“Apa ini, kampungan sekali,” ejek salah seorang teman tongkrongan Karel ketika mereka menghabiskan waktu weekend bersama.
“Ck, jangan pegang-pegang! Gelang ini mahal asal kalian tahu.”
“Astaga, gelang semacam itu di emperan pantai juga banyak, Rel. Mahal dari mananya?”
“Iya benar, seleramu semakin aneh saja, Rel. Oh ya, kau ingat Rossy, kan?”
“Rossy mana?”
Seharusnya mereka tidak menanyakan nama seorang gadis pada Karel, percuma, laki-laki itu tidak akan bisa menjawab saking banyaknya nama perempuan yang pernah dia kencani.
&nb
Seseorang pernah berkata bahwa kedengkian saudara lebih mengerikan daripada kebencian orang lain. Renata dan Hena masih sangat dendam pada Angel karena dulu gadis itu teramat sering merendahkan dan mempermalukan mereka. Bisa dibilang Hena dan Renata adalah orang yang paling bahagia ketika ayah Angel tersangkut kasus korupsi dan membuat sepupu sombongnya jatuh miskin. Itu adalah harapan mereka sejak lama, keduanya selalu berdoa agar Angel segera mendapat karma dan doa itu akhirnya terwujud.Renata seperti berada di atas awang, berhasil menyulut emosi Angel memang misi terbesarnya untuk saat ini. Ia tahu sepupunya itu memiliki penyakit yang tidak biasa, kelainan itu dialami Angel sejak ia kecil. Bersumber dari trauma masa lalu yang Angel alami akibat perlakuan tidak baik sang ibu kepadanya. Renata dan Hena semula tidak mengetahui fakta mengejutkan ini, mereka baru menyadarinya usai menemukan catatan medis yang mereka temukan di kamar lama Angel. Berdasarkan catatan itu dijelask
[EVIL QUEEN BERULAH LAGI!][ANGEL LEE MENYIKSA SAUDARA SEPUPUNYA HINGGA DILARIKAN KE RUMAH SAKIT][KEJAM! INTIP KRONOLOGI PENYERANGAN YANG DILAKUKAN ANGEL LEE][RENCANA PEMBUNUHAN DI KAMPUS NETHERN] “Sampah!” umpat Karel ketika membaca headline berita yang muncul di berbagai artikel beberapa jam setelah kejadian yang menimpa Angel dan Renata di toilet. “Orang-orang punya masalah apa dengan Angel sebenarnya? Kenapa mereka hobi melebih-lebihkan berita seperti ini? Sebulan lalu pas Angel diracun kenapa media diam saja? beritanya tidak seramai ini? ke mana semua jurnalis, mereka menutup mata dan telinga ketika Angel menjadi korban dan keluar koar-koar ketika ia menjadi tersangka. Dasar manusia otak dungu!&rdquo
Jauh sebelum gadis itu dan Jaydan pacaran, Alessa juga kerap memergoki Angel mengonsumsi obat yang cukup banyak dalam sekali teguk. Ia tidak berani menanyakan perihal itu secara langsung dan membiarkan rasa penasarannya tenggelam dengan sendirinya. Menurut Angel, sebagai sahabat dia harus memiliki batasan yang tidak boleh dilangkahi. Ketika sahabatnya tidak mau bercerita maka dia tidak akan memaksa sekali pun Alessa sangat ingin tahu.“Aneh bagaimana?” Alessa ingin tahu pendapat Karel tentang kepribadian Angel.“Aku sudah pernah membahas ini dengan Jaydan sejak lama, aku merasa Angel seperti sedang sakit. Kau tahu, emosinya begitu cepat berubah, sikapnya juga seperti mencerminkan dua kepribadian yang berbeda. Di satu waktu dia bisa begitu kejam dan angkuh dan di lain waktu yang terlihat sangat ramah, perhatian, dan bahkan lucu. Apa dia mengidap kepribadian ganda?” tebak Karel asal.“Apa tanggapan Jaydan tentang itu?”&l
“Nona kami mohon kerja samanya agar pemeriksaan ini bisa segera berakhir. Sudah satu jam Anda hanya diam dan mengabaikan semua pertanyaan kami. Jika Anda terus bersikap apatis dan tidak kooperatif maka kami terpaksa menetapkan bahwa Anda resmi bersalah dan kami akan menahan Anda.”Ibu.Tiba-tiba sosok yang sudah menghilang lama dari ingatan Angel kembali membawa kenangan buruk padanya. Tangannya gemetar meresapi sisa-sisa kecemasan yang sebelumnya menumbangkan tubuh Angel sampai bersimpuh di toilet. Kakinya lemas dan terasa perih padahal tidak ada sedikit pun luka yang tertoreh di sana. Polisi sangat kepayahan dalam menangani Angel, mereka belum bisa memasukkan Angel ke sel karena bukti penangkapannya belum cukup kuat. Hanya sekadar pengakuan dari saksi tidak bisa menjebloskan Angel ke dalam jeruji besi begitu saja.“Nona Angel Lee!” bentak polisi itu usai seluruh kesabarannya terkuras.“Anda tidak boleh membentaknya
“Kakak janji akan membantumu, Angel, bertahanlah sebentar lagi.”“Iya, Kak, terima kasih. Maaf merepotkan Kakak.”“Sama sekali tidak, kakak sungguh bersemangat menangani kasus ini. Kamu tidak perlu khawatir, pokoknya kakak akan memastikan kamu bisa menghadiri sidang terakhir kasus yang melibatkan ayahmu. Kamu akan menyaksikan sendiri kemenangan mendiang ayahmu dan detik-detik di mana namanya akan kembali bersih.”Jeya membawa Angel ke pelukannya, meski terbilang baru mengenal Angel namun Jeya sudah jatuh hati pada gadis dingin itu. Di balik sikap pendiam dan cueknya, Angel menyimpan daya tarik yang bisa membuat Jeya nyaman lama-lama di dekatnya apalagi ketika mengobrol mereka sangat nyambung. Katakanlah Jeya memiliki intimasi yang erat dengan calon adik iparnya ini, sehingga ia sangat sedih melihat kondisi Angel sekarang. Dia sangat lemas, pucat, dan tidak bergairah. Seperti orang yang baru saja ditinggalkan orang terkasihnya
“Karel ... sudah lama menunggu?”Hena melambaikan tangan penuh semangat, ia keluar dari rumah sakit dan menghampiri Karel yang sedang berdiri sambil bersandar pada mobil mewahnya. Karel melepas kacamatanya dan memamerkan senyum lebar pada gadis itu. Hena sangat bahagia karena setelah sekian lama akhirnya Karel kembali mengajaknya bertemu, bahkan kali ini Karel sendiri yang mengirimi Hena pesan lebih dulu.“Halo cantik, tidak kok, aku baru tiba. Mungkin sekitar 5 menit lalu.”Hena langsung menggandeng tangan Karel dan menyandarkan kepalanya di pundak lelaki itu. Kapan lagi bisa diperlakukan sedemikian manis oleh Karel?“Hari ini kita mau ke mana?”“Masuk saja dulu, aku akan mengajakmu ke tempat istimewa.”
Karel memasang senyum manis tapi mengucap sumpah serapah dalam hatinya.“Bukan begitu, aku hanya takut mengganggumu saja.”“Tidak ganggu, kok, kamu tenang saja. Lagi pula Renata juga sudah baik-baik saja, hari itu dia hanya terbentur ke tembok dan pingsan, memang keluar darah sih tapi tidak parah kok.”“Oh, minum dulu Hen, kau pasti haus.”Hena menuruti perintah Karel, lelaki itu mengembangkan senyum karena bahagia akhirnya cairan khusus yang dipesannya sudah masuk ke dalam tubuh Hena. Cairan itu akan membuat Hena sedikit linglung dan pada akhirnya hanya mampu mengungkapkan kejujuran saja.“Aku baca di berita kakakmu gegar otak.”Hena terbahak mendengarnya, lepas sekali tawa gadis itu seperti tidak ada beban dan menganggap bahwa perkataan Karel sebagai lelucon.“Semua itu hanya berita bohong, Rel, aku sengaja membayar orang untuk meramaikan kasus itu agar semua orang semakin memben
Setelah mendapat rekaman audio yang dikirimkan Karel sebagai bukti Angel tidak bersalah, Jeya dan Jaydan langsung bertandang ke kantor polisi. Mereka menyerahkan bukti-bukti yang didapatkan dan mengurus administrasi yang harus Jeya tanda tangani selaku kuasa hukum tersangka.Polisi berencana melakukan penyelidikan lebih lanjut pada Hena dan Renata setelah kondisi Renata memungkinkan. Angel dibebaskan dengan beberapa syarat, ia tetapkan sebagai tahanan kota sampai kasus ini benar-benar clear. Untuk sementara Jeya merasa lega karena Angel tidak harus mendiami sel sempit itu lagi. Kakak beradik keluarga Kim itu membawa Angel keluar dari kantor polisi.Mereka berniat mengajaknya pulang ke rumah tapi Angel meminta untuk diantarkan ke rumah sakit tempat Renata dirawat. Jaydan manut saja, menurutnya Angel juga perlu ke rumah sakit, dia terlihat tidak sehat. Setibanya di rumah sakit, Angel langsung disambut oleh pamannya yang katanya juga baru datang setelah per
Semuanya masih terasa seperti mimpi bagi Angel. Ujian hidupnya sungguh berat dan dia takjub pada dirinya sendiri karena bisa kuat dan bertahan sampai detik ini. Detik di mana ia bisa mengulang semua adegan demi adegan kehidupannya yang tak menyenangkan hanya dalam ingatan dan kenangan. Mendapat penolakan Jaydan di awal cerita, kehilangan sang ayah, dibenci semesta, berseteru dengan sahabat dan keluarga, bahkan sampai mendapat teror pembunuhan oleh dua orang gila yang dibutakan obsesi dan dendam kesumat.Ujian-ujian itu sungguh berat ketika dijalani namun ketika Angel berhasil melewatinya hanya tersisa perasaan lega terlepas dari hasilnya yang baik atau sebaliknya Angel tidak peduli. Dari semua kejadian yang menimpanya, Angel belajar banyak hal baru. Tentang rasa saling menghargai, pentingnya mempercayai seseorang, persahabatan yang tulus, pentingnya dukungan keluarga. Hal-hal sederhana yang tanpa sadar mampu menjadi penangkal berbagai masalah buruk dalam hidup.Memang
Tubuh Angel menghantam lemari sampai bergetar. Punggungnya terluka terkena pecahan kaca. Gerry terus melakukan serangan bahkan ketika Angel sudah tak berdaya karena lemas. Darah keluar sari telapak tangannya yang tersayat pecahan kaca.“Mati kau Angel Lee!” teriak Gerry siap menginjak bagian dada Angel.Sayang, sebelum aksinya berhasil sebuah tendangan mendarat di punggungnya dan Gerry pun tersungkur. Jaydan pelakunya, dia datang di momen yang tepat.“Angel,” cicit Jaydan khawatir, ia membantu kekasihnya untuk berdiri.Sementara Karel langsung melepaskan jaketnya dan menutupi bagian atas Alessa yang compang-camping. Amarah Karel mendidih, dia ingin melenyapkan Gerry dengan segera namun sekarang yang terpenting adalah Alessa. Lelaki itu ingin memberikan ketenangan dan kenyamanan untuk sang kekasih.“Kamu tunggu di sini,” kata Jaydan lagi setelah menyisihkan Angel ke tempat yang aman.Tatapan nyalang tak ter
Di tangan Naina ada sebuah boneka beruang yang cukup lucu. Ia mendekati Angel seraya memamerkan senyum mengerikan ala psikopat yang ada di film-film thriler. Tangan satunya lagi memegang belati yang masih berlumuran darah Moca. Darah Angel mendidih detik itu juga, ia ingin berontak tapi waswas Naina menyerangnya dengan benda tajam itu."Kak Angel, kau mau tahu tidak bagaimana caraku menganiaya kucing kesayanganmu?" tanya Naina dengan suara dibuat seramah mungkin."Pertama, aku tangkap dia seperti ini," katanya sambil mencekik leher boneka beruang."Lalu dia mengeong kesakitan, aku yakin kau pasti menangis guling-guling kalau melihatnya. Setelah itu, aku sayat lehernya begini!"Sret!Suara robekan terdengar begitu nyata, Angel membayangkan boneka itu adalah Moca. Napasnya tiba-tiba sesak, dia tidak sanggup mendengar kelanjutan cerita Naina."Setelah itu aku tusuk bagian perutnya sampai seluruh jeroannya keluar seperti ini."Naina mengh
Tangan kanan Gerry menangkup pipi Angel sekuat mungkin, “Tidak usah berlaga bodoh, Angel Lee. Aku muak melihatnya! Ayo jawab, di mana kau melihat Antonio mati, hm?”“Apa urusanmu? Kenapa kau ingin tahu hal itu?”“Aku? Aku bukan siapa-siapa, hanya seorang anak malang yang harus kehilangan ayah terkasihnya karena monster kejam seperti ibumu. Antonio itu ayahku, Angel Lee, dan ibumu merenggut nyawanya dengan sadis tepat di depan matamu. Kau ingat sekarang, hah?!”Gerry mendorong kepala Angel sampai membentur lantai, Alessa memekik—ingin membantunya tapi tak bisa karena kedua tangannya terikat. Alhasil Alessa hanya bisa menangis sambil memohon ampun pada Gerry.“Kau dan ibumu sama-sama perempuan monster, Angel Lee! Kenapa kau masih hidup, hah? Akan lebih baik jika orang-orang seperti keluargamu mati cepat dan berkumpul di neraka! Tebus semua dosa kalian selamanya!”Angel menangis, dia ingat kejadian
Penculikan ini terjadi beberapa saat lalu, tepatnya saat senja menghilang dan langit menggelap. Angel dan keluarga Alessa tengah bersiap menutup kedai. Para pengawal pun terlihat masih setia menanti nonanya di depan sana. Tepat pukul delapan persiapan untuk pulang sudah selesai. Ibu dan adik Alessa naik ke mobil lebih dulu sedangkan Alessa dan Angel keluar terakhir karena harus mengunci kedai terlebih dahulu.Tersisa dua pengawal yang masih menunggu Angel, tiba-tiba gerombolan pria berpakaian hitam berdatangan. Jumlahnya cukup banyak, mungkin ada sepuluh sampai lima belas orang. mereka memukuli pengawal Angel dan langsung menyeret Angel dan Alessa ke mobil. Pengawal yang sebelumnya sudah masuk mobil mencoba melawan namun mereka kalah jumlah dari kumpulan gangster itu.Sepanjang perjalanan Angel dan Alessa berontak, mereka baru diam ketika sang penculik membius keduanya sampai tak sadarkan diri. begitu membuka mata Angel sudah berada di sebuah bangunan yang membawa memo
“Di mana Angel?” tanya Jaydan berusaha mengatur napas dan amarahnya, dia tidak ingin terlihat terpancing oleh Naina.“Dia ada di depanku bersama si cupu, temannya yang sangat loyal. Kakak ingin mendengar suara mereka?”“Argh, sakit ...,” ringis Alessa, Karel yakin itu suara kekasihnya.Dia mendekat pada Jaydan—langsung memaki tindakan Naina.“Berengsek! Kau apakan kekasihku, hah?!”Karel lebih emosional dibanding Jaydan, hatinya sakit mendengar jerit kesakitan Alessa di sana.“Aw, rupanya kau sudah jadi kekasih si Cupu, kak Karel. Aku tidak melukainya kok, kau tenang saja. kami hanya sedikit bermain-main. Di depanku sekarang sudah ada tali tambang, bensin, dan pisau tajam yang kugunakan untuk mencabik tubuh kucing kesayangan Angel. Kira-kira kau dan kak Jaydan ingin kami memainkan benda yang mana?”“Sekali kau sentuh Alessa, kau akan mati di tang
Karel tidak mengerti mengapa Jaydan mengajaknya pergi ke kampus malam-malam di saat suasana dan aktivitas penghuninya mulai berkurang. Jelas saja, ini malam hari dan sedang dalam masa libur semester juga. Sudah pasti suasana malamnya tidak akan seramai malam-malam masa sebelum liburan. Karena penjaga sekolah sudah sangat dekat dengan Jaydan, ditambah ayah lelaki itu adalah rektor di sana jadi penjaga pun mengizinkan Jaydan dan Karel untuk mengakses sekretariat BEM dengan mudah. Jaydan memeriksa loker anggota yang tidak dikunci dan laci-laci di lemari tempat menyimpan berkas.“Sebenarnya apa yang kau cari, Jay? Katakan padaku agar aku bisa membantumu. Kalau begini kan aku bingung harus mencari apa.”“Buku catatan milik Gerry, aku ingat pernah melihatnya di ruangan ini,” jawab Jaydan sambil terus mencari tanpa henti.“Buku catatan Gerry? Kenapa kau mencarinya?”Jaydan menjeda aksinya sejenak, Karel ini memang tipika
Angel menghubungi beberapa pengacara keluarganya untuk mengurus kasus teror yang kemarin dia dapat. Laporan terhadap pihak kepolisian pun sudah dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan. Ditakutkan ada serangan lain yang Angel dapatkan, alhasil kini kediaman Angel benar-benar dilindungi oleh beberapa petugas polisi dan ada pengawal pribadi juga yang dia sewa.Gadis itu akan memastikan keselamatan dirinya dan keluarga Alessa terjamin selama mereka tinggal bersama di kediaman mendiang Adam Lee. Cukup hanya Moca saja yang menjadi korban, Angel tidak ingin kehilangan sesuatu atau sosok yang dia sayangi lagi. Dia bersumpah tidak akan memaafkan manusia biadab itu siapa pun pelakunya.“Bagaimana Al, kamu sudah menemukan tanda-tanda orang mencurigakan yang terekam kamera cctv?” tanya Angel, ia dan Alessa sedang sibuk memeriksa hasil rekaman cctv dan black box mobil yang terparkir di sekitar kediamannya ketika kejadian pembantaian terhadap Moca terjadi.Sejauh ini
Di sebuah ruangan gelap dan lembap seseorang tengah tersenyum puas mengingat hasil kerjanya yang pasti berhasil membuat geger di rumah Angel. Orang itu duduk di sebuah sofa sambil menyelonjorkan kakinya ke atas meja. Semua rencana yang dia atur benar-benar berjalan dengan baik. Tidak ada satu pun yang mencurigai dirinya sebagai pelaku kejahatan terhadap Angel. Berbulan-bulan dia membuat hidup Angel menderita dan rasanya itu belum cukup. Orang itu tidak akan berhenti sebelum Angel benar-benar mati seperti orang yang dia sayang dulu. Kalau bukan karena ibu gadis iblis itu, mungkin dia tidak akan kehilangan ayah tercintanya.Clek!Suara pintu yang terbuka terdengar begitu nyaring di ruangan kedap suara itu. Gadis berhoodie hitam masuk sambil melepas topi dan maskernya. Dua barang itu dilempar tepat ke tong sampah yang ada di sudut ruangan. Dia duduk di samping sang lelaki setelah saling