Share

BAB 13 TRAGEDI KRL

Penulis: Alif Ketjil
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Matahari mulai terbenam saat Alif kembali dari Danau Cigaru, dengan pertimbangan jika mengantar Nurul kembali ke Rangkasbitung menggunakan sepeda motornya akan memakan waktu lebih lama, Alif memutuskan untuk naik KRL. Ia membuka gawainya dan menggunakan map menuju Stasiun Tenjo. Nurul pun menyetujui, karena memang saat sampai di Danau Cigaru sudah terlalu sore ia sepakat dengan pemikiran Alif.

Tepat azan magrib Alif dan Nurul sampai di Stasiun Tenjo, suasana sangat ramai dengan kondisi jalan yang kecil dan dipenuhi pedagang di masing-masing sisi jalan.

“Kita salat dulu ya,” saran Alif.

Di luar Stasiun Tenjo ada musala terdekat, dengan berjalan kaki berlawan arah dari stasiun sekitar 20 meter musala dapat dijangkau.

“Kamu laper nggak?” tanya Alif.

“Lumayan sih, tapi aku lagi nggak mau makan nasi.”

“Yaudah kita ngebakso aja yuk.”

Kebersamaan dengan Nurul menjadi sesuatu yang sanga

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 14 TENTANG MEMBERSAMAI DAN KUWACI (Bagian 1)

    Dalam ruang sempit yang menjadi tempat singgah sementara Alif, di Sumur Pandeglang. Alif membuka buku binder di kamarnya, menelusuri lembar demi lembar, mencari sesuatu. Ada rangkaian kata per kata, kalimat demi kalimat yang tersusun dengan tanggal, bulan, dan tahun. Beberapa ia coret, lalu menuliskan beberapa kalimat lagi dan tak lupa diberi keterangan waktu. Alif sedang menuliskan rencana dalam hidupnya, menyertakan nama Nurul Qolby Izazy di dalamnya dan melingkarinya. “De, apa mimpi dalam hidupmu?” tanya Alif dalam salah satu pembicaraan. “Nggak ada mas, aku ngikut kamu aja. Kamu kan nanti jadi imam aku.” Sejuk menjalar ke seluruh tubuhnya, walaupun tak ada udara sama sekali. Alif mengartikan ada tanggungjawab besar di balik jawaban Nurul. “De, ini mimpi mas, segala sesuatu dalam hidup mas yang ingin mas capai. Saat ini mas ada di sini de, di titik ini, dan untuk sampai disini, jalan-jalan ini yang akan mas tempuh,” Alif memperlihatkan foto

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 14 TENTANG MEMBERSAMAI (Bagian 2)

    Air mata Nurul kini tak dapat lagi dibendung, jatuh dengan sejadinya. Balong yang berada di jantung alun-alun Rangkasbitung malam itu membisu, membiarkan dua insan yang sedang menata rencana hidup untuk bersama larut dalam kata. Ada satu cup lagi es durian yang belum habis dimakan, masih menyisakan setengah. Satu cup es durian kesukaan Nurul.****“Eh ngomong-ngomong sowang apa kabarnya?” suara Alif diujung telepon.“Tadi pagi aku labrak dong mas.”“Hah dilabrak, gimana-gimana?”“Iya kan tadi aku mau berangkat kerja, nah motor aku kan udah di depan, di halaman. Ya aku kan biasa aja langsung naik motor, waktu aku mau starter eh ada satu sowang yang tiba-tiba udah di depan aku dong.”“Hahahaha, kok jadi kayak tukang parkir ya de.”“Ihh kamu mah mas, bentar dulu belum selesai tahu, jadi ternyata teman-temannya ada lagi dong di belakang nyamperin aku rame-rame. Uda

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 15 DARI PERON KE PERON (Bagian 1)

    “Mas kamu lagi apa, sibuk nggak?” suara Nurul pelan sekali nampak kesal.“Heiiii....kamu kenapa, baik-baik aja kan disana?” tanya Alif khawatir.“Mas jangan kemana-mana ya, temenin aku teleponan.”Alif melihat jam tangannya, masih ada dua jam lagi untuk istirahat makan siang. Ia menimbang cepat, saat ini memang jadwalnya kosong.“Iya, kan emang biasanya gitu. Kamu kenapa emangnya? Cerita ke mas, ini malah jadi khawatir masnya de,” suara Alif pelan dan tenang.“Aku lagi sebel, lagi kesel banget mas.”Alif tidak berkata apa pun, seperti biasa Alif selalu menjeda atau menunggu beberapa saat jika ada situasi yang emosional.“Kamu udah tenang?” baru Alif kembali bertanya.“Iya mas, kalau dengerin suara kamu aku sebenernya udah aga baikan kok.”“Mau cerita sendiri atau mas yang nanya de?”“Aku tadi kesel banget mas, kam

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 15 DARI PERON KE PERON (Bagian 2)

    Kali ini jantung Nurul yang berdetak lebih kencang, ia seakan tak percaya. Namun, ia pun merasa begitu senang. Beberapa saat yang lalu Nurul sedang kacau hatinya karena dibuat kesal oleh orang yang selalu menguntit dirinya di tempat kerja, memperlakukannya dengan mengirim hadiah-hadiah dengan maksud mendekatinya, beberapa saat yang lalu pula hatinya menjadi damai setelah mendengar suara dan melihat sosok Alif dengan kata-kata yang membuatnya hatinya nyaman kembali, dan kini perasaannya campur aduk antara haru dan senang.“Ketemu ibu kamu mas?” Nurul memastikan.“Iya de, tapi terserah sih mau mas dulu yang ke rumah kamu atau kamu yang duluan ke rumahnya mas”“Kalau ke rumah aku, aku belum bilang ke bapak sama ibu mas soalnya aku belum pulang ke Cilegon. Tapi ini aku bingung mau bilang siapnya ketemu ibu kamu.”“Emmm gitu, mau ketemu ibu mas langsung atau orang yang juga mas anggap ibu?”“Eh

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 16 SEBUAH PERSIAPAN (Bagian 1)

    Alif mengantar Nurul ke Stasiun Rawa Buntu setelah Salat Asar, dan kali ini Alif mengantar sekaligus menemani Nurul hingga ke Stasiun Rangkasbitung. Sebenarnya Nurul sudah melarangnya karena ia bisa pulang sendiri, Nurul juga mengingatkan bahwa Alif mengejar keberangkatan KRL dari Rangkasbitung ke Stasiun Rawa Buntu untuk pulangnya, masih ada jejak dan langkah dari peron ke peron yang harus Alif lakukan, tapi ada perasaan tak tenang dalam diri Alif kalau-kalau kejadian yang lalu terulang kembali, saat Nurul berdesakan di gerbong KRL.Benar saja KRL malam itu penuh seperti biasa, namun Nurul masih bisa duduk. Setelah ke luar dari Stasiun Rangkasbitung, Alif mengantar Nurul ke parkiran motor, mereka menyeberangi rel dan berjalan ke arah parkiran salah satu tempat perbelanjaan. Nurul tidak parkir di Stasiun.“Eh kamu setelah ini mau ngerjain apa?” tanya Alif.“Nggak ada mas, paling abis ini mau beli makan dulu terus langsung balik indekos.&r

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 16 SEBUAH PERSIAPAN (Bagian 2)

    Malam itu Alif tetap memutuskan kembali ke rumahnya meski hujan semakin deras saat sampai di Stasiun Rawa Buntu.****----/De, maafin masJangan diam seperti ini ya----Alif hanya bisa berulang kali mengirim WA ke Nurul meski lima pesan sebelumnya tidak mendapat balasan.----/Yaudah, kita sama-sama tenangin diri dulu ya de, kalau udah baikan moodnya kabarin mas ya. Oia mas ngingetin aja, lusa kita harus balik lagi ke Balai Diklat, laporannya diselesaikan ya. Sehat-sehat kamu----Selesai menjalani diklat satu bulan yang lalu baik Alif, Nurul, dan teman-temannya harus kembali dengan membawa laporan praktik lapangan dari tempat bekerja. Hal tersebut dimaksudkan sebagai bentuk evaluasi apakah ilmu yang didapat selama diklat bisa diterapkan atau tidak, seberapa besar pengaruhnya, dan seberapa efektif dampaknya.Selama menjalani hubungan dengan Nurul, Alif sempat beberapa kali membahasnya dan sejauh ini belum

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 17 KEMBALI SATU GERBONG (Bagian 1)

    Selesai Salat Subuh Alif berpamitan dengan kedua orang tuanya. Ia menjelaskan akan kembali ke Jakarta Timur. Sudah menjadi kebiasaan Alif jika akan bepergian, ia pasti bangun lebih pagi dan memberitahukan keperluanya hari itu juga. Kedua orangtuanya pun sudah sangat mengerti.“Ini teh pahitnya masih panas, dihabiskan dulu mas.”Bu Muthia memberikan mug putih.Sebelumnya pun demikian, saat Alif dinyatakan lulus seleksi dan diterima menjadi pegawai negeri ia baru menyampaikan kabar tersebut saat akan pergi ke Kota Serang untuk melakukan pemberkasan, pengumpulan dokumen. Jelas kabar tersebut membuat kedua orang tuanya haru dan gembira, saat itu bapaknya malah tidak percaya.****“Iya pak, ini mau berangkat mengumpulkan berkas untuk kelengkapan dokumen akhir. Mungkin sekiar satu atau dua bulan lagi baru dapat Surat Keputusan”.Bukan tanpa alasan bapaknya Alif tak percaya, namun memang Alif seperti biasa saja mengucapkan sesuatu y

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 17 KEMBALI SATU GERBONG (Bagian 2)

    “De, nggak ada yang kosong, kamu istirahat disini aja nggak apa-apa.”Nurul melihat Alif lekat dan mengangguk. Ia meminta Alif berdiri di samping kirinya.“Yaudah kamu istiraha dulu ya, kita masih ada waktu kok.”Saat Alif tepat di samping Nurul, Nurul merangkul tangan kiri Alif dan menyandarkan kepalanya di bahu kiri Alif. Untuk beberapa saat tak ada percakapan diantara mereka, senyap seketika. Alif nostalgia dengan wangi dari parfum Nurul, Nurul memejamkan matanya sejenak dan menahan haru, keduanya merasakan nyaman dan ketenangan di hati.“Maafin mas ya de,” suara Alif pelan.Nurul tak menjawab, keduanya kembali diam. Meskipun di Stasiun Duri sangat ramai, tapi waktu seperti membeku. Stasiun Duri pagi itu seperti berubah menjadi dimensi yang berbeda, Alif tak mendengar riuh ramai orang lalu lalang yang berjalan di depannya. Suara KRL yang beradu dengan relnya seperti membisu, waktu tak berjalan dengan semestiny

Bab terbaru

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 52 KERESAHAN YANG DATANG (Bagian 2)

    Di sepanjang jalan Alif terus-terusan kepikiran, duduknya tak tenang, tangannya berkali-kali melihat gawai. Baru saja Alif merasakan indahnya kebersamaan yang sedang ia bangun dengan Fatimah, tanpa ada angin dan badai tiba-tiba Nurul malah kembali membuka komunikasi dengannya. Alif tentu tidak asing dengan profil WA yang tadi mengirim pesan kepadanya, itu jelas Nurul. Meskipun nomernya sudah ia hapus, tapi tetap mudah ia kenali.Alif tidak membalas pesan yang ia dapat, ia berusaha untuk tetap menjaga rumah tangganya dengan Fatimah. Setelah semua yang ia alami saat dahulu bersama Nurul, rasanya sudah cukup ia merasakan pahitnya dikhianati. Alif hanya bisa mendoakan agar Nurul selalu baik-baik saja, bukan semata karena ia ingin membalas sakit hati yang pernah ia alami, tetapi ia pun sadar jika menyimpan rasa kesal dan sesal yang berkepanjangan hanya akan menjadi penyakit di hatinya.****“Kamu mau kemana lagi?”“Kamu kenapa sih nanya terus? Udah kayak anak kecil aja.”“Eh, aku ini istr

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 52 KERESAHAN YANG DATANG (Bagian 1)

    Hari Alif kembali ke Sumur Pandeglang, atas masukan dan dukungan Fatimah, ia akhirnya tidak jadi resign dan masih bekerja seperti biasa. Untungnya Alif masih bisa berangkat bersama dengan Mustafa dan Zulham. Teman-temannya itu lewat Tol Serang-Panimbang, jadi Alif bisa menunggu mereka di pintu keluar tol, di Rangkasbitung. Tol Serang-Panimbang memang belum sepenuhnya selesai, jalan yang sudah selesai baru sampai Rangkasbitung.Alif mendapat kabar jika proyek yang dipegang oleh timnya sudah mendapat izin dari pemerintah setempat dan dinas pariwisata, sehingga objek wisata air Wahangan yang ditugaskan padanya bisa mulai dibuka untuk umum.“Kapan nih makan-makannya, Lif? Ucap Mustafa.“Lah, loe belum makan, Bang?”“Bukannya belum makaaaaan, panjul. Proyek loe kan lancar tuh.”“Hehehe, hayuk. Nyobain ikan nila di Bendungan Cikoncang gimana?”“Dimana tuh?”“Daerah munjul, nanti ambilnya dari arah pasar Panimbang belok kiri.”“Makin jauh dong kita.”“Yah, itu sih penawaran, Kalau mau ya hay

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 51 BADAI RUMAH TANGGA (Bagian 2)

    Namun, kali ini saat hal yang sama terjadi, ia hanya diam seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Ada kegetiran dalam hatinya, kini ia tidak lagi merasakan manisnya kata-kata indah dan penuh harap dari suaminya.Udara di kamarnya tak kunjung sejuk, keberadaan AC 2pk ditambah kipas angin seakan percuma. Guratan kecewa nampak jelas di wajahnya, tapi tetap ia coba sembunyikan saat bertemu orang lain.Saat di awal pernikahan, betapa ia merasa diperlakukan bak seorang ratu. Ia yang merupakan anak bungsu dari keluarganya, memang sangat nyaman saat dihadirkan kasih sayang. Belakangan, ia jarang mendapatkannya.Di tengah kepenatan dari sikap suaminya dan untuk menghilangkan rasa suntuknya, ia sengaja membuka gawainya, dengan maksud pikirannya bisa teralihkan. Jemarinya digerakan naik turun, lalu berhenti di salah satu status media sosial seseorang yang ia kenal di instagram.Semula ia hanya melihat kata-kata yang tertera di bawah foto itu, akhirnya ia klik juga dan masuklah ke akun si pemilik fo

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 51 BADAI RUMAH TANGGA (Bagian 1)

    /Assalamualaikum, selamata ya Mas. Aku turut berbahagia atas pernikahanmu. Maaf baru ngucapin selamat, aku baru liat foto profil kamu, hehehe.Btw minat maaf lagi baru tiga bulan berselang ngucapinnya.----Manisnya masa-masa awal pernikahan Alif hanya berlangsung tiga bulan, sebelum pesan dari Nurul terdampar di WAnya. Semula, ia tidak menggubrisnya. Tapi, saat pesan yang sama ia dapatkan tiga kali dalam waktu satu hari. Dengan berat hati, Alif membalasnya.----//Walaikumsalam. Terima kasih, ya.----Alif telah sepakat dengan Fatimah, mereka memulai perjalanan keluarga kecilnya tetap tinggal di lingkungan pesantren. Bukan tanpa alasan, Fatimah memang sudah meminta izin kepada Alif untuk bisa tetap dekat dengan Abahnya, yang saat ini sendirian. Sementara Alif, ia sedang mencari cara untuk mutasi ke Lebak atau memutuskan untuk resign dari pegawai negeri.Alasannya untuk mutasi, jelas karena ingin dekat dengan Fatimah dan bisa meluangkan waktu dengannya. Sebagai keluarga yang baru seum

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 50 TINDAKAN ALIF

    Proyek revitasilasi kawasan wisata yang beberapa bulan lalu disurvei oleh Alif, ternyata harus memenuhi dua dokumen lagi untuk bisa dibuka untuk masyarakat umum. Kawasan wisata yang ia tangani adalah wisata air yang memiliki potensi besar jika bisa dikelola dengan baik, yaitu berupa sungai yang di sisinya berdiri tebing tinggi mirip Grand Canyon. Masyarakat sekitar menyebutnya dengan istilah “wahangan”. Semula lokasi tersebut luput dari perhatian penduduk sekitar karena memang tempat-tempat sejenis wahangan dianggap sungai biasa yang airnya biasa dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari. Namun, dengan ketelitian dari tim yang dibawahi oleh Alif, masyarakat sekitar akhirnya menemui titik temu untuk sepakat dikelola sebagai objek wisata agar bisa menggerakan roda ekonomi warga.Hanya tinggal menunggu dokumen yang kelengkapan ternyata bisa ditangani oleh rekan kerjanya, Akif memutuskan kembali ke indekost. Besok ada hal besar yang tengah menantinya.Alif menda

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 49 LELAKI BIASA

    “Kenapa sih mas harus selalu menjadikan alasan segala hal di masa lalu kita untuk sulit melangkah ke depan? Memahami dan belajar ilmu agama itu memang penting, wajib malahan. Tapi kalau kita bukan orang yang diberi kesempatan untuk sama dengan orang-orang yang bisa belajar ilmu agama, kenapa nggak menjadi orang yang mencegah diri dari berbuat yang bisa membuat Allah murka.” Alif masih teringat kata-kata Fatimah saat ia berbincang dengannya beberapa hari yang lalu, saat itu Alif dengan sadar mengakui bahwa ia bukanlah seseorang yang memiliki pengetahuan luas mengenai ilmu agama, ia mengutarakan hal seperti itu karena merasa perlu disampaikan kepada Fatimah, tetapi Fatimah malah memberikan jawaban yang menurut Alif begitu berimbang. Fatimah sepertinya memahami bahwa setiap manusia memiliki perannya masing-masing, tanpa harus mengungkit masa lalu dan mencari-cari alasan mengapa seseorang tidak belajar ilmu agama dengan serius, ia lebih kepada memiliki pemikiran untuk me

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 48 PERMATA DARI LEBAK

    Azan subuh belum terdengar, fajar shadiq yang merupakan pertanda datangnya waktu Salat Subuh belum nampak, langit masih pekat. Fajar shadiq menjadi tanda sebagai batas antara akhir waktu malam dengan permulaan waktu pagi. Sayup terdengar suara seseorang yang sedang tadarus dari musala yang terletak di samping bangunan majelis talim.Satu kamar yang berada di rumah utama lingkungan pondok pesantren sudah menyala lampunya. Si pemilik kamar sudah duduk dengan hikmat di atas sajadah, lisannya basah oleh kalimat tasbih.Satu gelas teh hangat berada di meja kamarnya. Saat bangun tidur, rutinitasnya memang memasak air terlebih dahulu, membuat teh manis, satu untuk abahnya yang ia letakan di meja makan dan satu lagi untuknya sendiri. Sejak wafatnya bu nyai, Fatimah sepenuhnya berkhidmat di rumah, menjaga abah yang kesehatannya sedang naik turun.Selepas Salat Subuh, ia melanjutkan aktivitasnya dengan masuk, menyiapkan sarapan untuk abah. Baktinya dengan orang tua, sudah

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 47 TERNYATA DIA ORANGNYA

    Hari ini Alif ikut pulang dengan teman-temannya, baik Zulham, Mustafa, Fatma, dan Arini sepakat untuk pulang lewat jalur utama ke alun-alun Pandeglang. Kurang lebih, begitulah rutinitas orang-orang yang bertugas jauh dari rumah. Bagaimanapun kondisinya, jika memungkinkan dan ada kesempatan untuk bertemu keluarga, maka pilihan itulah yang utama. Lika-liku bekerja jauh dari rumah memang masih mereka jalani, ada yang sewaktu-waktu harus pulang lebih awal karena ada keperluan menyangkut keluarga yang amat mendesak, ada pula yang mesti rela tidak pulang hingga beberapa bulan karena banyak pekerjaan atau kondisi kesehatan yang menurun.Walaupun banyak orang-orang yang menyarankan kepada Alif dan teman-temannya untuk menetap di Sumur Ujung Kulon. Namun, tetap saja pada episode ini yang menjadi tokoh utama jelas Alif dan teman-temannya. Terkadang, ketika seseorang memberikan saran, tidak mendalami dan memahami betul kondisi atau pertimbangan mendasar mengapa sampai saat ini Alif dan teman-tem

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 46 KABAR DARI TEMAN (Bagian 2)

    “Udah nih pakaiannya, pada salin gih.” Pak Nandi memberikan pakaian ganti.“Iya loe bang, sana gih. Mana belum Salat Asar,” Fatma menimpali.“Eh, jam berapa ini ya?”“Udah mau jam lima bang.”Alif menuju kamar mandi yang sekaligus tempat untuk membilas bagi orang-orang yang mandi di pantai. Di Pantai Daplangu disediakan musala panggung yang bersebelahan dengan kamar mandi, tidak jauh dari gerbang pintu masuk.Setelah puas hampir tiga jam Alif bermain air di Pantai Daplangu, mereka sepakat untuk pulang.“Gimana rasanya Lif? Masih penasaran nggak?”“Hahahaha, kalau tahu asyik kayak gini dari kemarin-kemain aja yak nyeburnya.”****Untuk menghilangkan rasa suntuk, Alif sengaja mengupload fotonya saat di pantai.-----/Jalan-jalan terooooos----Satu pesan WA masuk, mengomentari status WA Alif.----//He

DMCA.com Protection Status