Daniel hanya bisa termangu memandangi Ghea, ia memindai wajah istrinya yang nampak sangat sedih. Jelas, gadis itu bukan tengah bersandiwara. Daniel pun memilih mendekat dan berjongkok di depan Ghea, ia miringkan kepalanya ke kiri untuk melihat wajah istrinya yang menunduk saat didekatinya.
“Siapa yang bilang aku akan menikahi mantan kekasihku? apa selain pintar berakting kamu juga pandai berimajinasi?” sindir Daniel. “Aku tidak akan merebutnya, aku sadar diri Ghe. Aku tidak mungkin bisa merawatnya, anak itu akan lebih bahagia bersama denganmu.”
Mengangkat kepala untuk menatap wajah Daniel, tak ayal mata Ghea bersitatap dengan mata suaminya. Namun, tidak ada rasa malu di dalam hati Ghea, ia malah semakin menyelami manik kecokelatan milik Daniel.
“Apa kamu janji tidak akan merebutnya?”
“Hem &he
“Masih sakit?”Ghea sengaja menunggu Daniel selesai mandi. Dengan handuk yang melingkar di pinggangnya pria itu berjalan masuk ke dalam ruang ganti. Entah sadar atau tidak, Ghea mengikuti Daniel, ia menunggu pria itu memberinya kata maaf.“Daniel aku—astaga!” Ghea membalikkan badannya memunggungi Daniel, ia memejamkan mata rapat-rapat dan menutup muka dengan kedua telapak tangannya, karena Daniel melepas handuknya. Ghea pun memilih berlari keluar kamar ganti dan turun ke lantai bawah.“Hampir saja mataku ternodai,” gumamnya.Ghea merasa aneh, rumah itu terasa sepi. Ia tidak mencium adanya bau kehidupan di lantai bawah. Baru saja menuruni setengah anak tangga, Ghea berbalik dan kembali ke kamarnya.“Daniel di bawah sepi, kemana semua orang pergi?”
“Kapan kita pergi ke dokter untuk memeriksakan baby monster?”Ghea yang tengah melamun pun kaget karena tiba-tiba saja Daniel menanyakan hal itu. Satu minggu ini, sikap suaminya memang berubah. Seperti sekarang, sepulang kerja Daniel rela menjemputnya dari sebuah acara di mana dia baru saja selesai menyanyi.“Kita bisa pergi ke rumah sakit, tidak perlu meminta dokter ke rumah. Bukan kah sudah tidak menjadi masalah jika publik tahu bahwa kamu sedang hamil?”Pertanyaan Daniel tidak dijawab oleh Ghea, sebenarnya ia sibuk memikirkan ucapan Jenny kepadanya sebelum Daniel menjemputnya tadi.“Cepat putuskan kamu mau mengambil peran Ana lagi atau tidak! produser, sutradara dan para kru menunggu keputusanmu.”“Niel!” panggil Ghea dengan suara yang sangat lembut dan m
“Berikan nama yang tepat untukku!” pinta Daniel. “Apa kamu ingin memulai hubungan dari tingkat dasar?”“Apa maksudmu pacaran?” Ghea berucap sekenanya. Ia langsung salah tingkah setelah bertanya seperti itu. Apa lagi melihat Daniel tersenyum manis. Senyuman yang jika terlalu lama dilihat akan benar-benar bisa membuatnya jatuh cinta.“Pacar? apa kamu mau menjadi pacarku? bukankah hubungan yang paling dasar antara pria dan wanita adalah pertemanan? sepertinya kamu juga menyukaiku, tapi hanya malu mengakuinya,” goda Daniel.Ghea memasang muka kesal. Menutupi rasa salah tingkahnya karena ketahuan Daniel, ia memilih untuk menghindar dan pergi dari sana.“Apa aku sudah gila mau berpacaran denganmu? kamu pikir aku gadis macam apa? apa kamu pikir aku mudah jatuh cinta, dasar kudanil!”&nb
“Ka-ka-kamu cemburu? Daniel, aku sudah bilang jangan begini ke aku.” “Apa yang salah denganku? Coba katakan! Apa yang membuatmu sampai tidak percaya bahwa aku menyukaimu.” “Ini terlalu cepat untuk kita,” lirih Ghea. Saling mengunci pandangan dengan Daniel, mata keduanya sama-sama bergerak saling mengikuti. “Beri aku kesempatan!” Ghea membeku, ia sepertinya tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi. Hatinya semakin terisi oleh sosok pria itu, dan mungkin bayi di dalam kandungannya juga sedikit mempengaruhi perasaannya. Baby monster seolah mendukung papanya untuk merebut hati mamanya. “Jadilah kekasihku selama satu bulan Ghe! jika kamu memang tidak memiliki perasaan padaku setelahnya. Aku tidak akan memaksa lagi. Maukah kamu memberiku kesempatan? hem...” &nbs
Masih kesal karena perasaan buruk sangkanya ke Daniel. Ghea pun dibuat tak percaya karena perlakuan orang-orang yang kemarin cuek kepadanya, seketika berubah seratus delapan puluh derajat, hanya dalam waktu kurang dari satu kali dua puluh empat jam.Bahkan Sella yang kecewa karena perannya sebagai Ana di sinetron 'Ikatan Batin' direbut oleh Ghea, nampak mulai mau mengobrol dan bersikap biasa. Hal ini jelas membuat Ghea bertanya-tanya. Ghea pun mencoba kembali menggali informasi ke Noah tentang apa yang sedang terjadi sebenarnya.“Suamimu menghubungi produser, dia bilang jika tim tidak memperlakukanmu dengan baik, maka dia akan mencabut semua sponsor, dia juga meminta penulis naskah untuk menghapus semua adegan berpelukan kita,” beber Noah.“Apa? serius?”“Duarius, produser mengancam semua artis yang turut andi
Ghea menarik Daniel ke dalam rumah. Suaminya itu terlihat tersenyum mendapati perlakuannya. Berhenti di ruang keluarga, Ghea meminta Daniel untuk mengenakan kausnya kembali.“Apa kamu cemburu?” goda Daniel sambil memakai kausnya. Pertanyaannya membuat muka Ghea menjadi merah padam.“Berhenti lah menganggap aku cemburu Daniel!”Ghea berlalu masuk ke dalam kamarnya, disusul oleh Daniel yang tengah bahagia karena ia mulai bisa membaca, bahwa Ghea pasti sudah menaruh sedikit perasaan kepadanya.Menarik tangan Ghea yang tengah merajuk, Daniel mengunci tubuh gadis itu dari belakang ke dalam pelukannya.&ldqu
Memeluk erat, Daniel merasa bahagia karena Ghea yang terjaga dari mimpi buruk sama sekali tidak menolaknya. Ghea bahkan mencurukkan kepalanya ke dadanya.Membenarkan letak selimut sampai menutupi tubuh mereka, Daniel menepuk lembut punggung istrinya dan berbisik agar Ghea bisa tidur kembali.“Ada aku, jangan takut!”--Hari berikutnya, masih berada di dalam pelukan Daniel, Ghea yang sudah bangun mencoba mengingat kejadian semalam. Mimpi suaminya berselingkuh sukses membuat hatinya cenat-cenut tak karuan.Ghea memandangi wajah damai Daniel yang masih terlelap. Mengusap pipi suaminya, Ghea kaget karena Daniel tiba-tiba memegang tangannya, seolah ingin diperlakukan seperti itu lebih lama.Daniel menipiskan bibirnya tanpa membuka mata. Dan tanpa ragu, Ghea menempelkan bibirnya ke bibir pria itu, memberikan ciuman selamat pagi ke
Dikecewakan saat mulai berharap mungkin adalah satu hal yang tidak diinginkan oleh semua orang. Begitu juga dengan Ghea yang langsung ke luar dari dalam mobil, bahkan saat Daniel belum sempat mematikan mesinnya.Ghea mengusap pipinya yang masih basah, untung saja matanya tidak begitu sembab. Namun, mertuanya seperti menyadari saat berpapasan dengannya di ruang keluarga.“Apa episode selanjutnya akan banyak air mata?” tanya Nova sambil memindai wajah Ghea yang menyapanya.Ghea tersenyum. Ia memiliki pendirian, sebisa mungkin dia tidak akan pernah menceritakan masalahnya dengan Daniel ke siapapun. “Kelihatan banget ya Ma?” tanyanya seolah bercanda.“Iya, kayaknya penulis skenarionya perlu diketok palu nih, masa tokoh Ana ditindas terus.” Nova mengusap pipi menantu kesayangannya. “Tapi tenang saja, mama tidak akan memberi
"Kamu pasti belum tahu, kalau Istri Reymond masuk ke rumah sakit jiwa." Ghea yang duduk memangku Sean di dalam mobil, setelah mereka pergi jalan-jalan pun seketika menoleh, dia masih tidak menyangka kalau Nabila benar-benar mengalami gangguan kejiwaan. "Bagaimana dengan pria itu?" tanya Ghea ragu. "Reymond? aku tidak mungkin menjeratnya karena masalah memberikan obat ke minumanmu dulu, aku takut hal itu malah menjadi boomerang untuk kita." Ghea mengangguk paham, dia menunduk memerhatikan wajah Sean yang tengah terlelap. Sejatinya dia tidak bisa membayangkan jika saat itu dia benar terkena jebakan Reymond. Memalingkan wajah ke luar jendela, Ghea merasa lega hari itu dia, Daniel dan Sean bisa menghabiskan waktu bersama. Namun, dia juga mencemaskan sesuatu, tamu bulanannya yang sepertinya tak datang tepat waktu. _ _ _ Kebahagian Ghea dan Daniel seperti tak ada habisnya. Mereka masih bergelung di bawah selimut dengan tubuh polos dan Daniel memeluk erat Ghea dari belakang. Ghea
“Maaf aku harus melakukan ini, tapi aku tidak akan melepaskanmu sampai polisi datang. Meski ini hotel milikmu kamu tidak akan mungkin lolos, kamu sepertinya tidak sadar berhadapan dengan siapa,” Ucap Daniel ke Nabila yang masih meronta karena dia mengunci tangan wanita itu kuat-kuat. Ghea benar-benar menghubungi polisi, dan satu hal yang langsung dia minta saat polisi datang adalah mengamankan semua file CCTV di hotel sebelum kejadian mengerikan yang membahayakan nyawa Sean dan dirinya tadi, Hal ini Ghea lakukan bukan tanpa alasan. Nabila yang merupakan putri pemilik hotel pasti akan dengan mudah melenyapkan semua barang bukti. Untuk Reymond si brengsek yang mengakui bahwa dia lah yang memberikan obat perangsang ke Ghea, Daniel memilih untuk tidak menyampaikannya ke polisi, karena menurutnya hanya akan mengancam karir Ghea sebagai artis dan penyanyi. “Sean!” Ghea berlari mendekati seorang polisi wanita yang menggendong putranya, mengambi
BUGG Satu pukulan melayang lagi dari Daniel. Ucapan Reymond membuatnya murka, belum lagi nyawa putranya yang kini dalam bahaya. “Brengsek!” Daniel mencengkeram kerah baju Reymond dan meninju kembali muka pria itu. Dadanya bergemuruh, meskipun yang diucapkan pria itu tak sepenuhnya salah. Ya, tidak bisa dipungkiri Daniel memang bisa bertemu Ghea karena malam itu. “Apa yang kalian lakukan?” Nabila berteriak dengan kencang. Wanita yang sepertinya mengalami gangguan jiwa itu menatap nyalang Ghea, dia melotot seolah mengancam dan nekat mengarahkan ujung pisau yang tajam ke leher Sean. “Aku mohon jangan!” Ghea seketika histeris, dia berjalan mendekat membuat Nabila mundur dengan Sean yang masih ada di gendongan. Bayi itu terbangun karena kegaduhan yang terjadi di kamar itu. Melihat wanita asing jelas membuat Sean ketakutan dan menangis kencang. Daniel berdiri, dia menco
Ghea hanya tertawa dengan sangkaan Daniel, dibelainya pipi suaminya itu penuh cinta. “Dari pada memikirkan pria itu, bukankah lebih baik kita menghabiskan waktu bersama, kita ke sini untuk itu ‘kan?” Senyuman manis terbit di bibir Daniel, tangannya berangsur ke pipi Ghea. Sedetik kemudian dia menoleh ke Sean yang sudah terlelap tidur. “Di sini? atau di kamar satunya?” “Kamu tahu jawabannya Niel,” bisik Ghea dengan suara menggoda. Mereka akhirnya meninggalkan Sean dan memilih pergi ke kamar yang kemarin mereka tempati. Ghea bertindak agresif, baru saja masuk dia sudah menarik kaus Daniel hingga lolos dari tubuh kekar sang suami. Tak hanya itu Ghea melompat dan melingkarkan kedua kakinya di ke pinggang Daniel, tangannya mengalung di leher pria itu dan bibir mereka mulai beradu kembali. Hisapan dan lumatan mewarnai ciuman panas itu, kepala Ghea bahkan harus sesekali bergerak ke kiri dan ke kanan
“Apa benar kamu mau ikut?” Daniel terlihat ragu, ini karena dia masih mencemaskan kondisi Ghea, sementara istrinya itu menginginkan menemaninya untuk menghadiri jamuan makan malam, yang diadakan oleh pemilik perusahaan start up yang mengundangnya. “Iya, hanya makan malam kan? jika nanti kamu butuh lebih banyak waktu untuk berbincang dengan rekan bisnismu, maka aku dan Sean akan kembali ke kamar lebih dulu,” ucap Ghea. Daniel pun akhirnya setuju, terlebih Ghea menunjukkan luka di lehernya yang sudah dia tutupi dengan plester yang warnanya menyatu dengan kulit. “Jangan khawatir!” ucapnya sambil tertawa. *** Mereka pun akhirnya menghadiri acara jamuan makan malam itu. Daniel menjelaskan ke sang istri bahwa, perusahaan start up hanya salah satu dari usaha pria yang mengundangnya dan pengusaha lain ke acara itu. “Jadi apa usahany
Pria penolong itu memukul tangan pria yang menawan Ghea hingga memekik kesakitan. Seorang ibu-ibu langsung menarik tangan Ghea agar menjauh dari perkelahian yang dilakukan ke dua pria tadi.Adu jotos pun terjadi hingga pria jahat itu terkapar tak berdaya. Mendapat kesempatan, ia mengambil pisaunya yang tergelatak di lantai dan hampir menghujamkannya ke tubuh pria si penolong.“Tidak!” teriak Ghea, dia menutup kedua mulutnya yang menganga karena terkejut dengan apa yang kini terpampang di hadapannya.Tangan pria penolong itu menggenggam erat pisau, hingga darah mengucur dari tangannya, pria jahat itu ketakutan dan melepaskan pisau dari genggamannya, beruntung pelayan kafe menghubungi polisi tadi. Saat pria jahat itu hampir kabur petugas langsung membekuknya tanpa perlawanan.Ghea meraih Sean dari gendongan wanita yang tadi membantunya, dia berlari dan berjongkok tepat di depan pria yang me
“Reymond, dia pemilik perusahaan start up yang aku sebutkan,” ucap Daniel menjelaskan ke Ghea, “Apa mungkin orang yang sama?” Ghea begitu penasaran. “Entah lah kita bisa memastikannya besok malam, karena akan diadakan jamuan makan, pagi sampai siang ada seminar. Kamu dan Sean ada rencana jalan-jalan? Atau mau tinggal di kamar saja?” Ghea berlari menuju ranjang tanpa menjawab pertanyaan Daniel karena Sean menggeliat dan hampir menangis. Ia langsung membuka baju dan menyusui putranya itu. “Aku mungkin akan di kamar saja, aku takut Sean kelelahan jika aku mengajaknya jalan-jalan,” ucap Ghea yang direspon dengan anggukan kepala dari Daniel. Malam harinya mereka menghabiskan waktu bertiga, menggoda Sean yang mulai bisa diajak bercanda. “Sean mau adik? Mau adik nggak?” tanya Daniel sambil mencium gemas perut putranya. Sean yang tak mengerti jelas hanya
Daniel juga merasa aneh, ia menggaruk kening karena ucapan Ghea memang masuk akal. Jika penggemar jelas ini menakutkan karena sampai tahu dimana idolanya menginap bahkan nomor kamarnya, lagi pula jelas Ghea di sana untuk mengikuti dirinya, bukan untuk manggung atau sejenisnya. “Kalau begitu tidak usah diterima.” Daniel menatap sang istri kemudian pelayan, tangannya mendorong kotak yang masih dipegang pelayan itu sambil berucap,” bawa kembali!” “Begini Pak, apa tidak ingin dibuka dulu? misal di dalamnya tidak ada nama pengirim Anda boleh untuk tidak menerimanya, yang jelas orang yang mengirimkan juga menginap di hotel kami.” Ghea ragu, tapi Daniel langsung meraih kotak itu dan membukanya. Sebuah kalung berlian beserta sebuah kartu ucapan berada di dalamnya. Ia cukup terkejut dengan hadiah mahal seperti itu, karena dia juga pernah membelikan Ghea sebuah kalung berlian, di
Ghea sengaja mengosongkan jadwalnya selama empat hari karena Daniel mengajaknya pergi bersama Sean. Gadis itu sangat senang bahkan memilah sendiri baju Daniel dan putranya yang akan dibawa liburan.“Niel ini kamu bawa ‘kan?”Ghea menunjukkan dasi ke Daniel yang sedang bergurau dengan putranya di atas ranjang. Pria itu hanya menjawab dengan anggukan kepala dan kembali menciumi perut Sean hingga putranya terkekeh geli.“Dasar kalian,” gerutu Ghea sambil berlalu masuk ke dalam ruang ganti lagi. Kini matanya tertuju pada deretan lingerie miliknya, dia bergumam dalam hati haruskah membawa satu atau dua? Mereka bisa membuka kamar satu lagi untuk bercinta. Daniel dan Ghea memang memutuskan untuk tidak bercinta saat berada satu kamar dengan Sean, meskipun putranya sedang tertidur.“Hayo!” suara Daniel mengagetkan Ghea. Pria itu mencium pipi sang istri yang menoleh sa