Share

Perjanjian Setan

Author: Regulus
last update Last Updated: 2023-12-05 00:47:37

"Pasukan gabungan penggerebekan apa, Pak? Kok saya tidak tahu?" Leo setengah tak percaya mendengar informasi yang disampaikan atasannya itu.

Sheriff Rogers berdecak kesal. "Jangan pura-pura amnesia, Letnan bandel! Sudah jelas itu akibat ulah pelaporan kasus dugaan kriminal Rosewood olehmu ke markas pusat kemarin!" dengus Rogers jengkel.

Leo menepuk keningnya. Ah iya, rasanya baru kemarin dia melaporkan perihal aktivitas mencurigakan keluarga Rosewood yang diduga kuat sebagai dalang di balik serangkaian insiden aneh menimpa warga Senja belakangan ini. Namun Leo sama sekali tidak mengira reaksi pusat kepolisian akan secepat dan sedrastis ini!

"Astaga... jadi benar mereka langsung mengirim tim penggeledah plus aparat bersenjata lengkap ke mari?! Yang benar saja, aku kira butuh proses panjang sebelum ada tindakan..." keluh Leo frustasi.

Sheriff Rogers berseru makin kalap. "Itu karena kau tidak tahu seberapa ditakuti dan diburunya keluarga iblis Rosewood oleh petinggi keamanan di ibukota, Nak! Begitu mendengar ada peluang emas menyeret para tetua bangsat itu ke meja hijau, tentu saja Komandan Raven dan pasukannya cepat bereaksi!! Mereka pasti sudah mengincar Rosewood sejak lama!"

Wajah Leo memucat mendengarnya. Jadi selama ini ternyata aktivitas kelam dan arogansi keluarga Rosewood sudah sangat mengganggu pemerintahan pusat, sampai-sampai jajaran militer dan kepolisian paling elit dikerahkan untuk menumpas mereka. Pantas saja gerakan penangkapan berlangsung kilat dan masif.

"Lalu... berapa banyak personil yang dikerahkan dan seberapa jauh mereka bertindak, Pak? Apa benar sudah mulai pengepungan?" tanya Leo ngeri.

Sheriff Rogers mengangguk lemah. "Menurut info yang kudapat dari mata-mataku, sekitar 500 personil pasukan khusus dikerahkan dalam misi rahasia ini. Mereka tiba dini hari tadi dan langsung menuju markas utama Rosewood guna melumpuhkan para petinggi dan seluruh anggotanya!"

"Sampai saat ini kondisi masih riuh rendah karena pengepungan dan baku tembak sengit di area mansion. Entah berapa banyak korban berjatuhan. Yang pasti penangkapan ini akan berakhir tragis, apapun hasil akhirnya..." desis Sheriff suram.

Nyali Leo mencelos mendengar kabar itu. Jika benar terjadi bentrokan sengit yang menelan banyak korban dari kedua pihak, dipastikan keluarga Rosewood yang selamat nantinya akan kalap mencari pembalasan. Dan Kota Senja yang notabene basis kekuasaan mereka sudah pasti menjadi ladang amukan para mafia haus darah itu.

"Ya Tuhan... Gawat sekali kalau sampai banyak anggota inti Rosewood yang tewas... Mereka bisa balas dendam dan menghancurkan Kota Senja sampai rata dengan tanah..." desis Leo ngeri membayangkan hari pembalasan yang mungkin menjelang.

Sheriff Rogers menggeleng putus asa. "Tepat sekali analisismu, Nak... Kita semua praktis tinggal menghitung jam sebelum dihukum mati oleh para iblis terluka itu begitu berhasil meloloskan diri..."

Saat kedua petugas keamanan itu tenggelam dalam keputusasaan, tiba-tiba pintu kantor menjeblak terbuka. Seorang pria setengah baya berseragam hitam compang-camping menerobos masuk dengan tergopoh-gopoh. Napasnya terengah-engah seperti habis berlari jarak jauh.

"Siapa kau?! Beraninya menjeblak seenaknya!" hardik Sheriff Rogers waspada.

Si pria asing mengangkat kedua tangannya menenangkan. "M-maafkan kelancangan saya, Tuan. Saya William, kepala pelayan di Mansion Rosewood. Saya kemari tergesa-gesa karena ada berita genting!"

Dahi Leo berkerut curiga. "Berita apa? Jangan coba-coba memperdaya kami ya!"

"Sungguh, ini darurat!" William bersikeras. "Nona muda saya satu-satunya anggota Rosewood yang berhasil lolos dari kepungan opsir tadi pagi. Dan beliau dalam perjalanan kemari untuk minta perlindungan!"

Leo dan Sheriff Rogers saling berpandang tak percaya. Benarkah ada anggota keluarga iblis itu yang kini buron dan meminta bantuan dari pihak kepolisian yang notabene musuh abadi mereka selama ini?!

***

Tak berapa lama kemudian, seorang gadis bertudung hitam muncul tergopoh di ambang pintu. Napasnya tersengal dan peluh membanjiri wajah cantiknya. Pakaian mahalnya agak lusuh dimana-mana akibat berlari dan bersembunyi dari kejaran opsir sejak fajar tadi.

Begitu menanggalkan tudung yang menutupi surai pirang sepinggangnya, Leo dan Sheriff Rogers nyaris tak percaya dengan sosok di hadapan mereka. Dia adalah Emily Rosewood sang putri bungsu keluarga bangsawan keji itu, yang beberapa waktu lalu sempat beberapa kali dipertemukan dengan Leo secara insidental.

"Nona E-Emily... mengapa Anda bisa ada di sini? Bukankah mansion keluarga Anda sedang dikepung pasukan gabungan?!" pekik Leo setengah syok.

Emily mendudukkan diri di kursi dengan anggun seraya merapikan helai rambutnya yang berantakan tertiup angin. "Ya, aku adalah satu-satunya anggota Rosewood yang berhasil lolos dari penggerebekan maut itu, Letnan," ujarnya tenang.

"Begitu berhasil keluar lewat terowongan rahasia di halaman belakang, aku bertemu William yang sedang bertugas. Kami lantas melarikan diri kemari melewati jalan setapak di tengah hutan demi menghindari pengejaran opsir,"jelas Emily panjang lebar.

Leo dan Sheriff Rogers saling berpandangan penuh tanya. "Tapi... untuk apa Anda repot-repot datang kemari dan menghadap kami sang musuh bebuyutan keluarga Anda?" tanya Rogers penuh selidik.

Raut ayu Emily mendadak berubah sendu. "Sejujurnya... aku sudah muak dan penat hidup penuh intrik serta kekerasan seperti ini terus-menerus..." lirihnya.

"Mungkin kalian berpikir aku terlahir sebagai putri bangsawan kaya raya yang serba berkecukupan. Namun faktanya aku hidup dalam kurungan emas tanpa kebebasan sedikit pun," lanjut Emily.

"Lihat saja peristiwa pagi tadi. Puluhan pelayan dan pengawal yang setia harus rela dibantai demi melindungi tuan-tuan angkuh mereka dari kejaran petugas. Apakah itu keadilan?" tukas Emily pedih. Air mata menggenang di pelupuk matanya yang sewarna batu opal.

Leo dan sang Sheriff saling berpandangan iba. Baru kali ini mereka menyadari peri kecantikan di hadapan mereka ternyata hidup dalam kurungan sangkar emas selama ini. Terlahir di tengah hawa nafsu angkara dan keangkuhan tiada tara keluarganya sendiri yang super korup.

"Lalu... apa sebenarnya mau Anda hingga bersusah payah datang ke tempat kami?" tanya Sheriff hati-hati.

Emily menyapu air matanya yang tertahan, lalu balas menatap dua polisi itu dalam-dalam. "Aku... ingin menyerahkan diri dan memberi kesaksian atas seluruh kriminalitas keluargaku selama ini demi keadilan," ujarnya tegas.

Petugas Leo dan Sheriff Rogers sukses melongo mendengar pernyataan mengejutkan itu. Jadi putri satu-satunya Rosewood ini berniat menggulingkan tahta keluarganya sendiri demi kebenaran? Sungguh di luar dugaan!

"Anda yakin dengan keputusan berbahaya ini, Nona? Nyawa Anda bisa terancam jika memberi kesaksian melawan Rosewood..." tukas Leo memastikan sekali lagi.

Emily mengangguk pasti. "Aku siap membayar harga mahal demi tegaknya keadilan dan kebenaran yang selama ini terinjak-injak, Letnan. Lagipula aku sudah muak hidup penuh kepura-puraan dan tipu daya," tegasnya yakin.

"Baiklah kalau begitu. Kami menghargai keberanian Anda. Tentu saja Anda akan kami lindungi selama proses persidangan nanti," ucap Sheriff.

Emily mengulas senyum manis mendengar janji nyata perlindungan itu. Ini pertama kalinya ada yang benar-benar menaruh harapan padanya.

"Terima kasih banyak atas dukungannya, Pak. Saya William juga bersedia membantu misi suci ini," ujar si kepala pelayan tiba-tiba.

Sheriff Rogers mengangguk puas mendengarnya. "Baguslah kalau begitu. Kalian berdua adalah saksi penting yang akan jadi pemecah kasus besar ini," katanya optimis.

"Sebelumnya ada yang ingin saya tawarkan..." sela Emily.

"Apa itu, Nona?" tanya Leo penasaran.

"Bagaimana jika kita buat 'perjanjian transaksional'? Maksudnya, aku bersedia membocorkan berbagai data dan rahasia keluargaku yang selama ini begitu terjaga. Sebagai gantinya, aku minta jaminan hidup baru serta perlindungan penuh di tempat aman," usul Emily.

Sheriff Rogers mengernyitkan dahi mendengar tawaran itu. "Hmmm... maksud Anda, Anda memberi informasi berharga tentang aktor intelektual dibalik perkara ini sebagai imbalan mendapatkan hak imunitas dan tempat perlindungan saksi? Begitu?"

Emily mengangguk cepat. "Benar sekali, Pak! Anggap saja kita sama-sama untung. Anda mendapatkan bukti untuk menjatuhkan Rosewood, sementara saya dan William memperoleh kemerdekaan dan kehidupan baru," jelasnya antusias.

Sheriff Rogers mengusap dagunya, berpikir sejenak sebelum menyanggupi. "Oke, deal! Kami terima tawaran Anda. Lagipula Anda adalah saksi kunci untuk menumbangkan satu klan mafia terbesar di negeri ini!"

Leo ikut mengangguk setuju. Meski agak berat hati 'bersekongkol' dengan putri keluarga kriminal, tapi demi misi suci membersihkan Senja dari cengkeraman iblis, dia ikhlas mengesampingkan rasa enggan itu.

Emily dan William kompak tersenyum lega. Mereka berdua lantas mengucap sumpah setia akan membantu pihak kepolisian semaksimal mungkin demi menggulingkan kekuasaan tirani Rosewood selama ini. Leo dan Sheriff Rogers balas bersumpah akan melindungi kedua 'pembelot' ini dari amukan sang mafia.

Dan dimulailah persiapan penyamaran dan perpindahan lokasi guna mengamankan sang 'buronan' berharga ini dari incaran macan yang terluka...

Related chapters

  • Bayangan di Balik kedamaian   Persembunyian yang Menegangkan

    Leo, Sheriff Rogers dan dua anggota inti keluarga Rosewood super buronan saat ini tampak sibuk bersiap melakukan perpindahan lokasi persembunyian ke tempat yang jauh lebih aman. Rumor beredar sejumlah anggota utama Rosewood berhasil lolos dari pengejaran pasukan penggerebek dan kini dilaporkan melarikan diri ke pedalaman hutan. Tentu sangat berisiko jika sampai ketahuan menyembunyikan dua orang buron paling diburu saat ini."Nah Emily, William, kalian segera ganti baju dengan setelan petani tua ini agar penyamaran sempurna. Juga jangan lupa tebalkan alis dan beri jenggot palsu," titah Sheriff Rogers.Emily dan William menerima kostum penyamaran dari Lucius, salah satu mata-mata Sheriff yang baru tiba dengan terburu-buru. Keduanya pun segera berganti riasan agar tak lagi dikenali sebagai anggota keluarga Rosewood. "Pak bukankah kalian bertiga harusnya menyamar juga agar identitasnya William dan Nona Muda aman?" usul Lucius.Benar juga. Mereka tidak boleh lengah barang sejenak jika ing

    Last Updated : 2023-12-05
  • Bayangan di Balik kedamaian   Tragedi Beruntun

    Rombongan tim evakuasi yang dipimpin Leo dan Kapten Elliott masih syok atas pemandangan tragis di hadapan mereka. Tubuh tak bernyawa William tergeletak mengenaskan bersimbah darah di pojok gudang tua tempatnya bersembunyi. Sementara Emily sang putri bangsawan yang menjadi saksi kunci penjatuhan keluarga Rosewood raib tak tentu rimba."Ya ampun... jadi beginikah akhir tragis sang pengkhianat..." desis Kapten Elliott prihatin sembari menyentuh denyut nadi William yang sudah tak berdenyut.Leo jatuh berlutut lemas di samping jasad rekannya itu. Penyesalan luar biasa menghantam hatinya menyadari nyawa melayang akibat gagal melindungi lokasi persembunyian rahasia ini. Air mata mengalir di pipinya mengenang pengabdian tulus William pada majikannya."Maafkan aku... Gara-gara kelalaianku kau jadi korban para mafia keji itu..." isak Leo tersedu. Dia bersumpah akan menuntut balas kematian rekannya apapun caranya.Sementara itu Kapten Elliott dan anak buahnya sibuk menyisir lokasi kejadian perka

    Last Updated : 2023-12-05
  • Bayangan di Balik kedamaian   Pertarungan Hidup dan Mati

    Suasana menegangkan masih menyelimuti lokasi persitiwa penyerangan maut sore itu. Asap putih kehitaman mengepul pekat dari sisa-sisa ledakan dan kebakaran akibat baku tembak dan benturan keras. Darah segar tercecer di mana-mana bercampur genangan oli hitam. Sementara itu sang truk besar pendamping yang menjadi alat penyerang sudah tidak berbentuk lagi akibat tabrakan dan terbakar hebat. Sosok supirnya sendiri sudah tewas mengenaskan terjepit di kursi kemudi. Leo yang nekat bertarung satu lawan satu dengan kendaraan besi buas itu akhirnya sukses menghentikan lajunya, meski harus mengorbankan nyawa lawannya."Sial, brengsek benar para mafia keparat itu... Beraninya melakukan teror di jalanan terbuka begini..." umpat Leo sambil berjalan sempoyongan menghampiri rekan-rekannya yang tersisa, termasuk Emily sang buronan utama.Putri sulung Rosewood itu masih terlihat syok akibat aksi nekat Sang Letnan yang mempertaruhkan nyawanya demi melindungi rombongan. Pakaiannya yang memang sudah compa

    Last Updated : 2023-12-05
  • Bayangan di Balik kedamaian   Mimpi Buruk Belum Berakhir

    Leo masih diliputi syok dan duka mendalam atas jatuhnya puluhan korban jiwa dari pihak kepolisian akibat bertubi-tubi serangan bengis dari gerombolan residivis bayaran keluarga Rosewood. Belum lagi hilangnya kontak dari Sheriff Rogers dan Lucius yang diculik oleh gerilyawan haus balas dendam itu. Namun seberkabung-kabungnya Leo, dia tak punya waktu larut dalam kesedihan. Pasalnya nyawa Emily sang putri bangsawan pemberontak masih terancam bahaya. Leo dan regu bantuan harus secepatnya mengamankan pelarian sang saksi kunci sebelum berhasil ditangkap lagi oleh gerombolan mafia buas itu."Letnan Leo, apa Anda yakin sanggup melanjutkan misi pengawalan nona Emily ke ibukota dalam kondisi sangat kalut begini?" tanya Salma, satu-satunya anggota regu kepolisian perempuan yang selamat dari insiden penyergapan maut kemarin.Sang Letnan menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirinya yang masih diliputi rasa bersalah atas jatuhnya rekan-rekannya. "Tidak apa-apa sersan Salma. Ini sudah tugas

    Last Updated : 2023-12-05
  • Bayangan di Balik kedamaian   Kabar Duka Mendatang

    Sudah dua minggu lebih Emily menjalani masa rehabilitasi pasca trauma beruntun yang dialaminya di tangan keluarganya sendiri. Kini gadis anggun itu memilih bertapa di sebuah kuil di kaki Gunung Andara demi menenangkan jiwa dan raganya yang terguncang hebat.Leo sendiri harus kembali ke Kota Senja guna merapikan pertanggungjawaban kasus serupa pembongkaran Rosewood di kampung halamannya itu. Usai misi penyelamatan buronan kunci berhasil menelan banyak korban jiwa, kini tugasnya kembali normal.Namun tetap saja bayang-bayang peristiwa kelam itu kerap menghantui. Terlebih nasib tragis rekan sekaligus atasannya Sheriff Rogers yang raib diculik gerombolan gerilya bayaran keluarga mafia yang diburunya habis-habisan. Setelah dipanggil ke markas pusat perihal klarifikasi laporan tugas, Leo diijinkan cuti tiga hari untuk menjernihkan pikiran di rumah kedua orangtuanya. Sang Ibu masih terus menangis tersedu mengetahui kepulangan putra tunggalnya dalam keadaan selamat meski berbalut luka."Ya a

    Last Updated : 2023-12-05
  • Bayangan di Balik kedamaian   Bala yang Tak Kunjung Usai

    Kabar mengenaskan tentang ditemukannya jasad Lucius yang tewas mengenaskan sontak mengagetkan seluruh jajaran kepolisian Kota Senja. Rekan-rekan yang selamat dari insiden penyergapan beberapa waktu lalu kini harus menerima kenyataan pahit kembali kehilangan seniors yang sangat disegani.Leo sendiri bagai kehilangan separuh nyawanya mendengar kabar duka ini. Dia tak menyangka misi penyelamatan Emily sang putri buronan Rosewood berbuntut sesangat tragis bagi anggota kepolisian lokal. Selain harus kehilangan sang atasan Sheriff Rogers, kini nyawa mata-mata andalannya juga melayang sia-sia."Sungguh biadab... Brengsek benar kelakuan gerombolan bajingan bayaran itu... Seenaknya main hakim sendiri terhadap anggota kepolisian..." maki Salma emosi campur sedih. Air mata mengalir di pipinya mengingat betapa periang dan bijaksana sosok Lucius sewaktu hidup. Sang Letnan sendiri hanya bisa mengepalkan tinju menahan gemuruh rasa bersalah dan geram luar biasa di dada. Sungguh dia bertekad akan mem

    Last Updated : 2023-12-05
  • Bayangan di Balik kedamaian   Harapan Di Ufuk Fajar

    Leo menatap penuh harap pesawat jet pencegat yang melintas mengangkasa jauh di atasnya. Itu pasti bala bantuan udara yang dikirim pemerintah ibukota begitu mendengar regu kepolisiannya terdesak. Memberantas Rosewood memang sudah menjadi agenda nasional mengingat betapa murtad dan kejinya sindikat mafia satu ini.“Ya, benar-benar pasukan jet elit penggempur sarang teroris itu! Berarti sudah dipastikan keadaan sangat gawat hingga diperlukan bala bantuan optimal!” gumam Leo bersemangat.Sang Letnan dan anak buahnya yang masih bertahan segera bersorak menyambut. Mereka melambaikan tangan, berharap pilot pesawat ini segera memberondong habis markas musuh dari udara. Namun harapan mereka mendadak lenyap saat melihat benda bersayap itu tiba-tiba oleng ke kiri sebelum meledak dahsyat diikuti kepulan asap hitam pekat...“Apa?! Kenapa pesawat tempur itu bisa tiba-tiba meledak?!” pekik Leo syok bukan main. Firasatnya mendadak sangat tidak enak. Benar saja kecurigaannya! Tak lama setelahnya, tig

    Last Updated : 2023-12-06
  • Bayangan di Balik kedamaian   Aksi Penggagalan Maut

    Leo dan pasukannya yang tersisa memasang sikap waspada tempur begitu memasuki ruang bawah tanah rahasia pusat laser mematikan milik keluarga Rosewood. Mereka bersiap mengeluarkan granat EMP guna meledakkan panel kontrol vital senjata energi ilegal itu sekaligus melumpuhkannya secara permanen."Granat siap dilempar, Letnan!" lapor Salma tegang. Dia dan rekan-rekan sipilnya sudah bersiap melemparkan bola metalik mungil berisi gelombang elektromagnetik itu ke arah panel laser begitu mendapat aba-aba.Leo mengacungkan ibu jarinya, bersiap memberi intruksi fatal itu. "Oke, semuanya siap tempur! Kita hancurkan 'ular' sialan ini dalam hitungan ketiga!" komandonya lantang."Satu... Dua... Ti—" "Tunggu dulu! Jangan gegabah menghancurkannya!" Teriakan Emily yang tiba-tiba menginterupsi aksi nekat itu sukses membuat yang lain terperanjat bingung. Mereka menatap sang nona muda dengan penuh tanda tanya."Kenapa cegah kami menghancurkan senjata haram yang sudah merenggut banyak nyawa ini, Nona?!"

    Last Updated : 2023-12-06

Latest chapter

  • Bayangan di Balik kedamaian   Resolusi Absurd Hukum Absolut

    "TERDAKWA EMILY ROSEWOOD DINYATAKAN BERSALAH MELAKUKAN PEMBUNUHAN BERENCANA TERHADAP ADRIAN ROSEWOOD, DENGAN VONIS HUKUMAN MATI!!"Jeger!!Bagai disambar petir di siang bolong, hati Emily serasa dihantam palu godam 10 ton ketika mendengar keputusan kejam Sang Hakim Agung. Dia sama sekali tak mengira pengadilan tertinggi negeri ini akan sekejam itu menjatuhkan eksekusi mati bagi pelaku pembunuhan kategori 'terpaksa' dan 'sudah dalam tekanan mental ekstrim' seperti kasusnya ini!Sementara di bangku penonton, Leo dan tim pembela hukum lain hanya bisa mematung dengan ekspresi syok parah dan tak percaya. Sama sekali tak ada yang sanggup berkomentar atau sekedar memberi dukungan moril tatkala suara tangisan dan pekikan histeris kompak terdengar dari seluruh penjuru ruangan. Bahkan ada yang sampai pingsan saking syoknya.Emily sendiri sudah ambruk lemas dengan wajah seputih mayat kapur. Kedua matanya berkaca-kaca menahan air mata yang sudah mengaliri pipi ayunya. Dia sama sekali tak mengira

  • Bayangan di Balik kedamaian   Audiensi di Istana Kebenaran

    Esok paginya rombongan kecil Emily tiba di ibukota setelah perjalanan menegangkan menyusuri hutan belantara demi menghindari para residivis bayaran Rosewood yang makin bringas belakangan ini. Syukurlah mereka dijemput tim kepolisian elit yang sudah disiapkan Leo demi pengamanan ketat sang gadis most wanted selama menjalani proses hukum di pusat ini.Sesampainya di pengadilan, Emily langsung diajak masuk ke ruang pemeriksaan dan introgasi intensif guna memberi keterangan tambahan sebagai pelaku utama pembunuhan Adrian Rosewood si Tetua bangsat keluarganya sendiri itu. Sang gadis tentu menjalani proses penyidikan berjam-jam dengan sabar dan tabah meski dilanda kelelahan fisik dan mental akibat perjalanan panjang.Begitu sesi pemeriksaan usai, kini tersisa menunggu beberapa hari ke depan sampai jaksa dan majelis hakim menyelesaikan dakwaan dan memutuskan vonis bagi Emily sang terdakwa. Leo dan antek-anteknya yang lain tetap setia mendampingi selama masa penantian menegangkan itu meski se

  • Bayangan di Balik kedamaian   Menuju Fajar Baru

    Sesosok mayat renta tergeletak mengenaskan di lantai kotor dengan genangan darah pekat di sekitarnya. Emily berdiri angkuh di sampingnya dengan belati pusaka penuh noda merah. Napasnya terengah menahan amarah campur duka pedih menyadari dia baru saja menghabisi nyawa kakek angkatnya sendiri demi pembalasan dendam atas kematian sang ibunda tercinta.Leo dan antek-anteknya yang baru tiba sontak terperanjat syok melihat kondisi tragis di hadapan mereka. Sedikit pun tak menyangka sang gadis lembut yang selama ini mereka kenal bisa bertindak sekejam itu demi melampiaskan rasa sakit dan kebencian yang dipendamnya selama ini."Ya ampun Nona Emily... Jadi kau sudah..." Desah Leo tak sanggup meneruskan kalimat pedihnya itu. Hatinya remuk redam menyaksikan orang yang dicintainya harus mengotori tangan demi membalaskan luka masa silamnya yang begitu dalam dan menyakitkan.Emily menoleh dengan senyum getir menghias wajah cantiknya yang pucat. "Maafkan atas ketidaksopanan dan kekacauan ini, Letnan

  • Bayangan di Balik kedamaian   Penentuan Nasib Akhir

    Fajar menyingsing di ufuk timur Kota Senja yang kelabu, menandakan dimulainya hari penentuan bagi naik-turunnya angka kriminalitas di wilayah barat tanah air. Pasalnya hari ini adalah momen penjegalan di Pelabuhan kumuh Baron, tempat Adrian Rosewood sang Dalang utama aktivitas kejahatan keluarganya selama ratusan tahun berencana melarikan diri demi menghindari vonis mati atas semua dosanya. Leo dan regu kepolisian kecilnya tentu tak tinggal diam. Berkat bantuan Sheriff Rogers dan mata-matanya, mereka sudah lebih dulu menyiapkan penyekatan darat dan laut guna menggagalkan pelarian gelap si Tetua bangsat dari cengkraman hukum. Salma dan William bertugas mengepung dari arah darat dan menstrerilkan area sekitar dermaga dari ancaman.Sementara Sheriff Rogers sendiri bertugas ‘mengamankan’ Adrian beserta anteknya begitu berhasil ditangkap guna persiapan interogasi lebih lanjut. Tentu dengan ‘metode khusus’ Sang Sheriff yang super sadis dan tak berperikemanusiaan. Sedangkan Leo dan Emily m

  • Bayangan di Balik kedamaian   Antara Cinta dan Pengorbanan

    Leo yang sedang mengobati luka lecet Emily di sudut ruang persembunyian mereka tanpa sengaja mencuri dengar pembicaraan penuh haru sang nona muda dengan kepala pelayan setianya William. Raut wajah kusut sang majikan tampak sendu sekaligus penasaran ketika membuka topik masa lalu si kepala pelayan yang cukup tersembunyi itu.‘Ah... mimpi buruk masa silam ya... Kurasa saatnya aku berterus terang soal kisah kelam itu Nona...’ desah William pasrah.Emily mengernyit penasaran mendengar kesedihan yang menyelip dari nada suara renta seniornya itu. Seumur hidup dia memang belum pernah melihat atau mendengar William menyinggung sedikit pun perihal kehidupan pribadi apalagi silsilah keluarganya. Yang dia tahu William adalah pegawai paling setia dan andal dari zaman kakek buyutnya dulu. Reputasinya juga sangat bagus dimata keluarga Pemilik tanah dan seluruh staff rumah tangga lain.Namun justru kemisteriusan dan kerahasiaan tinggi yang selalu dipertahankan lelaki paruh baya ini sukses membuat no

  • Bayangan di Balik kedamaian   Antara Hidup dan Mati

    Leo meringis kesakitan luar biasa saat si pria bertindik itu terus saja melayangkan pukulan demi pukulan keras ke sekujur tubuhnya yang sudah babak belur. Darah segar terus mengalir dari hidung dan sudut bibirnya. Namun Sang Letnan tetap bergeming dan tidak mengeluh sedikitpun meski disiksa fisik sedemikian rupa.Emily hanya bisa menangis tersedu menyaksikan pemandangan menyayat hati ini. Dia benar-benar merasa bersalah luar biasa karena keberadaannya telah membuat orang lain menderita, terlebih Leo sang penyelamat jiwanya yang rela berkorban demi melindungi nona muda buronan ini.Puas menyiksa, si pria bertindik itu mengisyaratkan anak buahnya yang kekar-kekar menyeret tubuh babak belur Leo ke pojok ruangan. Sang Letnan disandera dalam posisi berlutut sambil kedua tangannya diborgol di belakang punggung. Sementara mulutnya disumpal kain kotor hingga hanya erangan kesakitan tertahan yang bisa lolos. Meski babak belur, kilatan mata Leo tetap menyala-nyala penuh gairah membara. Jelas d

  • Bayangan di Balik kedamaian   Aksi Penggagalan Maut

    Leo dan pasukannya yang tersisa memasang sikap waspada tempur begitu memasuki ruang bawah tanah rahasia pusat laser mematikan milik keluarga Rosewood. Mereka bersiap mengeluarkan granat EMP guna meledakkan panel kontrol vital senjata energi ilegal itu sekaligus melumpuhkannya secara permanen."Granat siap dilempar, Letnan!" lapor Salma tegang. Dia dan rekan-rekan sipilnya sudah bersiap melemparkan bola metalik mungil berisi gelombang elektromagnetik itu ke arah panel laser begitu mendapat aba-aba.Leo mengacungkan ibu jarinya, bersiap memberi intruksi fatal itu. "Oke, semuanya siap tempur! Kita hancurkan 'ular' sialan ini dalam hitungan ketiga!" komandonya lantang."Satu... Dua... Ti—" "Tunggu dulu! Jangan gegabah menghancurkannya!" Teriakan Emily yang tiba-tiba menginterupsi aksi nekat itu sukses membuat yang lain terperanjat bingung. Mereka menatap sang nona muda dengan penuh tanda tanya."Kenapa cegah kami menghancurkan senjata haram yang sudah merenggut banyak nyawa ini, Nona?!"

  • Bayangan di Balik kedamaian   Harapan Di Ufuk Fajar

    Leo menatap penuh harap pesawat jet pencegat yang melintas mengangkasa jauh di atasnya. Itu pasti bala bantuan udara yang dikirim pemerintah ibukota begitu mendengar regu kepolisiannya terdesak. Memberantas Rosewood memang sudah menjadi agenda nasional mengingat betapa murtad dan kejinya sindikat mafia satu ini.“Ya, benar-benar pasukan jet elit penggempur sarang teroris itu! Berarti sudah dipastikan keadaan sangat gawat hingga diperlukan bala bantuan optimal!” gumam Leo bersemangat.Sang Letnan dan anak buahnya yang masih bertahan segera bersorak menyambut. Mereka melambaikan tangan, berharap pilot pesawat ini segera memberondong habis markas musuh dari udara. Namun harapan mereka mendadak lenyap saat melihat benda bersayap itu tiba-tiba oleng ke kiri sebelum meledak dahsyat diikuti kepulan asap hitam pekat...“Apa?! Kenapa pesawat tempur itu bisa tiba-tiba meledak?!” pekik Leo syok bukan main. Firasatnya mendadak sangat tidak enak. Benar saja kecurigaannya! Tak lama setelahnya, tig

  • Bayangan di Balik kedamaian   Bala yang Tak Kunjung Usai

    Kabar mengenaskan tentang ditemukannya jasad Lucius yang tewas mengenaskan sontak mengagetkan seluruh jajaran kepolisian Kota Senja. Rekan-rekan yang selamat dari insiden penyergapan beberapa waktu lalu kini harus menerima kenyataan pahit kembali kehilangan seniors yang sangat disegani.Leo sendiri bagai kehilangan separuh nyawanya mendengar kabar duka ini. Dia tak menyangka misi penyelamatan Emily sang putri buronan Rosewood berbuntut sesangat tragis bagi anggota kepolisian lokal. Selain harus kehilangan sang atasan Sheriff Rogers, kini nyawa mata-mata andalannya juga melayang sia-sia."Sungguh biadab... Brengsek benar kelakuan gerombolan bajingan bayaran itu... Seenaknya main hakim sendiri terhadap anggota kepolisian..." maki Salma emosi campur sedih. Air mata mengalir di pipinya mengingat betapa periang dan bijaksana sosok Lucius sewaktu hidup. Sang Letnan sendiri hanya bisa mengepalkan tinju menahan gemuruh rasa bersalah dan geram luar biasa di dada. Sungguh dia bertekad akan mem

DMCA.com Protection Status