Seperti dugaannya, Julian menyodorkan sebuah kartu pada pelayan toko sambil berkata, "Pakai kartu ini saja."Kartu itu adalah kartu yang diberikan Clara setelah Julian mengobati penyakit Marco. Kartu itu berisi sepuluh miliar, yang merupakan biaya pengobatan Marco.Melihat Julian mengeluarkan kartunya, Rachel terdiam.Dia berpikir, 'Dia bahkan membayar uang sewa dengan jaminan resep itu, dia sama sekali nggak punya uang. Dia mau ngapain, sih?'Vivi tertawa dengan sinis dan berkata, "Eh, kamu pandai akting juga, ya! Dari gayamu, kamu seperti benar-benar punya uang miliaran, deh!""Nak, kalau nggak ada uang, akui saja langsung. Sok kaya itu lebih memalukan," timpal Leo.Di tengah ejekan kedua orang ini, pelayan toko itu menerima kartunya Julian. Saat dia melihat kartu itu, ekspresinya sontak berubah.Kartu ini adalah kartu premium untuk nasabah khusus dari bank besar. Orang yang memiliki kartu seperti ini biasanya sangat kaya, semuanya adalah tamu khusus yang harus mereka layani dengan b
Dengan ekspresi masam, pelayan toko itu berkata dengan dingin, "Toko kami adalah merek mewah yang sudah terkenal di seluruh dunia. Nona, kalau kamu memfitnah kami tanpa bukti apa pun, kami hanya bisa memasukkanmu ke daftar hitam merek kami."Vivi seketika terdiam. Dia tiba-tiba berbalik dan berkata pada Leo dengan sedih, "Sayang ... mereka menindasku, cepat bantu aku, dong ...."Melihat Vivi yang mengubah ekspresinya secepat ini, sudut bibir Julian berkedut.Leo berjalan maju dan menyodorkan kartu namanya pada pelayan toko, dengan gaya seorang elite di bidang hukum."Aku direktur hukum di Grup Wright. Ucapanmu tadi dituduh mengancam pelanggan. Sebagai seorang penegak keadilan, aku meminta agar kamu minta maaf pada Nona Vivi," kata Leo.Melihat ekspresi pelayan yang agak berubah, Leo berkata lagi, "Tahun ini, Grup Wright baru menjalin hubungan kerja sama dengan toko kalian. Aku nggak berharap ada masalah pada kerja sama ini karena kamu."Wajah pelayan itu seketika memucat. Dia hanya pel
Ekspresi Leo seketika berubah.Suara ini sangat familier baginya, yaitu suara Marco, bosnya.Ada apa ini? Bukankah Marco sudah hampir meninggal, ya? Mana mungkin dia datang jalan-jalan?' pikir Leo.Leo pun menoleh dan benar-benar melihat Marco.Marco tampak bersemangat, wajahnya juga berseri-seri, sama sekali tidak seperti orang yang sudah hampir meninggal. Di sisi Marco, ada juga Marvin dengan ekspresi canggung dan masam.Leo menyeka keringat dinginnya sambil bergegas menyimpan kembali ekspresinya yang bangga dan sombong. Dengan ekspresi menyanjung, dia berkata pada Marco, "Pak Marco, kenapa Anda datang ke sini? Bukankah Anda sedang sakit, ya ...."Marco memelototi Leo dengan tatapan dingin sambil berseru, "Kalau aku nggak datang, ada yang akan merusak rencanaku!"Setelah Marco menerima panggilan dari bawahannya, dia bergegas menuju ke Skyview Apartment secepat mungkin, tetapi dia tidak bertemu dengan Julian di tempat itu.Dengan relasinya yang luas, dia melacak keberadaan Julian, hin
Sebagai petinggi di Grup Wright, Leo mengetahui sifat Marvin dengan jelas.Dia berpikir, 'Marvin adalah anak dari keluarga kaya yang nggak memedulikan apa pun, yang merasa bahwa dialah orang terhebat di seluruh dunia. Tapi, orang seperti ini malah berlutut di lantai dan meminta maaf pada orang bernama Julian itu?!'Siapa Julian sebenarnya? Aku nggak pernah mendengar nama ini di Provinsi Greenlake!'Jangan-jangan dia dari keluarga kaya di provinsi luar?'Leo merasa sangat menyesal. Dia sudah bersikap terlalu percaya diri dan memanfaatkan kekuasaannya tanpa mengetahui keadaannya dengan jelas. Hari ini, dia sepertinya sedang jatuh sial!Tanpa disadari, Leo melirik sekilas ke arah Vivi dengan penuh amarah.Semuanya salah wanita bodoh itu! Nggak ada kerjaan, malah terus mencari masalah dengan Rachel, sehingga masalahnya jadi seperti ini! Dasar bodoh!'Julian tentu saja tidak mengetahui gejolak emosi dalam hati Leo. Kalaupun dia mengetahui hal itu, dia juga tidak akan peduli.Tanpa melihat k
Vivi jelas-jelas tahu bahwa Chelsea tidak melihatnya, tetapi Vivi tetap tersenyum dengan sangat menyanjung sambil berkata, "Chelsea, ada hal penting yang harus kukatakan padamu, penting sekali!"Di ujung telepon lainnya, Chelsea mengernyit dan berkata dengan kesal, "Katakan saja, nggak usah basa-basi lagi!"Vivi bergegas berkata, "Julian Ford ... sepertinya sudah kembali ke Kota Lahora!"Tiba-tiba, terdengar suara yang nyaring dari ujung telepon lainnya, seakan-akan ada sesuatu yang terjatuh di lantai.Sesaat kemudian, Chelsea bertanya dengan terkejut dan curiga, "Kamu yakin kamu nggak salah lihat? Benar-benar si pecundang Keluarga Ford dari sepuluh tahun yang lalu? Bukannya dia sudah lama mati, ya?"Mendengar pertanyaan Chelsea, Vivi tiba-tiba meragukan tebakannya.Benar, sepuluh tahun yang lalu, pecundang itu sudah mati. Dia jatuh ke danau dan badannya nggak ditemukan. Jangan-jangan aku salah lihat, ya?'Vivi ragu-ragu sejenak, lalu tetap menjawab, "Aku juga nggak sepenuhnya yakin, a
Rachel menggigit bibirnya dengan ekspresi malu.Setelah ragu-ragu sesaat, ketika dia hendak menolak lagi, Julian yang dari tadi hanya diam akhirnya berbicara."Kalau Pak Marco berniat seperti itu, terima saja. Kalau kamu mengembalikan pakaian itu padanya, dia juga nggak bisa pakai pakaian wanita."Mendengar ucapan Julian, Rachel baru menerima kantongan itu.Marco merasa sangat senang. Dia memilih Rachel sebagai titik terobosan untuk membuat Julian berhenti menolak dirinya. Dengan begitu, dia akhirnya mendapatkan harapan untuk perawatan lanjutannya.Melihat Marco yang wajahnya penuh akan harapan dan permohonan, Julian berkata pada Rachel, "Rachel, simpan dulu pakaian itu dan nyalakan mesin mobilnya. Biar aku bicara sebentar dengan Pak Marco."Rachel mengiakan ucapan Julian dan pergi dengan patuh.Julian menatap Marco dengan tatapan acuh tak acuh dan berkata, "Karena kamu begitu tekun, aku akan memberimu kesempatan. Jam delapan besok pagi, aku akan pergi ke Kediaman Wright. Sebelum itu,
Saat Vivi melihat Chelsea, dia langsung memuji Chelsea. "Chelsea, setelah satu tahun nggak bertemu, kamu makin cantik saja, ya!"Chelsea yang tiba-tiba tersadar dari lamunannya hanya melirik sekilas ke arah Vivi dengan dingin, dia malas mendengarkan basa-basi seperti ini."Beri tahu aku detail pertemuanmu dengan Julian," kata Chelsea.Dia ingin memastikan apakah orang yang ditemui Vivi benar-benar Julian atau bukan.Vivi tidak berani bersikap gegabah. Setelah mengingat kembali pertemuan tadi dengan saksama, dia menceritakan kejadian di toko itu pada Chelsea.Vivi bahkan tidak berbohong tentang sikapnya sendiri karena dia tahu bahwa wanita di hadapannya ini bukanlah seseorang yang bisa ditipu dengan mudah, jadi tidak ada gunanya memainkan trik di hadapan wanita ini.Mendengar penjelasan Vivi, Chelsea merasa kebingungan.Bagaimana mungkin orang terkenal di dunia bisnis dan politik seperti Marco menunduk pada seorang pemuda berusia 20-an tahun?Bahkan jika pemuda ini berasal dari keluarga
"Aku nggak bohong, aku benar-benar berharap bisa makan masakanmu setiap hari," kata Julian.Melihat ekspresi Julian yang serius, Rachel tersipu malu. Dia mendengus dan berkata, "Huh, jangan mimpi. Aku direktur Grup Stellar yang berwibawa, elite di dunia bisnis, mana mungkin aku bisa masak untuk kamu tiap hari?"Julian tersenyum sambil berkata, "Aku pengawal dari ribuan musuh dan dokter ajaib yang bisa menghidupkan orang mati. Hari ini, aku bahkan jadi kuli angkut untuk seorang nona muda yang cantik."Dia tentu saja merujuk pada perihal dia membantu Rachel mengangkat tumpukan baju itu.Rachel menjulingkan matanya dan berkata, "Hah, dia mulai membual lagi. Pengawal ribuan musuh? Menghidupkan kembali orang mati? Kebiasaan menggombal di hadapan wanita itu nggak bagus!""Aku hanya menggombal di hadapanmu. Di hadapan orang lain, aku sangat dingin," kata Julian.Mendengar ucapan yang ambigu ini, wajah Rachel memerah.Dia menghindari tatapan Julian dan mengubah topik pembicaraan ini dengan mal
Kelly menatap gurunya sambil tercengang sejenak. Dia juga tiba-tiba tersadar dan tiba-tiba membelalakkan matanya.Meskipun dia bersifat impulsif, dia tidak bodoh. Dia juga memikirkan apa yang dipikirkan oleh Steven.Kelly berpikir, 'Ternyata, Julian benar-benar lebih kuat daripada Pak Jimmy!'Jangan-jangan ucapan Kakek benar? Julian benar-benar seorang ahli di tingkatan master?'Seharusnya ya. Kalau nggak, Julian nggak mungkin langsung melihat cara kerja teknik yang kupakai dan bahkan memperbaiki bahaya tersembunyi di balik teknik itu!'Dia master bela diri yang sangat muda!'Kelly hanya merasa bahwa pengetahuannya terhadap seni bela diri dan dunia ini berubah drastis.Kelly memikirkan bahwa sebelumnya, gurunya sering memujinya sebagai orang genius dalam seni bela diri, lalu dia memikirkan Julian.Perbandingan seperti ini sungguh menyebalkan!...Di Skyview Apartment.Setelah pulang dari Toko Eternity, begitu Julian berjalan masuk ke rumah, dia langsung melihat Rachel yang sedang memas
Melihat Jimmy begitu bersemangat, Steven langsung menebak bahwa tulisan di kertas itu bukanlah pesan biasa.Dia pun bertanya, "Ada apa, Jimmy? Kenapa kamu seperti ini?"Jimmy terdiam sejenak, lalu membuang napas."Aih, aku terlalu buru-buru, hingga aku lepas kendali dan mempermalukan diri di hadapanmu."Steven bergegas berkata, "Nggak masalah, kita sudah kenal lama. Untuk apa kamu memedulikan hal seperti itu?"Jimmy menganggukkan kepalanya dan berpikir sejenak."Ada sesuatu yang belum pernah kuceritakan pada kalian.""Teknik Langit dan Bumi yang kuajarkan pada Kelly sebenarnya adalah versi tiruan dari teknik yang diturunkan dari zaman kuno. Ada banyak sekali bagian yang bertentangan di teknik ini.""Di tahap awal pelatihan, pengaruhnya nggak besar, tapi makin dilatih, makin banyak masalah akan muncul dan kerusakan pada tubuh juga makin besar."Kakek dan cucu dari Keluarga Dalton seketika terkejut.Steven langsung teringat akan kejadian dua hari lalu, saat Julian pertama kalinya datang
Julian hanya iseng bertanya, dia sebenarnya tidak peduli apakah Kelly berada di toko atau tidak.Saat Julian hendak pergi, dia berpikir sejenak, lalu meminta selembar kertas yang digunakan untuk membungkus obat tradisional dari Steven. Dia menuliskan sesuatu di kertas itu dan memberikannya pada Steven. "Nanti, kalau cucumu sudah pulang, berikan kertas ini padanya, ya. Isinya akan berguna baginya."Setelah menerima kertas itu, Steven melihatnya. Namun, dia tidak memahami apa yang tertulis di kertas itu.Julian juga tidak menjelaskan apa pun. Dia langsung pergi dan bergegas pulang ke Skyview Apartment untuk memakan makanan yang disiapkan oleh Rachel.Sesaat kemudian, Kelly yang mengenakan pakaian olahraga pulang. Dia diikuti oleh seorang pria tua dengan aura yang luar biasa.Saat Steven melihat mereka, dia bergegas menyapa pria tua itu. "Jimmy, kalian sudah selesai latihan, ya. Apakah Kelly merepotkanmu?"Sebelum pria tua bernama Jimmy Halls itu menjawab, Kelly sudah langsung merasa kesa
Julian melirik Steven sekilas. Dia tahu jelas bahwa harga yang Steven katakan itu pasti merugikan Steven.Namun, Julian tidak berkomentar. Dia sudah mengingat budi baik ini dan akan mengembalikannya jika berkesempatan.Setelah membayar pesanannya, Julian memberitahukan Steven alamat properti yang diberikan Marco untuknya. "Tepat di sebelah Skyview Apartment, tempatnya gampang ditemukan. Tolong aturkan agar bahan obat ini diantarkan ke sana pukul empat nanti, ya."Steven pun mengiakan permintaan Julian.Julian berpikir sejenak sebelum bertanya, "Pak Steven, tahukah kamu di mana aku bisa membeli tungku dan kuali untuk mengolah obat?"Steven benar-benar terkejut. Dia menatap Julian dengan tatapan kaget dan kagum.Dengan suara bergetar, dia bertanya, "Apakah Tuan Julian bisa melakukan teknik alkimia yang diturunkan dari zaman kuno?"Dia tahu bahwa ribuan tahun yang lalu, Negara Xiana memiliki teknik alkimia yang sangat ajaib dan kuat, tetapi sudah lama menghilang.Namun, beberapa resep oba
"Sejak kecil, prestasi Kak Tommy sangat baik. Dulu, dia diterima di delapan universitas ternama di seluruh dunia! Dia adalah anak genius yang menggemparkan seluruh negeri!""Latar belakang keluarganya Kak Tommy juga sangat kuat. Keluarga Lance adalah keluarga yang unggul dalam pengobatan tradisional sejak dulu di Kota Lahora, pengajaran dan tradisi keluarga mereka juga sangat unggul!""Bukankah Ayah selalu memuji Kak Tommy sangat hebat? Aku yakin dia nggak kalah dari Julian!"Marco menganggukkan kepalanya sambil berkata, "Tommy memang sangat hebat."Kemudian, dia tersenyum dengan penuh arti sambil berkata, "Tapi, kalau dibandingkan dengan Julian .... Hehe."Melissa merasa sangat kesal melihat ayahnya begitu menghargai Julian. Dia pun menyebutkan beberapa teman sebayanya yang hebat, tetapi Marco hanya mentertawakannya.Melihat Melissa sudah menyerah membandingkan Julian dengan teman-teman sebayanya, Marco memicingkan matanya.Dengan matanya yang berkilau, dia mengungkapkan penilaiannya
Katanya memang makan sedikit, tetapi dari gayanya Marco, mereka pasti mempersiapkan makanan yang mewah dan melimpah.Namun, Julian langsung menggeleng sambil berkata, "Nggak, deh. Aku masih ada urusan."Saat Julian berbalik dan hendak pergi, dia tiba-tiba teringat akan sesuatu, sehingga dia menghentikan langkahnya."Untuk sementara, perhatikan makananmu, jangan makan makanan pedas dan makanan laut. Hubungan kita berakhir di sini. Ke depannya, jangan ganggu aku lagi.""Selain itu, jaga rahasia bahwa akulah yang mengobatimu."Marco bergegas menyetujui ucapan Julian. Dia masih ingin menahan Julian, tetapi Julian tidak menghiraukannya dan langsung pergi.Namun, Julian tiba-tiba teringat lagi bahwa dulu, Grup Roshe yang didirikan ayahnya sudah diduduki dan dibagi-bagi oleh orang lain. Beberapa hari ini, dia terus mencari-cari di internet, tetapi dia tidak mendapatkan informasi yang berguna.Sebagai bos besar di Kota Lahora dan pendiri Grup Wright, Marco mungkin bisa membantu Julian mencari
Awalnya, Julian ingin mencari kamar untuk mengeluarkan obat itu dengan tujuan menyembunyikannya. Bagaimanapun, jika kenyataan bahwa dia bisa mengolah obat terbocorkan ke luar, pasti akan ada banyak orang yang datang meminta obat padanya, yang akan membuatnya sangat kesal.Melihat Marco tidak terlalu memercayainya, Julian juga malas menunda-nunda lagi dan langsung mengeluarkan pil obat itu.Saat semua orang melihat obat itu, mereka seketika terdiam.Tiga pil obat ini terlihat biasa-biasa saja. Selain itu, sepertinya itu botol bumbu masak, deh?Apa-apaan ini?Semua orang menatap Julian dalam diam, mereka tidak berani mengungkapkan kecurigaan mereka, jadi mereka hanya bisa mengeluh dalam hati.Sedangkan Marco malah menerima obat itu tanpa ragu-ragu dan langsung menelan semuanya.Dalam waktu singkat, khasiat obat itu mulai terasa.Marco merasakan aliran hangat terpancar dari lambungnya dan tersebar ke seluruh tubuhnya.Dia seketika merasa sangat bersemangat. Dia merasakan kekuatan yang mem
Perpaduan antara mobil sport kelas atas dengan wanita cantik sangat menarik perhatian, sehingga pagi-pagi sekali, sudah ada kerumunan orang yang berkumpul di depan pintu perumahan.Orang-orang itu tidak berani mendekat, tetapi mereka membentuk sebuah lingkaran besar. Ada yang mengeluarkan ponselnya untuk mengambil foto, ada juga yang terus berdiskusi."Ckck, itu mobil Pagani Zonda, harganya 60-an miliar! Wanita cantik dari keluarga mana ini?""Nona ini benar-benar cantik, ya! Dia terlihat seperti bidadari yang lemah lembut! Aih, sayangnya aku hanya bisa melihatnya dari jauh.""Benar, dari auranya saja sudah jelas terlihat bahwa dia bukan putri keluarga biasa, memangnya kamu masih mau mendekatinya?""Sudahlah, aku nggak layak."Julian melirik ke dalam dan melihat Melissa, jelas-jelas dia diatur oleh Marco untuk datang menjemput Julian.Baguslah, aku nggak usah naik taksi sendiri,' pikir Julian.Dia pun mendesak ke dalam kerumunan orang sambil berkata, "Permisi."Melihat Julian yang teru
Setelah sibuk untuk sangat lama, karena alat yang Julian gunakan terlalu lemah, Julian berusaha sangat keras dan akhirnya berhasil mengolah tiga butir pil obat.Selain itu, dia membuat kekacauan di dapur, bahkan panci yang dia gunakan juga tidak bisa digunakan lagi.Julian menemukan sebuah botol kosong untuk bumbu masak dan memasukkan tiga butir pil itu ke dalam botol tersebut.Akhirnya berhasil juga!' pikir Julian.Julian membuka pintu dapur dan melihat Rachel yang sedang berdiri di depan pintu sambil memelototinya dengan penuh amarah."Saat aku bangun tidur, aku mendengar kekacauan di dapur, kukira ada kebakaran!" seru Rachel.Saat Rachel berjalan masuk ke dapur dan melihat kekacauan di dalam, matanya seketika terbelalak.Di belakangnya, Julian menggosok hidungnya dengan perasaan bersalah dan berkata, "Itu ...."Rachel seketika berbalik dan menggertakkan giginya sambil berseru, "Julian!!!"Julian bergegas mengangkat botol berisi pil obat itu sambil berkata, "Aku lagi mengolah obat un