BAB 32 KATRINA LENYAP MENGHILANG"Katrina menghilang!" Camila memberitahu putranya."Sudah aku duga dia akan kabur!" Daren juga ikut geram karena terlambat satu langkah. "Sepertinya dia pergi tanpa Martin."Daren juga terkejut mendengar Katrina berani kabur tanpa Martin."Papamu sudah menangkap Martin tapi pria bodoh itu benar-benar tidak berguna!"Martin telah disekap untuk mereka ancam dengan berbagai cara, tapi ternyata Martin benar-benar tidak tahu apa-apa. Tuan Harlan kembali melepaskan Martin karena tidak berguna."Martin tidak tahu jika Katrina kabur membawa bayi Tamara.""Mustahil!" Daren semakin tidak percaya."Seharusnya kita tidak meremehkan Katrina!" Camila semakin ketakutan, apa lagi sekarang dia juga tahu jika Tamara telah melahirkan anak laki-laki, semua usahanya bisa sia-sia."Tenang Aku sendiri yang akan mendapatkan Katrina!" Akhirnya Daren bertekad untuk memburu Katrina sendiri. Daren tidak tahu jika Calvin sudah lebih dulu mendapatkan Katrina.*****Talisa merasa
BAB 33 PENGKHIANATAN KATRINA"Dimana bayi Tamara?" Daren langsung pada inti pertanyaannya tanpa bertele-tele. "Ambil sendiri pada Calvin bila kau berani!"Daren langsung melotot terkejut."Kenapa?" ejek Katrina dalam pertanyaan bernada sindiran sinis. "Apa tiba-tiba nyalimu lenyap bocah tampan?"Daren panik bukan cuma karena mengetahui bayi Tamara berada di tangan Calvin, tapi karena tahu Katrina sudah lebih dulu bertemu Calvin. Calvin yang selama ini sudah menjadi musuh mereka bersama."Calvin lebih cerdik dari pada Kalian!" Katrina terus mengejek."Kau telah berkhianat!"Daren langsung menyambar leher Katrina untuk dia cekik tapi tiba-tiba empat pengawal bertubuh tinggi besar langsung keluar mengepung mereka dengan senjata."Brengsek!" Dare kembali mengumpat.Daren terpaksa melepaskan cengkeraman tangannya di leher Katrina."Jangan pikir aku tidak bisa mematahkan lehermu, penghianat!" Daren menunjuk wajah Katrina dari jarak yang sangat dekat dan bibirnya semakin berdesis tajam. "I
BAB 34 JEBAKAN CALVINSelain berjanji akan melepaskan Katrina dan memberi imbalan, Calvin juga berjanji akan menjamin keselamatan Katrina asal dia mau mengikuti semua perintah Calvin. Katrina mendapat pengawalan khusus dari tentara bayaran profesional. Tuan Harlan dan putranya tidak akan berani mengusik Katrina lagi.Katrina bisa melenggang santai pulang ke tempat tinggalnya bersama Martin. Suami Katrina justru syok melihat istrinya sehat utuh tanpa cacat."Ada apa denganmu?" Katrina menanyakan wajah Martin yang lebam-lebam bekas pukulan."Kau dari mana?" Martin tidak menjawab pertanyaan Katrina karena dia masih keheranan dengan kepulangan istrinya."Aku pergi berlibur untuk satu minggu dan wajahmu sudah nyaris tidak bisa ku kenali!" Katrina tetap berkacak pinggang untuk mengkritik wajah Martin."Kakakmu menyekap ku karena kau kabur membawa bayi milik Tamara!""Aku baru pulang berlibur, mustahil aku pergi menenteng bayi!" Katrina tetap tidak mau mengaku pada Martin. "Jangan percaya le
BAB 35 PEMBUNUH NYONYA MARIATalisa langsung menginjak salah satu kaki Calvin mengunakan tungkainya yang runcing."Ao!" Calvin terkejut."Enak saja kau mau kabur setelah membuatku hamil anakmu!"Calvin balas menyambar pinggang Talisa untuk dia angkut sambil dia gigit pinggulnya."Ao! calvin!"Walaupun Calvin menggigit dari balik pakaian Talisa tetap memekik geli."Calvin gigimu seperti T-rex!"Bukanya dilepaskan Talisa malah langsung Calvin terkam di atas ranjang."Tidak Calvin!" Talisa terus memekik geli melihat Calvin kembali merunduk untuk mengigit ke sisi dalam pangkal pahanya.Calvin juga pura-pura mengeram seperti T-rex yang sedang menikmati gigitan daging tebal."Calvin, Hentikan!" Talisa benar-benar merinding geli."Aku belum kenyang!"Bisa-bisanya Calvin bicara 'belum kenyang' sambil terus mencari sasaran yang lebih empuk."Orang rakus akan tersedak!""Kau bilang aku T-rex!" Calvin masih sempat juga mengingatkan ejekan Talisa. "Kau akan segera menjadi induk T-rex!"Calvin men
BAB 36 BUKTI VIDEO PEMBUNUHAN TAMARASatu minggu setelah Katrina di tangkap, Martin baru mendapat ijin untuk datang mengunjungi istrinya di dalam tahanan. Selama satu minggu penuh Katrina sama sekali tidak boleh dikunjungi. Martin sangat cemas bagaimana Katrina bisa tahan hidup di penjara. Katrina tidak pernah hidup susah apa lagi harus tidur di dalam sel kotor."Akan segera kucari pengacara terbaik untukmu!" Martin terus berjanji pada Katrina. "Akan kubayar berapapun sebagian jaminan agar kau bisa pergi dari tempat terkutuk ini!"Martin siap melakukan segalanya demi Katrina. Meskipun sering ceroboh serta bodoh, Martin tetap suami yang setia dan sangat mencintai Katrina."Apa kau tahu, bukti apa yang telah dimiliki oleh pihak kepolisian untuk menjeratku?" Katrina bertanya untuk sekedar menguji pengetahuan suaminya.Sepertinya Martin memang sama sekali belum tahu. Katrina menghela napas pasrah kemudian mulai bercerita."Mereka memiliki bukti video keterlibatanku atas kematian Tamara
BAB 37 PEMBUNUHAN KEJI"Apa itu?" Talisa melihat Calvin sedang menyimak sebuah video dari ponselnya."Tomas telah mendapatkan bukti pembunuh Tamara."Calvin memperlihatkan video tersebut karena dia juga sudah tidak ingin menyembunyikan apapun lagi dari istrinya."Oh, Tuhan ...!" Talisa langsung membekap mulutnya. "Camila telah membunuh Tamara! "Mereka juga membunuh nenekku dan akan ku buat mereka membayarnya!" Calvin sudah sangat yakin, dia juga menceritakan semua rencananya bersama Katrina.****Untuk mengetahui rencana Calvin, akhirnya Daren mengikuti perintah ibunya untuk menemui Katrina di penjara. Daren akan menawarkan kebebasan bila Katrina mau mengkhianati Calvin."Apa ibumu juga yang mengutus mu ke mari?" ejek Katrina begitu tahu yang berkunjung adalah keponakannya."Dengar!" Daren mendekat untuk menawarkan kesepakatan. "Tidak ada yang bisa menyelamatkanmu kecuali aku.""Ya, aku tahu kau yang memasang kamera CCTV!" Katrina cuma tersenyum remeh, sama sekali tidak terpancin
BAB 38 SAUDARA"Kalian mau membawaku ke mana lagi?""Sudah jangan banyak bertanya! Ayo cepat masuk!"Punggung Agung didorong masuk ke dalam mobil yang sudah siap di halaman. Begitu sudah masuk ke dalam mobil dua orang pengawal berbadan tinggi besar segera mencekal lengan Agung dan matanya mereka ikat menggunakan kain hitam."Apa yang kalian lakukan!" Agung panik, berusaha berontak tapi mulutnya malah tambah disumpal. Agung sama sekali tidak diberi kesempatan untuk berteriak.Setelah hampir satu bulan disekap dengan perlakuan buruk seperti tahanan, kali ini Agung kembali dibawa entah kemana. Agung merasakan mobil yang membawanya terus melaju kencang, Agung curiga mereka akan melenyapkannya di tempat terpencil agar mayatnya tidak ditemukan. Agung tidak akan bisa kabur, dia juga tidak bisa membayar tiga puluh milyar. Agung sangat ketakutan. Selama dalam penyekapan, Agung sama sekali tidak tahu jika mereka semua yang menangkapnya adalah anak buah Calvin. Hampir satu jam perjalanan d
BAB 39 BUKTI KEJAHATANTadinya Daren juga tidak sadar jika sudah ada yang masuk ke dalam apartemennya selama dia sedang berada di Jerman. Daren baru sadar ketika melihat laci meja kerjanya sedikit terbuka, padahal setiap laci terkunci mengunakan sandi digital. Dengan panik Daren segera memeriksa semua laci dan brankas di belakang lemari rak buku. Daren tidak menemukan file data perusahan serta laptopnya."Brengsek!"Daren segera menonaktifkan semua ponsel dan nomor telepon tapi sayang sudah terlambat. Seluruh data sudah terbobol. Selama ini Daren juga telah diam-diam mencuri data keuangan perusahaan, benar-benar gawat jika file datanya sampai didapatkan oleh Calvin.Daren langsung mengambil pistol dari bawah laci brankas untuk dia selipkan ke pinggang dan pergi untuk menembak kepala siapa saja yang dia temukan.*****"Aku tidak mau menampung kakakmu!" Calvin menolak permohonan Agung untuk tinggal bersama Talisa karena Agung takut kembali disiksa seperti kemarin."Aku tidak minta kau
BAB 93 KETENANGANEva yakin Calvin tahu keberadaan ibunya, pria itu memiiki kuasa, tidak sulit bagi seorang Calvin Alexander untuk mendapatkan informasi apapun."Di mana ibuku?" Meski permintaan Eva masih mengejutkan, tapi Calvin tetap berusaha menjawab dengan sikap tenang."Dia sudah tidak ada." Calvin bicara jujur. "Aku sangat menyesal karena datang terlambat untuknya."Calvin hanya tidak bercerita jika dia juga terlambat percaya pada Lorna. Seandainya Calvin percaya dan mau menolong Lorna, mungkin sekarang ibu mereka masih hidup. Pastinya Eva masih syok mendengar Lorna sudah meninggal tapi sepertinya Eva juga wanita muda yang cukup tangguh. "Bagaimana ibuku meninggal?" Eva balas mentap Calvin dengan jantung berdebar. "Dia sempat bercerita jika memiliki hutang yang cukup besar."Eva terlihat memejamkan mata sejenak, seperti sedang berusaha menenangkan diri."Sepertinya aku tahu pelakunya!" Eva sudah kemabali menatap Calvin. "Aku tahu mereka bekerja untuk siapa!"Sebelum Lorna hi
BAB 92 KEBEBASAN TALISASetelah sekian lama hidup dalam ketakutan, akhirnya Talisa bisa mendapatkan kebebasan untuk bernapas lega tanpa rasa cemas. Talisa dapat bermain bebas dengan putranya tanpa harus takut dengan ancaman dari musuh-musuh Calvin. Kebahagian terbesar Talisa dan Calvin adalah melihat Evan bisa bermain dengan anak-anak seusianya. Putra mereka harus tumbuh dengan sehat di lingkungan yang normal. Calvin tidak mau Evan memiliki masa kecil suran seperti dirinya. "Kalian mau pergi kemana?" Talisa terkejut melihat Calvin dan Evan sudah siap dengan baju sewarna, kaos biru dengan celana pendek hitam dan sepatu senada."Oah!" jawab Evan dengan lidah cadel karena belum bisa menyebut nama 'Noah' dengan benar."Aku akan membawa anak-anak bermain." Kali ini Calvin yang menjelaskan. "Kami akan menjemput Noah dulu.""Kalian tidak mengajakku?" Talisa bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri."Ingat saran dokter, kau masih harus istirahat." Calvin mengecup kening Talisa kemudian me
BAB 91 PENGEJARAN CALVINBegitu melihat Talisa sudah tidak ada di tempat tidurnya Calvin langsung berteriak pada Robin untuk memeriksa kamera CCTV. Dari rekaman kamera di sepanjang lorong rumah sakit, Talisa terlihat berlari panik kemudian masuk ke salah satu ruangan dokter untuk mencuri jas putih guna membungkus pakaian pasien yang saat itu dia pakai dengan compang camping."Istri Anda kabur melalui UGD langsung kejalan raya." Robin menemukan rekaman terakhir saat Talisa menghilang di halaman gelap.Setelah ikut menyimak semua tangkapan kamera, Calvin yakin jika Talisa pilih kabur seorang diri karena mendapat tekanan."Periksa kamar istriku!"Calvin kembali memberi perintah pada Tomas. Setelah menggeledah semua laci meja dan membongkar ranjang. Tomas menemukan lipatan amplop kertas yang terselip di bawah kasur."Ini foto putra Anda, Tuan." Tomas menunjukkan foto Evan bersama Daren."Iblis terkutuk!" Calvin juga membaca pesan yang ditulis oleh Daren di balik foto.Calvin segera menga
BAB 90 KETAKUTAN TALISATalisa benar-benar pergi tanpa sepengetahuan Calvin, dia hanya memiliki waktu dua kali dua puluh empat jam untuk menyelamatkan nyawa putra mereka. Sampai Talisa duduk di dalam kursi pesawat, dia masih belum tahu akan pergi ke mana. Talisa sudah pasrah dia hanya terus mengikuti semua instruksi dari Daren.Talisa mendarat beberapa kali di ibukota negara Eropa. Talisa selalu disambut seorang pria di pintu kedatangan dengan papan namanya. Talisa akan diberi tiket penerbangan selanjutnya, beserta pasport baru dan seperti itu seterusnya untuk menghilangkan jejak. Daren benar-benar sudah sangat hati-hati, cerdik dan penuh perhitungan agar perjalanan Talisa tidak terlacak oleh Calvin.Terakhir Talisa mendarat di sebuah bandara kecil di Iceland, dia sudah di tunggu oleh supir yang akan mengantarnya. Saat itu Talisa mulai berpikir mungkin dirinya memang tidak akan pernah bisa kembali pada Calvin. Harapan Talisa hanya untuk memeluk Evan dan Talisa rela mati menukar nyawa
BAB 89 HARUS BURU-BURUSebenarnya Calvin nyaris berpapasan dengan Daren ketika dia baru keluar dari kamar Talisa. Daren buru-buru bersembunyi dan terus mengamati sampai benar-benar yakin Calvin telah pergi. Sudah dua Hari Daren mencari tahu di mana Talisa sedang dirawat setelah dia jatuh histeris di toilet.Ternyata pintu kamar Talisa terus di jaga oleh Tomas sepanjang waktu. Mustahil Daren bisa masuk menyelinap mengelabui Tomas, pasti Tomas akan langsung mengenali Daren.Tapi ternyata Daren tidak kehabisan akal karena dia juga telah mengawasi setiap dokter serta perawat yang bertugas di kamar Talisa. Setelah yakin Calvin sudah pergi, Daren buru-buru menghampiri perawat yang bertugas untuk mengantar sarapan ke kamar Talisa."Mr. Alexander!" Perawat wanita itu mengira Daren sebagai Calvin."Berikan ini pada istriku." Daren mengulurkan lipatan amplop kertas berisi foto beserta dua kalimat dengan tulisan tangan di baliknya.[Apa kau ingin bertemu putramu?][Ikuti semua instruksi ku dan
BAB 88 TALISA INGIN BETEMU EVANCalvin langsung pergi mendatangi Eva. Setelah sekian minggu tidak berkunjung, pastinya Eva tersenyum bahagia melihat kedatangan Calvin Alexander ke tempat tinggalnya di akhir pekan."I miss You." Eva menghampiri Calvin yang baru masuk dari ambang pintu untuk dia peluk mesra."Duduk!"Perintah tegas dari bibir Calvin membuat Eva terkejut karena biasanya Daren memang tidak pernah menolak sambutan Eva."Aku memberimu perintah untuk duduk!" Calvin mengulang perintahnya dengan lebih tegas karena melihat Eva masih berdiri kaku belum bergerak.Dengan dada terus berdebar Eva melangkah mundur pelan-pelan untuk duduk di sofa. Eva benar-benar duduk dengan patuh tanpa berani bergerak karena tatapan Calvin membuatnya takut. Untuk sekedar menarik napas pun sepertinya Eva memang harus hati-hati karena Calvin sedang dalam mode siap meledak, Daren sudah sangat lancang berani menyentuh putranya.Calvin melempar foto pasport Daren ke atas meja di hadapan Eva."Perhatika
BAB 87 GARA-GARA EVANSatu Minggu berlalu tapi Daren sama sekali belum muncul. Calvin memang telah membaca semua rencana Daren, sampai sebuah kejutan tak terduga ketika Daren bertemu putranya dan setelah itu rencananya mendadak berubah. Kali ini Daren sedang fokus untuk mendapatkan putra Calvin."Evan ingin bermain dengan Noah." Talisa memberitahu Calvin. "Dia terus merengek sejak kemarin.""Nanti akan aku antar." Saat itu Calvin masih terlihat sibuk di ruang kerjanya meskipun hari libur."Aku bisa menemaninya bersama Tomas atau Robin." Talisa ingin pergi sendiri tidak ingin menganggu kesibukan Calvin."Tidak, biar aku antar!" Calvin tetap bersikeras ingin pergi sendiri untuk menemani putranya. "Tunggu dua puluh menit lagi.""Oke, aku ambil Evan dulu!""Jangan gendong putramu!" Calvin mengingatkan Talisa yang sudah berjalan keluar pintu.Calvin memang benar-benar sangat disiplin dalam menjaga kehamilan istrinya. Apa lagi dalam kehamilan keduanya ini Talisa terus mual dan muntah sampai
BAB 86 EVA YANG MENJENGKELKANSebenarnya Talisa juga masih kesal dengan kesombongan Eva, tapi begitu mengetahu Eva adalah adik perempuan Calvin, musthail jika Talisa bersikerss ingin marah atau cemburu. Seperti Talisa memang harus menelan kekesalannya sendiri karena rasanya dia juga belum bisa jika harus menempatkan dirinya sebagai kakak perempuan."Kenapa kau tidak memberitahu Eva mengenai yang sebenarnya?" Talisa bertanya pada Calvin yang baru kembali dari bertemu Eva."Aku belum bisa menebak Eva bakal lebih loyal pada siapa." Calvin tetap harus sangat berhati-hati, apa lagi Daren dan Eva sudah berulang kali tidur bersama. Calvin masih belum lupa dengan pengkhianatan Tamara setelah dia juga ditiduri oleh Daren dengan sangat licik."Lalu apa rencanamu?""Eva akan pindah ke rumah yang telah aku sediakan dengan sekuriti dan supir."Kali ini Calvin akan menggunakan Eva sebagai umpan untuk menarik Daren masuk kedalam perangkap mematikan."Bagaiaman kau yakin Daren tidak akan curiga?"
BAB 85"Apa Adik Evan juga sering bermain di sini?""Ya kami bermain saat papa libur!""Apa Adik Evan sudah berulang tahun?" Daren terus coba mencari informasi dari kepolosan Noah."Ya, Evan mendapat hadiah mobil kecil yang dapat kami naiki berdua."Artinya anak Calvin dan Talisa sudah berumur satu tahun lebih. Daren terus dibuat terkejut karena keberhasilan Calvin menyimpan rahasia mengenai putranya dari semua orang."Apa kau juga mau hadiah mobil kecil?" Daren kembali bertanya pada Noah."Aku mau mobil tank!""Nanti akan ku belikan mobil tank, tapi jangan pernah bercerita pada siapapun jika kita pernah bertemu!"Noah langsung mengangguk dengan bersemangat."Anak pintar!" Daren mencium puncak kepala Noah kemudian buru-buru pergi.Begitu kembali keluar dari pintu gerbang Daren langsung menelpon Katrina."Calvin dan Talisa telah memiliki anak laki-laki berumur satu tahun!""Mustahil!" Katrina terkejut."Kita semua sudah tertipu, kau tidak akan pernah bisa menyingkirkan Talisa!" Daren m