“Aku mencintaimu.”
.....Untuk beberapa saat, aku merasa bahwa saat ini aku sedang berdiri ditengah-tengah hamparan yang luas dengan dihujani dengan air bah yang banyak. Aku tercengang, tak bisa menggerakkan satu pun dari anggota tubuhku.
Sial!
Aku tak sanggup berbicara lagi. Setelah semua yang terjadi aku tak pernah menyadari apapun tentang gadis mungil yang kini menatapku dengan semua rasa kecewa yang dimilikinya. Tatapan mata miliknya seolah telah menetapkan aku ini adalah tersangka utama. Orang yang pantas dijadikan seorang tersangka atas kesakitannya. Seperti sudah terketuk oleh palu pengadilan.
Mayya.
Aku tahu ia pasti merasakan sakit saat aku mencerita
“Benarkah dia mengatakan demikian Scara?”Wanita paruh baya yang kini ada dihadapan sosok wanita muda didepannya dengan terpaksa menganggukkan kepalanya. Ramona, wanita itu berbinar mendengar apa yang baru saja diperintahkan oleh petinggi kastil ini untuk mengirimnya kembali ke Last Town. Tentu saja kedatangannya kali ini atas perintah dari sang tetuah, yang pasti takkan ada yang bisa menolaknya, terutama Rowman sendiri.“Lalu apa yang harus aku lakukan?” Dengan dagu terangkat, wanita berambut pirang itu berdiri dengan angkuhnya.Wanita paruh baya yang masih setia berdiri ditempatnya hanya terdiam. Ia cukup tahu sikap congkak yang dimiliki oleh keturunan wanita itu. Sudah bukan rahasia lagi, keluarga wanita itu sesumbar bahwa Ramona-lah yang akan menjadi permaisuri di kastil ini. Dan kejadian dimana lonce
Just Give Me A Reason..Suara dentingan alumunium yang saling bersahutan menjadi nada irama yang menghiasi rumah mungil dipinggiran kota Last Town. Sejak pukul lima pagi tadi, Max sudah mengemban tugasnya yang tengah membuat sarapan pagi untuk orang-orang dirumah itu dengan telaten. Tak lupa seorang wanita berambut pirang yang kini juga ikut membantu bersamanya.Sejujurnya Max tak begitu terbantu dengan hadirnya sosok itu didalam dapurnya. Baginya semua yang dikerjakan wanita itu hanya semakin merusak tatanan makanan yang sudah dibuatnya. Tak ada yang benar kecuali membilas piring kotor.“Hey, aku tahu kalian pasti tak pernah mengerjakan yang seperti ini, tapi setidaknya bisa, kan tidak menggangguku?” sindir Max yang terlihat mulai muak dengan tingkah wanita bernama Tatiana itu.“Aku kan hanya membantu.” Sungut Tia dengan bibirnya yang dikerucutkan lucu.Pagi ini wanita itu nampak terlihat lebih manusiawi dengan dre
Maafkan aku..Just give me a reason, just a little bit enoughJust a second we’re not broken just bentAnd we can learn to love againI never stopped, you’re still written in the scars on my heartSuara deru mobil yang baru saja sampai didepan rumah, membuat Tatiana dan Max segera berjalan cepat ke arah pintu. Disana terlihat Mayya dan Rowman yang kembali berdua setelah mengantarkan kepergian Arion ke stasiun di kota seberang. Keduanya langsung berdiri didepan pintu begitu kedua orang yang mereka nantikan turun dari mobil. Dalam gendongan Tia, Jackson berseru senang saat melihat sang ibu yang baru menampakkan wajahnya hari ini. Maklum saja, sejak pagi akan menjemput Mayya sudah pergi bersama Rowman mengantarkan sang paman ke stasiun.Namun alis Max dan Tia menyatu saat menangkap suasana canggung yang terjadi diantara keduanya. Mayya yang sejak turun dari mobil tak mengatakan sepatah kata pun. Dengan raut w
“Aku minta maaf bukan karena perkataanku kemarin malam, tapi aku minta maaf karena aku tak bisa mengabulkan permintaanmu untuk melepaskanmu.”Dalam hidupnya tak pernah sekalipun Mayya berpikir ia akan mengalami yang namanya rasa terancam dengan sensasi getara kecil didalam dadanya. Seperti saat ini, ia merasa gugup sekaligus ketakutan mengingat apa yang baru saja terjadi pada dirinya. Entah mendapatkan cara dari mana, kini lelaki yang paling ia hindari bersikap semakin aneh dan membuatnya ketakutan.Rowman.Sudah dua hari ini lelaki itu bertingkah sangat aneh. Mulai dari nada bicaranya yang manis, perlakuannya yang juga sangat lembut, dan lelaki itu itu juga selalu mencari kesempatan untuk selalu mengikutinya.Mayya memang tak begitu buta tentang gaya berpacaran orang-or
Rencana..Mayya berkaca diri didepan cermin. Ia memutar-mutarkan tubuhnya disana. Ia sangat puas dengan penampilannya. Sesekali ia mmenyipitkan matanya untuk meyakinkan sosok yang kini terpantul didepan sana. Itu seperti bukan dirinya.Dengan rambutnya yang sudah sedikit memanjang nyaris sepundaknya, Mayya membiarkan saja mereka tergerai. Kalau ia sampai bekad mengikatnya kebelakang, yang pasti ia akan terlihat semakin berantakan. Tanpa polesan make up berlebihan, Mayya hanya memoles pelembab bibir berwarna merah muda terang dan juga sedikit blush on pada pipinya. Sungguh beruntung, Mikhaela sempat mengajarinya bagaimana cara berdanda. Meski pada akhirnya ia akan terlihat seperti badut.“Perfect!”Mayya keluar kamar dan berputar kembali seakan ada orang
Beradu argumen..Perjalanan yang ditempuh membutuhkan waktu selama satu setengah jam. Ketika sampai disana, Mayya sudah jatuh terlelap dalam tidurnya. Rowman yang menyadari itu hanya bisa memandangi wajah tenang milik Mayya. Ada rasa hangat kala ia melihat wajah mungil itu. Mayya, dengan segala kesederhanaannya malam ini berhasil membiusnya. Siapa yang menyangka dengan sedikit polesan diwajahnya gadis itu berubah menjadi sangat cantik. Dan kini harus ia akui gadis itu memang memiliki kecantikan yang luar biasa, bahkan ketika sedang terlelap sekalipun.“Kita sudah sampai.” Ucapnya. Meski pelan, ternyata suara itu cukup membuat gadis itu terbangung dari tidurnya. Dengan lemas, Mayya beranjak bangun dan sedikit menyingkirkan selimut yang membungkus tubuhnya.“Sudah sampai, ya.
Memenuhi Janji..Kedua orang itu terduduk didalam sebuah gazebo bercat putih dengan lilitan akar bunga mawar yang menambah kesan indah pada bangunan tersebut. Mayya, gadis itu tak hentinya menahan tawa saat melihat perubahan sikap yang ditunjukkan oleh pria yang kini tengah duduk didepannya. Sesekali pria itu berbicara dengan bahasa baku pada era zaman victoria. Entah, bagaimana bisa seorang vampir yang berasal dari benua lain bisa sampai di Amerika dan kini menetap disini.Mungkin jika saja dulu Rowman tak memilih untuk keluar dari tempat asalnya, hingga kini mereka takkan pernah bisa seperti ini. Sedikit rasa syukur mengingat sikap lelaki tiu saat muda yang penuh dengan pemberontakan.“Aku tak tahu ternyata kalian para Vampir muda senang membangkang. Kupikir kalian sangat mengikuti tradisi para tetuah.&r
“Apa kau menginginkan ini?” Mayya menunjuk ke arah lekukan lehernya.Astaga.. Rowman terbelalak. Ia sungguh menginginkannya tapi bukan dari Mayya. Ia tak maumenyakiti gadis itu. Tidak sama sekali. Mayya yang sepertinya membaca maksud pikiran lelaki itu malah mengalungkan tangannya pada leher Rowman. ia membawa wajah itu mendekat ke arahnya. Dibawah pancaran sinar lampu yang berada diatas mereka, kini keduanya saling berpandangan dengan seluruh emosi yang terpancar.Bibir Mayya berbisik didepan wajah pria itu. Dengan lembut ia berusaha memastikan takkan terjadi apapun pada mereka setelah ini. Tidak dengan hal yang akan menyakitkan dirinya. “Kau takkan menyakitiku, Rowman. Minumlah darahku sebanyak yang kau mau. Karena aku mencintaimu, aku akan melakukan apapun untuk membuat rasa sakitmu menghilang.”
"Jadi kau sudah melihat semuanya ?"Maria hanya bisa menganggukan kepalanya pelan. Ia sudah melihat dengan jelas bagaimana kehidupannya sebagai Mayya dulu. Sosok dirinya yang dulu pernah hidup sebagai seroang smei vampir dan meninggal setelah melahirkan kedua anak kembarnya. Ia juga tahu siapa sosok Rowman yang merupakan belahan jiwanya. Namun, ada hal yang masih mengganjal di dalam benaknya."Apakah setelah semua ini, aku tidak akan bisa mengingat kembali kehidupanku sebgaai Maria ?" Tanyanya Lirih. Entah mengapa ia merasa begitu sedih mengingat bahwa setelah semua ini mungkin saja ia tidak akan bisa lagi mengingat siapa sosok MAria dalam hidupnya. Setelah ini ia akan hidup sebagai Mayya.Celeste hanya bisa menundukkan kepalanya. Ia tahu bahwa semua ini tentu akan berat bagi Maria. Namun, sejak awal kedua orang tua wanita itu sudah memohon agar sang anak bisa hidup kembali meskipun hanya sebagai sebuah cangkang. Sejak awal dalam hembusan napas terak
Rowman masih setia menunggui wanita yang enggan menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan terbangun. Beberapa jam sudah terlewati namun pria itu msih saja enggan meninggalka wanita yang bernama Maria itu seorang diri. Ada sebuah rasa ketakutan ketika membayangkan bahwa sekali lagi ia akan kehilangan wanita ini, seandainya ia lengah sediit saja.Dulu saat Mayya masih hidup, ia bisa mempertimbangkan segala kondisi dan mudahnya mengatakan untuk mengakhiri hubungan mereka. Sewaktu itu ia masih memikirkan situasi yang bisa saja gaduh sejak berita hubungannya dengan Mayya terhendus oleh Shed dan kawanannya. Rowman masih mempertimbangkan keselamatan klannya. Namun, sekarang ia sudah tidak peduli lagi. Baginya kehilangan wanita itu juga merupakan kematian baginya. Harinya yang dulu penuh penantian yang tak pasti nyaris membuatnya gila Hanya demi anak-anaknya saja Rowman masih bisa menjaga kewarasannya. Kalau tidak ada Tia, Jackson, Iris dan Ares, Mungkin saja Rowman sudah menggila
Maria berhenti menatap kilasan masa lalu Mayya, yang merupakan kehidupannya terdahulu. Hidupnya yang merupakan Myya di masa lalu telah membuatnya tahu mengapa ia dipilih sebagai bentuk reinkarnasi dari Mayya. Ia telah terlahir kembali setelah kecelakaan yang seharusnya membuatnya sudah tidak ada lagi di dunia ini.Doa ayah dan ibunya, kedua orang yang telah berjasa melahirkannya ke dunia ini telah meminta para dewa untuk memberikannya sekali lagi kesempatan untuk hidup. Sebagai Maria, yang tentunya ia tetap akan kembali pada keluarga kecilnya di kehidupannya sebelumnya.Dirinya adalah Mayya, seorang semi vampir yang mengasuh Jackson, anak kakak kembarnya dan juga sebelum kematiannya dirinya yang dulu juga telah melahirkan sepasang aak kembar dari rahimnya sendiri. Bersama Rowman, ia telah menjadi belahan jiwa lelaki itu.Mungkinkah ia menerima semua mimpi-mimpinya dulu karena ia harus mengingat dulu semua kisah hidupnya di masa lalu sebelum ber
Seorang lelaki nampak berdiri didepan sosok wanita yang masih setia memejamkan kedua matanya. Ini sudah hari keempat dimana wanita itu tak urung sadarkan diri dari tidurnya. Banyak yang mengatakan bahwa wanita itu hanya sekedar tertidur. Namun dilihat dari jangka waktu kedua mata itu tertutup, ia sangsi jika ini hanyalah sebuah tidur semata. “Mayya, kapan aku akan membuka matamu? Ada sesuatu hal yang harus aku sampaikan padamu.” Ucap lelaki itu. Ia sengaja tak menempatkan dirinya untuk menduduki pinggir tempat tidur. Ia cukup sadar posisinya yang tak pantas untuk berdekatan secara lancang dengan wanita itu. sesuai janjinya dulu, ia akan menjaga wanita itu beserta keturunannya. Dan Mayya, akan menjadi pembayaran sumpahnya dulu. “Maaf karena aku datang terlambat Mayya. Maafkan aku juga
Maria menggelengkan kepalanya. Penyesalah yang diperlihatkan wanita berambut pirang itu sangat kentara dan ia harus mengataka bahwa wanita itu telah membayar semuanya. Celeste, sudah membayar semua kesalahannya dengan mengabulkan doa kedua orang tuanya dan memberikan kesempatan kepadanya dan Mayya untuk hidup sekali lagi."Lantas, bagaimana Mayya bisa meninggal dunia padahal dia adalah vampir ? apakah dia juga telah melakukan pengorbanan ?"Celeste menganggukkan kepalanya. Mayya memang melakukannya. Demi melindungi anak-anaknya, Mayya rela menjadi tameng agar bisa mengalahkan perang yang diciptakan ayahnya dan juga pria yang menjadi ayah dari keponakannya. Semua itu agar ia bisa pergi dengan tenang dan tanpa ada gangguan yang menghampiri keluarga kecilnya."Ya, dia melakukannya agar bisa melindungi orang-orang yang ia cintai."**“Kenapa? Kau terkejut melihat kedatanganku, Ayah?” tan
"Mayya, semi vampir ?"Maria berbisik pada dirinya sendiri begitu kegelapan kembali menemani kesendiriannya. Ia seperti mendapatkan penjelasan mengapa dirinya bisa sampai ke tempat ini. Jika dirinya merupakan reinkarnasi dari wanita itu, maka sudah sewajarnya takdir membawanya ke dalam wilayah ini. Tempat di mana seharusnya ia berada sebelumnya, tapi sampai detik ini ia masih tidak bisa mengingat satu pun kenangan di masa lalunya."Kau pasti bingung ?"Maria pun mendongakkan kepalanya dan melihat sosok wanita berambut emas yang sebelumnya ia temui, dan wanita itu mengaku sebagai ibu dari sosok Mayya, yang bereinkarnasi menjadi dirinya."Ada banyak kata yang harus kau dengarkan jika kau mau terdiam sebentar dan tidak menolak satu pun fakta yang keluar dari mulutku."Wanita itu menunduk dan menimbang. Ia sendiri selama ini hidup dalam ketidak ingatan akan hidupnya sebagai Maria sebelum ia mengalami amnesia, tapi sejak ia terbagun dari kom
“Kau..”Mayya dengan reflek langsung memutar tubuhnya. Namun mata hazelnya langsung di perlihatkan dengan dada bidang milik pria itu. perlahan Mayya menaikkan pandangannya ke atas. Dilihatnya mata merah itu menatapnya dengan tatapan datar.Seketika Mayya merasakan bahwa mata itu begitu mengintimidasinya. Mata merah itu nampak memiliki arti sendiri saat bersitatap dengannya. Mungkin setelah berjam-jam ia berada disini, satu hal yang belum disadarinya. Rowman memiliki mata sipit yang berbentuk seperti musang. Mata pria itu memang memiliki ciri khas bentuk seperti orang asia.“Kau..” Rowman kembali bersuara. Suara berat miliknya menggema diruangan dapur dengan tajam dan menusuk.Mayya berulang kali mencoba meneguk air liurnya sendiri. namun mata itu kembali seperti sedang memenjarakannya. Ia hanya bergeming, mematung ditempatnya. Selalu seperti ini. Saat pertama pertemuan
Seorang gadis dengan penampilannya yang sedikit maskulin, nampak berdiri didepan jendela besar yang ada di kamar yang ia tempati dengan pandangan kosong. Jauh didalam pikirannya, ia tak pernah menyangka bahwa ia akan sampai pada tempat ini. Dirinya tahu kalau ia sudah menjajakkan dirinya untuk berada dalam pusaran maut. Bersama dengan makhluk yang ia pikir nyaris tak pernah ada dimuka bumi ini dan hanya terdengar dari cerita tua, Kini Mahkluk itu berada didepan matanya.Mayya, ia sudah hidup sejak kelahirannya di kota ini. Sejak saat dimana pertama kali ia membuka matanya, Mayya sudah mengenal seluk beluk kota ini dari warga desa yang sering berpergian ke hutan mencari kayu. Namun tak banyak, karena setelah ia beranjak usia 10 tahun, seluruh warga memilih untuk bertransmigrasi ke kota yang lebih makmur, seperti Seattle atau New York. Mungkin Mikhaela adalah salah satu contoh dari mereka. Kakak kembarnya lebih memilih mengadu nasib di kota besar dan mencari
“Halo! Bisakah kami menumpang dirumahmu?” ditangannya terdapat bungkusan berwarna merah muda yang terlihat aneh di mata Tatiana. Ia bisa mengendus bau wanita ini, namun tidak dengan bayinya. Tatiana berjalan maju membelakangi ayahnya. Tubuhnya yang tinggi membuatnya bisa dengan mudah melihat apa yang berada dibalik kain merah muda itu.“Bayi?” tanyanya dengan alis terangkat.Wanita itu kembali tersenyum dan mata hazelnya memancarkan sesuatu yang tak Rowman mengerti. Beruntung tubuh putrinya sedang menutup wajahnya. Kalau tidak mungkin ia akan melihat lebih lagi dari wanita itu.“Halo. Aku Mayya. Bisakah kau memberikan tumpangan untukku dan anakku?”Rowman tertegun. Bau ini begitu memikatnya. Gadis muda mungil itu nampak sangat kecil dimatanya. Ia yang bertubuh besar terlihat seperti seorang raksasa ketika berhadapan dengan gadis muda yang bernama Mayya itu.