Share

Menuruti Maria

Penulis: Kanietha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-15 23:59:30

Dewa berkali-kali menarik napas panjang, kemudian membuangnya dengan perlahan. Mengatur detak jantung, yang sedari tadi tidak bisa diajak berkompromi sama sama sekali. Ini bukan pertama kalinya Dewa mengucapkan ijab kabul, tapi, rasa gugup itu ternyata masih bisa menyerangnya seperti sekarang. Dewa bahkan tidak bisa duduk diam, dan sedari tadi hanya mondar mandir menunggu jadwal acara tiba.

“Bisa duduk, kan, Wà.” Abraham memijat pelipisnya karena sudah pusing melihat putranya yang tidak bisa diam. “Acaranya masih setengah jam lagi, jadi duduk!”

Dewa berhenti, menatap Reno yang sedari tadi hanya bermain ponsel. “Ren, suruh orang EO majuin acaranya.”

“Hee?” Reno mengangkat wajah untuk melihat Dewa sejenak. Hanya mengerjab sebentar, lalu ia kembali menatap layar ponselnya. “Mereka bukan preman yang bisa kamu suruh ini itu seenaknya. Semua sudah terencana, terjadwal, tersusun, dan terorganisir. Mana bisa langsung kamu acak-acak begitu. Singamu ngamuk, baru tahu rasa.”

“Singa?” celetuk Abr
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (15)
goodnovel comment avatar
Denovanti
Betul tuh pemikirannya Mama ....
goodnovel comment avatar
Daanii Irsyad Aufa
kali ini aq setuju dgn Bu Maria
goodnovel comment avatar
Agung Tia Sari
pahaaaam.....daripada mama ngomel..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinderella Hot Story   Iya, Sayang

    “Tamunya, kok, nggak berhenti-berhenti dari tadi,” gumam Rindu dengan terus mempertahankan senyum ceria di wajahnya. Sedari awal, Rindu sudah meminta agar tidak mengundang banyak orang. Namun, entah mengapa malam ini dirinya tidak henti-hentinya menyalami para tamu yang datang. Di samping itu, ballroom hotel bintang lima yang mereka gunakan malam ini benar-benar terisi penuh dengan para tamu. Sangat meriah dan terlihat benar-benar mewah. Rindu bahkan tidak pernah menduga, jika resepsi pernikahannya bisa terlaksana dengan semegah ini. “Kalau capek duduk aj—” “Ya nggak sopan.” Rindu mendesis, tapi tetap mempertahankan senyum manisnya. Keduanya kompak menghentikan pembicaraan mereka karena harus kembali menyalami tamu. Di antara sekian banyak tamu undangan dari pihak Dewa, hanya Hening dan Kiara sekeluarga yang dikenal oleh Rindu. “Daripada kamu kecapean,” ujar Dewa merasa khawatir dengan kandungan Rindu jika istrinya sampai kelelahan. “Mending duduk, atau, kamu istirahat aja dulu d

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-17
  • Cinderella Hot Story   Jangan Diganggu, Jangan Dicolek

    “Mama yang nyuruh, bukan aku.”Setelah mengatakan semua hal terkait kehamilan Lita, Dewa buru-buru memberi tahu sang istri kalau semua itu adalah titah dari Maria. Dewa tidak ingin disalahkan dan dikatakan plin plan karena telah mengubah pendiriannya. “Kalau nggak percaya, kamu telpon aja mama sekarang.” Dewa sudah berbicara selembut mungkin agar Rindu tidak langsung marah-marah kepadanya.“Tapi, kan, aku sudah janji sama Lita.” Rindu mencebik lalu tidak jadi menyuapkan nasi goreng ke mulutnya. Mana Rindu berani menelepon Maria di jam seperti sekarang. Apalagi untuk bertanya semua hal yang baru saja dikatakan oleh Dewa.“Bukan cuma Mama, tapi Papa juga,” ungkap Dewa mengambil alih piring Rindu dan menyendok nasi goreng disuapkan ke mulut Rindu. “Tapi Mama itu benar, Yang. Coba kamu pikir lagi semuanya. Waktu masih bayi, mereka mungkin nggak ngerti, tapi nanti, kalau anak kita sama anak Lita sudah sekolah, gimana?”Rindu mengunyah nasi goreng yang baru disuapkan oleh Dewa terlebih da

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-17
  • Cinderella Hot Story   Kembali Mengalah

    Tidak ada bulan madu setelah menikah. Baik Dewa maupun Rindu sudah sepakat untuk satu hal tersebut. Selain karena Rindu tengah hamil, Dewa juga tidak ingin istrinya itu semakin kelelahan karena perjalan yang ada. Jadi, mereka akan menundanya sampai Rindu melahirkan, dan anak mereka nanti bisa dititipkan pada Maria. Kenapa harus Maria? Karena Tiara pasti sudah kerepotan membantu menjaga anak Lita. Jadi, Maria punya kuasa penuh ketika cucu pertamanya nanti telah lahir. Selain itu, Rindu juga tidak bisa pergi berbulan madu karena jatah cutinya dari kantor memanglah cukup singkat. Hanya berbekal hari libur di tanggal merah, dan cuti menikah selama tiga hari. Setelah itu, maka Rindu akan kembali lagi bekerja di kantor. Hal inilah yang menjadi masalah yang belum terselesaikan di antara Dewa dan Rindu. Dewa masih bisa mentolerir jika pekerjaan Rindu hanya berada di kantor, dan duduk di depan komputer untuk menyelesaikan administrasi, atau sejenisnya. Namun, ruang lingkup pekerjaan istriny

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-19
  • Cinderella Hot Story   Seminggu Sekali

    “Nggak ngantor, Yang?”Di hari pertama Rindu setelah cuti gadis itu usai, Rindu masih tampak bermalas-malasan di balik selimut. Rindu sudah selesai sarapan, tapi tidak kunjung mandi sedari tadi.Sementara Dewa, ia masih memiliki cuti sampai akhir minggu ini. Bersantai menikmati masa cutinya, yang rencananya akan dihabiskan untuk memantau perkembangan perusahaan keluarga.“Habis sarapan, perutku nggak enak,” keluh Rindu merasa perutnya terasa seperti diaduk-aduk. “Sebah, kayak mual, tapi nggak mau muntah juga. Kayak orang kembung, tapi … pokoknya nggak enak. Kayak begitulah, aku nggak bisa jelasinnya. Pokoknya nggak enak.”Panik, Dewa langsung menghampiri Rindu. Duduk di tepi ranjang, lalu menyingkap selimut sang istri. Satu tangan Dewa memegang perut Rindu, dan satu lagi menyentuh dahi istrinya itu.“Nggak hangat, nggak panas,” ujar Dewa setelah merasa suhu tubuh Rindu yang normal. “Kita ke rumah sakit, biar tahu … nggak! Sebentar, aku telpon Mama dulu.”Rindu dengan cepat mencekal ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-19
  • Cinderella Hot Story   Tetap Menjadi Rahasia

    “Yang.”Dewa menoleh pada Rindu yang baru keluar dari kamar mandi. “Mau apa?”“Ni kamar, tambahin AC dong.” Rindu berjalan ke arah balkon, lalu membuka pintunya. Berdiri di bibir pintu, lalu memejam mata untuk menikmati udara segar dari luar. Namun, tidak sampai satu menit, Rindu kembali menutup pintunya, lalu kembali mengeluh. “Di luar panas banget ternyata.”Rindu kemudian berjalan menuju tempat tidur lalu berbaring tepat di tengah-tengah. Bertelentang, dan memejamkan mata menikmati udara pendingin ruangan yang menurutnya tidak terasa sejuk sama sekali.“Tuh AC, freonnya dah habis kali, Yang. Makanya nggak dingin.” Rindu menunjuk pendingin ruangan yang posisinya ada di atas pintu.Dewa sedari tadi hanya duduk diam sambil menunggu sang istri membeo. Benar-benar memperhatikan Rindu dan mengabaikan laptop yang ada di pangkuannya. Jika tidak diberi perhatian seperti ini, maka Dewa sendiri yang akan menerima akibatnya.Semakin ke sini, sang nyonya yang tengah hamil itu sungguh tidak bisa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-20
  • Cinderella Hot Story   Ganti Rugi

    Bukannya senang, wajah Rindu justru memberengut ketika melihat Dewa di halaman parkir kampusnya. Dengan sedan hitamnya, Dewa tampak bersandar pada pintu mobil seraya bermain ponsel. Saking seriusnya menunduk dan menatap ponsel, Dewa sampai tidak sadar jika Rindu sudah berada di sebelahnya. “Ehm!” dehemnya keras agar Dewa segera menoleh padanya. Dewa menoleh sekilas. Setelah sadar di sampingnya adalah Rindu, Dewa langsung menegakkan tubuh. Memasukkan ponsel ke dalam saku celana, lalu mengusap perut sang istri yang mulai tampak membesar. Memasuki trimester kedua kehamilan, sikap galak Rindu sedikit demi sedikit mulai memudar. Namun, sikap posesif Rindu yang semakin menjadi-jadi. Istrinya itu kerap menaruh curiga jika Dewa terlambat pulang, atau ada kunjungan kerja di luar kota. “Gimana kuliahnya?” “Mau cuti lagi aja, bisa nggak sih!” Rindu mengeluh dan bibirnya semakin maju beberapa senti. Karena cuti kuliahnya telah usai, mau tidak mau Rindu harus kembali ke kampus dalam keadaan ha

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • Cinderella Hot Story   Siap, Nyonya

    Rindu membanting pintu dengan kesal ketika memasuki kamar. Jika tidak mengingat bahwa dirinya tengah hamil saat ini, sudah pasti ia akan menghempas tubuh ke atas ranjang.Begitu mendengar pintu kamarnya kembali terbuka, Rindu yang baru saja duduk di tepi ranjang langsung bersedekap. Menatap Dewa yang berjalan santai menuju sofa, lalu merebahkan tubuh di sana.“Kenapa nggak baring di kasur?” Rindu meraih remote pendingin ruangan lalu menyalakannya dengan suhu terendah. Selain udara yang ada di ruangan terasa pengap, hatinya pun ikut merasakan hal yang sama. Rindu serasa ingin berendam di air es saja kalau begini.“Gerah.”“Nggak usah alesan.” Rindu bangkit lalu beranjak menghampiri Dewa. Berdiri tepat di samping kepala Dewa berada. Sejak tabrakan kecil yang terjadi beberapa saat yang lalu, wajah Dewa sudah berubah mendung. Pria itu juga mengajukan beberapa pertanyaan mengenai David, dan Rindu sudah menjelaskan semuanya. Namun, wajah Dewa itu tetap saja masam dan lebih banyak diam sepan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • Cinderella Hot Story   Mencari Alasan

    “Enak banget pak Radit nempatin rumah baru gratisan gini.”Dewa langsung mencapit bibir Rindu geregetan. Dewa mengerti jika Rindu memiliki kekesalan tersendiri terhadap Radit, tapi, istrinya itu terkadang tidak bisa menjaga mulutnya yang semakin bawel saja. Apalagi, mereka saat ini masih berada di dalam rumah baru yang dibeli oleh Dewa untuk Tiara.Ya, untuk Tiara, dan atas nama Tiara. Bukan atas nama Radit, dan bukan untuk pria itu. Jadi, harusnya Rindu bisa membedakan hal tersebut.“Kan ini rumah ibu, bukan rumah pak Radit” ujar Dewa berbicara pelan, agar tidak ada siapa pun yang mendengar. Meskipun mereka hanya berdua di dapur, tapi Dewa khawatir jika seseorang tiba-tiba saja mendengar dari celah yang memisahkan ruangan yang ada. “Jadi, semua yang ada di dalamnya punya ibu.”“Awas aja sampek pak Radit macam-macam di luar sana.” Rindu menepis tangan Dewa, lalu bersedekap dan sudah tidak berminat memakan salad buahnya. “Aku suruh bang Riko bejek-bejek pokoknya.”“Yang.” Dewa menoleh

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-23

Bab terbaru

  • Cinderella Hot Story   Pengumuman

    Haluu Mba beb tersaiank … Moon maaf pengumumannya dipublish agak siang, karena saia dari pagi sudah riweuh beredar ke sana kemari. Kita akhiri kisah Dewa dan Rindu sampai di sini, yakk. Nggak usah ditungguin lahirannya, karena mereka udah bahagia, kok, ehehee ... Saia nggak bisa janjiin sequel, atau season duanya, karena entar ditagih mulu seperti Sang Pengacara, ehehhee … Jadi, yang udah lihat pengumuman di I*, pasti sudah tahu kapan urutan Sang Pengacara akan terbit. Jadi, langsung aja ya. Berikut ini daftar penerima koin GN untuk lima top fans pemberi gems terbanyak untuk Cinderella Hot Story. RF Rifani : 1.000 koin GN + pulsa 200rb Shifa Chibii : 750 koin GN + pulsa 150 rb Miss Ziza Ziza S : 500 koin GN + pulsa 100 rb Mulya Purnama : 350 koin GN + pulsa 50 rb Himatul Aliyah H : 200 koin Gn + pulsa 25 rb Untuk nama yang saia tulis di atas, bisa klaim koin GN dengan kirim screenshoot ID dan kirim melalui DM Igeh @kanie

  • Cinderella Hot Story   Dewi August Lee

    “Gimana?” Dewa menggeleng tidak tega. Namun, tidak mungkin juga Dewa membohongi Rindu dalam keadaan seperti sekarang. Meskipun ia tahu, semua ini akan menyakitkan bagi sang istri, tapi, mau tidak mau Dewa harus mengatakan semuanya. “Tirta demam, jadi Ibu nggak bisa datang,” terang Dewa setelah mengakhiri pembicaraan singkatnya dengan Tiara di telepon. Itu pun, perbincangan mereka terganggu dengan tangis Tirta tanpa henti sebagai backsound-nya. Manik Rindu mengembun detik itu juga. Mencoba menarik napas panjang, serta mengedipkan kedua maniknya berulang kali agar tidak ada cairan yang menitik dari sudut mata. Namun, di antara kontraksi yang baru saja dialaminya, akhirnya buliran itu tidak sanggup Rindu bendung. Menitik begitu saja, karena ingatan tentang Tiara yang kala itu selalu berada di samping Lita saat di rumah sakit. “Heeei …” Dewa mendesah panik, frustasi, sekaligus merasa empati pada sang istri. “Ada aku di sini, bentar lagi mama sama papa juga sampai. Jadi, kamu masih puny

  • Cinderella Hot Story   Buruaaan

    “Yaaang, perutku sakit lagi.”Padahal, Dewa sudah rapi dengan setelan kerjanya, dan telah siap untuk berangkat ke kantor. Namun, sebelum itu Dewa harus mengantarkan Rindu ke tempat Maria terlebih dahulu. Titah yang satu itu, sudah tidak bisa dibantah dan diganggu gugat oleh siapa pun.Dewa segera menghampiri Rindu yang masih duduk di sofa. Istrinya itu pun, sudah siap untuk pergi ke rumah Maria, dan hanya tinggal menunggu Dewa yang sedari tadi sibuk dengan beberapa berkasnya.“Sakit seperti kemarin.” Dewa berjongkok di depan Rindu lalu menempelkan satu sisi wajahnya di perut sang istri. Kedua tangan Dewa yang sudah lebih dulu berada pada perut Rindu, merasakan bagaimana kaku dan kerasnya bagian tubuh yang disentuhnya. “Kram lagi.”Rindu mengangguk menahan nyeri sembari mengatur napas. “Udah waktunya kali, Yang.”“Catat dulu aja seperti yang mama bilang waktu itu,” ujar Dewa menarik diri dan ikut mengatur napas. Jantungnya kembali berdetak kencang, karena prediksi hari perkiraan lahir

  • Cinderella Hot Story   Mandi Dua Kali

    “Untung, kan, Mama bawa Rindu ke sini.” Baru saja masuk ke ruang keluarga, Dewa sudah kena cibir oleh sang mama. Inilah yang membuat Dewa pada akhirnya memutuskan untuk tinggal terpisah dengan keluarga. Apalagi, dahulu kala Dewa juga menikah muda dengan Dea. Jadi, selain ingin menghindari kecerewetan sang mama, Dewa juga ingin menikmati hidup bersama sang istri dengan bebas di luar sana. Walaupun, pada akhirnya mereka bercerai karena beberapa alasan. “Kamu kalau pulang sampai malam gini, terus Rindu ditinggal sendirian pas hamil besar begini, kan, kasihan,” lanjut Maria masih belum puas membeo. Ia menekan tombol remote teve, untuk menghentikan tayangang yang ditontonnya sejenak, “Dah! Malam ini nggak usah balik apartemen. Kalian berdua tidur di sini aja, daripada Rindu kecapekan terus cucu Mama kenapa-napa.” Dewa berhenti sebentar untuk berbicara dengan sang mama. “Aku sudah kabari Rindu kalau pulang telat.” “Bukan itu intinya,” sahut Maria tidak pernah ingin mengalah jika sudah be

  • Cinderella Hot Story   Kedatangan Maria

    Dewa terbangun seketika saat mendengar pintu kamarnya diketuk dengan tergesa. Menggeram kesal sejenak, karena tidak biasanya Sri akan membangunkannya secara tidak sopan seperti sekarang. Bahkan, Sri tidak pernah mengetuk pintu kamarnya sama sekali, ketika Dewa berada di apartemen.Dewa melihat Rindu yang masih tertidur nyenyak, dan begitu tenang. Setelah mengalami banyak drama ini dan itu, akhirnya mereka kelelahan sendiri dan tertidur jelang dini hari.Dewa kemudian bangkit dengan cepat, dan segera membuka pintu kamar. Namun, belum sempat Dewa membuka mulut untuk berbicara, wanita yang baru saja mengetuk pintu itu langsung masuk kamar begitu saja.“Mama!” desis Dewa hampir berbisik dan mencekal tangan Maria. Entah sudah pukul berapa saat ini, hingga Maria sudah berada di apartemen Dewa sepagi ini. Atau, jangan-jangan Dewa sudah kesiangan dan terlambat pergi ke kantor. “Rindu masih tidur.”“Perutnya masih sakit?”“Sudah nggak.” Melepas tangan Maria, Dewa lalu melangkah mundur untuk me

  • Cinderella Hot Story   Panik

    “Yang …” Rindu menepuk-nepuk pipi Dewa, yang sudah terlelap menuju alam mimpinya. “Bangun bentar, aku nggak bisa tidur.” Mendengar Dewa hanya menggumam, Rindu kembali menepuk pipi sang suami lebih keras lagi. Bahkan, tepukan Rindu meninggalkan bekas merah di pipi Dewa. “YANG!” Rindu mulai merengek, karena Dewa tidak juga membuka mata. Dan terjadi lagi. Meskipun masih diselimuti kantuk, tapi Dewa tidak bisa berbuat banyak. Daripada istrinya itu ngambek tidak berkesudahan, akhirnya Dewa membuka mata dengan perlahan, di tengah cahaya lampu yang sudah terang benderang. “Hm?” “Nggak bisa tidur, punggungku pegel.” Semakin mendekati hari perkiraan lahir, istrinya itu semakin banyak memuntahkan keluhan pada Dewa. Dari susah tidur, perut kram, bolak balik ke kamar mandi karena panggilan alam yang harus dituntaskan, dan masih ada beberapa hal lagi. Dewa mengusap wajah sebentar, seraya mengumpulkan nyawa yang masih tercecer entah ke mana. Menarik napas panjang sejenak, lalu mengulurkan satu

  • Cinderella Hot Story   Lima Watt

    “Namanya Tirta.” Seketika wajah Rindu tertekuk, setelah mendengar nama putra Lita yang baru saja disebut oleh Tiara. Entah mengapa, pikiran Rindu segera bercocoklogi. Namat Tirta tersebut, diambil dari gabungan antara Tiara dan Lita. “Siapa yang ngasih nama?” tanya Rindu sudah tidak lagi berminat mengambil Tirta yang ada di gendongan Tiara. Rindu sadar jika sikapnya kali ini sedikit kekanakan. Namun, mau bagaimana lagi jika hormonnya memaksa untuk tidak lagi tertarik dengan bayi lucu nan tampan di depannya. Rindu yakin sekali, jika ayah dari bayi itu suatu saat akan menyesal karena tidak menginginkannya. “Lita,” jawab Tiara sibuk melihat bayi lucu itu dan menimangnya penuh kasih sayang. Rindu semakin yakin, jika anaknya nanti pasti akan diperlakukan berbeda dengan anak Lita. Sama seperti Tiara, yang memperlakukan Lita dan Rindu dengan begitu berbeda. “Ohh, Tirta siapa?” Rindu berusaha bersikap biasa, dan tidak menunjukkan sedikit pun serpihan luka yang menggores hati saat ini. “

  • Cinderella Hot Story   Melewati Semuanya

    Rindu masih mengatur napas, sambil mengambil ponsel yang tergeletak di samping bantal. Membukanya, tapi masih belum menerima kabar apapun dari Tiara mengenai Lita. Kembali, meletakkan ponselnya dengan asal di atas ranjang, Rindu lalu merapatkan tubuhnya dengan Dewa. “Kok lama, ya?” Rindu bertanya-tanya tentang proses kelahiran Lita. Membayangkan, rasa sakit yang dialami Lita dari kemarin, hingga pagi ini. Tidak lama lagi, Rindulah yang akan berada di posisi tersebut, dan pastinya ia harus bersiap-siap untuk itu. “Dari kemarin, sampai sekarang belum lahir-lahir.” “Coba kamu telpon ibu,” ujar Dewa kemudian memeluk tubuh polos Rindu setelah menyelesaikan kegiatan pagi mereka. “Nunggu dikabarin aja.” Rindu kemudian menguap, lalu memejamkan mata. Masih ingin menikmati sisa-sisa endorfin yang mengalir di dalam tubuh. “Aku capek, pengen rebahan dulu.” “Sarapan di kamar berarti?” Rindu mengangguk. “Nasi goreng kayak biasa, ya. Terus, aku lagi pengen minum cokelat hangat.” “Cuma itu?” ta

  • Cinderella Hot Story   Menyemangati

    Rindu mengernyit ngilu, melihat wajah Lita yang tengah menahan nyeri saat kontraksi. Dari luar ruangan, Rindu bisa melihat bagaimana Tiara menyemangati Lita agar tetap bersabar dan bertahan ketika kontraksi itu kembali datang. Sebagai anak kandung, Rindu jelas merasakan adanya goresan di lubuk hati. Akankah Tiara ada di sisi Rindu jika waktunya melahirkan tiba, nanti? Rindu menggeleng, karena ia tahu jawabannya adalah tidak. Setelah bayi Lita lahir nanti, waktu Tiara pasti akan sepenuhnya untuk Lita dan bayi wanita itu. Melihat wajah sendu sang istri, Dewa segera merangkul Rindu dari belakang dengan satu tangan. Menjatuhkan satu kecupan singkat pada puncak kepala Rindu, lalu mengusapnya. “Nggak usah cemburu.” Dewa berujar pelan dan hanya bisa didengar oleh Rindu. “Lita cuma punya ibu, dan kamu punya aku, punya mama, papa … dan percaya sama aku kalau ibu juga tetap sayang sama kamu.” Rindu tidak merespons. Namun, Rindu tengah mencerna semua ucapan Dewa barusan. Setelah dipikirkan l

DMCA.com Protection Status