Setelah menyelesaikan administrasi kepulangan Sally, Farrel membawanya pulang.Ketika dia mendengar bahwa Farrel telah meninggalkan kantor dengan terburu-buru kemarin, Zara telah berjaga di dekat pintu rumah Jahn sejak saat itu.Dia berpikir bahwa sesuatu telah terjadi pada Xander, tetapi Xander kembali ke rumah tepat waktu tadi malam.Saat dia melihat orang dalam pelukan Farrel, semuanya menjadi jelas.Apapun alasannya, Sally lah yang selalu memenuhi isi hati Farrel.Zara melihat kekhawatiran dan penderitaan di mata Farrel.Kecemburuan dan kebencian yang tak dapat dia elak muncul di hatinya. Meskipun bertahun-tahun, dia masih kalah dari wanita ini.Sally tidur mengantuk selama setengah hari. Suara samar di telinganya dan rasa lembap di lehernya membangunkannya.Dia membuka matanya, berkedip saat dia melihat sekeliling.Farrel sedang meremas handuk basah. Air menetes ke dalam baskom, membuat riak halus.Melihat Sally membuka matanya, dia tersenyum dan meletakkan handuknya ke
Berpikir bahwa dia masih sangat lemah, Farrel menyarankan, “Apa kau bisa melakukannya sendiri? Atau haruskah aku meminta seorang pelayan untuk datang dan membantumu?”Sally dengan cepat menggelengkan kepalanya ketika dia mendengarnya mengatakan ini. "Tidak perlu."Farrel mengangguk dan tidak melanjutkan masalah ini.“Aku akan di luar. Panggil saja jika kau butuh sesuatu.”Dia menyerahkan pakaian yang dia beli, lalu berbalik dan pergi. Setelah menutup pintu kamar mandi, Sally mandi cepat.Merasa tubuhnya tidak lengket lagi, dia merasa jauh lebih baik.Ketika dia membuka tas pakaian, dia menemukan bahwa Farrel bahkan telah menyiapkan pakaian dalam untuknya.Dengan mukanya yang tersipu, dia memakainya dan menyadari bahwa pakaian dalam itu ternyata pas di badannya. Bagaimana Farrel bisa tahu ukurannya?Apakah pria ini…Sudah lah, uap panas menyebabkan wajahnya memerah, kini ditambah lagi dengan hal ini. Alhasil wajahnya sudah seperti orang mabuk.Selama beberapa hari berikut
Bagaimanapun, sebelum dia bisa menyentuh Tina, Xander tiba-tiba berteriak dari belakang."Berhenti di sana! Kau tidak boleh menyentuh adikku!”Menoleh ke arah Xander, Zara melihat bocah kecil itu sedang memegang botol air, dengan cepat berlari ke arahnya.Dia berdiri di depan gadis kecil itu dan memelototinya dengan waspada."Apa yang sedang kau coba lakukan?"Tatapan yang menantang Zara membuat situasinya menjadi canggung. Dia tidak menyangka Xander akan melawannya seperti ini.Zara dengan kaku berkata, “Bibi tidak berusaha melakukan apa pun. Bibi hanya ingin bermain dengannya.”“Kita tidak memerlukanmu. Aku yang akan menemani adikku. Kau turun ke bawah saja sana.”Xander jelas-jelas menolak Zara, menatapnya dengan tidak suka.Dia memang tidak menyukai wanita suruhan ayahnya ini.Dia juga pernah mendengar Farrel secara tidak sengaja menyebutkan apa yang terjadi bertahun-tahun yang lalu.Meskipun dia tahu itu bukan salah Zara, dia masih membencinya.Ditambah dengan emosinya
Senyum puas muncul di wajah Nyonya Fughort ketika dia mendengar Sally setuju.Dengan lembut menggosok punggung tangan Sally, dia mengedipkan matanya yang kuyu dengan tampak puas. Dia seperti tidak menyesal.Namun, Sally merasa sangat tidak nyaman. Dia memaksakan senyum kaku sebagai tanggapan terhadap Nyonya Fughort.Bagaimanapun, jauh di lubuk hatinya, hati Sally benar-benar kacau.James jelas tahu bahwa Sally seharusnya tidak senang tentang berita ini, tetapi dia sendiri masih menunjukkan sedikit kegembiraan.Dia tahu bahwa Sally seperti terpojok dan harus setuju secara lisan untuk menenangkan ibunya.Masih belum pasti apakah dia akan menjalaninya di masa depan. Namun demikian, untuk saat ini James puas hanya mendengarnya saja.“Jika anggota keluarga masih ada sesuatu untuk dikatakan, mohon untuk segera diselesaikan. Operasi akan segera dimulai," perawat itu memberi tahu.Nyonya Fughort memandang James dan berkata, "James, pusaka keluarga... Di kepala tempat tidurku... Ingatla
George dan semua eksekutif lainnya menyaksikan melalui layar saat seorang gadis kecil bersembunyi di pelukan Farrel, meraih setelannya yang dipesan lebih dahulu, dan membersihkan ingus yang keluar dari hidung Tina.Mereka semua terkesiap.Bos terobsesi dengan kebersihan. Jika debu saja membuatnya jijik, apa lagi ingus anak?Mereka awalnya berpikir bahwa Farrel akan marah, tetapi pada saat berikutnya, dia hanya menyentuh kepala gadis kecil itu dengan tulus.Masa bodoh dengan pakaiannya yang kotor, dia mengeluarkan serbet dan dengan saksama menyeka hidung Tina.Namun, gadis kecil itu masih bergesekan dengan tubuh Farrel. Dia mengacak-acak pakaiannya yang disetrika rapi.Farrel tidak peduli dan malah bertanya dengan lembut, "Ada apa, putri kecilku?"Mendengar ini, Xander cemberut dan berkata, “Tina bilang kalau dia menginginkan kepangan seorang putri. Aku tidak tahu caranya dan tidak bisa melakukannya dengan baik, jadi dia tidak senang. Ayah, apa kau tahu cara mengepang?”Farrel i
Keesokan harinya, Sally datang ke rumah Jahn untuk membawa pulang Tina.Ketika dia tiba, Tina sedang bersenang-senang dengan Tuan dan Nyonya Jahn.Gadis kecil itu duduk di pelukan Nyonya Jahn, cekikikan saat Tuan Jahn memberinya makan anggur.Sally memperhatikan sebentar, lalu berjalan sambil tersenyum."Tina, Ibu di sini untuk membawamu pulang."Tina turun dari pangkuan Nyonya Jahn, melemparkan dirinya ke dalam pelukan Sally, dan berseru dengan gembira, “Ibu, aku sangat merindukanmu!”Sally menyentuh kepalanya dan berulang kali berterima kasih kepada Tuan dan Nyonya Jahn.“Terima kasih banyak telah merawat Tina. Terima kasih."Melihat wajah menantu perempuan mereka, hati Nyonya Jahn terasa sedikit rumit. Dia dengan cepat melambaikan tangannya, "Tidak apa-apa. Tina sangat patuh. Kita sangat mencintainya.”'... Sedemikian rupa sehingga kami ingin dia tinggal selamanya.'Farrel mengambil kesempatan untuk mengatakan, "Sudah hampir waktunya untuk makan siang, bergabunglah dengan
Farrel memasuki rumah sakit dan pergi ke ruang perawat untuk menanyakan di mana kamar Nyonya Fughort. Dia kemudian langsung menuju ke atas.Pintunya terbuka sedikit, dan Farrel, yang berjalan dengan cepat, mau tidak mau memperlambat langkahnya.Melalui pintu yang setengah terbuka, dia melihat Sally sedang bekerja di dalam.Punggungnya menghadap pintu saat dia memberi air kepada Nyonya Fughort. Dari punggungnya yang menegang, terlihat bahwa dia seperti sangat kelelahan.Setelah Sally memberi Nyonya Fughort airnya, dia melihat matanya terpejam.Kemudian, dia meregangkan punggungnya dan mengerutkan kening.Hanya orang-orang yang sudah pernah melakukannya tahu betul betapa melelahkannya merawat orang sakit.Beberapa hari terakhir ini, Sally tidak bisa tidur nyenyak. Lingkaran matanya berwarna hitam.Namun, dia masih memaksakan keadaanya di saat kelelahan saat sedang merapikan meja.Setelah itu, dia merasakan ada tatapan hangat padanya, dan jantungnya berhenti.Dia menoleh, hanya
Tidak ada langkah kaki di belakangnya. Farrel tidak mengikutinya.Sally tersandung ke sudut dan berhenti. Dia mengusap dadanya. Kekuatannya terasa terkuras saat dia perlahan merosot ke lantai.Dia mencengkeram tangan kanannya yang masih kesemutan dan meringkuk di dinding, air mata mengalir di wajahnya.‘Biarkan saja seperti ini …’‘Ini lebih baik untuk semua orang.’Farrel duduk di dalam mobil, sebatang rokok menyala di tangan kanannya.Sebagian besar sudah berubah menjadi abu, tetapi dia tetap bergeming. Seolah-olah dia tidak menyadarinya.Rasa sakit yang luar biasa dia tahan dan terlihat bawah matanya yang dalam. Rasa ketidakberdayaan yang mendalam mencengkeramnya.Apa yang harus dia lakukan agar Sally kembali padanya?Pria yang terkenal sadis di pasar saham saat ini sedang bersandar sedih di kursinya. Wajahnya ditempa dengan rasa kekalahan yang dalam.Sally… Apa yang telah dia lalui hingga menjadi dirinya yang sekarang?Dia tidak bisa mengingatnya. Dia menolaknya. Seakan-