Alpha King Kade wants Mob Boss Rome to report to him because he was starting to get too powerful and that was detrimental to the King's rule but Rome is not about to be some coddled Royal's pawn. Kade hadn't been expecting to be captivated by the ruthless mob boss and now wants to control him, not just politically but in the bedroom as well. Rome's not called a ruthless mob boss for nothing though and he's not about to cede to another's dominance.
View More"Tumben mas Heru nggak bawa dompet," gumam Anya saat melihat sebuah dompet yang terselip rapi di pakaian milik Heru.
Anya pun mengambil dan terkejut saat melihat isi dompet itu, ada uang cash dua juta dan ada tiga kartu ATM. Dompet itu jelas-jelas milik Heru karena KTP-nya juga ada di sana."Dari mana mas Heru dapat uang sebanyak ini? Apa kabar dengan kebutuhan rumah yang selama ini Pas-pasan? Jadi, selama ini mas Heru membohongiku?" Anya mencoba mengatur napasnya.Berbagai pertanyaan muncul dibenak Anya, "Apa mungkin mas Heru ingin memberi kejutan untukku? Tapi tidak, mas Heru tidak mungkin seromantis itu, apa yang sebenarnya kamu sembunyikan dariku, Mas."Anya menghela napas, mengingat kembali kejadian dua minggu yang lalu."Dek, sepertinya mas tidak bisa lagi kasih jatah bulanan seperti biasanya, mas akui kalau mas menyerah, melihat kondisi yang tidak memungkinkan ini.""Iya Mas, aku akan mencoba untuk lebih berhemat lagi."Heru bilang ia turun gaji, dikarenakan perusahaan tempat ia bekerja mengalami kerugian besar. Gaji Heru tidak akan mencukupi kebutuhan mereka.Saat itu juga mereka datang kerumah orang tua Anya, tapi sayangnya saat itu tidak ada orang di rumah itu.Dua hari kemudian Anya datang lagi, tapi ia bersama Luna sahabatnya, karena suaminya sedang kerja."Oh, jadi sekarang suamimu yang sombong itu telah mengakui kalau ia sudah tidak mampu lagi untuk membiayai kehidupanmu?" tanya Alda ibunya Anya. Saat Anya baru saja menjelaskan maksud kedatangannya."Ma, mama hanya salah paham maksud mas Heru dulu, dia hanya ingin berjuang sendiri untuk kehidupan kami. Seharusnya mama bangga karena mas Heru mau memimpin kehidupan aku." Anya masih membela suaminya, ia tahu kalau ibunya tidak akan sekejam ibu tiri yang ada sinetron."Apakah kamu tidak ingat dia mengatakan kalau dia mampu memberikan nafkah kepadamu tanpa pertolongan kami? Padahal, maksud Papamu dulu baik. Papamu ingin dia mengelola perusahaan yang telah kami siapkan. Tapi, dia menolak dan mengajakmu pergi.""Dan buktinya sekarang dia mengatakan kalau tidak sanggup lagi? Seandainya saja dari dulu dia mau pasti kehidupan kalian sudah lebih layak. Sekarang saat ayahmu sudah meninggal kalian baru datang dan minta maaf.""Ma, maafin aku dan mas Heru, kami sangat membutuhkan perusahaan itu. Karena gaji mas Heru sekarang tidak akan cukup untuk kehidupan kami kedepannya. Mama harus ingat kalau aku ini adalah anak mama juga." Bulir-bulir bening mulai membasahi pipinya.Jujur Alda sangat tidak tega melihat Anya menangis memohon seperti itu."Baiklah, mama serahkan perusahaan itu pada kalian dua bulan lagi, karena kakakmu juga sudah membuka cabang di Surabaya.""Iya ma, terimakasih ma." Anya memeluk erat ibunya.Sebenarnya selama ini, Alda tidak tega melihat kondisi kehidupan anak perempuan satu-satunya, tapi, ia juga tidak mau memaksa dan hidup bersama Heru adalah pilihan Anya sendiri.Mulai saat itu kebutuhan rumah mereka diberikan oleh Angga kakaknya Anya, sedangkan gaji Heru yang cuma 1 juta perbulan mereka tabung untuk membeli rumah sendiri.Heru juga sudah meminta maaf kepada ibu dan kakak Anya.Heru mulai membantu Angga dalam perusahaan itu, karena tinggal menunggu waktu perusahaan itu akan dikelola sendiri oleh Heru. Sejak saat itu Keluarga mereka berjalan seperti biasanya tanpa ada kecurigaan ataupun masalah.Tetapi, hari ini Anya menemukan sebuah dompet yang sangat jelas jika pemiliknya adalah Heru, karena KTP juga ada disana.Sedangkan uang tabungan mereka dari hasil kerja Heru di pegang oleh Anya.*"Sayang."Anya yang sedang bersantai didepan televisi pun menyambut kedatangan suaminya."Aku tidak boleh gegabah, aku harus mencari kebenaran terlebih dahulu," batin Anya."Mas sudah pulang, kok kelihatan bahagia banget mukanya?" tanya Anya. Lalu mencium punggung tangan suaminya dengan malas."Siapa coba yang tidak bahagia di sambut oleh istri yang sangat cantik ini." Heru mengecup kening dan memeluk Anya erat.Anya memutar bola matanya, mencari alasan agar bisa lepas dari pelukan laki-laki yang sudah ia anggap pembohong itu."Mas, bau acem, cepetan mandi gih.""Masa sih, bukannya selama ini kita selalu begini?""Mandi dulu mas, abis itu kita makan." Anya mendorong Heru ke kamarnya.Saat Heru masuk kedalam kamar mandi, Anya langsung memeriksa ponsel milik Heru, siapa tahu ia menemukan sedikit bukti. Anya tidak terlalu buru-buru, karena jika Heru mandi itu pasti lama."Sejak kapan ponsel mas Heru dikunci?" Anya bingung, memang selama ini ia tidak perna memeriksa ponsel suaminya.Anya sudah mencoba menebak berkali-kali, tetapi tetap saja ia tidak bisa membukanya. Ia terus mencoba memasukkan tangal lahir, tanggal pernikahan, tanggal jadian dan tetap tidak bisa."Argh!" Anya mulai kesal dan meletakkannya kemudian ponsel itu.Ting! Sebuah notifikasi masuk. Anya hanya dapat membaca sedikit.[Terimakasih sayang, rumahnya sangat mem....]Kade had his driver drive straight to Silver Blood city, he had already overstayed his welcome in the Dark Ring.It was very late when he made it back to the sprawling mansion he called home, the occupants of his city often referred to it as the castle.He hoped his great aunt was asleep or dead.For an old woman she was creepily energetic and she was always on his neck about getting mated.Like if she told him the same thing a thousand and one times, he would change his mind on the one thousandth and one try.He had no interest in getting a mate, he knew it was important to keep royalty in the bloodline and he didn't mind having a child.He planned to even but he was adamant on not getting a mate.If the evident cons of having one wasn't enough, all he had to do was remember his parents and it was more than enough to back out of the entire ordeal.He thought about Rome then, he couldn't say in simple words what he wanted from the mob boss.He kne
"Fuck." Rome cursed, collapsing back on his seat.Draken only tore his eyes away from Kade when the door was shut behind him, mellow red eyes glancing at Rome in concern."Don't fucking look at me like that." Rome bit out, unbuckling his chest holsters and dropping them on his desk.Draken didn't stop staring, he had already relayed orders that King Kade shouldn't be tailed.There was no need asking Rome that, it would only sour his mood further."You should call it a night." Draken said quietly, his voice rough and raspy."Take a fucking seat, looking up at you is making my neck hurt." Rome bitched.Draken took a seat, unbothered. "So
Kade had analyzed a lot of outcomes for this but enjoying it hadn't crossed his mind."Fair enough, as I said earlier, we don't attack each other, we don't team up with other cities to attack each other…" He started to list off, watching Rome relax slightly. "You report to me…"He casually dropped such a controversial sentence, calmly waiting for the explosion that he knew would come."What?" Rome shot to his feet, his eyes a blazing gold now, fangs lengthening."Fuck you and get the fuck out of my club." He jabbed a finger at Kade barely keeping his rage in check.Kade couldn't deny the way his blood heated up at Rome’s explosion, he wanted to see it again.
Kade bit back a curse when he stepped into mob boss Rome's office.There was that unique scent again and he was sure that it wasn't coming from the extremely aggressive bodyguards that had let him in reluctantly, or the towering werewolf that stood ominously.No, it was coming from the man seated authoritatively behind an imposing desk.Just great, he had managed to fuck things up without even trying.Rome hadn't looked up at him yet and he felt no inclination to move closer.It would be wishful thinking to hope that Rome didn't recognise him, actually, a large part of him wanted Rome to.
Rome forgot about the random Alpha that had approached him as soon as he walked away, or more like he forced himself not to think about him.He had far too much on his plate anyway.A lot of things didn’t add up, the Alpha hadn’t seemed threatening… he shook those thoughts out of his mind, taking out his phone to ring up Draken for updates.Almost like his second in command sensed his intent, his phone rang.“About fucking time.” He growled into the phone, clearing the dance floor and making his way past the bar. “Report.”“Uh boss, I’ve got some bad news.” Draken started hesitantly and Rome could feel the delicate control he had over his control slip a little
Kade swept into the club, his black trench coat swirling behind him.‘Ghost’ was packed tonight, like it always was but he wouldn’t know. He had never been here before, if anything he steered clear of the Dark Ring in general.The Dark Ring was a patchwork of a city, it didn’t actually have an authority in charge. Well, it somewhat did, considering that was the aim of his trip tonight.To pay a visit to the most powerful mob boss in the Dark Ring.Rome.It was a name that sent shivers down the backs of authorities and powerful figures, power threading the single syllable.He had left his shoulder length, silver blond hair down tonight, foregoing his crown as well.He wasn’t exactly undercover but he wasn’t planning on announcing his presence either.&
Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
Comments