Beranda / Fantasi / Bukan Menantu Sampah / Bab. 21. Terlambat

Share

Bab. 21. Terlambat

Penulis: Sarangheo
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-11 06:55:17
Setelah mendengar ucapanku, kening sang pria tampan yang tadinya mengerut pun berubah tenang, ia tersenyum manis, dan senyumannya itu mengalihkan duniaku.

Aku benar-benar dikalahkan oleh senyumannya itu, aku tak kuasa menahan keinginanku untuk menelan air liur, siapa yang tahu, semua gerak-gerikku terekam dalam matanya.

Setelah mendapatkan perhatian dan membaca pikiran dari wanita itu, perasaannya pun berubah senang seketika, ia pun berkata dengan lembut, "Iya, aku tahu."

Senyumannya bertambah lebar, seluruh pengawal dan pembantu yang melihat sang Raja Ular itu merasa heran, jarang sekali sang Raja Ular bisa tersenyum seperti ini, para pengawal dan pembantu itu sangat ingin tahu siapa yang bisa membuat perasaan Raja Ular sebahagia ini.

Penjaga Bai dan Ular Putih Kecil mengantarkanku kembali ke kamar, Ular Putih Kecil selalu berada di sampingku, Penjaga Bai juga tidak menyuruh pembantu lain lagi untuk melayaniku, ia hanya berkata dengan hormat, "Nanti malam Penjaga Bai akan menjemput No
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 22. Jalan-jalan

    Di istana bagian dalam.Di dalam sebuah istana yang megah, didekorasi dengan sangat indah megah, penuh warna dan aroma yang semerbak, dalam sekali lihat, terlihat jelas adalah sebuah istana yang ditinggali oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan.Di dalam kamar yang mewah dan asri, sekumpulan wanita cantik sedang duduk bersama dan mencicipi teh dengan elegan, para wanita memiliki masalah yang dipikirkan masing-masing, siapa pun tidak bersuara, suasana sangatlah sunyi.Setelah beberapa saat, salah satu wanita diantara kumpulan itu yang berbaju tosca akhirnya tidak tahan lagi, dia meletakkan cangkir teh, mengangkat pandangannya pergi melihat para wanita cantik lainnya yang sedang menikmati teh, bibir merah sang wanita berbaju tosca terbuka, dan memulai pembicaraan."Kak Mei, kak Hua, raja ular tidak pernah datang melihat kita, dan dengar-dengar dia telah membawa bangsa manusia itu pulang ke istana, memangnya kita harus terus menunggu dengan sia-sia di istana bagian dalam?"Wajah elok

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-12
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 23. Amarah

    Halaman di depan kamarku terdapat taman bunga, aku dan Ular Putih Kecil tidak melangkah begitu jauh langsung tiba di taman bunga itu, sambil berjalan sambil menikmati bunga, suasana hati menjadi sangat baik."Wah! Bunga yang sungguh cantik!"Aku menghirup aroma bunga, membuka mata pergi memandang lautan bunga, dengan warna dan jenis yang beragam, ada yang merah juga kuning, sangat indah, dan tak tertahankan untuk memujinya."Benar benar, bunga sungguh indah, udara juga sangat baik, suasana di dalam istana ular sungguh sangat baik."Susan juga dengan sepasang mata yang bersinar memandang seluruh bunga di taman sambil melompat dengan riang dan berkata di belakangku, ekspresi kegirangan yang seperti itu sangat mirip dengan seorang anak.Aku melekukan alis mata dan tersenyum menganggukkan kepala, perkataan Susan sangat benar, istana ular sungguh indah, suasana indah seperti ini tidak akan pernah ada di dunia manusia."Nona cepat lihat."Susan menangkap beberapa kelopak bunga yang tertiup j

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-13
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 24. Tak Sengaja Bertemu

    "Memangnya kenapa, dia menyukai wanita seperti apa, itu adalah urusan dia, pokoknya dia memang tidak menyukai kalian, kalau tidak, seharusnya kalian juga sama sekali tidak perlu datang kesini untuk mencarinya bukan?"Peperangan kata-kata, terlihat wajah mereka semakin lama semakin murung, bagaikan ingin memakan seseorang, saat aku sadar seharusnya tidak boleh membuat mereka marah, semua sudah terlambat, karena perkataanku itu telah membuat kedua wanita itu marah besar."Jangan kira aku tidak akan berani menyentuhmu karena raja ular menyukaimu, kukatakan padamu, aku hari ini akan merusak paras wajahmu, memakan dagingmu dan meminum darahmu, aku sangat penasaran apakah raja ular masih akan tetap tertarik terhadap dirimu yang telah menjadi mayat."Kedua wanita cantik dengan pandangan yang licik melihatku, menurutku pada saat ini, aku sudah merasa mereka tidak lagi cantik, melainkan kebalikannya, terlihat sangat mengerikan."Nona, mari kita segera pergi."Ular Putih Kecil sudah mulai merasa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-13
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 25. Godaan

    Kalau godaan keuntungan dan rayuan kecantikan tidak berguna terhadap sang pria, kedua wanita itu tidak ada cara lain lagi selain menggunakan kemampuan, dan hendak bertarung dengan penjaga Andrew Bai.Tangan ular hitam telah dicengkram, tangannya yang satu lagi melakukan perlawanan, kuku tangan dalam sekejab menjadi hitam dan panjang, dan hendak menangkap leher sang pria.Sang pria dengan cekatan mengulurkan tangan yang satu lagi untuk menggenggam tangan ular hitam yang menyerang, membuat ular hitam tidak bisa bergerak.Lalu melihat ular tosca sedang menyerbu kemari, bibirnya yang awalnya merah membara bagaikan bunga telah berubah menjadi hitam gelap.Terlihat sebuah cahaya putih telah mengikat ular hitam, dan penjaga Andrew Bai mulai menghadapi ular tosca, cahaya putih dan cahaya tosca saling berselingan bersama, bergerak tanpa henti, dalam waktu yang tidak begitu lama, cahaya tosca telah ditelan seluruhnya oleh cahaya putih, ular tosca berlutut di tanah, dan memuntahkan darah segar da

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-13
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 26. Siksaan

    Cemburu karena Raja UIar memasukkan mereka ke dalam penjara hanya karena seorang bangsa manusia, ini membuktikan bahwa Raja UIar benar-benar sangat mempedulikannya, mereka takut Raja UIar akan merasa marah dan menghukum mereka.Lalu melihat ular hitam yang duduk di tempat yang bersih, ekspresi wajahnya tidak berbeda dengan ular tosca, juga tidak merasa begitu senang."Kak Hei, kamu rasa kita harus bagaimana sekarang, kalau memang benar seperti yang dikatakan pengawal, Raja UIar tidak akan membiarkan kita begitu saja."Qing menanyakan ular hitam yang berada di sudut, walaupun mulutnya tidak mengatakan, tapi dia sudah mulai menyesal akan keputusannya untuk mengambil inisiatif pergi mencari Raja UIar.Di dalam penjara dengan penjagaan yang ketat, mereka tidak akan bisa keluar walaupun berkepala tiga berkaki enam, sama sekali tidak mungkin untuk kabur."Katakan sesuatu, apa maksud sikapmu yang tidak mengatakan satu katapun ini?"Melihat ular hitam tidak menjawab, ular tosca marah."Apa gun

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-13
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 27. Di Manja

    "Raja UIar, jangan bunuh aku, kumohon, Aku tahu suatu rahasia dan akan kuberitahu pada Raja UIar, asalkan Raja UIar tidak membunuhku."Qing mengatakan dengan suara yang gemetaran, sebuah wajah yang sangat kaget telah menunjukkan betapa ketakutannya dia.Dia tidak ingin mati mengenaskan dengan wajah dirobek seperti ular hitam, makanya mengandalkan sebuah rahasia untuk mencoba menyelamatkan nyawanya."Hmm?"Sang Raja melihatnya dengan dingin, tangan yang mencekik lehernya tidak melonggar sedikitpun karena hal ini."Aku, Aku tahu bahwa seluruh wanita ular cantik di istana bagian dalam ingin membunuh wanita bangsa manusia yang Raja UIar bawa pulang.""Memangnya kamu tidak berniat seperti itu?"Tidak menyangka akan pertanyaan balik yang dingin dari sang Raja, tepat ketika wajah wanita itu menjadi pucat, sang Raja sama sekali tidak berpikir panjang, sama seperti tadi, merobek wajah dari ular tosca, dan hanya meninggalkan sebuah muka penuh darah yang menyeramkan.Kecepatan itu sungguh cepat,

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-13
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 28. Sungguh Perhatian

    Ular Putih Kecil segera menjawab pertanyaan dari Raja UIar."Dokter kerajaan mengatakan bahwa luka di wajah nona akan sembuh dengan cepat, hanya saja......" Ketika berkata sampai disini, Ular Putih Kecil berhenti, tidak tahu apakah dia tidak berani mengatakan atau sedang mengkhawatirkan sesuatu."Hanya saja apa?"Suaranya yang datar terdengar penasaran, membuat Ular Putih Kecil tidak berani untuk merasa ragu."Hanya saja dokter mengatakan, wajah nona mungkin akan meninggalkan bekas luka."Ular Putih Kecil mengatakan dengan sejujurnya terhadap Raja UIar atas apa yang dikatakan dokter kerajaan ketika mengantarkan salep."Dokter tidak berguna, sampah, kalau luka seperti ini pun tidak mampu di obati, aku akan memberhentikannya."Suaranya sangat datar, tidak membiarkanku mengalami hal yang tidak baik."Tidak apa, ya sudah kalau ada bekas luka, ini tidak ada apa-apanya."Aku berkata sambil melihat wajah di cermin yang memiliki luka sekitar sepanjang 7 cm, lukanya berwarna sedikit gelap, mun

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-13
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 29. Selir

    Menjadi penurut seperti ini sangat bagus, Austin sangat puas, dan melanjutkan mengoleskan obat.Setelah mendengarkan perkataan Austin, aku juga tidak seperti beberapa hari sebelumnya yang sangat cuek, diberi atau tak diberi salep tak masalah, sekarang obat-obat yang diberikan padaku pun aku minum semua, walaupun sedikit pahit. Austin bilang, obat yang pahit sangat bagus untuk pengobatan. “Jika tidak ingin sembuh tidak usah minum juga tak apa.” kata-katanya benar-benar terdengar mengerikan, aku meminumnya dengan susah payah, lalu pria yang ada di samping tempat tidur, wajahnya dipenuhi dengan senyuman puas.Hanya saja senyumnya yang seperti itu, semakin aku melihatnya hatiku semakin merasa kesal, tunggu saat dia tak sengaja digigit oleh seekor ular dan harus meminum obat, jangan dikatakan, obat itu sangat pahit, Oh tidak benar, dia adalah Raja UIar, tidak mungkin ada ular yang berani mengigitnya. Kalau begitu, tunggu saja saat dia sakit, juga tidak benar, memangnya siluman ular bisa s

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-13

Bab terbaru

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 114. Aku Akan Selalu Menunggu

    "Bayi-bayi, dengarkan kata-kata ibu ya, mengerti?"Suara pria itu lembut berpesan kepada bayi-bayi itu."Baik ayah, kami akan menurut pada ibu dan mendengarkan kata-kata ibu."Ketujuh bayi itu menjawab dengan penuh pengertian. Ketika melihat bahwa Ketujuh bayi itu tampak pengertian, Raja ular merasa lega.Dan sudah waktunya kami berpamitan pergi."Isabelle.""Suamiku."Tangannya yang menggenggam erat seakan tidak rela untuk melepaskan tanganku, tetapi secara paksa tanganku ditarik oleh Tentara surga."Raja Ular, Selir Ular, mohon pengertiannya."Tentara surga memberi hormat, mereka juga tidak ingin melakukan hal-hal buruk, memisahkan Raja ular dan Selir Ular, tetapi karena itu adalah tugas mereka, jadi mereka terpaksa melakukannya."Suamiku, aku pasti akan menunggumu.""Isabelle... Isabelle Yao."Hal yang paling menyakitkan bukanlah kematian, tetapi hidup terpisah dengan orang yang paling kita cintai. Pada saat berpisah dari suamiku, hatiku sangat sangat sakit, aku tidak tahu kapan, ka

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 113. Betapa Rindunya

    Ketulusanku kepada Raja Ular, akhirnya membuat Bunda Mo menerimaku.Melihatku begitu bertekad, dia menganggukan kepala."Ini semua salahku, Raja Ular dihukum, aku memang membawa bencana bagi dunia ular, Bunda Mo jangan marah."Aku menyalahkan diriku sendiri, jika bukan karena aku, semua ini tidak akan terjadi."Ini semua sudah takdir, aku tidak akan menyalahkanmu lagi."Bunda Mo menghela nafas, dia sudah berfikir dengan jernih, biar bagaimana pun jika semua sudah di takdirkan, maka jalan satu-satunya adalah menjalaninya, bukan menolak ataupun mengeluh. Perubahan Bunda Mo membuatku merasa lega."Apakah bayimu sudah lahir?"Bunda Mo melihat bentuk tubuhku yang sudah seperti semula, dan bertanya padaku, ketika aku diusir karena amarahnya, dia sedikit menyesalinya, lagi pula, yang aku kandung adalah darah daging dunia ular."Sudah Lahir, aku meninggalkan mereka kepada seseorang untuk dijaga."Aku menjawab, seperti nya Bunda Mo sudah menerimaku sebagai ibu dari anakku dan menantunya."Bisak

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 112. Kesetiaan

    "Ahhhh ... Apa yang terjadi?"Terkejut, Yoyo bergegas ke dalam istana, mengambil cermin dan menatap dirinya sendiri, Yoyo tertegun, wanita di cermin itu penuh dengan rambut putih dan kerutan, seperti nenek tua yang keriput, sangat jelek.Pemandangan ini membuat Yoyo yang awalnya cantik seperti bunga, menjadi marah dan tidak terima akan perubahan seperti ini, ini adalah pukulan besar untuknya."Tidak, ini tidak mungkin! Aku sangat cantik, aku sangat cantik!"Yoyo memegangi kepalanya dan berteriak, saat itu dia tidak bisa memikirkan apapun, sekali pun jika ada musuh di hadapan nya, dia sama sekali tidak memperdulikannya, yang hanya dia perdulikan adalah penampilannya.Penampilannya yang sangat jelek seperti ini, bagaimana mungkin dia akan bisa bertemu orang di masa depan? Yoyo mendongak, melihat ketujuh bayi itu berdiri di depannya tanpa cedera. Ketujuh bayi imut itu, pada saat ini, menatapnya tanpa perasaan.Yoyo yang berambut putih itu adalah keinginannya sendiri, karena dia telah bera

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 111. Apa Yang Terjadi?

    "Diam kamu, jika tidak ada pelacur sepertimu, Austin hanya akan menyukaiku, aku sangat membencimu!"Yoyo menggeram dan menunjuk ke arahku, suasana hatinya sangat buruk."Yoyo.""Diam kamu, aku memintamu tutup mulut, apakah kamu sudah tuli?"Yoyo tiba-tiba menghilang dan muncul di belakangku, lalu sebelah tangannya mencekik leherku, sehingga membuatku terengah-engah."Yoyo, lepaskan kakak!"Karen berteriak sambil berusaha menyelamatkanku, tetapi Mutiara Ular di tangannya terhisap dan ditelan Yoyo lebih dulu."Karen, kamu sungguh bodoh, hahah... Kamu juga sudah bosan hidup rupanya."Yoyo menoleh karen, lalu tangan kirinya mengeluarkan asap putih dan mendorongnya kearah karen, sementara itu Karen sudah tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk menyerang balik. Karen terlempar jauh keatas dinding, darah segar pun menyembur dari sudut bibirnya. Sedetik kemudian Karen pingsan.Dan aku, leherku semakin dicekik kuat olehnya, rasanya sudah di ambang kematian, aku lemas, nafasku benar-benar serasa

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 110. Rasa Kecewa

    Di PaviliunPada tempat tertinggi, seorang wanita berbaju merah duduk di atas kursi naga, hanya terlihat jubah merah, yang menutupi tubuhnya."Nona Yoyo, ada dua orang wanita di luar sana untuk membuat masalah, salah satu wanita itu mengatakan dia adalah Selir Ular, dan mereka memiliki mutiara ular yang kuat di tangan mereka."Penjaga melaporkan situasinya kepada Yoyo dengan hormat."Jalang, aku masih berencana untuk mencari mereka, tetapi mereka akhirnya datang sendiri mencari mati."Suara perempuan itu terdengar dingin, dia menghempaskan lengan baju panjangnya, berdiri dan pergi.Berkat mutiara ular sakti itu, aku dan karen berhasil menerobos masuk hingga kedalam, akan tetapi keadaan di istana ini benar-benar berubah seratus persen. Sepi dan sunyi, tak ada tanda-tanda kehidupan, para pelayan dan penjaga yang biasanya berseliweran kesana kemari tak tampak lagi.Saat, hatiku bertanya-tanya, terdengar suara erangan ke telingaku, aku mendengarkan nya dengan seksama, suara itu datang dari

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 109. Penipu

    Beberapa hari ini, aku selalu merasa tidak enak, selalu merasa bahwa sesuatu akan terjadi dan semua itu mengingatkanku pada kesulitan di istana ular."Karen, bagaimana jika kita kembali ke istana ular."Di dalam kamar mewah, aku dan karen duduk di depan meja sambil mengasuh ketujuh anakku yang sedang bermain."Kakak. Ada apa?"Mendengar apa yang kukatakan, karen dengan tidak mengerti bertanya, aku mengerti, dia mungkin takut bahwa aku akan terluka lagi."Belakangan ini aku merasa sedikit buruk, tidak tahu, seakan ada sesuatu yang terjadi di istana ular, aku ingin pergi melihatnya, Aku tahu Bunda Mo tidak menyukaiku, tapi biar bagaimana pun dia adalah ibu dari raja ular suamiku, jika benar telah terjadi sesuatu, bagaimana bisa aku hanya duduk diam dan menontonnya." Kataku pada Karen."Baiklah kak, aku akan ikut kembali bersama kakak, sebisaku, aku berjanji akan melindungi kakak.""Terima kasih, Karen."Aku tersenyum tipis dan berterima kasih pada Karen."Sudahlah tidak apa-apa jangan be

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 108. Perubahan

    Ketika melihat mereka saling berebut ingin segera mengejar kupu-kupu yang terbang, karen bermaksud hendak membantu mereka untuk menangkap kupu-kupu."Bibi Karen, aku menginginkan itu.""Aku juga menginginkan itu bibi karen."Anak-anak mengedipkan mata dan memandangi kupu-kupu yang berterbangan di sekitar. Mereka mengatakan bahwa penampilan kupu-kupu imut itu sangat memesona."Baiklah, bibi Karen akan menangkap satu untuk setiap anak-anak."Karen segera menggendong anak-anak dari lengan Dewa bumi dan meletakkan mereka di sebuah bangku batu yang bersih untuk duduk dan menunggunya, sementara dia pergi menangkap kupu-kupu itu.Ketujuh anakku melihat Karen tengah berlarian menangkap kupu-kupu, tentu saja mereka sangat senang, merekapun tersenyum sambil melambaikan tangan mereka."Mereka sungguh imut."Dewa bumi memandangi ketujuh anakku, Aku bisa melihat bahwa dia sangat menyukai anak-anakku dan memperlakukan mereka dengan baik."Ya."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak-anak itu dengan

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 107. kupu-kupu

    "Kakak, anak-anakmu sangat imut."Karen menyeka air matanya.Aku mengangguk, memang, ketujuh anakku begitu baik serta imut, dan aku merasa sedang bermimpi saat ini."Ngomong-ngomong, apakah kakak terluka?" Karen bertanya padaku."Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu, Karen?""Aku juga baik-baik saja kak."Saat kami sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menampakkan sesosok Pria Cantik Berbaju Putih masuk kedalam."Kalian sudah bangun?"Dewa Bumi berjalan mendekati ranjang dan bertanya padaku, dan dua pengawalnya berdiri di luar pintu."Yah, terima kasih sudah menyelamatkanku, Karen serta anak-anakku."Aku berterima kasih kepada Pria Cantik Berbaju Putih itu."Sama-sama, anak-anak sudah tidur ya."Mata Pria Cantik Berbaju Putih jatuh pada ketujuh anak-anak yang lucu. Anak-anak semua tertidur, dan mulut kecil mereka mengecap, itu terlihat sangat lucu."Umm."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak yang imut di sampingku dengan penuh kasih sayang."Istiraha

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 106. Sayang

    "Kakak, kakak."Ketika Karen melihatku jatuh berguling-guling di lereng bukit, dia sangat cemas dan ingin segera menyelamatkanku, akan tetapi tanpa sengaja kakinya pun ikut tergelincir.Aku pun jatuh terguling, kepalaku mengenai batu, lalu pingsan."Kakak, kakak."Karen merangkak menuju ke arahku dan memanggil namaku berkali-kali, kepalanya pun ikut menabrak batu sedetik kemudian karen pingsan.Sementara itu di dalam istana Dewa Bumi para bayi tampak riang bermain-main."Kakak-kakakku, adik sudah bersembunyi, datang dan carilah."Seorang bayi perempuan berkata bahwa dia bersembunyi dan meminta keenam kakaknya untuk mencarinya.Keenam bayi lelaki itu saling memandang dengan senyum menawan di wajah mereka.Keenam anak turun dari tempat tidur dan mulai mencari adik perempuannya secara terpisah.Ada yang mencari ke bawah tempat tidur, lemari, atau salah satu dari mereka pergi ke meja dan menemukan adik mereka.Setelah bermain, beberapa bayi merangkak ke tempat tidur."Kakak, aku merindukan

DMCA.com Protection Status