Beranda / Fiksi Remaja / Broken / Pertemuan Kedua

Share

Pertemuan Kedua

Penulis: Aquarius
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hari ini remaja itu dua kali tak ikut belajar bersama guru dan siswa lainnya di kelas. Setelah tak mengikuti mata pelajaran pertama karena terlambat. Kini ia terpaksa tak mengikuti lagi mata pelajaran berikutnya, karena tak melakukan perintah dari pak Vino.

Namun, kali ini ia tak sendiri karena keenam siswa yang terkenal itu dikeluarkan dari kelas secara bersamaan. Setelah  dikeluarkan dari kelas, Yandi dan kelima temannya segera menuju kantin yang berada tak jauh dari kelas Ilmu Sosial.

“Lo pesan apa aja, sana. Suka-suka hati lo,” ujar Yandi menyuruh teman-temannya segera memesan apa pun yang mereka inginkan.

“Benaran, nih?” tanya Andre memastikan.

“Iya... gue yang bayar nanti.”

“Waah... makasih, Yan,” ujar Rino berterima kasih dan diikuti Agus, Andre, Andi, dan Doni. Kelima siswa itu sangat senang saat Yandi mentraktir mereka. Mereka pun memesan segala jenis makana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Broken   Putri Bi Ami

    Hamparan bintang nan indah memenuhi langit malam ini, menemani Yandi yang sedang membaca buku pelajaran miliknya. Namun pikiran Yandi juga dipenuhi dengan hamparan suara merdu yang terngiang-ngiang di kepalanya.“Hmm... merdu juga ya suara cewek itu,” gumam Yandi mulai memikirkan pemilik suara merdu itu.“Dia anaknya bi Ami, kan? Kira-kira dia orangnya kayak gimana, ya?” Yandi mulai bertanya-tanya tentang sosok pemilik suara merdu itu.“Dih... kok gue malah mikir itu orang, sih? Kenal juga enggak, ngapain coba gue?” ujar Yandi menyadarkan dirinya yang mulai memikirkan pemilik suara merdu itu.“Mendingan sekarang gue baca nih buku sampai habis, terus gue tidur. Dan gak perlu ke meja makan, karena gue malas,” ujar Yandi dan melanjutkan aktivitas membacanya.Suara merdu itu terus terngiang-ngiang di kepala remaja itu. “Duh... mending gue tidur sekarang, dari pada gue kepikiran terus.” Yandi b

  • Broken   Surat

    Malam yang panjang kini hampir berlalu. Cerita tentang sosok pemilik suara merdu itu pun kini telah berakhir. Bi Ami memang tak menceritakan sosok putrinya secara detail. Wanita itu hanya menceritakan tentang putrinya secara garis besar.Tepat pukul dua dini hari, Yandi kembali ke kamarnya. Setelah mendengarkan semua hal diceritakan oleh ibu dari pemilik suara merdu itu, remaja pria itu segera kembali ke kamarnya untuk beristirahat.Setiba di kamarnya, Yandi segera merebahkan dirinya di atas kasur kesayangannya. Ia pun segera menutupi tubuhnya dengan selimut, hingga ke bagian lehernya. “Bibi kayaknya senang banget ya ceritain anaknya. Tapi, wajar aja kalau bibi senang punya anak kayak dia. Kalau dari ceritanya bi Ami, kayaknya dia anak yang penurut, deh.” Wajah Bi Ami yang begitu berseri saat menceritakan anaknya membuat ia mengingat bagaimana cara Yena menceritakannya pada teman-temannya kala itu.FlasbackSatu hari setelah hari k

  • Broken   Surat (2)

    Sebuah surat terbungkus rapi dalam amplop diberikan pada bi Ami. Wanita itu terheran-heran melihat surat yang berada di tangannya saat itu. “Tu... tuan muda ini benaran surat buat anak saya?” tanya bi Ami kebingungan.“Iya bi. Cuma buat minta maaf masalah yang waktu itu doang, bi.” Perkataan Yandi memanglah benar, tapi tidak seratus persen benar. Ia memang menuliskan permintaan maafnya dalam surat itu. Namun, ada hal lain yang juga dituliskannya dan tak diberitahukan pada bi Ami.“Ya ampun... tuan muda gak perlu sampai segitunya, kok. Anak bibi gak mungkin marah,” ujar bi Ami yang merasa tersentuh dengan sikap tuan mudanya.“Gak papa kok, bi. Aku cuma gak enak aja.jadi aku kirimin permintaan maaf aku lagi.”“Ya udah, nanti bibi kasih ke anaknya bibi. Makasih ya tuan muda.”“Tapi, jangan sampai ada yang tahu selain kita ya, bi,” pinta Yandi tak ingi

  • Broken   Bertemu

    Hari ini tepat pukul tiga sore, harusnya Yandi bertemu dengan putri bi Ami yang bernama Reina di sebuah taman. Remaja pria itu kini tengah menunggu sosok yang membuat dirinya sangat penasaran. Sembari menunggu, Yandi duduk di sebuah kursi taman yang tersedia sambil mendengarkan lagu dengan menggunakan earphone (alat pendengar) berwarna hitam miliknya.“Jadi Yandi ini anak majikan bundanya dia? Hm.. boleh juga. Lagian gue belum pernah ngomong sama dia,” ujar seorang siswi dari kejauhan memperhatikan Yandi yang sedang menunggu seseorang. Siswi itu berjalan perlahan mendekati Yandi yang terlihat sudah mulai lelah menunggu.“Eh... sorry, lo anak majikan bunda gue?” tanya siswi itu begitu tiba di hadapan remaja pria itu.Yandi pun segera bangkit dari duduknya dan melepaskan earphone (alat pendengar) yang sedari tadi terpasang di kedua telinganya. “Iya. Lo Reina anaknya bi Ami?” Gadis itu langsung membatin sambil tersenyum saat mend

  • Broken   Berubah

    Banyak hal yang berubah sejak Yandi bertemu dengan gadis bernama Reina beberapa waktu lalu. Remaja pria yang sering membuang-buang ponselnya disembarang tempat seakan tak peduli pada benda tersebut. Namun, kini ia selalu bersama dengan ponselnya. Ke mana pun ia pergi, ponsel miliknya selalu saja berada di saku celana maupun baju yang dikenakannya. Terkadang ponsel itu berada dalam genggamannya, jika ia mengenakan pakaian yang tak memiliki kantung.Perubahan Yandi ini cukup menarik perhatian para penghuni rumah itu. Bahkan kedua orang tuanya yang tak pernah memerhatikannya, ikut memerhatikan perubahan putra keduanya itu.“Yandi, mama lihat kamu sekarang sering banget main HP, ya? Jadi ini alasan kamu gak mau nurutin permintaan mama waktu itu?!” tanya Yena kesal, namun tak digubris Yandi sedikit pun. Tak sekali pun matanya beralih dari ponsel itu. Ia sibuk menatap ponsel miliknya, dan sesekali menyentuh-nyentuh ponsel itu.“Yandi, ini tuh lagi ma

  • Broken   Pernyataan Cinta

    “Hai Yandi...” sapa seorang siswi di depan kelas dua belas MIA 1(Matematika dan Ilmu Alam).Semua mata pun langsung tertuju pada sesosok gadis berambut pirang panjang, yang menyapa Yandi dari depan pintu kelas.Kehadiran siswa itu membuat semua siswa yang berada dalam ruang kelas terkejut dan bertanya-tanya tentang hubungan keduanya. Terlebih lagi, Reina adalah salah satu anggota pemandu sorak yang cukup terkenal di antara para siswa-siswi di sekolah.“Lo pada kenapa natap gue kayak gitu? Emangnya gak boleh gue nyapa Yandi?” tanya Reina yang kebingungan melihat tatapan para murid di kelas itu.Reza segera mendekati Reina dan menariknya menjauhi ruang kelas. “Iissh... Reza lepasin tangan gue,” ujar Reina sambil berusaha melepaskan tangannya dari Reza.“Gak! Lo sakit ya? Atau salah makan atau minum obat?” tanya Reza kesal.“Apaan sih?! Gue gak sakit! Jadi lepasin tangan lo, cepa

  • Broken   Reina?

    Seluruh siswa-siswi SMA Citra, kini dihebohkan dengan pernyataan cinta yang keluar dari salah seorang siswi yang bergabung dalam tim pemandu sorak. Siapa yang menyangka jika gadis cantik yang jadi incaran para pria di sekolah itu menyukai seorang siswa yang memiliki julukan sebagai siswa pembuat onar.Bahkan Yandi yang mendengar pernyataan itu secara langsung masih terus bertanya-tanya pada dirinya. Ia berusaha untuk mencerna semua perkataan gadis itu perlahan-lahan. Namun masih terasa tak nyata bagi dirinya.Apakah pendengarnya yang sedang mengalami gangguan? Atau dirinyalah yang sedang berhalusinasi? Atau apakah pernyataan gadis itu hanya sekedar caranya untuk melepaskan diri dari Reza? Begitu banyak pertanyaan terlintas di kepala remaja pria itu. Sampai-sampai membuat dirinya kehilangan fokus saat mengikuti pelajaran.Kehebohan di SMA Citra kini berlanjut saat jam istirahat tiba. Kehadiran siswi populer itu di ruang kelas dua belas MIA 1(Mat

  • Broken   Apa Kamu Mau Menjadi Pacarku?  

    Kring... kring... Bel tanda pulang telah berbunyi. Semua pembelajaran pun diberhentikan setelah mendengar bunyi tersebut. “Eh... Yan, lo ikut gue ke rumah teman gue dong,” ujar Andre mengajak Yandi untuk mengunjungi temannya bersama-sama. Sesaat setelah bel tanda pulang dibunyikan, Andre telah mengajak Doni, Agus, Rino, dan Andi untuk menjenguk temannya yang sedang sakit, sekaligus memperkenalkannya pada mereka sesuai janjinya. Ia juga telah mengajak Yandi, namun ia tak juga memberi jawab hingga mereka berada di luar kelas. “Eh... sorry, gue gak bisa ikut. Soalnya...” Entah mengapa pria itu tak mampu mengungkapkan alasan dirinya menolak ajakan itu. Jantungnya berdetak lebih cepat dan wajahnya mulai memanas. Ia sendiri tak mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya. “Soalnya apa? Lo mau ke mana? Ada urusan apa? Kenapa jadi gak bisa ngomong gitu?” ujar Rino memberikan pertanyaan yang tiada hentinya. “Satu-satu kali! Lo kayak mau interogasi gue

Bab terbaru

  • Broken   New Life

    Kehidupan adalah suatu anugerah dari Tuhan. Kehidupan juga merupakan rahasia. Dalam kehidupan ini tentunya banyak hal-hal yang terjadi di luar dugaan, yang terkadang menghasilkan tawa tetapi dapat juga menghasilkan air mata.Setiap detik, setiap menit dan setiap jam dalam kehidupan ini selalu dipenuhi rahasia. Sebagai manusia kita pastinya tak akan tahu apa yang bisa terjadi beberapa waktu ke depan. Terkadang apa yang kita duga memang terjadi, tetapi sering juga terjadi hal yang tak pernah kita duga.Setelah menjalani kehidupan tanpa kedua orang tuanya, kini Yandi bersama dua saudaranya tak pernah kehilangan senyum lagi. Mereka pun selalu menikmati waktu berkumpul di meja makan.Yani, Yandi dan Yeri selalu memiliki waktu untuk satu sama lain, meski mereka pun sibuk dengan pekerjaan atau pun pendidikan mereka. Suasana rumah Yandi yang dulunya terasa suram, kini terasa lebih cerah. Selalu ada tawa dan kebahagiaan. Tak hanya ada tangis melulu, atau tekanan melulu. Ketiga bersaudara itu

  • Broken   Start a New Life (2)

    Kehidupan memang selalu diisi oleh berbagai hal. Kadang yang mengisi kehidupan adalah hal-hal yang sudah kita duga. Tapi terkadang juga diisi dengan hal-hal yang tak pernah diduga. Hari-hari Ami dan Vian kini dijalani dengan penuh air mata. Keduanya kini resmi memilih untuk tak berjalan bersama lagi. Ami dan Vian telah sepakat untuk menjalani kehidupan masing-masing. Namun mereka masih tetap mengurus Reina sebagai anak bersama-sama. Hanya saja, baik Vian maupun Ami saling membatasi diri. Setelah berhenti menjadi asisten rumah tangga Yandi dan keluarganya, kini Ami mulai membuka usaha kecil-kecil dari uang yang kerja kerasnya selama ini. Yani sendiri memberikan uang dalam jumlah yang cukup fantastis kepada Ami. Gasia itu memberikan Ami uang sebagai gaji terakhirnya dan juga sebagai ganti rugi atas perbuatan Yena. Uang yang diberikan Yani pada wanita itu adalah uang milik kedua orang tuanya. Ami kini telah membeli sebuah gerobak yang akan digunakannya untuk berjualan. Ia membeli gerob

  • Broken   Start a New Life

    Keputusan Ami untuk membiarkan Reina tetap berhubungan dengan Ayahnya adalah sebuah keputusan besar. Namun ia sadar, bahwa putrinya tak akan pernah bahagia jika ia terus melarangnya. Ia pun sadar bahwa Reina tak akan tinggal diam saja, jika ia terus melarangnya. Sehingga ia merasa apa pun larangan yang ia beri, itu tak akan membuat putrinya berhenti menemui ayahnya.Keputusan Ami untuk tetap membiarkan Vian berhubungan dengan putrinya lagi, membuat Vian merasa senang. Namun, di sisi lain ia pun merasa sedih. Saat memeluk Reina, Vian menyadari bahwa ia mengharapkan sesuatu yang lebih dari itu. Ia sebenarnya tak hanya ingin membuat Ami menghilangkan larangannya itu. Sebenarnya Vian dan Ami menginginkan hal yang sama. Jauh di dalam lubuk hati mereka, ada suatu keinginan yang tertahan sejak lama dan kini harus dikubur mereka sedalam-dalam.Tak hanya Ami, Vian pun sangat ingin rumah tangga mereka telah hancur dulu, bisa kembali lagi. Namun, itu semua susah tak mungkin lagi. Sejak Vian

  • Broken   Tak Ingin Hancur (2)

    “Reina! Keluar lo, gue belum selesai ngomong!” teriak Rein gigih. Meski Reina sudah meninggalkan, namun ia tak menyerah. Reina pun kembali menemuinya. “Ada apaan lagi?” tanya Reina.“Gue mau tahu, ya. Lo harus jauh-jauh dati papi gue!” ujar Rein sembari menunjuk Reina.Reina memutar bola matanya dan menggeleng pelan kepalanya. “Lo paham kata-kata gue tadi?!” tanya Reina geram. “Gue rasa udah jelas, ya. Jadi gak perlu ulangin lagi.”“Gak! Gue gak terima, gue gak mau dan gak sudi lo ngerrbut semua milik gue!” balas Reina.“Gue gak pernah rebut milik lo, ya! Mau Yandi atau pun papi, lo gue kan udah bilang, gue udah bilang kalau gue gak ngerebut mereka,” jelas Reina. “Lagian om Vian bukan cuma papi lo, doang! Jadi lo gak bisa ngelarang gue!” tegas Reina.“Gue gak mau hidup gue hancur karena lo!” teriak Rein.“Gue gak pernah ngehancurin hidup lo, ya! Harusnya gue yang marah-marah ke lo dan lo, karena mami itu udah hancurin hidup gue!” balas Reina. “Asal lo tahu, gara-gara mami lo, gue jad

  • Broken   Tak Ingin Hancur

    Hidup Rein sebagai anak tunggal dan satu-satunya anak kesayangan Vian hancur begitu saja dalam waktu singkat. Hidupnya terasa begitu gelap semenjak mengetahui semua kebenaran tentang kedua orang tuanya.Sejak saat itu, Rein hanya mengurung dirinya di kamar. Ia bahkan tak makan maupun minum sama sekali. Kondisi tubuhnya pun semakin melemah.Suasana rumah itu pun menjadi sangat gelap. Semenjak semuanya terbongkar, tak ada lagi percakapan yang terjadi, selain pertengkaran Nia dan Vian.Nia terus saja meminta Vian untuk tak kembali kepada Ami. Sesekali ia juga memaksa Vian untuk tak menemui Reina. Namun Vian tetap menolak semua permintaan sang istri.Semua pertengkaran itu selalu saja didengar oleh Rein. Pertengkaran itu membuatnya tak ingin menginjakkan kakinya di tempat lain, selain kamarnya. Ia yang selalu berada di dalam kamarnya pun membuat Vian khawatir. Vian selalu mendatangi kamarnya, namun gadis itu selalu mengusir Vian. Hal yang sama pun terjadi pada Nia. Rein sangat marah besa

  • Broken   Tempat Bercerita (2)

    Suasana yang canggung kini telah pergi dan diganti dengan suasana sedih. Air mata Reina banjir malam itu. Gadis itu hanya bersandar pada Yandi dan terus meneteskan air matanya.Yandi tak tahan melihat Reina terus-terusan meneteskan air matanya. Ia berusaha memikirkan sebuah cara. Namun, ia pun tak bisa menemukan cara yang tepat.Permasalahan dalam keluarga adalah permasalahan yang sering dialaminya. Namun, ia bukanlah orang yang suka mencari jalan keluar. Ia adalah orang yang sering membantah dan melawan. Sehingga sulit baginya untuk membantu Reina menemukan jalan keluar untuk masalahnya.“Eh... sorry, sorry. Gue malah nangis gak jelas lagi,” ucap Reina segera menghapus air matanya. “Gak papa kali. Gak perlu minta. Gue malah senang kalau lo mau cerita,” ucap Yandi lembut.“Eh... tapi kayaknya lo gak bisa di sini lama-lama, deh. Soalnya ini udah mau jam sepuluh,” ucap Yandi merasa tak enak hati. Tanpa sadar mereka menghabiskan cukup banyak waktu dan kini waktu hampir menunjukkan pukul

  • Broken   Tempat Bercerita

    Kaki Reina terus melangkah menjauhi rumahnya. Semakin lama, semakin jauh ia melangkah. Namun, gadis itu bahkan tak tahu ia harus terus melangkahkan kakinya ke mana. Reina terus berjalan tanpa henti. Tubuh serasa lesu. Tenaganya habis terkuras setelah banyak meneteskan air mata. Pikirannya pun menjadi sangat kacau.Tit.... Tit....“Ha?” Reina terkejut dengan suara klakson mobil yang begitu dekat dengannya. “Reina, lo—lo habis kenapa?” tanya Andi khawatir setelah melihat mata Reina yang sembab. “Gak papa, kok,” jawab Reina dengan suaranya yang serak.“Tuh... tuh... suara lo serak kayak gitu, masih aja bilang gak papa.” Perkataan Reina tak mencerminkan keadaannya yang terlihat jelas tak baik-baik saja. “Lagian lo mau ke mana, sih?” tanya Andi.“Gak tahu,” jawab Reina. Andi pun merasa aneh dengan jawaban gadis itu. Namun satu hal yang biasa ia pastikan, bahwa gadis itu sedang tidak baik-baik saja. “Ya udah. Kalau gitu, mendingan lo naik, deh. Entar gue antarin lo ke mana, aja,” ujar And

  • Broken   Cara Ami

    “Reina...” teriak Ami, namun putrinya tak menghiraukannyaHari ini seharusnya menjadi hari yang membahagiakan bagi Ami, karena hari ini ia bisa segara menjemput putrinya. Ia pun bisa kembali berkumpul bersama putrinya tanpa harus berpisah lagi. Hari ini, Ami sengaja berhenti dari pekerjaannya. Ia memilih berhenti agar ia bisa mengurus putrinya yang sedang sakit. Meski Yani dan Yeri tak setuju, namun mereka tak bisa menahan Ami. Mereka pun harus melepaskan Ami, agar ia bisa merawat putrinya. Selain itu, mereka saat ini mulai mengalami masalah keuangan. Melepaskan Ami di kondisi sekarang adalah salah satu pilihan untuk mengurangi pengeluaran. Semenjak kedua orang tua mereka berada di tahanan, pekerjaan mereka pun tak ada yang mengurusnya. Baik Yani maupun Yandi, keduanya sama-sama tak berminat melanjutkan pekerjaan orang tua mereka. Belum lagi, mereka harus membayar tagihan rumah sakit Yandi.Yani adalah satu-satunya anggota keluarga yang susah bekerja selain kedua orang tuanya. Yand

  • Broken   The Puzzle Has Been Solved (2)

    Semua teka-teki dari beribu pertanyaan di kepala Reina kini telah terpecahkan. Namun, ia tak menyangka jika semuanya sangat menyakitkan. Rasa sakit itu bukan hanya semata-mata karena kebohongan Ami. Semenjak mendengar pertengkaran Vian dan Nia, Reina sudah tahu bahwa selama ini Ami telah membohongi dirinya tentang ayahnya yang susah meninggal.Reina memang merasa kecewa dan sedih. Namun, setelah ia mendengar perdebatan bundanya dan Vian, ia merasa sangat sakit hati dengan sikap bundanya. Reina yang terlanjur sakit hati pun memilih untuk menjauh dari Vian dan Ami. Ia berlari sekuat mungkin menjauhi mereka, tanpa tahu ke mana ia harus terus berlari.Kaki Reina terus melangkah dan melangkah, dan tanpa sadar ia berlari menuju tempat yang tak asing. Ya, tempat itu adalah tempat yang sering dikunjunginya. Tanpa sadar, Reina terus melangkahkan kakinya menuju tempat pemakaman umum. Suatu tempat yang sering ia kunjungi, ketika ia merindukan sosok seorang ayah.“Ayah?” Tubuh Reina terasa lem

DMCA.com Protection Status