anggota geng motor itu.Bima menggelengkan kepalanya. Ia tak punya masalah dengan mereka untuk apa melepas Helm. Meladeni bocah sungguh membuat Bima merasa rendah ia menyalakan motornya dan menggeber gas dengan kencang membuat mereka tersulut emosi dan salah satu menyerangnya."Kurang ajar sekali apa kau tak mengerti si
Bima hanya berjanji untuk mengajaknya jalan-jalan. Mungkin hari minggu nanti Bima akan meminjam mobil untuk mengajak jalan-jalan adiknya."Dia ingin mempunyai kakak perempuan. Sepertinya dia sudah jatuh hati pada seseorang dan ingin jalan-jalan dengannya!" seru Bima."Jadi dia meminta ijinmu untuk mengajak Clarisa jalan-jalan?" tanya Kirana.Bima mengangguk tapi dia juga mengutarakan kekhawatirannya jika mereka hanya pergi berdua saja. Jadi hari minggu nanti dia akan mengawasi dua wanita itu jalan-jalan."Bagus kalau begitu ayah juga akan meminta orang untuk mengawasi mereka berdua," balas Sabian."Sekarang tidurlah, besik masih hari sabtu Belinda juga masih harus sekolah," pinta Kirana.Belinda senang mendengar jawaban kedua orang tuanya serta kakaknya. Ia segera lari ke kamarnya setelah mebgucapkan terima kasih ke ayah dan mamanya."Ayah terima kasih sudah percaya padaku!" seru Bima."Sudah seharusnya ayah percaya padamu Bima
Bima menatap ayahnya yang sedang fokus menyetir itu. Kemudian ia tertawa kecil sambil menepuk pundak Sabian ia berkata, "Seharusnya ayah tidak bilang cari istri yang bisa masak,"Sabian menggelengkan kepalanya kenapa bisa salah bicara apa maksud Bima yang sebenarnya. Perasaannya sudah benar karena memakan masakan yang di buat istri itu menyenangkan."Lalu apa yang kau ingin ayah katakan tentang memilih istri?" tanya Sabian."Cukup katakan cariah istri yang sefrekuesi, meneremi segala keadaan susah, senang, sedih, kaya atau miskin," jawab Bima.Bima menuturkan mungkin dahulunya sang mama juga tidak bisa memasak. Karena keadaan menuntutnya untuk bisa mengenyangkan perutnya sendiri maka ia harus bisa mengolah bahan makanan menjadi makanan yang lezat. perjalanan untuk bisa memasak juga tak muda karena jaman sekarang tidak seperti jaman dahulu kala."Ayah jangan telalu kolot wanita sekarang tidak seperti wanita jaman dulu, banyak media untuk berlatih me
Bima mengambil ponselnya dan melihat telepon masuk dari mana. Ternyata dari sang kekasih hati Clarisa Manggala. Bima yang awalnya kesal menjadi lunak hatinya karena mendapatkan telepon dari sang kekasih hati."Haloo kesayangan, apa kau merindukanku?" tanya Bima sambil tertawa."Jangan kegeeran siapa juga yang merindukanmu, tadi adikmu menelponku!" jawab Clarisa.Bima menanyakan ada apa gerangan sehingga Belinda menelpon kekasih hatinya. Baru saja Bima merencanakan jalan-jalan dengan mereka bertiga kenapa bisa Belinda membuat ulah seperti ini. Pikiran Bima sudah menari kemana-mana."Apa adikku membuat ulah padamu?" tanya Bima yang panik."Tidak ada, dia hanya mengabari kalau hari minggu ingin mengajakku jalan-jalan," balas Clarisa.Bima tersenyum kecut, ternyata anak kecil itu sudah tak sabaran mengajak calon kakak iparnya untuk jalan-jalan sendirian. Bima merasa cemburu karena adik kesayangannya ingin memiliki kakak perempuan daripada mempun