"Tidak, Kamu yang akan menikahi Nauma." tolak Saka tegas dengan menatap tajam wajah pucat Rendi
"Abimana , umurku sudah tidak lama lagi aku mohon menikah lah dengan Nauma,"Pinta Rendi memohon ke Saka "Siapa kamu hingga bisa menentukan hidup dan mati?" tanya Saka kesal mendengar penuturan nya "Aku hanya manusia yang puluhan tahun hidup dengan bantuan medis,"jawab Rendi penuh kesedihan "Aku sudah lelah Abi, aku juga ingin menikmati hidup dengan sisa umurku," imbuh Rendi terisak kecil buliran bening membasahi pipi, tidak kuasa melihat Rendi manangis Saka memeluknya. "Aku mohon menikah lah Abi dengan Nauma," lirihnya dalam sela-sela isakan tangisnya "Bagaimana mungkin aku menikahi calon istri Kakak ku sendiri!" seru Saka lirih suaranya terdengar sendu "Itu mungkin saja, asalkan kamu mau memenuhi permintaan ku." jawab Rendi menatap penuh harap kepada Saka "Bagaimana dengan Nauma?" tanya Saka "Dia paPagi kembali menyapa sang mentari bersinar terang, burung-burung beterbangan kesana kemari membuat suasana di pagi hari begitu indah dengan kicauan suaranya, Pagi ini terlihat Saka sudah rapi duduk di depan meja makan menikmati sarapan yang dibuatkan Mama tercinta, "Emm ini nasi goreng paling enak!" gumam Saka memuji masakan Tante Santi, ia menyuap dengan lahap. "Bisa aja kamu, sebelumnya memang tidak enak!" kekeh Tante Santi melirik anak sulungnya yang sangat lahap memakan masakannya. "Enak, tapi sudah lama kali Abi tidak merasakan masakan Mama," ujarnya dan menengguk air didalam gelas, tante santi tersenyum dia beberapa Minggu ini tidak bisa memasak karena harus menemani Rendi "Mas Rendi belum bangun Ma?" tanya Saka setelah menyeka mulutnya dengan tisu, nasi goreng telah habis tampa bersisa satu butir nasipun. "Pagi semua!" seru Rendi, dia sudah terlihat rapi memakai setelan jas dia berjalan mendekati
Sepulang dari Aruna Caffe Nauma dan Rendi langsung menuju kesebuah butik terkenal dengan desain dan model baju terbaik, didalam perjalanan Rendi mengirim pesan untuk Saka untuk menemani nya karena setelah ini dia harus check up ke rumah sakit, mereka sama-sama sampai dibutik."Loh ngapain kamu disini?" tanya Nauma melihat Saka bersandar di mobil dengan tangan dipangku, dia memakai kaca mata hitam membuat dia terlihat tampan"Mas tadi yang meminta Abi ke sini, soalnya setelah ini ada pekerjaan yang harus kita selesaikan,"Jawab Rendi yang berdiri dibelakang Nauma"Ya sudah, Ayok Mas!" ajak Nauma menggandeng tangan Rendi, Saka memperhatikan dengan wajah datar tampa ekspresiDidalam mereka sibuk memilih model gaun yang akan dipakai untuk acara pernikahan, terlebih Nauma terlihat mencoba beberapa potong gaun."Mas, bagaimana dengan yang ini? Nauma berjalan perlahan disana Rendi dan Saka sedang duduk menunggu gaun pilihan Nauma"Gak cocok," jawab Saka spontan padah
Azan subuh sudah berkumandang, baru beberapa jam mata terpejam karena memikirkan ada yang mengganjal di hati Nauma, dia menunaikan kewajiban sebagai umat muslim, setelah shalat perias pengantin pun sudah datang karena akad akan dilangsungkan jam 8 pagi ini, dikamar yang lain Arumi juga sedang dirias karena mereka menikah dihari dan tempat yang sama.Keluarga Arumi akan datang sebelum akad begitupun dengan Tante Nauma adik dari ibunya, Nauma sejak berumur 15 tahun sudah kehilangan kedua orang tua nya.Sebelum dirias Nauma mencoba menghubungi Rendi, tapi masih sama tidak ada jawaban hatinya semakin gelisah, dia berfikir apa harus menghubungi Saka, dia menghidup matikan handphone nya risau."Rendi orang yang baik, tidak mungkin dia mengkhianati ku seperti didalam novel, yang tidak hadir di acara pernikahan dilangsungkan," Nauma berbicara sendiri didalam hatinya meyakinkan dirinya semuanya akan baik-baik saja, dia meletakkan handphone dan duduk didepan meja rias."Sudah
Setelah tangis Nauma reda, Saka mengajak nya menemui Rendi yang terbaring lemah diatas brankar rumah sakit ditemani Tante Santi."Mas Rendi!" Seru Nauma berdiri diambang pintu kembali tangisnya pecah dan berlari menghambur kedalam pelukan Rendi."Uma! Jangan nangis nanti Mas ikut sedih," lirih Rendi lemah"Kenapa tidak pernah memberitahu Uma? Apa Uma sudah tidak penting lagi seperti dulu mas Rendi selalu bercerita banyak hal," rengek Nauma sedih"Mas hanya tidak ingin membuat Uma sedih, maaf ya Mas tidak bisa membahagiakan Uma!" "Mas Rendi jangan bilang gitu, Uma bahagia kok selama ini Mas Rendi selalu menjadi tempat Uma berkeluh kesah, selalu membuat Uma tertawa walaupun Uma telat jatuh cinta nya!" Rendi terkekeh melihat Nauma berkata jujur, dia melihat Saka hanya diam berdiri diambang pintu."Uma!" "Iya Mas?" Nauma menatap wajah Rendi yang terlihat pucat"Uma maukan ikuti permintaan terakhir Mas?" Rendi menggenggam tangan Nauma, disofa terlihat
Prosesi pemakaman Rendi telah selesai, selama pemakaman Papa Rendi tidak terlihat sama sekali, Saka telah memberitahunya melalui pesan suara. Dipemakan Tante Santi ditemani oleh Melisa dia tidak berbicara sepatah katapun kepada Saka maupun Nauma, Nauma terduduk dipinggir makam Rendi mengusap nisan yang tetulis nama Rendi permana bin Samuel. "Mas, aku rindu!" Lirih Nauma dibelakangnya Saka berdiri memakai kaca mata hitam, menyembunyikan mata merahnya. "Ayo kita pulang," ajak nya "Aku masih ingin disini," "Tapi hujan sudah hendak turun," "Biar saja, aku ingin menemani Mas Rendi dia disini kehujanan sendirian," tukas Nauma keras kepala "Ya sudah jika itu maumu,kita akan bermain hujan disini atau sekalian kita menyusul Mas Rendi dan menemani nya!" Nauma melotot "Jaga ucapanmu!" Serunya "Sekarang kamu suka melototi ku seperti itu," Saka terkekeh, gerimis sudah mulai turun tebal tapi mereka tetap set
Tidak Lama Saka masuk menenteng Mukena putih dan sajadah."Kamu udah wudhu'?""Sudah,""Tunggu aku sebentar, kita shalat berjamaah aku ambil wudhu dulu!" Saka bergegas masuk kedalam kamar mandi Nauma memasang mukena dan membentangkan sajadah nya sambil menunggu Saka dia menunaikan shalat sunah fajar."Kamu udah shalat duluan, kan aku suruh tunggu dulu?" Tanya Saka yang terlihat rapi memakai baju Koko dan sarung"Hmm belum," "Barusan kamu siap shalat," "Shalat sunah Saka, ayok buruan nanti kelewat waktu Subuh nya," Saka mengangguk paham, dia membentangkan sajadah didepan Nauma, mereka shalat cukup khusyuk walaupun bacaan shalat Saka tidak terlalu merdu tapi bisa membuat hati Nauma tentram, setidaknya dia tidak lupa dengan Agama dan sang penciptanya."Ayok turun sarapan!" "Mmm ia tunggu sebentar," Nauma berjalan ke tempat mukena nya disimpan tadi, dan memasang nya"Loh mau shalat apa lagi?" Saka menaikkan alisnya"Bukan, Jilbab ku belum k
Sampai di Apartemen, Nauma membuka kunci dengan sandi sepertinya tidak ada Arumi didalam, mereka melangkah masuk menyusuri setiap ruangan tapi tidak ada siapapun."Kamu mencari siapa?" Tanya Saka"Arumi, seharusnya dia sekarang disini, apa mungkin sudah ke caffe," jawab Nauma menerka"Bulan madu mungkin," jawab Saka enteng"Hmm," Nauma memutar bola mata malas mendengar perkataan Saka mengarah ke hubungan intim."Aku tidak salah kan? Mereka kan pengantin baru!" Seru Saka mengikuti Nauma memasuki kamar"Berhenti disitu!" Saka berdiri diambang pintu"Kenapa?""Kamu tunggu diluar,aku mau mandi." Nauma menutup pintu membuat kaget Saka"Padahal Uda sah sah aja, ngapain coba harus tunggu diluar," gerutu Saka"Kalau ga mau tunggu diluar, pulang saja." Teriak Nauma dari kamar"Apa pendengarannya setajam itu," gumam Saka kesal"Saka memainkan handphone diruangan tamu diatas sofa minimalis modern, tiba-tiba ada sebuah Notif pesan masuk dari Melis
Setelah meletakkan belanjaan didapur, Saka berinisiatif membantu Nauma menyusun belanjaan kedalam kulkas.Nauma tersenyum, tampa diminta Saka sangat cekatan membantu nya, malah tidak membiarkan Nauma mengangkat yang berat."Uma...!!" Seru Arumi mengagetkan dua sejoli yang sibuk menata barang belanjaan, dia langsung memeluk Nauma"Kamu kemana aja, kenapa tiba-tiba pergi dan kamu ngapain disini?" Setelah melepaskan pelukan Arumi memberikan pertanyaan beruntun termasuk untuk Saka "Sabar Mi, satu-satu nanyak nya!" Seru Nauma mengajak Arumi duduk dikursi meja makan."Minum dulu, kamu terlihat haus kalau marah," kekeh Nauma menuangkan segelas air putih, Saka kembali sibuk sendiri membereskan barang belanjaan"Dia ngapain?" Tanya Arumi menunjuk Saka dengan dagunya dan menengguk segelas air."Hmm mau dijawab yang mana dulu nih!" "Ya udah kamu ceritain dari awal dan sedetilnya ." Tukas Arumi memperbaiki duduk nya menghadap Nauma"Gimana ya ceritanya, int