Share

Bab 22

Seminggu setelah kepulangan Pamela dari rumah sakit, dia sudah berangsur membaik—tapi hanya secara fisik semata.

Hani setiap hari juga memberi kabar, mengenai percobaan pendekatan kembali pada Tirta. Mantan kekasihnya itu memang menerima kedatangan Hani, tapi hanya sebatas teman bukan sebagai kekasih.

“Tirta, pasti sakit ya? Aku bisa merasakannya di sini, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Jika aku menemuimu, yang ada aku hanya akan membuat kamu semakin susah move one. Maafkan aku, Tirta,” gumam Pamela sambil menatap foto kebersamaan dengan Tirta.

Nyeri sekali melihat semua ini, bagaimana lelaki baik itu selalu menemaninya dan menyemangatinya untuk bangkit. Bahkan tanpa Tirta Pamela juga tidak akan sesukses ini.

“Aku memang perempuan tidak tahu diri, aku bisa apa, Tirta? Aku sungguh tidak bisa berbuat apa-apa.”

Setiap kali mengingat Tirta, maka akan timbul rasa benci pada Zero. Apalagi saat mengingat lelaki brengsek itu menyentuhnya di setiap inci tubuhnya, Zero—lelaki yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status