Gemma keluar dari ruangan Mahesa, lelaki tua itu menatap punggung Gemma yang berjalan meninggalkannya.Wanita yang tadinya mereka sepelekan ternyata seorang wanita pemberani bukan hanya berani ia nekat.Setelah Mahesa bersedia membantunya Gemma semakin bersemangat, ia pergi ke restorannya. Dari sana ia membuka laptop dan melihat isi flasdisk yang diberikan Mahesa .“Kita akan bekerja keras,” ucap Gemma ia menelepon Tasin setelah mengirim bukti kejahatan Herman.“Bagaimana kamu mendapatkan semua ini Emma?” tanya Tasin, ia sangat khawatir dengan keselamatan Gemma.“Jangan khawatir Mahesa yang memberikannya.”“Emma, laki-laki tua itu bersembunyi di balik layar dia ingin kamu melakukan semuanya dan dia enak duduk hanya menonton dan menikmati hasilnya. Jangan membahayakan dirimu Emma.” Tasin mengingatkan Emma.Tasin sudah paham bagai jahatnya para mafia. Kalau para mafia itu merasa terusik, mereka tidak akan sengan-sengan melenyapkan. Itu sebabnya polisi tidak berani menyentuh bisnis m
Untuk saat itu Gemma yang memegang pion, semua orang menunggu apa yang akan dilakukan wanita cantik tersebut. Setelah bicara panjang dengan Tasin, Gemma menelepon Leo.“Kamu akan menangkap ikan besar, kita dapat restu dan bukti,” ujar Gemma.Leo kaget, tentu saja ini hal yang mengejutkan baginya.“Bagaimana bisa? Maksudku apa yang kamu lakukan? Gemma aku tidak ingin kamu melangkah terlalu jauh ini bahaya,” ujar Leo, sama sama seperti Tasin ia juga tidak ingin Gemma melakukan semua itu.“Nanti aku jelaskan yang penting sekarang aku ingin kamu menjebbloskan gerbo itu ke dalam penjara, aku sudah mengirim email padamu yang kamu butuhkan ada di sana,” ujar Gemma.“Gemma begini-”“Leo tidak ada waktu untuk bedebat. Kamu mau melakukannya atau tidak?”‘Kamu wanita yang nekat Gemma!’ Leo menghela napas.“Baiklah, kalau Pak Mahesa sudah memberikan buktinya, aku akan mengobrak -abrik tempat itu,” ujar Leo.“Bagus … gitu dong,” ujar Gemma mematikan panggilan telepon.Leo tidak ingin menyia-ny
Setelah berapa lama Zevan berjalan mondar-mandir mencari Gemma, wajahnya masih terlihat marah. “Mari kita bicara,” pungkasnya tegas. Gemma dan Deyra saling menatap, mereka berdua tahu kalau Zevan sedang marah. Zevan berjalan menjauh dari sang ibu. Gemma berjalan mengikuti suaminya. “Jadi kamu sudah mengetahui semuanya. Lalu kenapa kamu tidak memberitahukan padaku.” Zevan menatap Gemma dengan tegas, urat-urat dilehernya saling bertarikan. “Aku tidak ingin kamu marah.” “Marah? Aku bukan marah, tapi ingin gila. Kamu harusnya memberitahuku Genma! Kamu harusnya memberitahu suamimu terlebih dahulu baru orang lain, jadi, aku tidak seperti orang bodoh,” ujar Zevan. “Maaf, tadinya aku tidak ada niat membongkar semua itu, aku hanya terbawa emosi,” tutur Gemma. ‘Aku tahu apa yang sudah kamu rencanakan Gemma. Kamu suses membuatku gila dan seperti orang yang paling bodoh di rumah ini, tapi tenang, aku tidak akan membiarkanmu mendapatkan Moes. Saat ini aku dan Zovanca adalah orang tua
Setelah Gemma berhasil membongkar brankas brangkas ayah mertuanya. Tasin mendapatkan bukti kejahatan. Wanita yang hamil di tempat Gerbo akan di tampung di panti asuhan lalu disuruh tanda tangan kalau anak yang dikandung bukan miliknya melainkan milik pantiasuhan. Mereka akan diberi uang, jadi banyak wanita perkerja gerbo itu yang sengaja hamil untuk mendapatkan uang. Sebab selama kehamilan ia akan diurus dan dibiayai rumah sakit . Saat melahirkan akan dibantu dokter dari rumah sakit Mahesa dan hasil penjualan bayi itu akan dibagi. Intinya panti asuhan dan rumah sakit bekerja sama untuk memperjual belikan anak-anak dengan mengatasnamakan panti asuhan. Inilah yang akan dihancurkan Gemma dan Leo. “Kamu hebat.” Tiba-tiba Zevan bertepuk tangan menatap Gemma dengan tatapan datar. “Aku hanya membantu.” “Wah, kenapa tidak dari dulu aku membawamu ke rumah ini ya.” Lelaki itu tertawa miring. Gemma tidak menjawab, ia tahu kalau ia salah menjawab Zevan akan murka terlihat dari urat-urat
Zevan menemui kakeknya ia bertanya tentang kesepakatan antara Gemma dengan Mahesa. Ternyata Gemma membuat kesepakatan dengan sang kakek. Mahesa bersedia membantu Gemma untuk menghancurkan Herman dan Germo itu dengan syarat Gemma akan meninggalkan rumah tersebut. Gemma juga meminta hak asuh anaknya diserahkan padanya.Zevan sangat marah, saat tahu kalau Gemma hanya ingin mendapatkan putranya.“Dia tidak mencintaimu sedikitpun Zevan. Kamu tidak bisa memaksa wanita yang tidak mencintaimu untuk tinggal bersamamu,’ ujar Mahesa mempropokasi pikiran Zevan. Setelah ia tahu kalau Moes anak Gemma ia ingin ibu anak itu meninggalkan rumah mereka.“Tidaka akan aku biarkan Moes bersamannya.”“Zevan, kamu bisa menemukan wanita yang lebih baik. Lepaskan saja wanita itu kalau dia tidak punya perasaan padamu,” ujar Mahesa.Zevan berdiri dan keluar dari ruangan sang kakek. Lalu membuka lemari penyimpanan minuman dan meraih sebuah botol Vodca. Gemmapulang kerumah setelah bertemu Regi dan Leo.Tiba di
Beberapa hari kemudian.Karena Zevan marah, Zevan merebut hati semua keluarganya, ia tidak ingin Zevan marah dan memisahkannya dengan putranya. Gemma membantu Ibu mertuanya untuk menyingkirkan pelakor. Deyra memangil Nesa ke ruangannya.Wanita yang menjadi selingkuhan suaminya bernama Nesa. Wanita itu seolah-olah sudah tahu kalau Deyra marah.“Apa Dokter memanggil saya?” tanya Nesa dengan kepala menunduk.Deyra hanya menatap tubuh wanita itu dari atas sampai kebawah.‘Dia sangat cantik, sayang sekali jadi dia berlingkuh dengan lelaki tua seperti Deon’ ucap Deyra dalam hati.“Ya, duduklah. Saya ingin mengenal kamu lebih dekat.”Mendengar hal itu tangan wanita itu begetar, ia meremas jemari tangannya dengan kuat. Deyra wanita yang berkelas, walau ia merasa sangat marah, tapi ia tidak menunjukkan kemarahannya.“Ya Dok.”“Kontrak kerja kamu di sini sepuluh tahun, masih sisa 5 tahun lagi. Saya dengar kamu meminta dipindahkan ke luar negeri. Kenapa?”“S-saya hanya ingin suasana baru Dok,”
Setelah Zevan dan putranya pergi libuaran tanpa dirinya Gemma merasa kesepain di rumah. Satu hari dua hari ia masih bisa menahan diri. Hari ke empat hatinya mulai gelisah, hanya bisa duduk di kamar lalu duduk di taman. Gemma tidak meninggalkan rumah karena Zevan memintanya menunggu, tidak ingin sang suami marah Gemma menurut. Ia menekan nomor ponsel Zevan, sayang berapa kalipun ia menelepon dokter tampan itu tidak menjawab telepon dan tifak membalas pesan darinya. Tetapi Gemma tidak menyerah ia mengirim pesan pada Zevan setiap hari. [Selamat pagi kalian berdua lagi ngapain hari ini?] tulis Gemma dalam pesannya. Namun seperti sebelum-sebelumnya hanya di baca tapi tidak dibalas. [Tolong jangan marah lagi. Aku minta maaf] Ini pesan Gemma yang ke sekian, ia berharap Zevan membalas pesan darinya, puluhan pesan yang ia kirim tak ada satupun yang berbalas, ini sangat berat baginya. Untungnya Gemma punya stok kesabaran yang banyak, ia menghela napas panjang dan mengirim pesan lagi. [
Mahesa syok, saat tahu kalau rumah sakitnya salah satu rumah sakitnya selalu menyalurkan dana untuk panti dan beberapa tempat hiburan malam.Ia mencoba mengingat siapa yang bisa memalsukan tanda tangannya. Tapi ia baru ingat kalau Sergio cucunya pernah meminta menandatangi berkas saat itu ia belum sempat baca karena situasi memang sedang mendesak.“Sergio? Apa anak tegil itu juga bermain di belakangku? Bajingan mereka semua.”“Bapak selesaikan dengan keluarga bapak. Kabarin saya kalau sudah tuntas, sesuai janjiku aku tidak akan melibatkan rumah sakitmu . Tapi kalau sudah seperti ini apa yang harus aku lakukan?” Leo menatap Mahesa.Leo menghargai usaha Mahesa yang membantunya mengungkap kejahatan Herman dan kompolotannya. Tapi ia tidak menduga kalau pelakunya salah satunya cucu Mahesa, makanya ia bertanya pada pria itu apa yang harus di lakukan.“Tidak, berikan anak itu hukuman,” ucap Mahesa dengan wajah marah.“Apa bapak yakin? Saya pikir ini bisa merembet ke keluarga bapak yang
Semua keluarga syok dan sedih melihat kemarahan Gemma, mereka bisa mengerti kemarahan sang menantu, dibohongin suami selama empat tahun itu tidak mudah. Deyra hanya bisa mengusap dada.Besok harinya setelah Gemma merasa sedikit tenang, ia menemui Zevan di ruang kerjanya Zevan duduk melamun. Sepanjang malam, ia bahkan tidak bisa memejamkan mata ia juga tidak makan. Gemma mengetuk pintu.“Masuk!”“Boleh aku bicara?”“Gemma ….” Zevan langsung berdiri dengan wajah khawatir.“Aku sudah memikirkannya. Saat di tenda penampungan kamu pernah bertanya apa hukumannya kalau aku tidak jujur. Aku ingin memberi jawabannya sekarang,” ucap Gemma.“Gemma … kamu terlihat sangat pucat kita ke dokter ya,” bujuk Zevan.“Aku ingin memberikan jawaban Zevan.”“Baiklah.”“Mari kita berpisah.”Zevan langsung mematung menatap Gemma dengan mata berkaca-kaca, ia mengeleng sambil mengusap air matanya.“Jangan lakukan itu Gemma, aku memang salah, tapi aku akan memperbaiki dan tidak melakukannya.”“Kamu yang menga
Beberapa Minggu kemudianSemua orang masih suasana bahagia.Deyra mengajak Gemma berbelanja dan kesalon kecantikan."Bu, kalau ibu ulang tahun kado apa yang ingin kamu minta?" tanya Gemma."Aku ingin cucu kembar," ucap Deyra tertawa."Baiklah. bagaimana kalau aku bilang Ibu sudah punya cucu." Deyra hanya tertawa ia berpikir kalau Gemma akan mengungkapkan tengtang Moes anaknya. Deyra tidak ingin salah, jadia ia mengalihkan pembicaraan.Saat tiba di rumah Gemma membawa kotak di tangannya, tapi ia ragu-ragu menunjukkanya pada Zevan dan Deyra, karena di sana ada Mahesa dan keluarga yang lain.Setelah rumah sakit berjalan normal , Mahesa mengmpulkan anak-anaknyanya. Ia mengumumkan menyerahkan rumah sakit secara resmi secara tertulis pada Zevan. Ia juga mewariskan hartanya dalam jumlah besar pada Moes Mahesa. Hal itu menimbulkan kemarahan pada kedua putri Mahesa, karena Moes bukan darah daging Zevan. Dalam rapat keluarga besar itu hadir juga pengacara dan saksi yang akan melihat.“Dia cucu
Tidak ingin terjadi hal buruk pada Gemma, Zevan meminta kakeknya mengirim helikopter. Namun, cuaca buruk tidak memungkinkan helikopter bisa datang.Saat Zevan bondar bandir, Kai datang.“Dok, Istrinya ditempatkan saja di tenda saya,” usul Kai.Zevan memincingkan kedua alis matanya saat Kai menyebut istri.“Apa Bapak tahu dia istriku?”“Dia mengatakannya. Oh jangan salah paham. Leo memang rada gila karena menjodohkan aku dengan istrimu, tapi aku dan Gemma sudah sepakat untuk berteman,” tutur Kai.Rasa panas dalam hati Zevan sedikit berkurang saat Kai memgatakan hal seperti itu, ia mengendong Gemma ke dalam tenda milik Kai, di sana lebih nyaman karena ada kasur lipat, setelah memberi infus dan pengobatan pada sang istri Zevan keluar. Ia dan Kai duduk mengobrol diluar tenda."Gemms wanita yang baik Pak, saya tidak begitu mengenalnya, tapi saya berteman sama Lian saudara laki-laki Gemma."Setelah mendengar langsung dari Kai tidak ada lagi kesalapahaman.“Besok pagi-pagi sekali saya akan
Karena Zevan masih marah padanya, Gemma akhirnya menghidari Zevan. Setiap kali ia melihat Zevan datang mendekat ia akan menjauh“Tidak seharusnya aku marah padanya, aku marah karena khawatir.” Zevan ingin mengajak Gemma pulang bersamanya. Tapi sayang setiap kali ia datang Gemma akan menghilang, akhirnya ia tidak melihat Gemma selama berjam-jam.Zevan panik mencari ke semua tempat, saat itu sedang hujan lebat di lokasi penampungan tenda-tenda pada bocor semua orang sibuk membantu. Sonia bersembunyi di dalam mobil petugas, Zevan juga tidak tahu harus berbuat apa, dia berteduh di dalam mesjid. Matanya sibuk mencari Gemma, ia sangat khawatir.“Gemma kamu dimana kamu membuatku gila,” ucap Zevan mencari ke dalam mesjid. Ia melihat Gemma dan team dokter dan para tentara menyelamatkan obat-obatan dan persedian makanan dari tenda yang bocor. Tanpa pikir panjang Zevan ikut menerobos hujan dan ikut membantu menyelamatkan persedian obat-obatan menyimpan di dalam mesjid. Setelah selesai Gemma
Zevan dan Deyra baru saja turun dari parkiran, tapi suasana berbeda terlihat dari rumah sakit. Semua orang tampak sibuk. Padahal beberapa minggu belakangan rumah sakit itu nyaris tutup karena kehabisan stok obat-obatan. Zevan harus mengimpor obat-obatan dari luar negeri dengan harga dua kali lipat agar rumah sakit bisa beroperasi. Namun, saat barang dalam pengiriman kembali terjadi masalah dibeacukai . Zevan dan kakeknya kehabian ide.Tapi kali ini, rumah sakit terlihat sangat sibuk .“Ada apa?” tanya Zevan.‘ Apa Gemma berhasil membujuk saudaranya untuk memasukkan pasokan obat?’ Deyra tersenyum.“Mari kita cari tahu.” Ibu anak itu berjalan ke lobby, parkiran pasien VIP yang tadinya kosong kini berisi walau tidak penuh.“Dok, selamat pagi.” Simon muncul dengan wajah sumbringah, dokter bertubuh tambun itu batal cari pekerjaan baru.“Ada apa?” tanya Zevan.“Kita dapat pasokan obat lagi,” ucapnya dengan senyum lebar.“Dari mana?”“Ceo baru Filan Farma setuju menjalin kerja sama dengan
Gemma menatap wajah sang suami, ingin rasanya ia memeluk Zevan dan meluapkan semua perasaannya, tapi Gemma takut iditolak lagi. Hanya menatap bebera denit ia kembali menunduk dan meremas jemari tangannya“Kenapa?” tanya Zevan, kali ini ia menatap Gemma dengan tatapan lembut.“Zevan, a-apa kamu masih percaya padaku kalau aku bicara terus terang?” tanya Gemma semakin meremas jemarinya. Gemma bukan tipe wanita yang lemah ataupun manja, ia wanita kuat, bahkan keras tetapi kali ini ia terlihat sangat takut bahkan tidak berani menatap Zevan.‘Apa yang sebenarnya yang kamu lakukan Gemma kenapa kamu ketakutan begitu’“Baiklah katakan.”“Sebenarnya-”“Gemma! Katanya mau bicara sama Ibu.” Deyra tiba-tiba datang membuyarkan semuanya.Gemma berdiri. “ Nanti saja, aku bicara sama ibu dulu.” Ia berjalan menghampiri Deyra dan meninggalkan Zevan.Zevan masih duduk di bangku taman, ia penasarn kenapa Gemma tiba-tiba bersikap aneh dan takut padanya. *Gemma duduk bersama ibu mer
Setelah bicara dengan Zevan Gemma tidak banyak bicara lagi, ia lebih banyak diam.“Aku ingin ke kamar dulu.”“Apa kamu tidak akan mengatakan apa-apa?”“Tidak ada.”Zevan langsung diam, Zevan menyadari setelah penolakan malam itu Gemma banyak berubah.“Lalu bagaimana dengan paspor di tanganmu?””Itu milik teman. Aku mau ke kamar dulu.”Gemma masuk ke dalam kamar, ia membuka laci dan membawa beberapa berkas, saat memasukkan ke dalam tas Zevan masuk.“Aku akan tidur di restoran,” ucap Gemma sembari melepaskan penutup kepala yang ia pakai.“ Itu artinya kamu sudah menyerah?”Gemma hanya terseyum kecil tidak menjawab pertanyaan Zevan, sikap diam Gemma membuat Zevan merasa gelisah.“Aku sudah mengatakan padamu jangan membuang-buang waktu, kamu tidak percaya.”‘Setidaknya aku berusaha’ balas Gemma dalam hati.Saat sedang mengobrol dengan Zevan Leo menelepon, raut wajah Gemma berubah. Ia menjauh dari Zevan sembari mengangkat telepon.“Apa kamu gila?” Apa maksudnya?”Terdengar suara tawa meng
Setelah kejadian itu Gemma tidak pulang ke rumah Zevan, ia memilih tidur di restoran miliknya, di sana ia jauh lebih tenang tidak ada yang mengusik tidak ada yang menatapnya dengan tatapan dingin.Pagi itu Zevan masuk ke kamar mereka, tempat tidur masih rapi, Gemma sudah dua hari tidak pulang ke rumahnya.“Baiklah itu lebih baik, pergilah itu jauh lebih baik untuk kita berdua,” ucap Zevan. Mulut bicara tidak tetapi hatinya sedih karena tidak melihat Gemma.Saat ingin berangkat ke rumah sakit Zevan sengaja mampir ke restorannya, ia menoleh ke lantai dua, di sana duduk seorang wanita cantik, duduk melamun menatap jalanan ibu kota.“Akhirnya kamu menyerah juga.” Zevan menghidupkan mobilnya kembali dan meninggalkan restoran Gemma. Di rumah sakit ia banyak melamun dan pikirannya kemana-mana.Setelah semua yang terjadi pada keluarganya Zevan memutuskan kembali bekerja di rumah sakit keluarganya, setelah dr. Deyra berangkat ke luar negeri bersama suaminya Zevan yang mengantikan posisi sang i
Mata Gemma melotot kaget mendengar kata-kata penghinaan itu. Ia menahan rasa sesak di dada, Gemma tidak mau menangis di depan Zevan. Ia berdiri lalu memungut dan mengenakan piyama tidurnya.“Baiklah terimakasih untuk malam ini, selamat malam.” Gemma bergegas lalu kembali ke kamarnya.Zevan mengepal tangannya dengan kuat, Gemma masuk ke kamar mandi dan menangis keras di sana, ia merasa seperti jalang yang meminta dipuaskan sama seorang pria. Zevan datang ia mendengar Gemma menangis di kamar mandi. Ia tidak tahan mendengar Gemma menangis, ia kembali ke kamar Moes dan memukul dinding kamar itu beberapa kali, saat Gemma menangis seperti itu ia juga merasa terluka, tapi kekecewaan masih menyelimuti hatinya, ia masih marah sama Gemma.“Kenapa? Kenapa harus ada seperti ini. Aku berharap kamu pergi biar kamu tidak terluka,” ucap Zevan. *Saat Gemma bangun pagi, ia merasa tubuhnya terasa remuk, Zevan benar-benar menghajarnya malam itu. Ia malas bangun dari tempat tidur, melihat