Bantu vote dan berikan hadiah ya terimakasih
Gemma melawan rasa takut yang melanda pikiranya, setelah Regi meninggalkan rumah dan membawa Genta entah kenapa. Gemma memilih istirahat merasa tubuhnya tidak berdaya dan tangannya masih gemetar. Melihat para penjahat tersebut membuat Gemma mengingat semua kejahatan Regi dan istrinya. Setelah beberapa menit rebahan Gemma merasa tulang pipinya berkedut-kedut dan terasa nyeri, tidak lama kemudian Bi Ina datang membawa tehh manis hangat. “Ini minum Bu, biar tenaganya cepat pulih.” “Bi, sepertinya saya harus ke dokter, tulang pipiku sangat sakit rasanya. Temanin saya ya Bi, belum tahu jalan ke rumah sakit.” “Ini sudah siang Bu, nanti anak-anak pulang tidak ada orang di rumah bagaimana?” Anak-anak Regi sebentar alagi akan pulang, harus ada yang mengawasi rumah dan mengawasi Erina yang mereja kurung di gudang lantai bawah. Gemma terpaksa meminta bantuan Leo lagi, ia menelepon lelaki yang berprofesi sebagai polisi itu untuk menemaninya ke rumah sakit. “Kamu sakit?” “Ya, sedikit.
Melihat wajah Gemma memar, Zevan penasaran ia mengurungkan niat untuk pulang. Masuk kembali ke ruangan dr . Soni. “Eh, kamu bukanya sudah pulang kenapa balik lagi. Apa ada barang yang ketinggalan?” “Berikan jubahmu.” “Buat apa?” tanya lelaki itu dengan kening berkerut. Rumah sakit besar itu itu milik kakek Zevandra dan semua keluarga Zevan bertugas di rumah sakit tersebut, kecuali Zevan jadi semua orang bekerja di rumah sakit sudah tahu kalau dr. Zevandra cucu tunggal pemilik rumah sakit tersebut. “Biar saya yang menggantikanmu, sana istirahat saja.” "Tumben baik, biasanya gue minta tolong lu tidak mau," ucap temannya. "Kali ini beda, , aku ingin beri seseorang suntikan mati," ucapan ia memikirkan tentang Leo. “Apa kamu ingin Ibumu memecatku dari rumah sakit ini?” “Dia tidak perlu tahu, kamu cukup tidur di ruang istirahat.” “Ah, hidupku memang malang. Tadi pagi di omelin bapaknya sekarang ditodong anaknya,” ucap dr. Soni mendumal sambil mengeleng. “ Tapi aku tidak perlu khaw
Leo berdiri di samping motor miliknya. “Kok bannya bisa kempes dua-duanya . Ada yang salah ni.” Leo menendang ban sepeda motornya. “Aku akan pulang naik taxi saja, kamu urus motormu.” “Baiklah sepertinya harus begitu, nanti aku telepon kamu lagi. Aku berpikir ada orang yang sengaja melakukan ini, resiko jadi seorang polisi selalu banyak musuh 'Apa ini perbuatan Zevan?' Gemma melihat ke sekeliling ia melihat Boby bawahan Zevan. 'Oh ... ini ulah Zevan' " Aku pergi." Gemma meninggalkan Leo yang sedang meratapi nasip motornya. Gemma tidak ingin lama-lama di sana, setelah ia tahu kalau rumah sakit itu milik keluarga Zevan Gemma takut bertemu dr. Deyra wanita kejam yang pernah ingin menguliti kepalanya. Ia keluar menggunakan kaca mata hitam milik Leo. Bahkan resep obat yang Zevan tulis ia abaikan. Gemma akan membeli di apotik luar rumah sakit. Namun saat Gemma berdiri ingin menghentikan taxsi, mobil Zevan berhenti. “Ayo masuk!” pintah pria itu dengan tenang. “Kamu gila! Bagaiman
Saat Gemma mengatakan kalau ia berubah pikiran degan perjanjian mereka, Zevandra berubah seperti orang gila. Melajukan kendaraannya di jalan toll dengan kecepatan tinggi, ia bahkan menyalip beberapa mobil di jalur cepat. Gemma merasa mual. “Hentikan mobilnya kamu membuatku ingin muntah. Kamu tidak mau kan aku mengotori mobilmu,” gertak Gemma. Ia tidak meghirukan permintaan Gemma terus menyetir dengan kecepatan tinggi. Hingga tiba di sebuah rumah, Zevan berhenti Gemma keluar dengan kepala terasa berputar ia berjalan keluar dari mobil dengan tubuh sempoyongan dan muntah. Melihat Gemma tidak berdaya Zevan menggendongnya ke dalam rumah. “Kita mau kemana lagi?” tanya Gemma dengan suara kecil, Zevan tidak menjawab meletakkan Gemma diatas kasur. “Diamlah dan kamu istrirahat saja, setelah kamu merasa baikan baru kita bicara.” Gemma merasa pandangannya berkunang-kunang, ia hanya orang kampung mobil kencang sedkit saja ia sudah mabuk, apalaii menyetir bak pembalap seperti yang dila
Gemma menunjukkan sikap tegas, ia menahan kedua tangan Kayana dan memintanya duduk tenang.’ “Jangan membuat keributan sebelum aku mengikat tangan dan kakimu! Selagi aku bicara baik-baik maka kamu juga harus baik,” tegas Gemma dengan tatapan melotot Anak remaja berwajah cantik langsung diam, ia kaget melihat tatapan Gemma yang tajam, kalau dulu apa yang dikatakan Kayana Gemma selalu menurutinya. “Jangan ngatur-ngatur memangnya kamu siapa?” “Aku istri Mas Regi, suka atau tidak suka, saya ibu tiri kamu. Kalau dulu aku bisa berbuat sesukamu sekarang situasinya berbeda. Aku yang memegang kendali di sini,” ucap Gemma dengan suara penuh penekanan. “Lalu kamu mau apa?” tanya Kayana dengan sikap menantang. Ia tidak punya sopan santun sama orang yang lebih dewasa darinya. “Kamu tanya mauku apa? Bereskan kekacauan yang kamu lakukan ini jalang kecil!” bentak Gemma. Matanya melotot saat Gemma menyebutnya jalang kecil, ia menatap Gemma dengan mata membesar. “Aku tidak mau!” “Oh, baiklah.
Gemma tidak pernah menduga akan mengalam banyak konflik seperti itu, awalnya ia hanya ingin balas dendam dan membalaskan dendamnya pada Suami dan Erina. Tapi siapa sangka anak-anak itu butuh bantuanya, Gemma tadinya ingin membiarkan ayah dan ibu mereka yang mengurus. Namun, ketika ia tahu kalau si cantik Kayana bukan anak Regi hati Gemma ikut luluh. Ia berniat membantu untuk melepaskan Kayana dari cekraman pria yang memanfaatkannya kecantikannya “Apa kamu punya nama akunnya?” tanya Gemma setelah Kayana tenang, ia juga sudah berpakaian sopan . "Ini nama akun dan foto profillnya." Kayana menunjukkan layar ponselnya, ia juga memberikan nomor yang digunakan untuk mengancam Kayana jika tidak mau menuruti permintaannya. Gemma meminta bantuan kakak angkatnya seorang hacker lelaki keturunan Jepang yang tinggal di Amerika. Pria itu juga yang membantu Gemma selama dua tahun yang lalu, saat dirinya tinggal di Amerika. Ia menelepon lalu menceritakan semuanya tentang Kayana. Lelaki yan
Saat Kayana sudah pergi, Gemma turun ke gudang ini saatnya ia menekan Erina supaya memberitahukan keberadaan putranya. "Lepaskan aku dari sini jalang!" "Ya, aku memang jalang, tapi jalang berkelas. Aku tidur dengan seorang dokter tampan yang kaya raya. Kamu tidur dengan lelaki yang brandalan." "Kamu yang menjebakku tidur dengan preman!" teriak Erina. "Aku hanya membalas seperti yang kalian lakukan padaku impaskan? Oh ... Suamimu bukan levelku lagi aku tidak akan mau memberikan tubuhku yang berharga ini pada pria menjijikkan seperti Regi," ucap Gemma sedikit menyombongkan diri. "Dia suamiku dan suamimu juga. Bukankah kamu tergila-gila padanya dari dulu? Bahkan aku mendengar kamu selalu merengek ingin dipuaskan di ranjang tapi Regi menolak." Erina tertawa meledek. Wajah Gemma langsung berubah, ia sangat kesal saat Erina meledeknya tentang masa lalunya yang memalukan sekaligus memalukan itu. Erina benar, dulu Gemma selalu berusaha merayu Regi agar mau tidur dengannya. Tiba-tiba pi
Gemma semakin dekat pada tujuannya, kali ini Erina memberitahu siapa orang yang meminta melahirkan anak untu Mami.Gemma keluar dari ruang tempat Erina di tahan, ia terdiam memikirkan ucapan Erina.“Sabar anakku, Mama akan menemukanmu,” gumam Gemma pelan.“Bu, bagaimana dengan kedua anak ini?” tanya Bu Ina.“Untuk saat ini, biarkan mereka di sini Bi, jaga mereka dengan baik,” ucap Gemma.Walau ia marah , kesal sama Regi dan Erina tapi tidak ada niat sedikitpun untuk meyakiti anak-anak mereka. Ia bahkan merawat mereka dengan tulus. Gemma selalu berpikir ia marah pada orang tuanya tidak ada sangkut pautnya sama anak-anak malang tersebut.“Baik Bu . Tapi apa mereka besok sekolah?”Sekolah saja Bi tidak apa-apa.”Bu Ina semakin yakin kalau Gemma pada dasarnya meman baik, sakit hati dan penghianatanlah yang mengubah dirinya jadi wanita jahatGemma tidak pernah menduga akan mengalami konfili sefelik itu, awalnya ia hanya ingin balas dendam dan membalaskan dendamnya pada Suami dan Erin
Semua keluarga syok dan sedih melihat kemarahan Gemma, mereka bisa mengerti kemarahan sang menantu, dibohongin suami selama empat tahun itu tidak mudah. Deyra hanya bisa mengusap dada.Besok harinya setelah Gemma merasa sedikit tenang, ia menemui Zevan di ruang kerjanya Zevan duduk melamun. Sepanjang malam, ia bahkan tidak bisa memejamkan mata ia juga tidak makan. Gemma mengetuk pintu.“Masuk!”“Boleh aku bicara?”“Gemma ….” Zevan langsung berdiri dengan wajah khawatir.“Aku sudah memikirkannya. Saat di tenda penampungan kamu pernah bertanya apa hukumannya kalau aku tidak jujur. Aku ingin memberi jawabannya sekarang,” ucap Gemma.“Gemma … kamu terlihat sangat pucat kita ke dokter ya,” bujuk Zevan.“Aku ingin memberikan jawaban Zevan.”“Baiklah.”“Mari kita berpisah.”Zevan langsung mematung menatap Gemma dengan mata berkaca-kaca, ia mengeleng sambil mengusap air matanya.“Jangan lakukan itu Gemma, aku memang salah, tapi aku akan memperbaiki dan tidak melakukannya.”“Kamu yang menga
Beberapa Minggu kemudianSemua orang masih suasana bahagia.Deyra mengajak Gemma berbelanja dan kesalon kecantikan."Bu, kalau ibu ulang tahun kado apa yang ingin kamu minta?" tanya Gemma."Aku ingin cucu kembar," ucap Deyra tertawa."Baiklah. bagaimana kalau aku bilang Ibu sudah punya cucu." Deyra hanya tertawa ia berpikir kalau Gemma akan mengungkapkan tengtang Moes anaknya. Deyra tidak ingin salah, jadia ia mengalihkan pembicaraan.Saat tiba di rumah Gemma membawa kotak di tangannya, tapi ia ragu-ragu menunjukkanya pada Zevan dan Deyra, karena di sana ada Mahesa dan keluarga yang lain.Setelah rumah sakit berjalan normal , Mahesa mengmpulkan anak-anaknyanya. Ia mengumumkan menyerahkan rumah sakit secara resmi secara tertulis pada Zevan. Ia juga mewariskan hartanya dalam jumlah besar pada Moes Mahesa. Hal itu menimbulkan kemarahan pada kedua putri Mahesa, karena Moes bukan darah daging Zevan. Dalam rapat keluarga besar itu hadir juga pengacara dan saksi yang akan melihat.“Dia cucu
Tidak ingin terjadi hal buruk pada Gemma, Zevan meminta kakeknya mengirim helikopter. Namun, cuaca buruk tidak memungkinkan helikopter bisa datang.Saat Zevan bondar bandir, Kai datang.“Dok, Istrinya ditempatkan saja di tenda saya,” usul Kai.Zevan memincingkan kedua alis matanya saat Kai menyebut istri.“Apa Bapak tahu dia istriku?”“Dia mengatakannya. Oh jangan salah paham. Leo memang rada gila karena menjodohkan aku dengan istrimu, tapi aku dan Gemma sudah sepakat untuk berteman,” tutur Kai.Rasa panas dalam hati Zevan sedikit berkurang saat Kai memgatakan hal seperti itu, ia mengendong Gemma ke dalam tenda milik Kai, di sana lebih nyaman karena ada kasur lipat, setelah memberi infus dan pengobatan pada sang istri Zevan keluar. Ia dan Kai duduk mengobrol diluar tenda."Gemms wanita yang baik Pak, saya tidak begitu mengenalnya, tapi saya berteman sama Lian saudara laki-laki Gemma."Setelah mendengar langsung dari Kai tidak ada lagi kesalapahaman.“Besok pagi-pagi sekali saya akan
Karena Zevan masih marah padanya, Gemma akhirnya menghidari Zevan. Setiap kali ia melihat Zevan datang mendekat ia akan menjauh“Tidak seharusnya aku marah padanya, aku marah karena khawatir.” Zevan ingin mengajak Gemma pulang bersamanya. Tapi sayang setiap kali ia datang Gemma akan menghilang, akhirnya ia tidak melihat Gemma selama berjam-jam.Zevan panik mencari ke semua tempat, saat itu sedang hujan lebat di lokasi penampungan tenda-tenda pada bocor semua orang sibuk membantu. Sonia bersembunyi di dalam mobil petugas, Zevan juga tidak tahu harus berbuat apa, dia berteduh di dalam mesjid. Matanya sibuk mencari Gemma, ia sangat khawatir.“Gemma kamu dimana kamu membuatku gila,” ucap Zevan mencari ke dalam mesjid. Ia melihat Gemma dan team dokter dan para tentara menyelamatkan obat-obatan dan persedian makanan dari tenda yang bocor. Tanpa pikir panjang Zevan ikut menerobos hujan dan ikut membantu menyelamatkan persedian obat-obatan menyimpan di dalam mesjid. Setelah selesai Gemma
Zevan dan Deyra baru saja turun dari parkiran, tapi suasana berbeda terlihat dari rumah sakit. Semua orang tampak sibuk. Padahal beberapa minggu belakangan rumah sakit itu nyaris tutup karena kehabisan stok obat-obatan. Zevan harus mengimpor obat-obatan dari luar negeri dengan harga dua kali lipat agar rumah sakit bisa beroperasi. Namun, saat barang dalam pengiriman kembali terjadi masalah dibeacukai . Zevan dan kakeknya kehabian ide.Tapi kali ini, rumah sakit terlihat sangat sibuk .“Ada apa?” tanya Zevan.‘ Apa Gemma berhasil membujuk saudaranya untuk memasukkan pasokan obat?’ Deyra tersenyum.“Mari kita cari tahu.” Ibu anak itu berjalan ke lobby, parkiran pasien VIP yang tadinya kosong kini berisi walau tidak penuh.“Dok, selamat pagi.” Simon muncul dengan wajah sumbringah, dokter bertubuh tambun itu batal cari pekerjaan baru.“Ada apa?” tanya Zevan.“Kita dapat pasokan obat lagi,” ucapnya dengan senyum lebar.“Dari mana?”“Ceo baru Filan Farma setuju menjalin kerja sama dengan
Gemma menatap wajah sang suami, ingin rasanya ia memeluk Zevan dan meluapkan semua perasaannya, tapi Gemma takut iditolak lagi. Hanya menatap bebera denit ia kembali menunduk dan meremas jemari tangannya“Kenapa?” tanya Zevan, kali ini ia menatap Gemma dengan tatapan lembut.“Zevan, a-apa kamu masih percaya padaku kalau aku bicara terus terang?” tanya Gemma semakin meremas jemarinya. Gemma bukan tipe wanita yang lemah ataupun manja, ia wanita kuat, bahkan keras tetapi kali ini ia terlihat sangat takut bahkan tidak berani menatap Zevan.‘Apa yang sebenarnya yang kamu lakukan Gemma kenapa kamu ketakutan begitu’“Baiklah katakan.”“Sebenarnya-”“Gemma! Katanya mau bicara sama Ibu.” Deyra tiba-tiba datang membuyarkan semuanya.Gemma berdiri. “ Nanti saja, aku bicara sama ibu dulu.” Ia berjalan menghampiri Deyra dan meninggalkan Zevan.Zevan masih duduk di bangku taman, ia penasarn kenapa Gemma tiba-tiba bersikap aneh dan takut padanya. *Gemma duduk bersama ibu mer
Setelah bicara dengan Zevan Gemma tidak banyak bicara lagi, ia lebih banyak diam.“Aku ingin ke kamar dulu.”“Apa kamu tidak akan mengatakan apa-apa?”“Tidak ada.”Zevan langsung diam, Zevan menyadari setelah penolakan malam itu Gemma banyak berubah.“Lalu bagaimana dengan paspor di tanganmu?””Itu milik teman. Aku mau ke kamar dulu.”Gemma masuk ke dalam kamar, ia membuka laci dan membawa beberapa berkas, saat memasukkan ke dalam tas Zevan masuk.“Aku akan tidur di restoran,” ucap Gemma sembari melepaskan penutup kepala yang ia pakai.“ Itu artinya kamu sudah menyerah?”Gemma hanya terseyum kecil tidak menjawab pertanyaan Zevan, sikap diam Gemma membuat Zevan merasa gelisah.“Aku sudah mengatakan padamu jangan membuang-buang waktu, kamu tidak percaya.”‘Setidaknya aku berusaha’ balas Gemma dalam hati.Saat sedang mengobrol dengan Zevan Leo menelepon, raut wajah Gemma berubah. Ia menjauh dari Zevan sembari mengangkat telepon.“Apa kamu gila?” Apa maksudnya?”Terdengar suara tawa meng
Setelah kejadian itu Gemma tidak pulang ke rumah Zevan, ia memilih tidur di restoran miliknya, di sana ia jauh lebih tenang tidak ada yang mengusik tidak ada yang menatapnya dengan tatapan dingin.Pagi itu Zevan masuk ke kamar mereka, tempat tidur masih rapi, Gemma sudah dua hari tidak pulang ke rumahnya.“Baiklah itu lebih baik, pergilah itu jauh lebih baik untuk kita berdua,” ucap Zevan. Mulut bicara tidak tetapi hatinya sedih karena tidak melihat Gemma.Saat ingin berangkat ke rumah sakit Zevan sengaja mampir ke restorannya, ia menoleh ke lantai dua, di sana duduk seorang wanita cantik, duduk melamun menatap jalanan ibu kota.“Akhirnya kamu menyerah juga.” Zevan menghidupkan mobilnya kembali dan meninggalkan restoran Gemma. Di rumah sakit ia banyak melamun dan pikirannya kemana-mana.Setelah semua yang terjadi pada keluarganya Zevan memutuskan kembali bekerja di rumah sakit keluarganya, setelah dr. Deyra berangkat ke luar negeri bersama suaminya Zevan yang mengantikan posisi sang i
Mata Gemma melotot kaget mendengar kata-kata penghinaan itu. Ia menahan rasa sesak di dada, Gemma tidak mau menangis di depan Zevan. Ia berdiri lalu memungut dan mengenakan piyama tidurnya.“Baiklah terimakasih untuk malam ini, selamat malam.” Gemma bergegas lalu kembali ke kamarnya.Zevan mengepal tangannya dengan kuat, Gemma masuk ke kamar mandi dan menangis keras di sana, ia merasa seperti jalang yang meminta dipuaskan sama seorang pria. Zevan datang ia mendengar Gemma menangis di kamar mandi. Ia tidak tahan mendengar Gemma menangis, ia kembali ke kamar Moes dan memukul dinding kamar itu beberapa kali, saat Gemma menangis seperti itu ia juga merasa terluka, tapi kekecewaan masih menyelimuti hatinya, ia masih marah sama Gemma.“Kenapa? Kenapa harus ada seperti ini. Aku berharap kamu pergi biar kamu tidak terluka,” ucap Zevan. *Saat Gemma bangun pagi, ia merasa tubuhnya terasa remuk, Zevan benar-benar menghajarnya malam itu. Ia malas bangun dari tempat tidur, melihat