Beranda / Romansa / Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir / Bab 26. Kediaman Keluarga

Share

Bab 26. Kediaman Keluarga

Penulis: El GeiysyaTin
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-16 14:16:24

“Ke rumahku,’ jelas Zemi dengan pandangan yang tetap fokus pada jalanan di depannya.

“Sebenarnya untuk apa? Kita tidak dekat.”

Mendengar Wuri bicara seperti itu, Zemi menoleh sebentar dan kembali melihat jalan, ada kilatan samar penuh arti lewat sorot matanya dan membawa wajah gadis itu dalam benaknya. Mereka memang tidak dekat, tetapi perasaan yang halus menelusup lewat celah sanubari lalu, mengusiknya, membuat jiwa lelakinya ingin selalu mendekat padanya.

“Aku ingin kamu melihat sesuatu, aku pikir benda itu milikmu.”

Wuri memandang Zemi sekilas lalu, membuang pandangan ke luar jendela dengan malas. Dia sama sekali tidak tertarik dengan apa pun yang menurutnya tidak penting. Apalagi dengan pria i yang tidak memiliki hubungan apa pun ini.

Beberapa hari yang lalu entah bagaimana pria itu bisa memiliki foto ayahnya yang sudah meninggal, padahal mereka tidak saling mengenal, sedangkan Zemi bisa mengenali bahwa dia adalah anaknya, hanya dari gelang batu yang di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 27. Tuduhan

    “Tuduhan Anda tidak berdasar, siapa yang mau mengambil kekasih Anda?”Wuri merasa keberadaannya mengundang perdebatan, hingga dia berniat pergi karena tidak ada gunanya berada di tempat yang membuat emosinya tidak bagus. Namun, sebelum dia melangkah, Zemi datang bersama dengan Renata—neneknya. Mereka membawa selembar Foto dan gelang yang sama persis dengan miliknya.“Jadi, ini wanita itu?” kata Renata ketus sambil menatap Wuri dari ujung rambut sampai ujung kaki. Menurut Renata, Wuri wanita yang biasa saja, penampilannya sangat jauh berbeda dengan Syakela. Dia berkulit eksotis, tidak seperti Syakela yang berkulit putih halus. Rambutnya juga pendek sebahu tidak seperti Syakela yang panjang indah bergelombang. Apalagi wajahnya, tidak secantik Syakela yang memiliki wajah sempurna bak bidadari surga.Zemi mengangguk, melihat Wuri yang berdiri dan berkata dengan lembut, “Kamu mau kemana? Duduklah ....” Kemudian pria itu menghennyakkan tubuhnya di sofa bersebelahan de

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-16
  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 28. Tamparan

    Wuri menatap wanita tua yang bertanya padanya, dengan serius. Ia tidak tahu pertolongan yang mana yang di maksud oleh Renata. Apalagi wanita tua itu hanya ingin memastikan kebenaran pengakuan Zemi. Pria itu mengaku pada neneknya jika Wuri yang sudah menyelamatkan nyawanya.Apabila semua pengakuan gadis itu tidak sesuai dengan keinginannya maka kemungkinan Renata akan mengabaikannya.Sementara Wuri merasa tidak perlu berbohong atau mengelabuinya. Dia tidak suka terlibat dengan sebuah hubungan yang rumit dan apalagi jika hubungan itu justru tidak bisa membuatnya melakukan tugas dengan baik, maka dia pun akan mengabaikannya.“Maaf, Nyonya, saya sering menolong banyak orang dalam keadaan darurat, bisa jadi, Tuan Zemi adalah salah satunya, ” jawab Wuri dengan datar, dia sudah terbiasa melakukan interview atau laporan data baik lisan maupun tulisan, maka, pertanyaan Renata adalah hal biasa baginya.“Sombong sekali kamu! Apa kamu tidak tahu siapa, aku?”“Oh, iya. Saya juga ingin bertanya, apa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-11
  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 29. Tidak Percaya

    Zemi memegang pergelangan tangan Wuri, mencegah agar wanita itu tidak pergi, sambil berkata, “Nenek, aku mencintainya! Tolong testui hubungan kami!”“Apa?” tanya Syakela, Felia dan Renata secara bersamaan.Wuri menoleh ke arah Zemi sambil mengerutkan alis, dia tidak suka pria yang memaksakan kehendak kepadanya. Sebeb, selama ini jika dia ditugaskan ke berbagai tempat pun, sang atasan selalu memberi penjelasan dan persetujuan setelah itu baru ditanyakan kesanggupannya. Akan tetapi pria ini tidak melakukan hal itu, padahal di antara mereka tidak memiliki hubungan apa pun.Namun, Wuri masih menahan gejolak perasaan di hatinya, dia menunggu sikap apa lagi yang akan dilakukan oleh Zemi selanjutnya. Biar bagaimanapun juga, dia wanita beretika yang tidak akan menjatuhkan harga diri orang lain di depan orang banyak. Dia tahu bagaimana rasanya dipermalukan di depan umum seperti yang perna dilakukan Syakela padanya, dan dia tidak akan melakukan hal yang sama.Wuri merasakan adanya cinta bertepuk

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-12
  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 30 Gempa Bumi

    Gempa BumiSesampainya di depan apartemen Biru Laut, di mana Wuri dan Natiya selama ini tinggal, mobil berhenti secara mendadak, seolah Zemi sengaja melakukannya untuk memancing reaksi gadis itu padanya. Dia hanya mencari gara-gara asalkan bisa lebih lama tinggal bersamanya.Wuri menoleh kesal, sambil berkata, “Apa Anda tidak bisa menyetir, Tuan Zemi?”“Jangan panggil aku Tuan, kalau kamu tidak mau aku cium lagi.”Wuri terlihat cuek, dia keluar sambil mengucapkan terima kasih. Zemi menyusulnya turun dengan cepat.“Tunggu!” katanya.“Apa lagi? Dean?” tanya Wuri membuat Zemi tertegun sebab, tidak ada orang yang memanggil dengan nama itu.Kini mereka berdiri saling berhadapan dan melanjutkan percakapan.“Kenapa?” tanya Wuri lagi, aku boleh, kan memanggilmu dengan nama itu.”“Kenapa?”“Namamu membuatku ingat dengan sepupuku yang sudah meninggal, namanya juga Zemi, dan aku memanggilnya dengan Zemzem.”“Kamu boleh memanggilku begitu juga.”“Tidak. Kamu bukan dia! Apa yang ingin kamu tanyaka

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-15
  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 31. Tidak Bisa Dipercaya

    Aku di belakangmu!”“Oke, ikuti aku!”“Baik! Mungkin kamu harus lebih cepat!”“Apa yang kamu naiki?“Mobil yang pernah kita bicarakan seandainya jadi mobil ini jadi ambulans!”“Pagani? Apa kamu gila?”“Tidak!”“Punya siapa?”“Dia seorang teman!”Setelah berkata demikian, Wuri menekan gas lebih dalam, melewati ambulans itu dan sampai di halaman parkir rumah sakit lebih dahulu.Dia turun, menyerahkan kunci mobil pada Zemi sambil berkata, “Terima kasih Dean. Aku sangat berhutang Budi padamu!”Tanpa menunggu jawaban, Wuri berlari sekuat tenaga menuju lobi rumah sakit yang terlihat ramai dan panik, lalu naik tangga menuju lantai dua, karena biasanya dalam kondisi seperti ini, lift selalu penuh. Kini, di sanalah dia berada, di antara anak-anak yang panik dan beberapa juga yang harus dipindahkan dari kamarnya. Karena beberapa anak lain tidak mau tidur sendirian.Beberapa jam berlalu, anak-anak mulai tenang dan mereka tidur di kamar masing-masing ada juga yang tidur bertiga. Wuri dengan tela

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-15
  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 32. Tidak Bisa Tidur

    Kamu MenculikkuSetelah berkata demikian, Zemi meninggalkan Evan dan memasuki mobil, mematikan lampunya dan mengunci pintu, dari dalam. Tentu saja hal itu membuat Evan tak bisa berbuat apa-apa. Kalau saja tidak ada Wuri di dalamnya maka, dia akan memukuli kaca dan meminta Zemi keluar secara paksa.Pria itu tetap berjaga sepanjang malam dekat dengan mobil Zemi, untuk mengantisipasi jika terjadi sesuatu pada Wuri, maka, dia akan siap memukul kaca mobil untuk menyelamatkannya. Tentu saja semua yang dilakukan Zemi akan terlihat dari gerakan yang bisa dilihat dengan kasat mata.Sudah semalaman Zemi tidak tidur, tapi dia menghabiskan malam dengan memandangi gadis di sampingnya yang sedang tertidur pulas. Walaupun hanya bisa memandang, tapi, itu cukup menyenangkan. Ada dorongan kuat untuk melakukan hal yang lebih, tapi dia menahannya sekuat hati.Zemi berjaga sepanjang malam karena khawatir apabila terjadi gempa bumi susulan. Dia tidak hanya mengkhawatirkan dirinya sendiri, tetapi, dia juga k

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-26
  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 33. Perasaan Yang Sama

    Rasa Sakit Yang SamaWuri menoleh dengan alis berkerut karena tidak suka dengan apa yang dilakukan Zemi padanya.“Minumlah.” Zemi berkata sambil membuka tutup botol air mineral.“Aku tidak haus,” sahut Wuri datar.“Ini baik untuk kesehatanmu, dan ini, makan roti juga.”“Aku juga tidak lapar.”Zemi termenung, gadis itu membuat jarak yang jelas antara mereka, dengan sikap waspada dan menolak hampir semua kebaikannya.“Baiklah, kalau begitu, bawa saja makanannya, aku tidak akan mengganggumu melakukan tugas lagi, pergilah.” Zemi berkata sambil memberikan sebuah bungkusan berisi roti, dan handuk basah.Wuri menyadari kebaikan Zemi, tapi dia tidak bisa menerima karena tidak ingin perasannya jatuh semakin dalam. Dia tidak ingin melukai dirinya sendiri. Dahulu dia pernah merasakan hal rumit yang muncul secara terus menerus seperti bahagia dan kesenangan. Apalagi saat menatap wajah dan bibir Zemi sempat membuat bintang-bintang kecil di hatinya bermunculan. Dia tidak ingin merasakan lagi kali

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-26
  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 34. Jangan Buru-buru

    Jangan Buru-buru“Nenek, jangan terburu-buru. Aku tidak terlalu bernapsu, apalagi aku masih sibuk.” Syakela berkata sambil memegang tangan Renata lembut.“Nenek dengar sendiri, kan?” sahut Zemi.“Apa maksudmu, Sya? Aku mau kamu cepat menikah dengan cucuku, biar aku bisa tenang walaupun aku nanti tiada!” kata Renata.Semua terdiam, mereka menyadari betapa sayangnya Renata dengan Zemi. Wanita tua itu bertahan dengan segala tradisi dan kepercayaannya demi cucunya yang dia anggap paling mirip dengan Rodi Hugen, suaminya. Baik postur tubuh, suara, rambut dan wajahnya. Renata ingin segera menikahkan Zemi dengan Syakela, demi keamanan hidup juga ketenangan hatinya, setahu dis gadis itu satu-satunya wanita yang memiliki tanda yang sama dengan Zemi di tubuhnya. Dan jika dia harus pergi ke alam baka, maka ruhnya akan tenang bersama Tuhan di atas sana.“Jadi, Nek. Tidak ada yang mau menikah dalam waktu dekat. Aku sudah berkata jujur kalau aku tidak mencintai Syakela!”“Zemi! Jaga bicaramu, bera

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-01

Bab terbaru

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Ya Tentu Saja (TAMAT)

    Ya Tentu Saja (TAMAT)Wanita itu sedikit lebih berisi dan ketika wanita itu turun di tempat yang agak tinggi, di mana dia biasa turun dan naik ke leher gajah, terlihat dengan jelas perutnya sedikit membencit.Zemi menghampiri Wuri dengan langkah yang perlahan dan sedikit ragu, dia mengingat kejadian terakhir saat mereka bertemu dan waktu itu mereka sempat melakukan sesuatu yang bisa membuat wanita itu, mengandung benihnya saat ini.Begitu dua insan itu saling menatap dan berdekatan, seketika keduanya pun sama-sama mengeluarkan air mata yang, entah disebabkan oleh apa. Namun, yang jelas kerinduan itu terukir pada tatapan mereka.Zemi tiba-tiba berlutut sambil menyebut nama Wuri, beberapa kali. Air matanya mengalir lebih deras, dia yakin bahwa gadis itu menanggung beban yang cukup berat selama ini. Tentu saja benar apa yang di pikirkan oleh Zemi, jika Wuri memang sudah menanggung beban yang demikian berat, dia berusaha setengah mati menahan rindu dan cintanya sementara dia tengah m

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Tidak Menemukannya

    Tidak MenemukannyaSemalaman mereka bergadang, sesekali Zemi menggantikan Ajer menyetir karena pria itu terlihat mengantuk.Sesampainya di sana, hari sudah menjelang pagi, mentari sudah menampakkan cahayanya. Dua mobil kontainer yang tiba lebih dulu, menunggu perintah dari majikan mereka untuk menurunkan barang. Setelah mobil mewah yang dikendarai Zemi, Renata dan Ajer tiba, barulah semua barang mereka turunkan semuanya.“Kau datang lagi?” tanya Khazanu menyapa Zemi.“Ya, Tuan Khazan, apa ada masalah dengan kedatanganku?” tanya Zemi penuh percaya diri.“Tidak,” sahut Khazanu.Dia mengabaikan Renata dan Ajer, karena hanya Zemi yang dia kenal. Saat melihat dua truk besar tiba, dia segera melihatnya dan begitu melihat Zemi, dia pun heran karena pria itu begitu gigih berjuang demi mendapatkan Wuri, seperti keinginannya. Kedatangannya kali ini menunjukkan jika ujiannya berhasil setelah sekian lama.Wuri tidak ada di tempat itu, karena sejak kejadian terungkapnya penyebab kematian aya

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Hadiah Sekampung

    Hadiah SekampungBeberapa bulan berlalu setelah kejadian itu, Zemi berharap Wuri mengirimnya pesan melalui ponsel tapi, benda canggih itu selalu hening, tanpa adanya panggilan dari orang yang dia rindukan. Hatinya sakit karena merasa diabaikan padahal hanya dirinyalah satu-satunya harapan.Zemi memutuskan untuk kembali ke negaranya dan, menjalaninya hari-hari seperti biasa. Dia kembali menyibukkan diri di perusahaan bahkan, pekerjaan yang sebelumnya tidak pernah disentuhnya, pun sekarang selesai di tangannya. Dia melakukan semua itu hanya karena ingin melupakandisentuhnya, setelah merasa dicampakkan oleh kekasihnya begitu saja, tanpa pesan dan kata-kata, hanya karena kesalahpahaman belaka.Zemi sudah mengirimkan bukti walaupun tidak kuat dan tidak banyak, tetapi, bukti itu seharusnya cukup untuk meyakinkan kepala suku Khazanu, juga Wuri, jika keluarganya terutama sang kakek tidak bersalah dalam kejadian itu.“Kedua orang itu bersahabat karib sejak lama, tidak mungkin saling menya

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Antara Percaya Dan Tidak

    Antara Percaya dan Tidak Wuri diam dan hanya menangis bahkan, saat Zemi hendak menghapus air mata di pipinya pun dia menolak bahkan menepis tangannya dengan kasar. Oleh karena itu, Zemi langsung menghubungi kakaknya karena saat kejadian itu berlangsung kakaknya pun berada di sana. Dia mengatakan apa yang terjadi di tempat itu semuanya, tanpa kecuali bahkan sejak pertemuan awalnya dengan Wuri secara singkat. “Bukan begitu ceritanya, yang dilihat laki-laki itu salah, kamu sudah melarangnya untuk mengambil boneka milik anakku. Memang anakku terus menangis karena dia tidak bisa tidur kalau tidak memeluk bonekanya.” Kakak Zemi bercerita dari ujung telepon. “Jadi, itu hanya salah paham?” kata Zemi. “Ya, aku dan Kakek sudah melarangnya, dan itu pun sudah kami bawa dia berlari lebih cepat, bukankah Kakek juga terluka kakinya hingga dia harus memakai kruk sampai dia tiada?” “Ya!” “Semua karena kejadian itu, tapi, kakek selalu bilang itu karena kecerobohannya, padahal saat itu, Kakek sed

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Keluarga Seorang Pembunuh

    Keesokan harinya ketika Wuri keluar dari kamar, Khazanu, sang kepala suku sudah menunggu bersama seorang pembantunya. Tentu saja Wuri mengenal dua orang yang sangat akrab selama ini. Mereka kemudian duduk secara berhadap-hadapan di ruang tamu.Kepala suku Khazanu, sengaja datang ke rumah Wuri karena dia mendengar sebuah informasi bahwa, gadis itu bermalam dengan seorang laki-laki. Kecurigaannya muncul karena dipicu oleh rasa khawatir jika anak dari sahabatnya itu memiliki hubungan khusus dengan orang yang kemarin datang dan bermesraan sampai malam tiba.“Apa kau melindunginya di sini?” kata Khazanu memulai pembicaraa setelah mereka berbasa basi sebentar.“Siapa maksud Anda, tidak ada orang lain di sini selain aku!” Wuri berkata membala diri.“Jangan berbohong padaku aku mengetahui semuanya!”“Apa maksudmu Jemi? Kalau dia yang Anda maksud, ya ... memang dia datang kemarin malam dan aku mencegahnya untuk pulang, memangnya Apa salahnya dengan hal itu?”“Apa kau lupa dengan resiko

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 55. Sebuah Tanda

    Sebuah Tanda Yang SamaSesampainya di rumah Wuri, Zemi meminta gadis itu untuk menunjukkan di mana kamarnya.Tentu saja Wuri enggan tapi, Zemi berkata, “ Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu, dan sebelum orang lain tahu, aku ingin kau yang lebih dahulu tahu!”“Apa itu, katakan saja padaku!” Wuri masih tidak mengerti dengan apa yang akan ditunjukkan oleh Zemidean.Zemi melihat ke sekeliling dan dia tidak menemukan orang lain selain mereka.“Ke mana semua pelayanmu?” tanya Zemi.“Mereka bekerja di kebun, dan baru akan pulang sore nanti.”“Baiklah kalau begitu, tidak masalah aku membuka bajuku di sini!”“Tunggu, apa yang akan kau lakukan?”“Wuri, aku punya tanda yang sama seperti di tubuhmu!”“Bagaimana kau tahu, apakah itu sama atau tidak?”Zemi hendak membuka Hoodienya di ruang tamu, saat Wuri mencegah dan menarik tengan pria itu ke kamarnya. Pandangan mata Zemi berputar ke sekeliling kamar yang rapi dan menyebarkan aroma bunga anggrek bercampur asap dupa. Tidak ada perabot

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 54. Bagaimana Kalau Aku

    Bagaimana Kalau Aku?“Setelah aku mengajakmu ke sana, baru aku akan mengajak Jubi jalan-jalan untuk menghibur hati,” kata Wuri. “Apa sekarang kau sedih?” “Ya kalau aku ini ingin hiburan atau aku sedih, Juni lah yang menghiburku!” “Apa kau akan tidur dengannya, sampai dia membuatmu bahagia?” “Ya! Aku sering tidur di perutnya. Kita akan bermain dan dia akan menggendongku, aku bisa bermain dengan belalainya. Itu menyenangkan!” “Oh!” Zemi mengangguk. Mereka kembali ke rumah, Zemi dipersilakan untuk masuk dan duduk sambil menunggu Wuri membawa persembahan. Pria itu melihat ke sekeliling ruangan yang dipenuhi pernak pernik kerajinan khas adat dan sukunya termasuk beberapa hiasan khas dari berbagai negara, ada juga foto-foto ayah Wuri dalam berbagai aktivitas. Ada juga foto ibunya, foto gadis itu saat masih kecil dan juga beberapa gelang kehormatan yang berjajar di dinding, yang artinya sudah banyak kemampuan dasar yang dimiliki Wuri serta keluarganya menurut adat. Wuri keluar dengan

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 53. Bersikap Menerima Kenyataan

    Bersiap Menerima KenyataanSetelah lama menunggu, Zemi tidak lagi mendapatkan jawaban meskipun pesan itu terbaca. Tanpa sepengetahuan pria itu, Wuri menangis dengan wajah ditutup bantal agar tidak terdengar oleh para pelayan rumah dan pekerja lain, yang masih belum tidur dan tinggal di rumah itu. Mereka yang mengisi rumah saat dirinya tidak ada. Gadis itu tidak siap jika harus kehilangan Zemi, ini adalah ke sekian kalinya dia merasakan jatuh cinta, tapi, untuk ke sekian kalinya pula dia harus patah hati. Namun, mau tidak mau harus siap kehilangan lagi. Akhirnya wanita itu tertidur setelah lelah mendingan hati yang sesak karena rindu. Kalau saja Zemi tidak berjasa begitu besar padanya maka, dia akan mudah melepaskan rasa. Keesokan harinya Zemi datang terlalu pagi, hingga saat dia muncul di rumah itu, pintunya pun belum di buka, bahkan Wuri belum bangun karena baru tertidur setelah menjelang pagi. Pria itu memakai celana jeans hitam dan hoodie abu-abunya. “Apa kau menunggu Nona Law

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 52. Dikira Kekasih

    Dikira KekasihZemi tidak bisa memaksa walaupun dia sangat ingin tetap bersama karena dia tahu posisi dan kedudukan Wuri hingga harus menjaga diri dengan baik. Dua orang itu berjalan menuju rumah Wuri karena gadis itu meminta Zemi untuk singgah dan kebetulan dia pun ingin tahu kediaman gadis idamannya. Mereka masih mengobrol tentang motel yang ditempati Zemi saat kepala suku datang menghampiri. Pria itu sudah sehat kembali setelah sakit lebih dari sepekan awal bulan lalu, Wuri pun datang menjenguknya selama dua hari saat itu.Pria itu mendengar jika Wuri sedang berduaan dengan seorang pria pendatang dan dia memeluk gadis itu, inilah laporan yang membuatnya senang sekaligus was-was. Biar bagaimanapun juga, gadis itu adalah titipan dari sahabatnya, untuk di jaga sebaik-baiknya apabila sampai tua dia tidak menemukan jodohnya. Dia tidak ingin ada hal buruk terjadi padanya.“Ah! Ketua, kenapa kemari, ini sudah malam!” kata Wuri dalam bahasa daerahnya setelah memberi penghormatan khas

DMCA.com Protection Status