Seusai dugaan, Elle dan Ares tiba di New Yok pukul 2 sore. Keduanya menunggu jemputan mobil yang Lucas janjikan sekaligus memberi kabar pada pria itu."Ibu apa kita menunggu Ayah di sini?""Ayah tidak menjemput kita, tapi Ayah sudah mengirimkan kendaraan untuk kita ke apartemen. Sabar sebentar, ya." Ares hanya mengangguk.Mereka terus berjalan menjauhi kerumunan hingga tiba di pinggir jalan raya dimana supir Lucas menunggunya dan benar saja sudah ada mobil Audi hitam yang Elle kenal. Begitu hendak menyebrang ke arah mobil. Elle merasa bahwa tali sepatunya terlepas dab tersandung hingga ia menunduk lebih dulu dan membiarkan Ares berjalan lebih dulu di depannya. Namun, tanpa disadari Elle, dari arah berlawanan ada mobil berwarna putih melaju dengan sangat cepat hingga menabrak Elle yang baru saja berdiri dan menimbulkan hantaman yang sangat kuatTubuh wanita itu terpental hingga darah bercucuran dari kepalanya. Itu terjadi begitu saja tanpa dicegah. Sialnya, pengemudi itu langsung per
Orang-orang dengan pakaian serba hitam itu berjalan pergi dari area pemakaman Elle, yang di sana masih ada Lucas dan juga Eric. Menatap sebuah makam yang masih baru dengan batu nisan bertuliskan nama Elle, tanggal lahir dan tanggal kematian.Eric menoleh ke arah Lucas, dirinya baru tahu apa yang terjadi setelah tiba-tiba pria bernama Henry mendatanginya, mengabarkan kabar bahagia karena Elle telah kembali ke New York, tapi juga sebagai kabar buruk karena sahabatnya pergi meninggalkan dirinya untuk selamanya.Ia menghapus air matanya dengan kasar, ia telah kehilangan ibunya karena kelalaian kerja seorang perawat, kini ia kehilangan sahabatnya karena pria Smith yang berdiri di sampingnya itu yang hanya terdiam."Mungkin jika kau tidak datang ke kehidupan Elle, Elle tidak akan pergi seperti ini.." tanyanya dengan suara yang serak nan bergetar.Dengan langkah gontai karena tubuhnya masih lemas, Eric berjalan menjauhi Lucas juga makam sahabatnya. Wanita yang sudah berbulan-bulan tak berte
Setelah dua hari lamanya mengurung diri di kamar, Lucas akhirnya keluar, dirinya juga masih memiliki tanggung jawab untuk bekerja. Selama dua hari itu, Henry terus mengirim makanan untuknya, tapi Lucas sungguh tak berselera dan dirinya hanya meminum air putihnya saja.Mendengar kabar sang ibu yang mulai membaik saja tidak membuat Lucas senang. Reaksinya hanya biasa aja, bahkan nyaris tak ada.Setelah bersiap, ia keluar dari kamar yang berantakan itu, ia juga baru membersihkan lukanya di kaki tadi saat mandi. Tubuhnya begitu lemas, ia tidak makan dan benar-benar seperti mayat hidup sekarang.Ia berjalan menuruni tangga, tak menghiraukan rasa sakit di telapak kakinya dan terus melangkah hingga sampai di area dapur. Baru saja masuk, langkahnya langsung terhenti, hanya teringat akan Elle yang biasanya menunggu dirinya untuk makan.Lucas menghela napasnya panjang, ia bahkan tidak berani memasuki kamar Elle sekarang ini. Ia membuka pintu kulkas dan mengambil satu buah apel dan duduk di kurs
Sebelum benar-benar keluar dari rumahnya, Lucas terlebih dahulu menemui Ares yang dijaga oleh baby sitter-nya. Hari ini padahal hari libur dan tidak seharusnya ia pergi ke kota, tapi Lucas ada hal penting yang harus ia kerjakan jadi ia pergi.Ares sudah tinggal bersamanya, di rumah tersebut terdapat beberapa pekerja yang merupakan kelas beta untuk menjaga Area. Termasuk Henry yang kini diberi tugas Lucas untuk menjaga putranya itu. Meski sedang bermain ataupun sekolah. Lucas membawa Ares ke rumah tersebut setelah dirinya sudah mulai menerima Ares, tidak lagi memiliki pikiran buruk atas perginya Elle dan dirinya secara perlahan, sudah mulai menerimanya. Meskipun sejujurnya masih berat dan Lucas, tetap menyelidiki tentang kepergian Elle.Untungnya saja, Ares juga sama sepertinya, keadaannya perlahan mulai membaik, sudah tidak sering menangis seperti dulu. Hanya saja, sekarang Ares harus menekuni terapi untuk asmanya, Lucas ingin anaknya itu terbebas dari penyakit.Mobilnya terus melaju
Hari-hari berlalu dengan begitu lambatnya, Lucas merasakannya sejak kepergian wanita yang ia cintai. Kini sudah dua bulan berlalu sejak kepergian Elle, putranya yang kini menjadi seseorang yang paling ia sayangi selain Elle.Lucas benar-benar menjaga Ares dengan baik, perasaan buruknya terhadap Ares sudah benar-benar hilang. Juga, tentang perasaannya terhadap kematian Elle, ia mulai menerimanya karena dirinya tak menemukan petunjuk apapun setelah berminggu-minggu menyelidiki tentang kematian Elle. Namun, ia mendapatkan hal lain.Ia juga tak ingin terus menerus berlarut-larut atas kepergian sang kekasih, dirinya tidak bisa terus berpura-pura di hadapan Ares. Yang kini berada di genggamannya dengan kedua tangan mungilnya sedang memainkan jari kelingking tangan kanan Lucas.Pria itu duduk di ruang baca di rumahnya, ia membawa Area sejak putranya itu terbangun dari tidurnya. Dan jujur saja, Lucas bukanlah tipe orang yang bisa menghibur anak kecil, ini baru pertama kali baginya dan ia beru
"Kumohon.. hanya sebentar, aku hanya ingin menjenguk Eric.."Elle memohon, tidak peduli ia memohon pada seorang pria yang berdiri di hadapannya. "Aku berjanji bahwa aku akan kembali, aku tidak akan menemui Lucas atau siapapun, hanya Eric." ucap Elle lagi.Pria dihadapannya itu menatap Elle yang terus memohon dengan wajah datarnya, ia lalu berjalan pergi keluar dari kamar tersebut dan menelepon seseorang, mengatakan bahwa Elle meminta izin untuk pergi.Elle tahu mengenai Eric yang sakit dari Leo. Iya, Leo satu-satunya orang yang tahu bahwa dirinya masih hidup. Terkurung di entah rumah milik siapa. Ia hanya bisa melakukan kontak dengan Leo yang hari itu ada saat dirinya terbangun dari ketidaksadarannya. Pria itu kembali masuk ke kamarnya."Dia mengizinkan, tapi kami tetap akan ikut denganmu." ucapnya.Elle mengangguk dengan antusias, lalu dirinya diberi sebuah jaket, topi dan juga masker, menyuruhnya untuk memakainya dan Elle menurut. Dirinya pergi ke rumah sakit dengan empat orang yang
Namun Lucas tak mempedulikannya,ia terus menikmati puting Elle dengan tangan kanannya yang bergerak meraba tubuh Elle, memberinya rangsangan sampai-sampai ia mengusap kasar kepemilikan Elle yang masih tertutup celana.Elle menahan erangannya, sentuhan Lucas membuatnya kalut dan dirinya tak bisa menolaknya dengan mudah. Apalagi ia merindukan hal tersebut. Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan erangannya saat dengan kasar Lucas meremas kepemilikannya, tapi sia-sia saja.Lucas menjilati puting kiri Elle, ia kemudian bangkit setelah beberapa menit, menatap tubuh Elle yang berantakan. Ia menunduk dan melihat gundukan diantara selangkangan Elle, takut wanita itu akan merasakan pelepasannya. Lucas kemudian melepas celana yang Elle gunakan, membuatnya telanjang bulat. Ia menatap Elle yang terlihat begitu seksi, tubuh Elle yang sekarang begitu kurus, memperlihatkan bagaimana lekuk tubuhnya yang terlihat jelas, ia mengusap bekas luka di perut bawah Elle dengan pelan dan menatap Elle ya
Pagi harinya, sekitar jam delapan Elle baru saja bangun dari tidurnya dengan tubuhnya yang serasa remuk. Setelah selesai dengan ronde pertama, keduanya melanjutkannya lagi hingga ronde ketiga, sampai akhirnya Elle tak sadarkan diri karena kelelahan dan ia baru bangun sekarang. Padahal kemarin ia melakukannya di sore hari.Lucas benar-benar tak terkendali kemarin, beruntung pria Smith itu tidak melakukan knotting. Setelah benar-benar tersadar, Elle mengedarkan pandangannya di seluruh kamar hotel tersebut untuk mencari keberadaan Lucas. Dengan perlahan ia berusaha bangkit sampai akhirnya ia bisa duduk bersandar di headboard ranjang.Ia terdiam, tak mendengarkan suara apapun dari kamar mandi. Ia tidak tahu dimana gerangan Lucas berada. Elle menundukkan kepalanya, melihat tubuhnya sendiri yang telanjang dengan hanya tertutup selimut.Ia menyentuh lehernya sendiri dan rasanya seperti tersengat, begitu perih sampai membuat Elle mendesis sakit. Ia juga merasakan area miliknya dibawah sana te
Nyonya besar keluarga kecil Smith duduk manis di kursi yang berada di depan rumah, ia tengah memperhatikan Ares yang bermain dengan Henry. Tangan kanannya sibuk mengusap perutnya sendiri yang masih rata.Ares yang sudah lelah menghentikan aktivitasnya, ia lalu pamit pada Henry dan berlari menghampiri Elle, langsung mendudukkan diri di samping Elle. Ia menatap sang ibu yang menatapnya itu, lalu kedua matanya tertuju pada perut Elle. "Kapan.. perut ibu besar?" tanyanya.Elle tersenyum tipis. "Mungkin, dua bulan lagi.. sudah mulai terlihat." jawab Lucas, tangan kanannya itu mengusap kepala Ares, merapikan rambutnya yang memang berantakan.Anak kecil bermarga Smith itu mengangguk kecil, ia menghela napasnya panjang. "Ares lelah ibu.." ucapnya lagi dengan rengekan kecil. Tangannya dengan lihai memainkan jari jemari Elle yang menganggur."Itu karena Ares banyak bergerak." balas Elle, ia mengusap wajah Ares dan meniupnya secara perlahan. Banyak sekali keringat yang bercucuran.Ares lalu mend
Elle yang setengah sadar melajukan mobil ibu Smith dengan cepat untuk kembali ke rumah sakit. Begitu ia mendengar kalimat dari sekretaris Lucas yang mengatakan bahwa Lucas kecelakaan, Elle langsung bergegas pergi bahkan meninggalkan Ares dan ibu Smith.Air matanya sudah jatuh membasahi wajahnya, belum setengah jam ia merasakan kebahagiaan karena mendapatkan kabar gembira dengan kandungan keduanya, malah mendapat berita yang benar-benar membuat Elle seperti orang yang kehilangan nyawanya sendiri.Ia tak memikirkan dirinya yang tengah hamil muda, Elle terus melaju beberapa kali membunyikan klakson mobil, hingga akhirnya ia sampai di rumah sakit yang sama. ELG Hospital.Elle segera turun dari mobilnya dan berlari masuk, ia menuju meja resepsionis. "Lucas.. dimana Lucas?" tanyanya tanpa peduli sopan santun.Penjaga itu mengerjap. "Tuan Smith di lantai empat, di--" kalimatnya terhenti karena Elle bergegas meninggalkannya begitu saja.Elle segera menuju ke lift, ia memencet tombol berkali-k
"unh--akhh Lucas it hurts!" Elle langsung protes begitu merasakan gigitan kuat kedua taring Lucas di perpotongan leher kirinya, air matanya mengalir begitu saja. Ia meremas punggung Lucas dengan kuat, Lucas kembali menandainya setelah sekian lama.Lucas tak menghiraukannya, ia melepas gigitannya dan langsung menjilati bekas gigitannya di leher Elle, menjilat habis darah yang keluar dari sana baru ia berhenti. Mendongak dan menatap Elle yang masih merintih karena kesakitan.Lucas mengecup bibir Elle, lalu mulai mengerakkan pinggulnya. "Ahh fuck!" rahangnya mengeras hingga urat lehernya terlihat begitu jelas.Elle menggigit bibir bawahnya, merasakan hentakan keras yang begitu tiba-tiba di lubang miliknya. Ia menatap Lucas yang berada di atasnya, Lucas sudah keluar-masuk dengan mudah di bawah sana. "ohhh! Lucas aah! aah ! ahh! ahh!" hanya bisa mendesah saat merasakan bagaimana kuatnya sentakan Lucas.Sang suami kembali merendah, ia mengecup bekas gigitan yang ia tinggalkan di perpotongan
Mulut Elle menganga lebar begitu ia keluar dari vila dan melihat sebuah motor Harley terparkir di samping mobil yang ia biasa gunakan dengan Lucas untuk menuju ke kota. Kedua matanya mengerjap kecil, ia menoleh ke belakang saat mendengar suara langkah kaki Lucas.Melihat sang suami yang memakai celana jeans dengan jaket kulitnya, Elle menutup mulutnya sendiri dengan kedua matanya yang membulat. Menatap sang suami yang mendekat ke arahnya dan memberikan sebuah jaket kulit yang mereka beli kemarin, sebenarnya Lucas yang memaksa untuk membelinya.Ini hari keempat mereka di sana dan Elle tak menyangka bahwa Lucas akan memberikan sebuah kejutan yang tak pernah ia bayangkan akan terjadi. Ia sudah cukup sebenarnya dengan kemarin, Lucas mengajaknya mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di pulau Hawaii.Ia menerima jaket tersebut. "Kau serius Lucas?" tanyanya dan sang suami mengangguk untuk menanggapi. Elle pernah bercerita pada Lucas bahwa ia dulu saat remaja ingin membeli motor Harley
Elle memakai kembali bajunya saat dokter telah selesai mengecek luka di punggungnya, lalu sang dokter keluar dari ruang inap tersebut. Ia menatap Lucas yang memasangkan kancing baju yang ia gunakan, melihat wajah sendu sang suami. "Lucas, kenapa wajahmu murung seperti itu hm?" tanyanya."Aku sungguh menyesal karena kemarin aku datang terlambat." jawabnya tanpa mendongak, ia terus memasangkan kancing baju Elle hingga selesai dan dirinya baru mendongak. "Maafkan aku sayang.." ucapnya lirih.Elle menggeleng kecil. "Tidak, masih beruntung kau datang sebelum kapal itu berangkat." jawabnya."Tapi karena aku terlambat, kau mendapat luka itu dan--" "Kau juga.." Elle menyela, ia menunjuk lengan Lucas yang diperban karena goresan pisau yang cukup dalam di sana. "Kau juga punya bekas luka tembak di punggungmu, kita sama-sama punya Lucas."Lucas tersenyum tipis, meskipun terkesan sedih. "Maafkan aku hm?" "Tentu Lucas.." ia meraih tubuh Lucas dan memeluknya dengan erat."Aku memaafkanmu dan berh
"Henry." Elle yang duduk di belakang memanggil, ia memangku Ares yang terlelap, karena memang sudah jamnya untuk tidur siang. Henry melirik Elle dari spion tengah tersebut. "Iya, Elle?" tanyanya."Apakah aku boleh bertanya sesuatu?" tanya Elle dan Henry mengangguk kecil untuk menanggapi."Apa kau tidak akan menikah?" tanyanya kemudian, ia memang sering berbincang dengan Henry, tapi ia terlalu ragu untuk bertanya mengenai kehidupan pribadi Henry.Pria itu tersenyum. "Tentu saja saya ingin menikah Elle, hanya saja belum menemukan pasangan yang pas untuk saya." jawabnya.Dahi Elle mengernyit bingung. "Lalu bagaimana dengan Olive, bukankah kau dekat dengannya?" tanya Elle penasaran.Wajah Henry langsung berubah bingung. "Bagaimana anda tahu?" tanyanya bingung.Wanita cantik itu terkekeh pelan. "Bagaimana mungkin aku tidak tahu, hubungan kalian begitu jelas, kau juga terlihat begitu semangat ketika kita ke rumah sakit untuk memeriksa bulanan Ares." jawab Elle. Sungguh, Henry rasanya begitu
Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi dan Elle baru saja selesai memakaikan baju untuk Ares yang sudah selesai mandi pagi. Ia kemudian menitipkan Ares pada baby sitter yang sudah menjaga anaknya itu sejak Ares baru lahir. Elle keluar dari kamar tersebut dan berniat akan menemui Lucas untuk meminta maaf pasal kejadian kemarin.Ia berjalan menuju kamar Lucas di lantai tiga tapi saat masuk, suaminya itu tidak ada. Elle kembali turun menuju lantai pertama dan langsung mengarah pada ruang makan. Tak ada Lucas di sana dan ia berjalan keluar dari rumah tersebut. "Henry." panggilnya pada pria yang berdiri di teras rumah.Henry menoleh. "Iya Elle?" ia berjalan mendekati Elle."Dimana Lucas?" tanya Elle sembari menatap ke arah garasi yang tertutup."Tuan Lucas sudah berangkat, sekitar sepuluh menit lalu." jawabnya sembari menyunggingkan senyum tipisnya.Dahi Elle mengernyit, tidak biasanya Lucas berangkat sepagi ini dan tidak berpamitan kepadanya. Ia menghela napasnya panjang, sepertinya Luc
Kedua mata seorang pria itu terus memperhatikan tuannya yang sedari tadi hanya mondar-mandir di ruang tamu sesekali melihat jam dinding di ruangan tersebut. "Tuan Elle, sebaiknya anda tidur." ucapnya kemudian. Elle menoleh ke arah Henry dengan wajah khawatirnya. "Aku tidak bisa tidur tentu saja. Aku mau menunggu Lucas." balasnya, padahal jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam tapi sang suami belum pulang dan ponselnya tidak aktif. "Mungkin tuan Lucas sedang ke rumah keluarga Smith atau ada urusan penting. Anda harus istirahat." balas Henry.Elle menghela napasnya panjang. "Tidak." jawabnya, ia lalu mendudukkan diri di sofa ruang tamu dengan kedua matanya yang menatap pintu masuk. "Seharusnya kau ikut Lucas, bagaimana jika terjadi sesuatu padanya? Ini sudah malam Henry."lanjutnya dengan panik. Henry terkekeh pelan dan membuat Elle menatapnya dengan bingung. "Anda lupa bahwa suami anda adalah orang yang ahli bertarung, Elle?" balasnya dengan nada bercanda.''Tetap saja dia manusia
"Show me.. so I can decide to like it or love it."Mendengar ucapan sang suami yang seperti itu, membuat Elle tersenyum senang, ia melepas kemeja Lucas, memperlihatkan otot kekar lengan sang suami. Ia mengusap lengan kiri Lucas dengan gerakan ringan sebelum meremasnya kuat. Ia menatap Lucas dengan intens, menjilat bibir bawahnya sendiri bermaksud menggoda, lalu ia mendekat dan mencium ringan daun telinga kiri Lucas, tapi berkali-kali hingga akhirnya ia mengulumnya.Kedua mata Lucas terpejam, ia menggigit bibir dalamnya untuk menahan diri. Menahan agar tidak seperti beberapa hari lalu yang malah dirinya mengambil alih permainan Elle dan membuat sang istri kesal padanya setelah satu ronde mereka selesai.Elle mengecup leher Lucas. "Bolehkan aku membuat tanda Lucas?" tanya Elle."My body is yours babe." Lucas benar-benar mulai diuji keimanan pria-nya saat Elle terkekeh kecil dan membuat napas hangatnya terasa ke lehernya.Ia menelan ludahnya saat mulai merasakan lidah Elle menyapa lehern