Azahra duduk di depan jendela kamarnya, tatapan matanya tertuju ke gerbang rumahnya. "Apa dia nggak rindu Rara ya."
Sudah hampir dua minggu Azahra tidak berjumpa dengan Ferdi. Pria itu juga juga tidak ada menghubunginya. Pesan Whatsapp yang dikirim Azahra sekarang, akan dibalas pria itu 3 jam lagi. Hal ini membuat Azahra begitu sangat bosan menunggu.
Tanpa sadar air matanya menetes dengan sendirinya. "Mencintai itu ternyata begitu sangat sakit. Apa Rara aja yang cinta sama Bang Ferdi, sedangkan bang Ferdi nggak cinta sama Rara.”
Azahra mengusap air matanya. Sikap pria itu begitu sangat dingin, sehingga membuat dirinya begitu amat gemas dan terkadang tidak sabaran.
“Sesibuk-sibuknya Bang Ferdi atau emang nggak punya waktu untuk kirim pesan ke Rara. Pokoknya Rara tidak suka sama Bang Ferdi, mulai dari sekarang enggak mau lagi ngomongin dia terlebih dahulu, biarin aja dia hubungi Rara,” Azahra bertekad di dalam hatinya.
Namun Azahra
Ferdi memandang jam yang melingkar di tangannya. "Sudah jam 4 lewat 15 menit. Pasti Azahra sudah lama menunggu" Ferdi begitu sangat cemas ketika mengingat gadis itu sedang lama menunggunya. Ferdi baru selesai berjumpa dengan klien pertamanya untuk membahas tentang perjanjian kerjasama yang akan mereka lakukan. Pria itu sudah banyak belajar dari sekretaris Vian yang ditunjuk om nya. Sehingga Ferdi sudah memahami bagaimana cara Ia menangani kliennya. Ferdi begitu lega ketika berhasil meyakinkan kliennya itu untuk mau bekerjasama dengan perusahaan yang baru saja dipegangnya."Semoga saja Azahra nggak marah." Ferdi berkata dengan mengambil ponsel yang ada di atas mejanya. Pria itu melakukan sambungan video call kepada gadis yang saat ini sedang menunggunya."Halo assalamulaikum." Azahra menjawab sambungan Panggilan video call itu dengan raut wajah kesal."Wa’alaikumsalam masih di kampus?" Ferdi memandang wajah gadis cantik di layar ponsel.
Azahra melihat wajah pria yang saat ini berjalan di sampingnya. Melihat wajah pria itu membuat jantungnya berdegup dengan sangat hebatnya. Azahra merasa begitu sangat senang. Rasa rindu yang dirasakannya kini lepas sudah. Jantungnya berdegup dengan sangat hebatnya."Maaf ya lama.”Azzahra berjalan bersama dengan Ferdi menuju ke parkiran kampusnya.“Iya gak apa.” Jawab Azahra.“Adek, Coba telepon mommy dulu. Kasih tahu mommy kalau Adek pulang dari kampusnya abang jemput. Sekalian mau jalan dulu, kalau dibolehkan kita jalan kalau nggak dibolehkan Abang antar pulang,” jelas Ferdi.Azahra menganggukkan kepalanya dan mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya.“Halo assalamu’alaikum mom,” ucap azzahra yang melakukan sambungan video call dengan mommynya.“Wa’alaikumsalam,” jawab Alisa.“Mom Rara pulangnya sama abang Ferdi, ini Abang Ferdi jemput Rara.” Aza
“Mau langsung nonton atau makan dulu,” tanya Ferdi yang memandang gadis cantik yang berjalan di sampingnya.“Rara mau langsung nonton,” jawab Azahra yang tersenyum. Azahra sudah tidak sabar ingin menonton film favoritnya.“Ya sudah ayo kita nonton. Nontonnya mau pakai cemilan atau enggak,” Ferdi menawarkan.“Pakai cemilan,” jawab Azahra.“Kirain udah nggak mau pakai cemilan lagi,” Ferdi tersenyum memandang gadis tersebut.“Nonton enggak pakai cemilan itu seperti sayur tanpa garam,” jawab Azahra.Ferdi tersenyum mendengar jawaban Azahra. “Ya mana tahu diet,” jawab Ferdi.Ia masuk bersama azahra ke dalam mall. Ferdi memilih mall yang lokasinya paling dekat dengan kampus Azahra mengingat Waktu mereka tidak lama.“Kalau lagi nonton dietnya ditunda. Dietnya nyambung lagi sehabis nonton.” Azahra tersenyum mengutarakan ren
Selama 2 jam menonton film di dalam stadion, Ferdi hanya fokus dengan gadis cantik yang duduk di sampingnya. Bagi pria itu memandangi wajah cantik gadis itu lebih menarik daripada menonton film yang saat ini sedang diputar. Pria itu begitu sangat bebas untuk memandangi wajah gadis cantik tersebut. Gadis itu begitu fokus dengan film yang ditontonnya sehingga ia tidak menghiraukan pria yang saat ini dengan leluasa menatap wajahnya."Ya habis," Azahra terlihat masih belum puas. Dirinya merasa belum puas menonton film tersebut."Kalau habis mau di apakan?" Tanya Ferdi.“Ya gak bisa di apa-apakan. Rara gak puas nontonnya, filmnya sangat bagus.” Jelas Azahra.“Yaudah sekarang kita keluar?" Tanya Ferdi.Azahra menganggukkan kepalanya. Mereka sudah berencana untuk makan terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah.“Mau makan di mana,” tanya Ferdi ketika sudah keluar dari dalam bioskop.“Rara pengen makan seafoo
"Gimana ceritanya sih suka makan kepiting tapi nggak mau buka kulitnya." Ferdi membuka kulit kepiting milik Azahra.“Iya Rara suka makan kepiting Bang, tapi takut kena kulitnya, nanti jari Rara tergores,” Azahra memberikan alasannya.Ferdi hanya tersenyum ketika mendengar ucapan gadis manjanya. "Tapi ini kulitnya sudah enak kok dibuka." Ferdi mengambil daging kepiting tersebut."Tetap aja Rara gak mau bukanya sendiri, Rara sudah pernah kena gores kulit kepiting rasanya sakit sekali.""Terus kalau makan kepiting siapa yang buka,” tanya Ferdi.“Daddy,” jawab Azahra yang tersenyum."Beneran manja ya," jawab Ferdi.Tanpa ragu Azahra menganggukkan kepalanya.“Udah ini udah dibukain,” ucap Ferdi yang meletakkan kepiting yang sudah dibukanya.Azahra memakan kepiting tersebut.Ferdi tersenyum memandang Azahra. Sejak kecil hingga sekarang gadis itu tidak pernah mau membuka kepiting
"Habis dari mana,” Indah tersenyum memandang Azahra yang baru saja masuk ke dalam rumah. Gadis cantik itu menyalaminya dan mencium punggung tangannya, mencium pipi kiri dan juga pipi kanannya. sikap Gadis itu masih selalu manja seperti biasa.“Jalan-jalan Tante tadi kami ke bioskop nonton, terus makan,” Azahra tersenyum ketika menceritakan hal tersebut.“Padahal tante datang ke sini pengen makan malam di sini bareng sama Azahra, tapi ternyata calon menantu Tante yang cantik ini sudah makan duluan sama abang Ferdi,” ucap Indah.Wajah azzahra bersemu merah ketika mendengar apa yang dikatakan oleh tantenya. Azahra tersenyum malu-malu memandang tantenya tersebut.Ferdi yang duduk di depan Attar, terlihat salah tingkah ketika mendengar ucapan mamanya.Azahra menyalami tangan Daddy dan juga mommynya, dan kemudian menyalami tangan tante dan juga omnya. Azahra tersenyum dan duduk disamping Indah.“Tadi
Ferdi begitu sangat sibuk dengan pekerjaannya. Pria itu harus belajar bagaimana cara mengolah perusahaan. Bagaimana menarik investor. Bagaimana mencari klien semua itu harus dipelajarinya secara detail. Ferdi jenis orang yang sangat bertanggung jawab dan disiplin. Apa yang dikerjakannya harus sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Uncle nya. Sehingga Ferdi tidak ingin ada kesalahan sedikitpun dari pekerjaan yang dilakukannya. Pria itu hanya beristirahat untuk makan dan juga shalat. Setelah itu, ia akan melanjutkan lagi pekerjaannya. Waktu 3 bulan bukanlah waktu yang panjang. Ferdi akan berusaha untuk memanfaatkan waktu yang singkat ini untuk menunjukkan kepada Uncle nya, bahwa dirinya mampu menjadi calon menantu yang dapat dibanggakan."Permisi pak Ferdi, 30 menit lagi rapat akan dimulai." Sekretaris wanita itu berdiri di depan meja bos nya untuk memberi tahu.Ferdi menganggukkan kepalanya. "Apakah pak Avin sudah menyiapkan semua.""Su
Ferdi begitu sangat sibuk dengan pekerjaannya. Pria itu harus belajar bagaimana cara mengolah perusahaan. Bagaimana menarik investor. Bagaimana mencari klien semua itu harus dipelajarinya secara detail. Ferdi jenis orang yang sangat bertanggung jawab dan disiplin. Apa yang dikerjakannya harus sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Uncle nya. Sehingga Ferdi tidak ingin ada kesalahan sedikitpun dari pekerjaan yang dilakukannya. Pria itu hanya beristirahat untuk makan dan juga shalat. Setelah itu, ia akan melanjutkan lagi pekerjaannya. Waktu 3 bulan bukanlah waktu yang panjang. Ferdi akan berusaha untuk memanfaatkan waktu yang singkat ini untuk menunjukkan kepada Uncle nya, bahwa dirinya mampu menjadi calon menantu yang dapat dibanggakan."Permisi pak Ferdi, 30 menit lagi rapat akan dimulai." Sekretaris wanita itu berdiri di depan meja bos nya untuk memberi tahu.Ferdi menganggukkan kepalanya. "Apakah pak Avin sudah menyiapkan semua.""Su
"Iya habis dari ketemu orang banyak, nggak enak kalau langsung magang cucuk," jawab Andi. Meskipun sangat ingin sekali memegang cucunya, namun Andi menahan diri. Mengingat dirinya yang baru saja pulang dari acara pesta pernikahan."Itu sepertinya ART yang di rumah sudah datang." Indah tersenyum ketika mendengar suara ketukan di pintu."Assalamualaikum Bu," ucap pekerja di rumah Indah, yang datang mengantarkan pakaian yang diminta Indah untuk diantarkan ke rumah sakit."Waalaikumsalam, terima kasih ya bik min." Indah tersenyum mengambil tas yang diberikan oleh bik min."Iya Bu, Mbak Azahra ternyata sudah lahiran ya," ucap bik min yang berdiri di ambang pintu."Iya ya bik min, Alhamdulillah." Azahra tersenyum."Saya mau lihat dulu, sebelum pulang." Bik min kemudian masuk ke dalam kamar. "Yang ini wajahnya mirip sekali sama Mbak Azahra, sedangkan abangnya mirip sama mas Ferdi," komentar bik min itu ketika melihat wajah bayi yang ada di tangan A
"Zavier, jangan ke sana sini." Attar memanggil cucunya yang pergi ke lain arah. Zavier berlari berlawanan arah dengan jalan yang akan dilewatinya."Zikra, kamar mommy Lewat sini." Alisa sedikit mengeraskan suaranya memanggil Zikra yang ikut berlari mengejar Zavier.Attar berlari mengejar Zavier, yang dengan sengaja mengajak bermain.Zavier tertawa ngakak, ketika opa nya berhasil menangkapnya."Dapat." Attar berkata dengan nafas ngos-ngosan. Ia tersenyum ketika berhasil menangkap cucunya. Agar cucunya, tidak berlari kesana kemari, Attar menggendong Zavier yang saat ini tertawa ngakak. Pria itu juga menggendong Zikra yang berhenti di dekat kakinya. "Katanya mau ikut lihat mommy dan adik bayi, tapi kenapa malah lari-lari nggak jelas seperti ini." Walaupun dirinya sedang tidak ingin bermain dengan kedua cucunya, namun pria itu tetap tertawa dan mencium pipi cucunya kiri dan kanan secara bergantian.Alisa yang melihat suaminya yang dikerjain oleh
Ferdi berada di ruangan persalinan istrinya. Mendengar rintihan istrinya yang kesakitan, membuat dirinya sungguh tidak tega. Berulang kali, ia mencoba menenangkan Azahra."Bang sakit." Azahra menangis."Iya dek, ditahan sayang, sakitnya." Ferdi mengusap keringat yang menempel di pelipis kening Azahra."Ini sakit bener bang." Azahra meremas tangan suaminya. Keringat bercucuran di pelipis keningnya ketika harus menahan rasa sakit yang seperti ini.Ferdi hanya diam, ia tidak tahu harus berkata apa. Dipeluknya Azahra dan di ciumannya kening milik Azahra, berulang-ulang kali. Melihat Azahra yang menangis menahan rasa sakit, sungguh membuat dirinya sangat tidak tega. "Adek harus kuat. Ingat anak-anak, demi Abang dan anak-anak kita sayang." Ferdi meneteskan air matanya. Awalnya dirinya yakin, bahwa persalinan kedua Azahra, akan membuat dirinya lebih tenang, namun ternyata tetap saja membuat dirinya cemas dan gugup seperti ini. Baju kemeja yang dipakainya kini su
Ferdi turun dari dalam mobil dan berlari masuk ke rumahnya.Zikra dan Zavier yang sedang asik-asiknya bermain, menjerit memanggil Daddy nya. Mereka tidak menyangka, bahwa Daddy nya akan pulang di jam seperti ini. Kedua anak itu meninggalkan mainannya dan berlari mengejar Ferdi."Dad, sudah pulang?" Zavier memeluk kakinya di sebelah kanan."Dad gendong." Zikra memeluk kakinya sebelah kiri."Iya sayang, Abang main ya sama Zikra."Ferdi mencium pipi putranya."Kakak jangan berantem ya sama abang mainnya, yang akur ya nak, Daddy mau ke kamar dulu." Ferdi mencium pipi Zikra kiri dan kanan. Ia kemudian pergi meninggalkan kedua anaknya.Ferdi melangkahkan kakinya dengan cepat. Ia berlari menaiki anak tangga. Saat ini dirinya sangat mencemaskan istrinya. Ia ingin melihat kondisi istrinya secara langsung."Dek." Ferdi berkata ketika membuka pintu kamarnya. Ia masuk kedalam kamar dan melihat Azahra yang sedang berbaring di atas
Hari ini suasana di dalam kamar ini sangatlah berbeda. Tidak ada suara teriakan anak-anaknya. Tidak ada suara tangis dan tertawa kedua anaknya.Ferdi memandang Azahra yang saat ini duduk diatas tempat tidur sambil memandang ponselnya. Wajah istrinya tampak tersenyum sendiri ketika melihat layar di ponsel tersebut."Hai, mommy lagi apa?" Ferdi duduk di samping istrinya dan memberikan susu coklat di tangannya."Ini lihat video Zikra sama Zavier," jawab Azahra dengan tersenyum.Ferdi mengambil ponsel dari tangan istrinya. Pria itu melihat video yang saat ini sedang ditonton oleh Azahra."Padahal baru satu hari, anak-anak pergi ikut opa, Om, nenek serta Atuk nya ke Singapura. Tapi kenapa rasanya sudah sepi sekali ya dek." Ferdi memandang layar ponsel istrinya."Iya bang, biasanya ada yang gangguin Rara kalau lagi tidur. Tapi hari ini Rara tidur enggak ada yang gangguin, gitu bangun langsung terkejut cariin Zavier dan juga Zikra. Rara baru ingat
"Assalamualaikum." Ferdi membuka pintu dan berdiri di ambang pintu."Waalaikumsalam." Jawab Azahra. Yang berbaring di atas tempat tidur. Azahra hanya tersenyum tanpa menyambut suaminya seperti biasa.Pria itu hanya berdiri di ambang pintu sambil mengembangkan tangannya. Ferdi sudah sangat memahami seperti apa tingkah lucu kedua anaknya, bila melihat dirinya pulang seperti ini. Ferdi tertawa ketika kedua anaknya berlari dan mengejarnya. Kedua anak itu berhamburan ke dalam pelukannya. "Anak-anak Dedi lagi apa ini." Ferdi menggendong kedua anaknya di tangannya yang kiri dan juga kanan. Ia masuk ke dalam kamar dan melihat istrinya yang hanya berbaring di atas tempat tidur sambil menjaga kedua anaknya bermain."Main Lobot." Jawab Zavier."Atu juga," ucap Zikra."Ini anak gadis gak mau kalah." Ferdi mencium pipi bulat gadis kecil yang berambut pendek dan berponi tersebut.Ferdi juga mencium pipi bulat Zavier berulang-ulang kali."Anak
Ferdi yang duduk di kursi kerjanya, hanya diam ketika ruangannya dibuat berantakan oleh kedua anaknya. Kedua anaknya berlari kesana-kemari sambil berteriak-teriak dan saling kejar mengejar sambil mengelilingiruangannya yang berukuran besar.Bukan hanya sekedar berlari saja, kedua anak itu terkadang berkelahi merebutkan mainan dan berakhir dengan menangis bagi yang kalah. Ferdi sudah sangat terbiasa dengan kondisi seperti ini. Bila istri dan anak-anaknya datang ke kantornya, maka ruangannya akan menjadi berantakan, suara jeritan anak-anaknya, suara menangis dan suara tertawa, memenuhi ruangannya. Namun semua ini membuat dirinya bahagia ketika mendengar suara tangis, suara ketawa dan juga jeritan kedua anaknya."Dad, Piel at," Zikra mengadu kepada Daddy nya."Oh sayang Daddy, anak gadis main boneka, bukan robot." Ferdi mengusap air mata yang mengalir di pipi bulat gadis kecil yang bermata lebar, dengan bulu mata yang lentik dan bola mata yang hitam dan bes
Ferdi baru saja kembali dari shalat subuh di masjid. Pria itu masuk kedalam kamarnya dan melihat istrinya yang duduk di atas sajadah sambil membaca Alquran. "Sudah sholat ternyata." Ferdi tersenyum. Ia melihat kedua anaknya yang tidak ada di dalam kamar. Dengan cepat ia membuka kain sarung, peci serta baju Koko yang dipakainya. Hingga yang tersisa celana pendek.Begitu mendengar Azahra menyudahi membaca Al Quran Nya, pria itu diam-diam mengangkat tubuh istrinya."Abang mau apa?" Azahra terkejut ketika melihat suaminya yang sudah tidak berpakaian dan hanya memakai celana pendek saja."Kenapa nggak ngasih tahu dek." Ferdi tersenyum dan mendaratkan tubuh istrinya di atas tempat tidur."Kasih tahu apa?" tanya Azahra yang tidak memahami maksud suaminya."Kalau sudah selesai." Ferdi tersenyum dan membuka mukenah yang dipakai istrinya."Abang ini mau apa?" Azahra membesarkan matanya."Mau apalagi, subuh ini penuh berkah sayang. Anak-anak sud
Berulang kali Azahra memandang jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ini adalah kuliah terakhirnya dan dirinya sudah sangat tidak sabar menunggu dosen menutup perkuliahannya. Saat ini yang terbayang dipandangnya hanyalah kedua anaknya. Tingkah lucu Zavier dan Zikra selalu dirindukannya, meskipun hanya meninggalkan kedua anaknya sebentar saja."Alhamdulillah akhirnya selesai juga." Azahra tersenyum lebar ketika dosennya sudah mengakhiri perkuliahannya."Pasti sudah nggak sabar pengen ketemu Zavier dan juga Zikra," ucap Dewi yang duduk di samping Azahra"Iya dong, itu anak-anak sudah pada pintar-pintar semua. Setiap hari ada aja kepandaian barunya." Azahra tersenyum menceritakan kedua anaknya."Sudah pinter apa aja Zikra dan juga Zavier?" tanya Dewi. Dewi tidak pernah bosan-bosannya ingin mengetahui perkembangan kedua bayi yang begitu sangat menggemaskan tersebut."Zavier dan juga Zikra itu sudah pandai jalan sekarang. Ke mana-mana nggak mau l