Share

Ketahuan Belangnya

Penulis: Kasih Dgreen
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Satu jam kemudian. Aku dan Hendra akhirnya berpamitan untuk pulang ke rumah. Karena urusan kami telah selesai.

Untuk beberapa bulan kedepan, aku akan melakukan kerjasama dengan Pak Wijaya dan juga Adnan.

Sikap Adnan sama sekali tak menunjukkan dendam padaku. Malah seakan dia bersikap tidak terjadi apa-apa. Jujur saja, dalam hati aku malu sekali, karena sikapku yang dulu-dulu pada Adnan dan Nining.

****

Waktu sudah menjelang senja. Aku kini sudah sampai di rumah Mama.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam, udah pulang kamu, Man? Gimana hasilnya?" Mama langsung mencercaku.

"Alhamdulillah Pak Wijaya mau kerjasama, Mah."

"Syukurlah. Setelah ini kamu harus urus semua surat-surat perceraianmu dengan Lastri. Karena Mama sudah muak dengan anak itu. Kenapa dia sampai tega membohongi Mama dan menutupi jati dirinya sendiri?" Ujar Mama yang lagi-lagi membahas soal Lastri.

Ya, Mama memang sudah mengetahui semuanya tentang jati diri istriku itu. Dan seperti yang sudah kuduga, bahwa Mama akan menyur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bertahan dari Cacian Kakak Kandungku   Berhadapan Dengan Mama

    "I-iya Mah." "Kenapa? Kan Mama udah bilang sama kamu Arman, kalau menikah itu jangan sama orang miskin! Kamu bakalan kena susahnya. Sekarang lihat kan? Kamu jadi susah karena menikah dengan dia!" Hardik Mama, yang sudah terlihat kesal sekali dengan Lastri.Aku terdiam, bingung mau bicara apalagi. Karena aku sangat tau watak Mama seperti apa. Kalau sudah bicara, tak mau dibantah."Kenapa kalian cuma diam saja? Coba jawab, kenapa rumahmu sampai disita?" Mama mengulangi pertanyaannya lagi."A-aku punya hutang Mah. Jadi rumah beserta isinya yang diambil oleh rentenir tempat aku meminjam uang," Mama shock. Beliau hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja."Pilihan kamu cuma dua, Arman! Kamu tinggalin Lastri dan tinggal disini bersama Mama dan juga anak-anak. Atau jika kamu tetap nggak mau meninggalkan Lastri, kamu harus pergi dari rumah ini. Bawa juga anak-anakmu sekalian! Biar kalian tinggal di jalan sekalian! Mama nggak mau menanggung hidup kalian." Mataku sontak langsung melotot. Begit

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bertahan dari Cacian Kakak Kandungku   Niat Jahat Arman

    "Terimakasih banyak Bang. Kamu sudah membelaku di depan Mama, semoga kita bisa ngelewatin semua ini bersama-sama lagi ya?" Ucap Lastri, saat kami sedang duduk di teras belakang rumah.Dia berusaha menggapai tanganku. Dan mau tak mau aku pun membalas genggaman tangannya. Padahal aku sudah muak dengannya. Aku sudah ingin sekali hidup bersama Irna. Tapi, masih ada misi yang akan ku jalankan setelah ini. Jadi aku harus sabar."Iya Mah. Sama-sama. Oh iya, kemarin aku ke rumah Pak Wijaya. Dan aku benar-benar terkejut karena Adnan adalah anak kandung dari Pak Wijaya. Berarti adikmu itu sekarang sudah jadi orang kaya raya ya, Mah?" "Jadi kamu udah tau kalau sekarang Nining sudah menjadi orang kaya?" Aku langsung mengangguk yakin. Beda dengan sikap Lastri yang langsung terdiam."Aku memang akan bekerja-sama dengan Pak Wijaya, Mah. Dan Adnan yang memegang kendalinya. Karena Pak Wijaya sekarang sedang sakit. Aku juga bertemu dengan Nining, karena waktu itu dia yang mendorong kursi roda Pak Wijay

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bertahan dari Cacian Kakak Kandungku   Menemui Irna

    Hari ini, aku sengaja menyuruh Lastri untuk menemui Nining lagi. Walaupun awalnya Lastri menolak karena katanya dia gengsi untuk meminta bantuan pada Nining. Tapi karena terus-menerus kupaksa, akhirnya dia pun luluh.Niatku setelah mengantarkan Lastri, aku akan segera menemui Irna dan mengantarkannya untuk fitting baju pengantin."Bang, aku ragu deh mau menemui si Nining. Aku malu sama dia," ucap Lastri ragu. Karena kami berdua kini telah sampai di depan toko kue milik Nining. "Kenapa harus ragu sih? Dia kan adik kandung kamu? Santai ajalah! Dia juga pasti bakal membantu kamu kok. Udah jangan kebanyakan mikir, mending sana buruan temui Nining." Paksaku pada Lastri.Walau awalnya dia ragu. Tapi akhirnya dia mau melangkahkan kakinya untuk segera masuk ke dalam toko kue milik adik iparku itu.Setelah sosok Lastri menghilang dibalik pintu toko. Aku segera melajukan mobil, menjemput permaisuri hatiku. Yaitu Irna.****"Lama sekali sih, Mas? Darimana saja?" Sungut Irna, saat aku telah sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bertahan dari Cacian Kakak Kandungku   Niat Buruk Lastri

    Pov 3Arman dan Irna sudah sampai di toko kue milik Nining. Disana juga ada Lastri yang memang sudah sejak tadi berada disana.Keringat dingin telah membasahi seluruh tubuh Arman. Bukan karena takut ketahuan oleh Lastri, tapi karena perasaan malu dan canggung jika bertemu dengan Nining.Apa nanti kata Nining, jika sampai melihat Arman bersama dengan Irna. Apa mungkin dia akan berpikiran yang aneh-aneh? "Mas, ayo Mas! Lama banget sih!" Irna terus mendesak Arman untuk segera keluar dari dalam mobil, menarik-narik tangan Arman. "Nggak usah di toko kue ini deh. Mending kita ke toko kue lain aja, gimana?" Irna berdecak kesal."Kenapa sih? Ada Mbak Lastri ya? Huft!" Gumamnya, sambil bertolak pinggang."Iya, aku tadi nyuruh dia nunggu disini. Aku takut kalau dia sampai tau kamu ada disini. Tau sendiri kan, dia itu suka bawel dan nggak tau tempat. Jadi lebih baik kita pergi aja dari sini, cari toko kue yang lain." Ajak Arman pada calon istrinya ini.Sejenak Irna berfikir, dan mau tak mau ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bertahan dari Cacian Kakak Kandungku   Hati Nining Yang Baik

    "Terus Kakak semua sekeluarga baik kan?" Ucap Nining, setelah mereka mengurai pelukan. "Alhamdulillah aku sehat Ning. Oh iya, boleh nggak aku minta tolong sama kamu, Ning? Aku sebenarnya malu mau cerita sama kamu. Tapi karena cuma kamu saudaraku satu-satunya, maka dari itu terpaksa aku harus cerita sama kamu," Nining menyimak dengan seksama."Minta tolong apa Kak?" "Boleh nggak aku tinggal untuk sementara di rumah kamu? Rumahku sudah disita sama rentenir, Ning." Ucap Lastri lagi."Astaghfirullah! Disita, Kak?" Nining terkejut. Lastri semakin senang. Merasa kalau adiknya akan semakin kasihan padanya."Iya, makanya itu aku mau minta tolong sama kamu. Aku pengen numpang di rumah kamu, karena aku nggak mau tinggal di rumahnya Arman. Ibunya Bang Arman, ternyata seorang mertua yang galak. Cuma mau pas aku lagi seneng doang, saat aku susah seperti ini, dia malah memojokkan aku terus." Beber Lastri panjang lebar. Nining bingung akan permintaan kakaknya itu."Bang Arman bagaimana, Kak?" "Ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bertahan dari Cacian Kakak Kandungku   Bertemu Arman dan Irna

    Sesampainya di sebuah Mall. Lastri melangkahkan kakinya ke arah salon tempat biasa dia merawat diri dan juga merawat rambutnya. Saat dia sedang berjalan, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berjalan dengan terburu-buru, lalu laki-laki itupun akhirnya menabrak Lastri.Brruugghh! "Aduh!" Pekik Lastri. Si Laki-laki buru-buru membantu Lastri yang tadi sempat terjatuh, dan dia pun mengusap tangannya yang agak sedikit kotor."Ma-maaf. Saya nggak sengaja." Ucap lelaki tersebut."Duh! Gimana sih Mas? Kalau jalan itu pakai mata!" Sentak Lastri karena kesal. Sedangkan si lelaki itu malah tersenyum."Setau saya kalau jalan pakai kaki, Mbak. Jadi sekarang itu kalau jalan pakai mata ya? Baru tau saya, hehe," Lastri berdecak kesal."Udah salah bukannya minta maaf, malah ngeles. Huft!" Seloroh Lastri."Ya udah, iya. Maafin saya ya? Saya nggak sengaja, karena tadi memang sedang buru-buru, karena mau bertemu dengan client. Saya permisi dulu ya? Nanti kita ketemu lagi. Ini kartu nama saya, setelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bertahan dari Cacian Kakak Kandungku   Teganya Arman

    Arman dan Lastri akhirnya pergi dari Mall tersebut. Arman terpaksa meninggalkan Irna sendirian disana. Karena dia ingin segera menyelesaikan masalahnya dengan Lastri."Please, Mah! Kamu jangan cari masalah sama Irna! Aku itu sengaja ngedeketin Irna, demi rumah tangga kita. Memangnya kamu mau kalau kita hidup miskin? Nggak kan?" Cecar Arman pada Lastri. Saat mereka berdua sudah sampai di dekat taman tak jauh dari rumah Arman."Aku nggak bisa, Bang! Aku nggak bisa diduain kaya gini. Sekarang aku pengen kamu putusin Irna, dan tetap sama aku! Aku nggak mau tau," Arman berdecak kesal. Malas sebenarnya dia harus berpura-pura terus di depan Lastri. "Terus mau kamu apa? Putusin Irna? Mimpi kamu, Las! Aku lebih baik kehilangan kamu, daripada berlian seperti Irna. Dia keturunan orang kaya dan dia juga bisa menjamin hidup aku kedepannya." Lastri langsung melongo, saat mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Arman."Apa?! Kamu tega, Bang! Kamu seenaknya bicara seperti itu, tanpa mikirin perasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bertahan dari Cacian Kakak Kandungku   Lastri Berulah Lagi

    Kini Lastri terdiam mematung di depan toko kue milik Nining. Dia berdiri sambil membawa tas di tangannya. Waktu pun sudah menjelang malam.Tepat hari ini, dia diusir oleh Arman dan juga Mamanya. Hati Lastri sangat sakit sekali, karena perlakuan Arman yang sangat-sangat tak berperikemanusiaan.Dengan ragu dia melangkahkan kakinya ke dalam toko kue milik Nining. Ada rasa malu dan juga ada rasa yang benar-benar tak bisa dilukiskan oleh Lastri saat ini.Dia benar-benar telah merasa menjadi manusia yang terhina dan juga bodoh. Karena dengan seenaknya di dibuang oleh Arman, dan tak layak seperti sampah."Permisi, Mbak. Ada Niningnya?" Tanya Lastri pada si penjaga toko."Bu Niningnya sudah pulang, Mbak." Lastri terdiam sejenak. Bingung harus melakukan apa."Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" Tegur si penjaga toko lagi."Boleh saya minta alamat rumah Bu Nining, Mbak? Saya kakaknya Bu Nining," ucap Lastri."Sebentar, saya telepon Bu Nining dulu ya, Mbak? Karena saya nggak berani kalau ngasih ala

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Bertahan dari Cacian Kakak Kandungku   Bab 56

    Dengan tergesa-gesa Lastri berlari, membuat para karyawan yang berada di toko kue tercengang dengan tingkahnya.Nining dan yang lainnya ikut beranjak keluar, dia ingin mencegah Lastri yang kemungkinan akan kabur.Ccciiiiitttt!!! Bbbrrraaakkk!!! Terdengar suara hantaman mobil yang sepertinya sedang menabrak sesuatu.Seketika keadaan di depan tak jauh dari toko Nining mendadak ramai oleh orang-orang karena ada seseorang yang tertabrak mobil tadi.Karena Nining dan yang lainnya penasaran siapa yang tertabrak, akhirnya mereka semua juga ikut melihat orang tersebut.Jauh di dalam hati Nining berdoa, semoga saja itu bukan kakaknya. Karena tadi Lastri juga berlari ke arah yang sama."Permisi, permisi." Nining berusaha membelah kerumunan yang semakin lama semakin ramai oleh orang-orang yang ingin tahu dengan kejadian tersebut.Setelah sampai di dekat orang yang tertabrak tadi, betapa terkejutnya Nining kalau yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut adalah kakak kandungnya sendiri yaitu L

  • Bertahan dari Cacian Kakak Kandungku   Bab 55

    Suasana di dalam ruangan Nining semakin memanas. Karena Lastri tak kunjung mau menceritakan kejadian yang sebenarnya tentang perbuatannya pada Ayahnya di masa silam."Aku udah nggak mau bertele-tele lagi, Kak. Kalau kakak nggak mau menjelaskan semuanya, yasudah lebih baik kita sekarang ke kantor polisi saja. Aku sudah muak dengan sikap kakak yang tak pernah mau berubah untuk menjadi lebih baik lagi. Padahal aku selalu saja memberikan kakak kesempatan untuk merubah sikap kakak. Tapi apa? Kakak selalu saja seperti itu, dan sekarang kakak malah merasa aku yang menyakiti kakak? Apa ini yang dinamakan saudara, Kak? Jawab kak?!" Ucap Nining dengan lantang, membuat Lastri diam tak bergeming dan juga semua yang ada di ruangan juga ikut terdiam. Suasana hening seketika, hanya terdengar isakan tangis dari suara Nining.Nining semakin sesenggukan, dan Lila berusaha menenangkan Nining yang masih menangis."A-aku min-minta maaf, Ning! Hiks-hiks, aku memang banyak salah sama kamu. Aku memang nggak

  • Bertahan dari Cacian Kakak Kandungku   54

    Dia benar-benar merasakan perih di hatinya. Tak menyangka kalau kakak kandungnya sendiri akan tega menghabisi ayahnya, hanya demi sebuah materi yaitu harta."NINING! TEGA KAMU SAMA AKU! MEMPERMALUKAN AKU DISINI, DI DEPAN BANYAK ORANG RAMAI!" hardik Lastri yang penuh dengan emosi. Sorot matanya menatap tajam ke arah Nining."Stop! Kak Lastri! Kamu sudah keterlaluan pada istri saya, dan sekarang kamu tinggal jelaskan saja semuanya disini dengan sedetail-detailnya, atau nggak …." Timpal Adnan yang sudah terlalu geram dengan sikap Lastri."Apa Adnan? Kamu mau mengancam saya iya?! Nining, aku tau aku salah, tapi nggak seharusnya kamu seperti ini sama saya! Saya ini kakak kandungmu, Ning?" Jawab Lastri dengan nada bergetar, karena memang seluruh tubuhnya sudah berkeringat dingin karena dirinya mengalami kepanikan yang luar biasa. Seluruh orang yang ada di ruangan sudah merasa geram dengan sikap Lastri yang malah seolah-olah mengulur waktu, bukan malah menjelaskan semuanya."Aku nggak menga

  • Bertahan dari Cacian Kakak Kandungku   Bab 53

    "Ning, Nining! Sebenarnya aku disini itu ngapain? Aku tuh bete! Dicuekin gini sama kamu," gumam Lastri pada Nining."Udah kakak sabar aja ya? Kita disini mau membahas hal penting yang sudah lama pengen aku bahas. Makanya sekarang kakak duduk tenang aja dan simak semua pembicaraan mereka semua." Jawab Nining dengan lugas, dan berhasil membuat Lastri terdiam.Di dalam benak Lastri sebenarnya dia sangat bingung dengan semua ini. Ingin rasanya dia pergi dari tempat ini, karena perasaannya juga semakin tak enak saja. Tapi apalah daya, dia memang tak memegang uang sama sekali."Oke, kita mulai saja pembicaraan hari ini. Assalamualaikum semuanya, semoga kalian semua hari ini dirahmati oleh Allah dan semoga sehat selalu, Amiin. Saya disini sebagai pemilik toko kue NN, mau memberitahukan kalau hari ini kita semua kedatangan tamu yaitu kakak kandung saya yang bernama Lastri." Lastri langsung tersenyum sumringah saat Nining berkata seperti itu di depan semua orang yang dikenalnya. Apalagi saat d

  • Bertahan dari Cacian Kakak Kandungku   Bab 52

    "Ada apa ini, Kak Lastri?" Ujar Nining datar. "Ni-ni-Nining!" Mata Lastri hampir saja melompat keluar karena terkejut dengan kedatangan Nining yang tiba-tiba. "Kenapa Kak? Kok kakak terkejut begitu?" Nining bertanya kembali."Ng-nggak kok. Aku cuma bingung aja, kok kamu bisa balik lagi? Ada apa memangnya? Apa ada yang ketinggalan?" bukannya menjawab, Nining malah mencebikkan bibirnya."Daripada banyak tanya, lebih baik kakak beres-beres, karena kita akan segera pergi mencari tempat untuk kakak tinggal sementara. Atau …." Lastri memperhatikan Nining dengan serius."Atau apa?" Hati Lastri berdegup lebih kencang."Atau kakak mau tinggal di hotel prodeo? Karena kakak sudah menghabisi ayah, iya?" Sontak saja mata Lastri terbelalak karena dia sangat tak menyangka kalau Nining akan berkata seperti itu padanya."A-apa maksud kamu, Ning? Kenapa kamu tega menuduh kakak seperti itu?" Tanya Lastri seolah tak melakukan kesalahan apapun. "Ah, sudahlah kak, jangan banyak tanya! Waktuku sangat ber

  • Bertahan dari Cacian Kakak Kandungku   Bab 51

    Nining berusaha bersikap sabar, menghadapi sikap kakaknya yang seperti parasit.Karena Lastri belum mau pergi dari rumah Nining. Dan dia juga seperti orang yang tak tau diri, akhirnya Nining memutuskan kalau Adnan saja nanti yang berbicara pada Lastri. Saat pulang kerja nanti."Kak, ayo ikut ke toko kue. Aku mau ke toko dulu." Ajak Nining, saat sampai di kamar Lastri. "Aku di rumah aja deh, aku capek. Lagi males kemana-mana." Sahutnya, yang masih sibuk dengan ponselnya."Ya udah, aku berangkat dulu ya?" Ucap Nining lagi."Hhhmm." Gumamnya malas. Lastri benar-benar wanita yang tak tahu diri. Sudah diberikan tumpangan oleh adiknya, tapi dia malah bersikap seperti itu. Ternyata dia benar-benar tak tulus meminta maaf pada Nining. ****Nining sudah dalam perjalanan menuju ke toko kuenya. Dia jug hari ini membuat janji dengan Lila. Karena Nining ingin menceritakan semuanya pada Lila, sekalian meminta solusi.Tapi tiba-tiba Nining tersadar kalau dompetnya beserta surat-surat penting ada ya

  • Bertahan dari Cacian Kakak Kandungku   Bab 50

    Nining refleks langsung menangis. Karena dia memang benar-benar shock dengan sikap Adnan yang tiba-tiba berubah. Tak biasanya Adnan bersikap seperti itu. Biasanya Adnan selalu bersikap lemah-lembut pada Nining dan juga anak-anak. Tapi hari ini Adnan sangat beda sikapnya.Adnan memang sengaja bersikap seperti itu, agar Lastri tak terlalu curiga padanya. Karena Adnan memang benar-benar kesal saat melihat Lastri berpenampilan seperti tadi. Seperti orang yang sengaja atau memancing Adnan."Maafin aku kalau kata-kataku kasar. Tapi aku cuma pengen kalau kamu jangan terlalu bodoh. Baik boleh, tapi jangan sampai bodoh. Sekarang roda memang berputar, dan kita sedang diatas. Tapi perlakukan orang yang memang benar-benar pantas kamu perlakukan dengan baik." Ucap Adnan lagi, pada istrinya itu. Lalu dia pun segera pergi menuju ke kamarnya. Karena hari pun semakin larut.****Pagi-pagi sekali Nining sudah terbangun. Padahal semalaman dia tak dapat memejamkan matanya. Dia benar-benar menghabiskan wak

  • Bertahan dari Cacian Kakak Kandungku   Bab 49

    Adnan sangat terkejut saat melihat ada Lastri di rumahnya. Dia juga memakai pakaian yang tak pantas. "Kak Lastri? Kok ada disini?" Tanya Adnan. Berusaha memasang wajah setenang mungkin, dan berusaha bersabar agar tak murka pada Lastri."I-iya. Aku numpang bermalam disini, Nan." Jawabnya salah tingkah. Karena ekspresi Adnan malah di luar ekspektasinya.Lastri membayangkan kalau Adnan bakal tergoda padanya, karena telah memakai baju seperti itu. Tapi, nyatanya Adnan malah tak terlalu menanggapi keadaan Lastri."Terus kenapa Kakak memakai baju seperti ini? Nggak pantas ya rasanya. Apalagi status kakak sedang menumpang di rumah orang." Ucapan Adnan cukup menohok ke dalam hati Lastri. Dia tak menyangka kalau Adnan bakal berbicara seperti itu.Lastri terdiam sejenak. Dia menunduk, tak menjawab pernyataan yang Adnan lontarkan."Ning! NINING!! bangun Ning!" Adnan kini berteriak-teriak, murka. Hatinya memang sudah sangat panas karena ulah Lastri yang cukup membuatnya menjadi ilfeel. Apalagi Ni

  • Bertahan dari Cacian Kakak Kandungku   Lastri Berulah Lagi

    Kini Lastri terdiam mematung di depan toko kue milik Nining. Dia berdiri sambil membawa tas di tangannya. Waktu pun sudah menjelang malam.Tepat hari ini, dia diusir oleh Arman dan juga Mamanya. Hati Lastri sangat sakit sekali, karena perlakuan Arman yang sangat-sangat tak berperikemanusiaan.Dengan ragu dia melangkahkan kakinya ke dalam toko kue milik Nining. Ada rasa malu dan juga ada rasa yang benar-benar tak bisa dilukiskan oleh Lastri saat ini.Dia benar-benar telah merasa menjadi manusia yang terhina dan juga bodoh. Karena dengan seenaknya di dibuang oleh Arman, dan tak layak seperti sampah."Permisi, Mbak. Ada Niningnya?" Tanya Lastri pada si penjaga toko."Bu Niningnya sudah pulang, Mbak." Lastri terdiam sejenak. Bingung harus melakukan apa."Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" Tegur si penjaga toko lagi."Boleh saya minta alamat rumah Bu Nining, Mbak? Saya kakaknya Bu Nining," ucap Lastri."Sebentar, saya telepon Bu Nining dulu ya, Mbak? Karena saya nggak berani kalau ngasih ala

DMCA.com Protection Status